Judul artikel ini menyesatkan. Misi seperti apa yang sedang kita bicarakan? Misi Kristen? Misi dunia? Jika salah satu dari kedua misi tersebut adalah fokus diskusi kita, misi semacam itu tidak memiliki masa depan. Jika fokusnya adalah misi Allah, kita bisa berdiskusi tentang masa depannya. Kita bisa berdiskusi tentang bagaimana misi itu terkait dengan seluruh dunia, dan peranan apa yang dimiliki pengikut Kristus pengikut Kristus dalam misi tersebut.
Bertahun-tahun yang lalu, perusahaan-perusahaan melihat perlunya menyatakan, baik visi maupun misi organisasi mereka dengan jelas. Kedua faktor ini perlu dinyatakan dengan jelas sehingga setiap orang yang terkait dengan bisnis perusahaan dapat mengerti dan menerima misi perusahaan, sambil mereka berusaha melayani klien mereka.
Allah sudah lebih dulu memahami semua jargon perusahaan itu. Dr. W.O. Carver, seorang profesor misi terkemuka selama 50 tahun di Southern Baptist Theological Seminary, selalu menanyakan kepada murid-murid di kelas-kelas Introduction to Missions dua pertanyaan ini: "Apa yang menjadi pesan utama Alkitab?" dan "Apakah Alkitab berbicara tentang segala hal?" Seluruh sisa kuliah yang ia berikan, ia gunakan untuk menunjukkan bahwa Alkitab berbicara tentang satu hal -- misi Allah.
Dalam buku terbarunya yang berjudul "The Mission of God", Christopher J.H. Wright menyarankan bahwa kita perlu membaca seluruh isi Alkitab dalam perspektif misi Allah yang melampaui batas. Memahami Alkitab dari sudut pandang misi berarti untuk "menerima bahwa sudut pandang Alkitab terhadap dunia menempatkan kita di tengah-tengah narasi (pengisahan) alam semesta, yang di baliknya berdiri misi Allah yang hidup". Gagasan ini dinyatakan dalam sebuah narasi yang cukup jelas sehingga siapa pun yang mengklaim sebagai pengikut Kristus, akan secara antusias menjalankan misi Sang Pemilik/CEO.
Wright menyatakan bahwa narasi besar ini mengungkapkan tiga realitas: realitas Allah, realitas narasi alam semesta, dan realitas manusia. Maka dari itu, "otoritas bagi misi kita mengalir dari Alkitab karena Alkitab mengungkapkan realitas yang padanya misi kita dilandaskan".
Allah menciptakan segala sesuatu secara sengaja, dengan tujuan. Kita tahu siapa Allah. Kita tahu siapa diri kita. Kita tahu di mana kita berada. Kita tahu masalahnya. Kita tahu solusinya. Bagaimana kita tahu? Karena Allah telah menceritakannya sejak masa penciptaan. Allah menciptakan para co-manager ciptaan Allah, Adam dan Hawa. Ketika mereka mengambil keputusan egosentris yang mengakibatkan mereka kehilangan peranan dan tempat tinggal asli mereka, kasih karunia Allah memelihara mereka serta misi awal mereka.
Ketika dosa umat manusia begitu besar sehingga tidak ada satu pun yang layak dipelihara, Allah berfokus pada seorang pria yang saleh, yaitu Nuh. Ketaatan Nuh bertemu dengan kasih karunia Allah, dan misi tersebut tetap terjaga. Dan, umat manusia saat itu diberi mandat untuk menyebar dan memenuhi bumi.
Ketika umat manusia memutuskan untuk menetap, bukannya menyebar, dan membangun sebuah menara sebagai monumen atas kecerdasan pikiran mereka, Allah menghakimi dan menyerakkan mereka. Melalui kisah ini, kita dibuat bertanya-tanya. Di manakah kasih karunia? Akankah misi Allah kembali ke jalurnya?
Kitab Kejadian pasal 12 memberikan jawabannya. Allah memanggil Abraham. Dari keturunannya, Allah memanggil suatu umat yang harus terpisah dan terlepas dari cara hidup dunia, tetapi masih tinggal di dalam dunia. Mereka adalah kumpulan co-manager misi Allah, kaum Adam, imam-imam yang akan menjadi jembatan yang menghubungkan Allah dengan semua ciptaan. Akan tetapi, abad-abad yang telah berlalu sepertinya mengaburkan perbedaan antara "umat" yang istimewa ini dan umat-umat lainnya. Apakah masih ada sisa dari mereka yang mengerti mengapa Allah memilih mereka untuk menjalankan misi-Nya?
Ketika waktunya sudah genap, Allah kemudian menyatakan Firman yang paling jelas yang pernah diucapkan-Nya. Misi Allah menjadi daging. Misi Allah dan misi Yesus adalah sama. Sama seperti Allah bagi suatu umat pilihan yang adalah ciptaan-Nya, begitu juga Yesus bagi "perpanjangan" Israel yang kita sebut sebagai "gereja". Selama 2000 tahun terakhir, gereja, sebagai hamba misi Allah, telah mengalami pasang surut, seperti yang dialami oleh keturunan-keturunan Abraham. Setia -- tidak setia. Benar, gereja telah dirintis di setiap benua dan bangsa yang kita ketahui, mulai dari gereja yang sangat lemah sampai gereja yang kelihatannya kuat. Meskipun demikian, apakah itu berarti bahwa tugas gereja telah selesai? Jika tidak, seperti apa masa depan misi Allah di bumi dan alam semesta ini?
Pada zaman ini, angin Roh Kudus berembus kembali. Banyak gereja di dunia Barat bahkan tidak menyadari ketika pergeseran besar sedang terjadi. Belahan bumi selatan bangkit sebagai basis dari apa yang sekarang ini kita sebut sebagai "Majority World Church". Dari semua orang Kristen di seluruh dunia, 75% di antaranya tinggal di belahan bumi selatan dan timur. Mayoritas orang percaya tidak berbicara bahasa Inggris. Era kerasulan baru telah tiba. Orang-orang percaya di Afrika, Amerika Latin, dan Asia menanggapi Alkitab dengan serius. Mereka terlibat dalam apa yang mereka baca, dan meyakini bahwa Alkitab yang mereka baca pada masa kini sama relevannya dengan Alkitab ketika pertama kali ditulis. Mereka telah membuang gaya Barat dalam "pelaksanaan misi". Mereka bergerak sesuai dengan arahan Roh Kudus.
Mari kita melihat beberapa daerah spesifik yang menggambarkan pergerakan Roh Kudus.
AFRIKA
Pada tahun 1900, terdapat sebanyak 8,7 juta orang Kristen di Benua Afrika. Pada tahun 2000, terdapat sekitar 350 juta orang Kristen. Menurut Lamin Sanneh, seorang cendekiawan dan profesor asli Afrika di Yale Divinity School, pada tahun 1900 jumlah orang Muslim melebihi jumlah orang Kristen dengan rasio 4:1. Pada tahun 2000, rasionya hampir 1:1. Sanneh menghubungkan ledakan pertumbuhan ini dengan beberapa faktor: 1) Adanya perluasan wilayah, setelah kolonialisme, selama masa kebangkitan nasional, 2) efek menyeluruh penerjemahan Alkitab dalam bahasa-bahasa di Afrika, dan 3) para pemimpin Afrika yang melangkah maju untuk memimpin perluasan wilayah tanpa hambatan dari pihak asing. (Sanneh, Whose Religion Is Christianity) Bukankah Roh nyata bekerja dalam semua peristiwa ini? Jika kecenderungan-kecenderungan tersebut terus berlanjut, pada tahun 2050, akan terdapat 600 juta orang Kristen di Benua Afrika.
TIONGKOK
Christianity Today, dalam edisi 21 September 2007, melaporkan bahwa sebuah hasil penelitian yang dibacakan pada rapat pemerintah baru-baru ini, mengindikasikan bahwa terdapat setidaknya 130 juta orang Kristen di Tiongkok saat ini, termasuk sekitar 20 juta orang Katolik. Sebagai gambaran, populasi total penduduk Jepang adalah 127 juta jiwa.
Thomas Alan Harvey, seperti dikutip dalam buku karya David Aikman yang berjudul "Jesus in Beijing" mengatakan, "Terlepas dari kebijakan mana yang diambil oleh pemerintah Tiongkok, gereja di Tiongkok akan sangat memengaruhi bentuk kekristenan secara global bagi generasi-generasi mendatang."
David Aikman menyatakan bahwa persebaran pengaruh Tiongkok ke Asia dan belahan dunia selatan dalam dua dekade terakhir barangkali akan memengaruhi kekristenan dalam skala global.
Terlepas dari pendapat seseorang tentang suatu gerakan di Tiongkok yang disebut "Back to Jerusalem Movement", angin Roh Kudus telah menggerakkan hati ratusan orang percaya di Tiongkok yang berkomitmen membawa Injil melalui Jalur Sutra dari Tiongkok, melewati Asia Selatan dan Timur Tengah, menuju ke titik asalnya. Diperkirakan, setidaknya terdapat 100.000 misionaris Tiongkok yang akan mengambil tantangan tersebut tanpa berpikir untuk kembali pulang.
KOREA
Jumlah orang percaya di Korea Selatan diperkirakan sebanyak 12 juta jiwa atau lebih dari 25 persen dari total populasi. Beberapa orang mengatakan bahwa lebih dari 35 persen dari personel angkatan bersenjata adalah orang Kristen.
Korea, sekarang ini, adalah negara pengutus misionaris terbesar kedua di dunia. Sumber-sumber tepercaya menyatakan bahwa terdapat 16.200 misionaris yang bekerja di 180 negara. Pihak lain memperkirakan bahwa angka tersebut bisa mencapai 19.000 orang. Gereja-gereja di Korea mengirimkan 1.100 misionaris baru setiap tahun.
INDIA
Terdapat lebih dari 10.000 misionaris India yang bekerja secara lintas budaya di dalam negara mereka sendiri. Ribuan gereja telah dirintis selama satu dekade terakhir.
FILIPINA
Beberapa pemimpin penginjilan di Filipina menyatakan bahwa akan ada lebih dari 200.000 misionaris Filipina yang bekerja di seluruh dunia selama beberapa tahun ke depan. Ribuan orang percaya bekerja di perusahaan-perusahaan di negara-negara Timur Tengah. Mereka tidak terlihat seperti misionaris tradisional. Meskipun demikian, mereka menanggapi iman mereka dengan sangat serius.
KESIMPULAN
"Gereja Mayoritas Dunia" memiliki lebih dari 103.000 misionaris yang bekerja di seluruh dunia. Banyak dari mereka berada di antara orang-orang yang paling sedikit dijangkau di muka bumi. Amerika Serikat dan Kanada hanya memiliki 112.000 misionaris lintas budaya, banyak dari mereka bekerja di daerah-daerah yang lebih "tradisional" tempat gereja telah dirintis selama bertahun-tahun.
Melihat fakta-fakta mengesankan tentang lokasi gereja-gereja yang bersifat dinamis, menurut Anda seperti apa masa depan misi Kristen dunia? Tidak, bukan itu pertanyaannya. Seperti apa masa depan misi Allah? Masa depannya ialah bahwa misi Allah bergerak maju menuju kejayaannya ketika orang-orang dari setiap suku, ras, dan bangsa berkumpul di sekeliling takhta Allah dengan menyanyikan pujian bagi Dia yang layak dipuji.
Doa saya adalah supaya mereka yang tinggal di belahan bumi utara dan dunia Barat akan melihat iring-iringan besar pengikut Kristus yang setia ini, dan bergandengan tangan serta mempertautkan hati dalam usaha bersama untuk membuat Kristus dikenal sampai ke ujung bumi. -- William R. O'Brien, Bill dan istrinya, Dellanna, telah melayani selama bertahun-tahun sebagai misionaris di Asia Tenggara. Dia adalah mantan Wakil Presiden Foreign Mission Board di SBC, dan dianggap oleh banyak orang sebagai seorang pemikir-misi masa depan. (t/Odysius)
Download Audio
|