TIP
Pemimpin yang Bersih dan Melayani
"Sebab, Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45, AYT) Pemimpin, sebuah sebutan yang memberi pengaruh dan status istimewa bagi orang yang menyandangnya. Isu seputar pemimpin begitu kencang diulas, baik oleh media cetak, media elektronik, maupun jejaring sosial. Pemimpin yang dicari sekarang ini adalah pemimpin yang bersih dan melayani. Ini adalah tema sentral yang menjadi buah pembicaraan semua kalangan, dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Pemimpin yang bersih menunjuk kepada rekam jejak yang telah dibuktikan sang pemimpin dalam arena kepemimpinan, dan diakui oleh publik bahwa dia memang sudah terbukti tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri -- tidak korupsi, tidak manipulatif, tidak kolusi dan nepotisme, jujur dan transparan, serta apa adanya. Pemimpin yang bersih lahir dari jiwa yang bersih dan pikiran yang sehat, kualitas karakter yang teruji, membuktikan diri sebagai pemimpin yang taat hukum (hukum surga dan hukum dunia), dan membuktikan diri jujur (kepada diri, orang yang dipimpin, terlebih kepada Tuhan).
Pemimpin yang melayani menunjuk kepada kesediaan pemimpin untuk melayani kebutuhan orang-orang yang dipimpin, mengupayakan kesejahteraan para pengikutnya. Sejahtera otaknya, artinya: memiliki pendidikan yang memadai dengan biaya terjangkau. Sejahtera perutnya, artinya: kebutuhannya secara ekonomi terpenuhi. Sejahtera dompetnya, artinya: kebutuhannya akan penghargaan dengan gaji yang pantas dan layak. Melalui firman Tuhan di atas, Yesus telah membuktikan diri sebagai pemimpin yang bersih dan melayani.
Ciri pemimpin yang bersih dan melayani ialah:
1. Rela turun. Yesus adalah Allah. Untuk kepentingan manusia, Dia rela turun dari surga, lahir dalam rupa manusia, hidup sebagai manusia, melayani manusia, dan menjawab kebutuhan manusia. Di sisi lain, Yesus juga membuktikan diri sebagai pemimpin yang rendah hati. Dia tidak mempertahankan diri-Nya sekalipun Dia punya hak. Kekuasaan-Nya ditanggalkan. Dia harus turun untuk menolong manusia supaya manusia dikembalikan kepada posisi yang semula. Berbeda dengan pemimpin zaman sekarang. Mereka tidak rela turun dari singgasana kekuasaannya, cenderung arogan, dan berupaya dengan menghalalkan berbagai cara supaya tetap duduk di kursi kekuasaan. Lebih dari itu, mereka menggunakan kekuasaannya untuk menekan orang lain.
2. Melayani sebagai gaya hidup. Yesus tidak saja rela turun dari surga, tetapi juga melayani. Melayani menjadi gaya hidup Yesus. Dia melayani semua kalangan tanpa pandang muka. Pemimpin sekarang cenderung dilayani, bukan melayani. Hampir di semua level, pemimpin dan organisasi lebih senang dilayani daripada melayani. Yesus telah memberikan teladan bagi pemimpin pada umumnya, secara khusus pemimpin Kristen, yaitu teladan untuk turun dan teladan melayani sebagai gaya hidup.
3. Rela berkorban. Yesus tidak saja rela turun dan menjadikan pelayanan kepada manusia sebagai gaya hidup, tetapi juga rela berkorban. Dia mengorbankan nyawa-Nya demi keselamatan manusia. Dia rela mati demi kebahagiaan manusia. Inilah model pemimpin sejati, yaitu pemimpin yang tidak bersembunyi ketika pengikut-pengikut-Nya mengalami keadaan yang sukar; pemimpin yang tidak mencari aman bagi diri-Nya sendiri. Sebagai pemimpin Kristen, kesediaan untuk berkorban harus dipahami sebagai bagian dari panggilan kepemimpinan. Kesediaan untuk berkorban dalam perspektif Kristen becermin pada Yesus sebagai Pemimpin Sejati, Pemimpin Mulia, dan Pemimpin Agung.
Kiranya kita termotivasi untuk mengaplikasikan teladan yang telah diwariskan Yesus kepada kita dalam arena kepemimpinan kita. Patut diakui, memang tidak gampang, tetapi bukan berarti tidak bisa. Bersama dengan Yesus, kita pasti cakap menjalani dan mengimplementasikannya.
Audio Pemimpin yang Bersih dan Melayani
|