BAHAN HUMOR
Sayembara Juragan Tambak
Download Audio
Alkisah ada seorang juragan tambak bernama Sablah yang sedang mengadakan sayembara.
"Siapa saja yang berani terjun ke dalam tambakku akan mendapat hadiah berupa sepeda motor," kata Sablah.
Banyak orang berkumpul menonton sayembara tersebut, tetapi tidak ada satu pun yang berani terjun ke dalam tambak. Sebab, tambak tersebut bukan berisi ikan, melainkan buaya, biawak, aligator, dan sebangsanya.
Karena tidak ada yang berani terjun, hadiahnya pun diganti dengan mobil Kijang terbaru. Akan tetapi, tetap saja tidak ada yang berani terjun ke tambak karena ngeri melihat buaya yang besar-besar itu dengan mulutnya yang menganga.
Akhirnya, Sablah menambah lagi hadiahnya: mobil Kijang terbaru ditambah rumah beserta segala isinya. Meski demikian, tetap saja tidak ada yang berani terjun.
Setelah semuanya terdiam sepi, tiba-tiba Muntiyadi melompat ke dalam tambak. Semua penonton bertepuk tangan melihat Muntiyadi berkelahi dengan buaya.
Setelah kira-kira satu jam, Muntiyadi pun tampil sebagai pemenang. Bajunya compang-camping akibat berkelahi dengan makhluk-makhluk ganas tersebut.
Setelah menghela napas, Sablah menghampiri Muntiyadi untuk menyerahkan hadiahnya, tetapi Muntiyadi menolak.
"Baiklah, akan aku tambah lagi dengan uang tunai sebesar lima ratus juta," kata Sablah, tetapi Muntiyadi tetap menolak.
"Aku tambah lagi dengan emas seberat satu kilogram," kata Sablah lagi, tetapi Muntiyadi tetap tidak mau menerimanya.
"Ya sudah, begini saja, kamu mau minta apa pun akan aku turuti," kata Sablah tidak mau kalah.
Akhirnya, Muntiyadi menjawab, "Aku minta supaya orang yang mendorong aku tadi dibawa ke sini sekarang juga."
[Diambil dari: https://newcurzon.wordpress.com/2008/03/14/humor-jawa-guyonan/]
“Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.”
—Yohanes 3:16
Guru Jawa Mengajar di Papua
Download Audio
Seorang guru transmigran dari Jawa yang mengajar di Papua bertanya kepada muridnya.
Bu Guru: "Gareng, siapakah Suharto?"
Gareng: "Tra tau, Ibu."
Bu Guru: "Kalau Megawati Soekarno Putri?"
Gareng: "Sa tra kenal juga, Ibu."
Bu Guru: "Bagaimana ini. Kamu tidak pernah belajarkah?"
Gareng: "Belajarlah, Bu. Sekarang, saya tanya Ibu. Ibu kenal Dominggus Pigomekah?"
Bu Guru: "Tidak."
Gareng: "Zakharias Kayame?"
Bu Guru: "Tidak tahu juga. Memang mereka siapa?"
Gareng: "Ya itulah, Ibu. Kita ini 'kan punya kenalan sendiri-sendiri. Jadi, jangan paksa saya tahu kenalan Ibu."
[Diambil dari: http://riajenaka.com/2016/10/19/cerita-lucu-humor-jawa/]
“Saudara-saudaraku, jangan ada banyak di antaramu menjadi guru karena kamu tahu bahwa kita yang mengajar akan dihakimi dengan ukuran yang lebih berat.”
—Yakobus 3:1, AYT
|