Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2000/11/23 |
|
Kamis, 23 November 2000 (Minggu ke-23 sesudah Pentakosta)
|
|
Firman sebagai fondasi dan bahan pembangunan selanjutnya. Sejak umat Israel dalam pembuangan, tidak ada lagi orang yang menyuarakan firman Tuhan bagi mereka. Oleh karena itu saat Ezra kembali membacakan kitab Taurat, hati mereka sangat tersentuh bahkan berduka cita. Mereka disadarkan bahwa mereka telah berbuat dosa dan melanggar perintah-perintahTuhan sehingga mereka harus mengalami hukuman-Nya. Ketika mereka semua sedang menangis, Nehemia menasihati mereka agar bersukacita. Nasihat Nehemia itu berdasarkan pada konsep yang benar yaitu semakin kita menyadari betapa berdosanya kita di hadapan Allah, semakin bersukacitalah kita atas pengampunan Allah. Akhirnya mereka menuruti segala nasihat Nehemia untuk mengadakan perjamuan sebagai bentuk ucapan syukur mereka, memang itulah yang seharusnya mereka lakukan sesuai dengan pemahaman firman Tuhan (13). Pertobatan seluruh bangsa Israel adalah langkah awal bagi reformasi suatu bangsa. Langkah lebih lanjut yang harus dilakukan yaitu para pemimpin keluarga dan pemimpin spiritual masyarakat bersama Ezra menelaah kitab Taurat. Tindakan ini penting karena salah satu penyebab pembuangan bangsa Israel adalah kesalahan dan dosa para pemimpin bangsa. Langkah yang benar menghasilkan buah rohani yang efektif dan menyegarkan yaitu mereka kembali disadarkan untuk merayakan hari raya pondok daun yang sudah tidak pernah mereka rayakan sejak zaman Yosua. Ini tidak berarti mereka tidak pernah lagi menyelenggarakan hari raya pondok daun sebab Ezr. 3:4 menyatakan bahwa mereka sudah menyelenggarakan hari raya pondok daun sebelumnya. Disini ingin dinyatakan bahwa perayaan pondok daun dengan semangat dan penghayatan seperti zaman nenek moyang mereka baru terselenggara kembali setelah beratus-ratus tahun lamanya tidak pernah terjadi. Dan dalam perayaan selama 7 hari itu firman Tuhan dibacakan tiap hari. Renungkan: Melalui peristiwa ini kita dapat melihat bahwa reformasi suatu bangsa yang dimulai dengan firman Tuhan harus dilanjutkan dengan firman Tuhan. Sebab firman Tuhan yang mampu terus mengarahkan dan membimbing kita kepada jalan yang harus kita lalui. Firman sebagai fondasi dan firman sebagai bahan pembangunan selanjutnya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |