Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/01/17 |
|
Jumat, 17 Januari 2014
|
|
Judul: Berani menyatakan kebenaran Kelompok yang melihat Yesus sebagai orang baik dan yang melihat Yesus sebagai penyesat tidak berani bicara terbuka tentang Yesus, sebab mereka takut terhadap Yahudi yang bermaksud membunuh Yesus (Yoh. 7:13). Orang-orang Yahudi yang bermaksud membunuh Yesus juga menutupi maksud mereka sekalipun telah diketahui orang banyak, bahkan oleh Yesus sendiri. Berbeda dengan Yesus. Ketika orang banyak secara diam-diam membicarakan dan ada juga yang bermaksud membunuh Dia, Yesus justru secara terbuka mengajar di Bait Allah (14) dan secara terbuka menyatakan asal ajaran-Nya (16-18). Namun pernyataan-pernyataan Yesus ditanggapi secara negatif. Ketika Yesus menyatakan bahwa Ia berasal dari Allah, orang banyak menganggap Dia kerasukan setan (20). Ketika Yesus menyatakan bahwa tindakan-Nya menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (Yoh. 5:1-18) tidak melanggar Taurat, orang jadi mempertanyakan asal-usul-Nya. Walau demikian, Yesus tidak berhenti menyatakan kebenaran. Ia menunjukkan bahwa mereka menghakimi orang dengan tidak adil karena didasarkan pada apa yang kelihatan (24). Ternyata walaupun keselamatan-Nya terancam, Yesus tetap memilih untuk menyatakan kebenaran dengan cara benar. Dari ketiga pihak tadi, manakah yang merefleksikan hidup kita? Apakah kita seperti orang yang tahu kebenaran, tetapi pilih diam karena takut? Atau seperti orang Yahudi yang tidak mau mengakui kebenaran Yesus karena merasa diri paling benar? Atau seperti Yesus, yang berani menyatakan kebenaran dengan cara benar sekalipun terancam? Kiranya Tuhan menolong kita untuk mengambil sikap dan tindakan yang benar. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |