BAHAN HUMOR
Tebak-Tebakan Kue
Download Audio
Sepasang kekasih saling bermain tebak-tebakan. Tampaknya, dalam permainan mereka, sang pria selalu menang sehingga kekasihnya menjadi sebal karena terus-menerus tidak bisa menjawab. Hal ini terus terjadi sampai pada tebak-tebakan tentang kue.
Pria: "Kue apa yang bisa nyanyi?"
Wanita: "Enggak tau."
Pria: "Kue ora jamu."
Wanita: "????"
Pria, yang merasa kreatif dengan tebakan tentang kue, berkata lagi, "Kue apa yang enggak enak dilihat?"
Wanita: "Enggak tau."
Pria: "Kuetika kamu jerawatan."
Wanita: (Menghela napas dengan wajah mulai kencang.)
Masih belum mau berhenti, sang pria berkata lagi, "Kue apa yang bikin galau?"
Kekasihnya, yang sudah merasa kesal, tidak mau lagi menjawab.
Sang pria, yang tidak juga peka dengan perubahan wajah sang kekasih, dengan terkekeh menjawab, "Kuepepet harus ngajak kamu nonton pada akhir bulan."
Tidak bisa menahan emosi karena sejak tadi mendengar jawaban sang kekasih yang agak-agak menyinggung hati, sang wanita akhirnya berkata, "Oke, kue apa yang bikin kamu enggak bakal kasih tebak-tebakan lagi ke aku?"
Sang pria berusaha berpikir keras, tetapi tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
Si wanita, dengan berseru berkata, "Kue, Elo, End!"
[Sumber: Kiriman dari N. Risanti]
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
—Amsal 4:23
Pembeli Adalah Raja
Download Audio
Humhum baru saja diterima bekerja sebagai pramusaji di suatu restoran yang juga baru saja dibuka. Pada suatu malam, ketika sedang melayani rombongan tamu di meja nomor 45, Humhum terlihat berdebat dengan salah seorang pelanggan yang duduk dalam rombongan tersebut. Pak Manajer pun meminta maaf kepada pelanggan tersebut dan memanggil Humhum untuk menasihatinya secara pribadi.
Manajer: "Hum, ada apa tadi? Kenapa kamu berdebat dengan pelanggan kita?"
Humhum: "Maaf, Pak. Habisnya ... dia bawel terus, tanya-tanya terus setiap menu yang ada, tetapi belum pesan-pesan juga, padahal yang lain sudah pesan. Lagi pula, setiap saya menjelaskan menu tersebut, dia selalu berpikiran negatif terhadap penjelasan saya."
Manajer: "Setiap orang itu berbeda, Hum. Lagi pula, bukankah kamu sudah di-briefing setelah diterima bekerja di sini? Ingat tidak dengan semboyan utama kita?"
Humhum: "Ingat, Pak. Pembeli adalah raja, benar 'kan?"
Manajer: "Betul, bagus kalau kamu hafal, tetapi jangan cuma dihafalkan, harus dipraktikkan juga."
Humhum: "Itu sudah saya lakukan, Pak."
Manajer: "Lalu, mengapa tadi kamu nekat berdebat dengan tamu itu?"
Humhum: "Soalnya saya tahu dia bukan pembeli, Pak. Dia makan di sini cuma ditraktir doang."
Manajer: "*&^%&**))!!!"
[Sumber: Kiriman dari Mahardhika Dicky Kurniawan]
“Apa saja yang kamu lakukan, lakukanlah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
—Kolose 3:23
|