BIMBINGAN ALKITABIAH
Firman Tuhan Mengenai Jiwa yang Hancur
Mempersiapkan Pelayanan bagi Jiwa yang Hancur
Karena kita berurusan dengan jiwa yang hancur dari posisi khusus kristiani, menurut saya penting bagi kami untuk menunjukkan di awal bahwa kenyataan akan hati (atau jiwa) yang hancur tidak hanya diakui dalam Alkitab, tetapi juga banyak ditemui. Hal ini terdapat pada beberapa ayat yang paling terkenal dan sering dikutip dalam Alkitab. Beberapa ayat yang kurang dikenal menekankan kebutuhan Allah yang sangat serius dan nyata agar jiwa-jiwa yang hancur disembuhkan di antara umat-Nya.
Seperti yang kami jelaskan di akhir artikel kisah Markus, jiwa yang hancur merupakan hal yang cukup penting bagi Yesus untuk mengutip Yesaya 61:1, tepat di awal pelayanan-Nya. Yesaya 61:1 mengatakan:
"Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara."
Adalah wajar untuk memikirkan ungkapan-ungkapan seperti "remuk hati" sebagai kiasan, seperti saat berkata, "Dia patah hati," ketika hubungan percintaan berakhir. Namun, seperti halnya pada banyak ayat di dalam Alkitab, pengamatan yang lebih dekat mengungkapkan bahwa itu bukanlah kiasan sama sekali.
Para teolog mengajarkan kita bahwa penafsir Alkitab yang terbaik adalah Alkitab itu sendiri. Misalnya, ketika Alkitab menggunakan simbol-simbol, yang terbaik adalah untuk melihat apakah Alkitab menafsirkan simbol itu untuk Anda, daripada membiarkan pembaca menafsirkannya sendiri. Mereka mengajarkan kepada kita untuk pertama-tama melihat konteks langsung dari bagian itu, kemudian kitab yang Anda baca, kemudian ke seluruh Alkitab. Pada banyak tempat, Alkitab menafsirkan sendiri. Kita hanya perlu tahu di mana mencarinya. Ini adalah aturan yang kita harus ikuti jika kita ingin tahu apakah Yesaya 61:1 berbicara secara harfiah tentang patah hati. Saya setuju dengan John Eldredge (penulis Wild at Heart) yang dengan sangat baik menjelaskan hal ini ketika ia menulis:
.... Ketika Yesaya berbicara tentang patah hati, Tuhan tidak menggunakan metafora. Bahasa Ibraninya adalah leb shabar (leb untuk hati, dan shabar untuk patah). Yesaya menggunakan kata shabar untuk menggambarkan semak yang "ranting-rantingnya kering, mereka patah" (27:11); untuk menggambarkan berhala Babel terbaring "hancur di tanah" (21:19), seperti patung hancur menjadi ribuan keping ketika Anda menjatuhkannya dari meja; atau untuk menggambarkan tulang yang hancur (38:13). Allah berbicara secara harfiah di sini. Dia mengatakan, "Hatimu saat ini hancur berkeping-keping. Aku hendak menyembuhkannya."[1]
Perlu dicatat bahwa kata Ibrani leb juga diterjemahkan pikiran dan batin manusia, di samping hati. Para teolog juga memberi tahu kita bahwa Perjanjian Lama dan Baru mengacu pada pikiran, jiwa, dan hati sebagai hal yang hampir sama. Hal ini memungkinkan saya untuk menggunakan istilah "jiwa yang hancur", yang menurut saya adalah istilah yang lebih baik untuk pelayanan penginjilan yang membebaskan.
Jiwa yang Hancur di Seluruh Alkitab
Salah satu ayat yang paling jitu tentang jiwa yang hancur adalah Yakobus 4:8, "... Sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati." Kata Yunani untuk mendua hati adalah dipsuchos. Ketika Anda mencari makna lebih luas dari dipsuchos, Anda menemukan bahwa secara harfiah berarti "terombang-ambing" dan "dua-jiwa", "mendua-jiwa", atau "jiwa-terbagi". Itu berasal dari awalan "dis" yang berarti dua kali, dan "psuche" yang berarti jiwa.
Beberapa ayat lain yang menggunakan kata-kata yang sama leb dan shabar (patah hati) yang digunakan dalam Yesaya 61:1 meliputi:
Mazmur 51:17: "Hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."
Mazmur 147:3: "Ia menyembuhkan orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka."
Mazmur 34:18: "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."
Sebuah Mandat Alkitab
Tuhan sangat serius dengan pemulihan luka yang mendalam dari anak-anak-Nya, terutama kehancuran hati mereka. Anda akan melihat dalam informasi di situs ini bahwa jiwa yang hancur dapat menjadi salah satu bentuk yang paling merusak dari penindasan rohani. Namun, saya harus berhadapan dengan orang-orang yang telah didiagnosis dengan gangguan mental ketika saya tidak menemukan gangguan yang terkubur dalam jiwa mereka yang hancur berkeping-keping. Apakah mengherankan bahwa Allah akan menganggap masalah ini dengan sangat serius?
Dalam Yeremia, Allah benar-benar menyebutnya kejijikan ketika para pemimpin Allah tidak menyembuhkan orang yang patah hati sama sekali. Dalam Yeremia 8:7, Allah mengatakan bahwa penyembuhan ini adalah "kebutuhan" dan dengan kejam menghukum umat-Nya karena tidak menyembuhkan ini dalam pasal 6 dan 8.
Yeremia 6:14-15: "Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera. Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka."
Yeremia 8:11-12: "Mereka mengobati luka puteri umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera. Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka."
Tuhan juga mencurahkan seluruh Yehezkiel 34 untuk mengatasi masalah penyembuhan umat-Nya dengan lembut. Jelas, penyembuhan jiwa yang hancur adalah tanggung jawab yang telah diberikan Allah kepada umat-Nya -- terutama para pemimpin umat-Nya. Saya harus percaya bahwa Dia akan meminta pertanggungjawaban kepada para penatua-Nya untuk ini.
Sebuah Perspektif Praktis
Di Hope Preserved Ministries, kami mendapati bahwa kondisi jiwa yang hancur adalah inti dari hampir semua tekanan serius yang kami hadapi. Hal ini benar, baik ketika kami berhadapan dengan pergumulan emosional, gangguan mental, maupun penyalahgunaan ritual setan. Bagian dari pelayanan langsung ini dengan mudah menyita 90% atau lebih dari waktu yang kami gunakan bersama dengan konseli. Tak perlu dikatakan, kami sangat berkomitmen untuk pelayanan ini dan akan bekerja dengan konseli kami selama diperlukan untuk melihat mereka utuh.
Juga penting disebutkan bahwa kami tidak pernah menemukan jiwa hancur yang tidak membutuhkan penyembuhan di berbagai tingkat. Ini adalah faktor lain yang telah membuat kami mengadopsi pendekatan berdasarkan kebutuhan untuk pelayanan penginjilan yang membebaskan. Sementara hal itu dilakukan melalui rujukan ke beberapa bidang lain, Theophostic Prayer Ministry menjadi komponen penting dalam strategi pelayanan kami bagi orang-orang yang jiwanya hancur. (t/Jing-Jing)
[1] John Eldredge, Waking the Dead, (Nashville, Tennessee: Thomas Nelson, 2003): p. 132
Diterjemahkan dari: |
Nama situs |
: |
Hope Preserved Ministries |
Alamat situs |
: |
http://hopepreserved.org/?page_id=421 |
Judul asli artikel |
: |
What Does the Bible Say About the Broken Soul? |
Penulis artikel |
: |
Mark and Risa Evans |
Tanggal akses |
: |
8 September 2017 |
|