Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/07/02 |
|
![]() |
|
Rabu, 2 Juli 2025 (Minggu ke-3 sesudah Pentakosta)
|
|
Apa yang menjadikan seorang pemimpin berhasil? Apakah kepopulerannya yang begitu dominan atau kehebatannya yang tiada tergantikan? Tentu saja tidak. Seperti yang dicontohkan Rasul Paulus, seorang pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang meninggalkan legacy (warisan). Rasul Paulus tidak singgah di Efesus, karena itu ia meminta para penatua Efesus untuk datang ke Miletus (17). Dalam pertemuan itu, ia memberikan pesan-pesan penting untuk mereka, yaitu beberapa kesaksian mengenai apa yang dialaminya dalam pelayanan. Dia telah mencucurkan banyak air mata karena pelayanan. Namun, dia tak pernah melalaikan tugasnya, yakni setia mengajar dan memberitakan Injil (20-21). Dia berserah kepada pimpinan Roh Kudus dan bertekad menyelesaikan tugasnya meski nyawanya terancam (22-24). Inilah warisan Rasul Paulus bagi jemaat di Efesus, dan juga bagi kita, yakni semangat, kesetiaan, dan kecintaannya kepada Tuhan. Mereka memang tidak akan melihat Paulus lagi, tetapi warisan yang ditinggalkannya akan bertahan selama-lamanya (25-27). Paulus menasihati para penatua agar mereka menggembalakan jemaat sesuai dengan karunia Roh Kudus, dan berjaga-jaga karena akan ada banyak ajaran sesat yang masuk ke dalam kumpulan mereka, sehingga para penatua harus menggembalakan dengan baik (29-31), dan membantu jemaat yang lemah (35). Pelayanan yang dilakukan oleh Paulus menuntutnya untuk selalu berpindah tempat, sehingga dia tidak bisa menjadi aktor utama seolah-olah hanya dia yang hebat. Siapa yang seharusnya berperan penting adalah jemaat Efesus itu sendiri. Merekalah yang harus meneruskan pelayanan. Jadi, pemimpin yang baik bukanlah dia yang fungsinya tidak tergantikan, melainkan dia yang melakukan semua fungsinya dengan sebaik-baiknya, lalu meninggalkan warisan semangat, kesetiaan, dan kecintaannya kepada Tuhan kepada generasi berikutnya. Bagaimana warisan semangat, kesetiaan, dan kecintaan kita kepada Tuhan untuk penerus kita? [YGM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |