Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/09/07 |
|
![]() |
|
Minggu, 7 September 2025 (Minggu ke-13 sesudah Pentakosta)
|
|
Bagaimana rasanya kalau ada orang berbuat baik kepada kita, lalu ternyata dia ada pamrih atas kebaikannya itu? Rasanya kecewa, ya? Bisa jadi kalau kebaikan itu berupa makanan, rasanya makanan itu jadi sulit tertelan. Sudah senang mendapatkan makanan enak, kok ternyata ada maksud lain dari pemberian makanan itu. Yesus mengajak supaya orang tidak mengadakan pesta, lalu mengundang orang-orang yang bisa balik mengundang pada lain kesempatan (12). Malah, secara ekstrem, Yesus mengajarkan supaya mengundang orang-orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta (13). Apakah itu berarti Yesus anti dengan perjamuan bersama orang-orang yang dikenal? Tentu bukan demikian karena nyatanya Yesus juga menghadiri perjamuan bersama orang-orang yang dikenal-Nya. Namun, hal itu mengajarkan supaya orang berbuat dengan tulus, tanpa mengharapkan balasan. Suatu kebaikan tidak seharusnya diharapkan balasan. Balasannya anugerah Tuhan sendiri (14). Ajaran untuk menjadi tulus tentu masih berlaku hingga saat ini. Kebaikan seharusnya murni, tanpa diembel-embeli harapan mendapatkan balasan dari siapa pun. Sebuah pemberian menjadi lebih berarti ketika disampaikan dengan tulus. Bersikap tulus juga akan menolong orang untuk hidup dengan ringan. Ketika seseorang berbuat baik dengan tulus, dia tidak akan terbeban oleh harapan untuk mendapatkan balasan yang sepadan. Jadi, ya, orang tidak akan repot mempertimbangkan untung rugi dan tidak pula kecewa ketika ternyata tidak mendapat balasan. Di tengah dunia yang penuh dengan tindakan berdasarkan pamrih, motivasi tidak murni dalam berelasi, dan sarat dengan kepentingan, ada ungkapan bahwa "tak ada kawan, tak ada lawan, yang ada hanya kepentingan". Itu artinya, semua yang dilakukan harus mendapatkan imbal balik yang sepadan. Mengikut Yesus berarti meneladan ketulusan-Nya karena Dia lebih dahulu melakukannya. Dia hadir di dunia, menebus dosa manusia dengan ketulusan, tanpa meminta balasan dari kita. Semua diberikan semata-mata karena kasih-Nya. [KRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |