Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/02/24 |
|
Rabu, 24 Februari 2010
|
|
Judul: Yesus dan anak-anak Menarik melihat Matius menempatkan kisah ini setelah kontroversi mengenai perceraian. Betapa banyak anak-anak yang menjadi korban perceraian. Hidup mereka rusak karena orang tua yang egois, memilih jalan pintas hanya untuk kepentingan mereka sendiri. Orang tua seperti itu ibarat penyesat-penyesat yang telah dipaparkan Yesus pada perikop sebelum ini (lih. Mat. 18:6-7). Sikap Yesus yang begitu baik dan lembut terhadap anak-anak, belum menular dalam diri para murid-Nya. Bagi para murid, anak-anak hanya mengganggu dan merepotkan orang dewasa. Itulah sebabnya para murid memarahi orang-orang yang membawa anak-anak mendekati Yesus. Tindakan para murid pasti mengecewakan mereka. Mungkin mereka berharap Yesus dapat mendoakan dan memberkati anak-anak itu. Namun Yesus yang tanggap dan peduli tidak membiarkan hal itu berlangsung lama. Ia menegur para murid agar tidak menghalangi mereka untuk datang kepada-Nya. Mereka pun kemudian punya kesempatan untuk mendapatkan keselamatan dan hidup kekal. Yesus sendiri menegaskan bahwa mereka adalah yang empunya kerajaan sorga karena termasuk golongan yang paling mudah tersentuh kuasa Injil dan percaya kepada Yesus. Ini yang mereka nyatakan di pelataran Bait Allah dengan memuji-muji Yesus (Mat. 21:15-16). Kita harus meneladani Yesus dalam mengasihi dan memberkati anak-anak. Caranya adalah dengan mendidik dan mengajari mereka sejak dini agar mengenal Yesus dan menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Ingatlah bahwa jiwa mereka pun berharga di mata Tuhan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |