Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/08/18 |
|
![]() |
|
Senin, 18 Agustus 2025 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Andaikata ada lima orang yang masing-masing diminta memakai kacamata berwarna berbeda-beda, ada yang hitam pekat, merah, hijau tua, biru tua, dan bening transparan, kemudian mereka diminta melihat sebuah objek yang sama dan menilainya, apakah cerita mereka akan sama? Penilaian masing-masing dari mereka akan berbeda-beda, sesuai dengan warna kacamatanya. Hal seperti itulah yang terjadi pada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dalam melihat dan menilai Tuhan Yesus setelah Tuhan mengusir setan dari seorang yang bisu. Seperti mata memandang dengan kacamata hitam, mata hati mereka telah tertutup oleh perasaan iri karena popularitas Tuhan Yesus pada saat itu. Hal ini jelas dari perkataan mereka bahwa Tuhan Yesus melakukan mukjizat dengan kuasa Be'elzebul. Akibatnya, mereka menganggap negatif kuasa Tuhan Yesus. Mereka tidak mampu melihat kuasa dan karya Allah dalam diri Tuhan Yesus, sehingga muncullah olok-olok, sikap sinis, dan fitnah (15). Mereka sudah tidak bisa lagi berpikir dengan jernih dan objektif. Belajar dari kisah ini, janganlah perasaan iri memengaruhi penilaian kita terhadap orang lain. Sikap waspada dan berjaga-jaga terhadap perasaan iri serta hal apa pun yang bisa menutupi mata iman kita sangat penting kita miliki. Jangan sampai kita berbuat dosa dan melakukan kesalahan karena mata iman kita tertutup. Jika dibiarkan, dosa dan kesalahan itu akan beranak pinak. Mari kita berhati-hati terhadap perasaan iri yang sewaktu-waktu bisa muncul dari dalam hati kita seperti yang dialami orang Farisi dan ahli Taurat. Meskipun tampaknya sederhana, ternyata iri hati dapat menentukan sikap, ucapan dan tindakan kita. Bisa jadi, iri hati memicu tindakan ekstrem yang berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain. Mari kita memohon pertolongan Tuhan agar kita mampu menyadari dan menemukan apa saja yang sedang menutupi mata hati kita. Lalu, mari kita kelola bersama Tuhan agar itu menjadi sesuatu yang positif. Di dalam Tuhan, perasaan iri bisa diubah menjadi semangat untuk maju. [MTH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |