Krisis Kepemimpinan (I) |
Edisi 210, 20 Maret 2018 |
Salam kasih,
Krisis bisa menimpa siapa saja. Sekalipun seseorang mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis, ketika krisis itu datang, orang tersebut tetap akan terguncang. Demikianlah fakta dari salah satu artikel di bawah ini mengenai krisis dan kesiapan kita. Sebagai orang percaya, bahkan sebagai pemimpin Kristen, seberapa siapkah kita menghadapi krisis? Bagaimana jika krisis ini terjadi dalam kepemimpinan Kristen, sedangkan dunia sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin Kristen yang berkualitas?
Pada edisi kali ini, e-Leadership menyajikan beberapa artikel seputar krisis kepemimpinan. Kami berharap dengan banyaknya artikel yang kami siapkan ini, Anda dapat semakin termotivasi untuk mengetahui dan mempelajari krisis kepemimpinan secara lebih mendalam dan belajar bagaimana menyikapi hal ini. Selain itu, kami mengajak Anda untuk mempersiapkan hati untuk menyambut hari Paskah dengan merenungkan bagaimana seharusnya orang percaya merespons pengorbanan Yesus di kayu salib melalui renungan di bawah ini. Selamat membaca keseluruhan edisi ini. Kiranya Anda diberkati. Tuhan Yesus menyertai.
|
"Sebab, Aku telah memberikan contoh kepadamu supaya kamu juga melakukan seperti yang Aku lakukan kepadamu."
(Yohanes 13:15, AYT)
|
RENUNGAN
Merespons Pengorbanan Yesus
Tibalah saatnya Anak Manusia akan disalibkan. Ia harus minum dari cawan penderitaan yang telah Dia terima. Dia menanggung hukuman yang seharusnya dijatuhkan atas manusia.
Kematian Kristus di kayu salib memperlihatkan karya penebusan dan pendamaian yang Dia lakukan. Dengan penebusan, rantai perbudakan dosa yang membelenggu manusia diputuskan. Dengan pendamaian, hubungan yang rusak antara pendosa dengan Allah dipulihkan. Pendamaian harus dilakukan karena murka Allah yang telah bangkit akibat dosa manusia. Murka ilahi ini hanya dapat dipuaskan dengan keadilan, yakni pelaku dosa harus dihukum. Kematian Kristuslah yang kemudian memuaskan keadilan dan kekudusan Allah. Karena itu, ketika dosa dibereskan, pembatas antara manusia dan Allah telah dirobohkan. Kuasa dosa telah dikalahkan, dan kita diselamatkan dari murka Allah (Roma 6:8-9).
Dengan demikian, pada salib, kita tidak hanya melihat kebesaran kasih Allah, tetapi juga panasnya murka dan penghakiman-Nya. Bagi kita yang berpikir bahwa Allah tidak terlalu serius memandang dosa, marilah kita menghitung-hitung harga yang harus dibayar oleh Kristus untuk melunasi utang dosa itu. Itulah yang akan mendorong kita menentukan pilihan saat datang pada salib Kristus. Tidak bisa tidak!
Salib memang memberikan gambaran sempurna tentang Manusia yang rela mengorbankan diri-Nya bagi manusia lainnya (Yohanes 15:13), serta menggambarkan kebesaran kasih seorang suami kepada istrinya (Efesus 5:25-27). Namun, berhadapan dengan salib seharusnya tidak membuat Anda mengambil gambaran teladan saja. Anda harus memilih: percaya kepada Kristus yang menyelamatkan Anda atau menolak Dia dan kemudian menanggung murka-Nya. Salib tidak membiarkan manusia berada dalam posisi netral atau abu-abu. Kita percaya kepada Yesus atau, sebaliknya, mengambil posisi sebagai musuh-Nya. Kiranya Allah memampukan Anda untuk merespons dengan benar.
Audio Merespons Pengorbanan Yesus
|
ARTIKEL
Apakah Anda Siap Menghadapi Krisis?
Berikut adalah artikel-artikel yang berhubungan dengan krisis global.
1. Menghadapi Krisis
Krisis adalah situasi genting yang mengguncangkan keseimbangan hidup dan memaksa kita untuk mengubah hidup kita secara drastis. Penyakit kritis, kecelakaan, musibah alam, atau tindak kejahatan adalah beberapa contoh krisis yang kadang menimpa kita. Ada beberapa hal tentang krisis yang mesti kita ketahui.
- Kita tidak akan pernah dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis. Sesiap apa pun, tatkala krisis terjadi, kita tetap akan terguncang.
- Dalam kondisi tertekan akibat krisis, acap kali kita melakukan hal-hal yang tidak lazim kita lakukan. Untuk sementara, kita kehilangan kendali atas diri kita.
Selengkapnya »
2. Krisis Kepemimpinan Global
Pakar kepemimpinan John Gardner mengungkapkan bahwa ketika Amerika didirikan pada tahun 1776 dengan sekitar tiga juta penduduk, negara tersebut memiliki enam pemimpin kelas dunia: George Washington, John Adams, Thomas Jefferson, Benjamin Franklin, James Madison, dan Alexander Hamilton. Pada tahun 1987, dengan populasi lebih dari 240 juta penduduk, Amerika seharusnya memiliki 480 pemimpin kelas dunia. Namun, di manakah mereka?
Pertanyaan yang sama harus diajukan bukan saja di Amerika, melainkan juga di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pertanyaan yang sama juga berlaku bukan saja dalam bidang politik dan pemerintahan, melainkan juga dalam bidang bisnis, pendidikan, sosial, religius, dan berbagai bidang kehidupan lainnya.
Selengkapnya »
3. Krisis Ekologi dan Kepemimpinan Kristen
- Alam dan isinya diciptakan terlebih dahulu sebelum manusia dengan tujuan menyediakan kebutuhan hidup manusia. Artinya, Tuhan memang memakai alam dengan segala isinya agar menjadi sumber hidup dan kelangsungan hidup manusia. Jika manusia merusaknya, manusia akan tahu sendiri akibat yang harus ditanggungnya.
- Dalam Kejadian 1:26-29, Tuhan berfirman: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu."
Dari paparan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa kita tidak bisa menafsirkan "beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi ..." terlepas dari konteks maksud Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan, menurut gambar-Nya. Begitu juga dengan perintah "berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi".
Selengkapnya »
|
KUTIPAN
"Komitmen ketika menghadapi konflik menciptakan karakter."
— John C. Maxwell
|
INSPIRASI
Tuhan Meneguhkan
Pada masa Republik Romawi, diktator (bahasa Latin: dictator, pendikte) adalah sebuah jabatan politik yang luar biasa. Pemegang jabatan tersebut menjadi penguasa absolut Republik Romawi. Menurut konstitusi Republik Romawi, seorang diktator ditunjuk hanya dalam keadaan darurat militer untuk masa jabatan enam bulan. Setelah waktu enam bulan ini berakhir, diktator harus turun dari jabatannya dan pemerintahan republik berjalan seperti biasa. Diktator adalah satu-satunya jabatan di Republik Romawi yang dikecualikan dari prinsip kolegialitas (seorang pejabat harus bertanggung jawab atas jabatannya). Diktator Romawi yang terakhir adalah Julius Caesar, yang akhirnya menjabat sebagai diktator seumur hidup. Hal ini memicu kemarahan dari para pendukung Republik Romawi yang tidak ingin kekuasaan absolut berada di tangan satu orang, dan Caesar akhirnya dibunuh pada tahun 44 SM.
Seorang diktator akan berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan takhtanya. Seorang sukses juga tidak ingin jatuh dan gagal lagi. Ada pepatah yang mengatakan bahwa hidup seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Apabila kita sedang berkekurangan atau kurang berhasil, berarti kita sedang berada di bawah. Namun, ketika kita sudah berada di atas dan berjaya, apa kita mau kembali gagal dan terpuruk lagi? Tentu saja tidak.
Mengembangkan atau mempertahankan keberhasilan pun butuh usaha ekstra. Seorang atlet perlu latihan yang lebih keras. Seorang pengusaha harus membenahi semua sistem yang belum sempurna. Seorang pemimpin juga harus lebih jeli menghadapi setiap permasalahan yang ada. Jika Tuhan telah berkarya dalam kelemahan kita untuk menjadi kuat, biarkan Tuhan berkarya pula dalam kejayaan kita. Bukan untuk menjadi diktator dan serakah atas anugerah yang diberikan Tuhan, melainkan untuk mempertahankan dan mengembangkan segala usaha dan niat yang baik, menjadi buah-buah yang terbaik bagi diri kita dan orang-orang di sekitar kita.
"Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi." (Keluaran 8:23)
Diambil dari: |
Judul buku |
: |
Renungan Harian Hikmat |
Judul renungan |
: |
Tuhan Meneguhkan |
Penulis |
: |
Yoga |
Penerbit |
: |
Deo Production |
Tanggal renungan |
: |
8 Maret 2013 |
|
|
Kumpulan Bahan Paskah dari YLSA |
Apakah Anda sedang mempersiapkan acara Paskah di gereja, persekutuan, atau komunitas Anda? Kunjungilah situs Paskah Indonesia! Situs Paskah Indonesia berisi bahan-bahan seputar Paskah berupa artikel, drama, puisi, kesaksian, buku, humor, tip Paskah, lagu Paskah, dll.. Anda juga bisa mengirimkan bahan-bahan Paskah karya Anda ke situs ini dan membagikannya kepada orang lain. Selain situs ini, Anda juga bisa berkunjung ke situs Paskah.co yang juga memiliki banyak sumber bahan referensi Paskah yang berkualitas. Jadi, pastikan Anda akan mendapat banyak bahan Paskah yang alkitabiah dalam berbagai jenis untuk mendukung persiapan Paskah Anda melalui situs Paskah kami.
YLSA juga menghadirkan kisah-kisah Paskah dalam bentuk video menarik yang dapat diunduh secara gratis di YouTube. Kami juga mengundang Anda untuk berinteraksi dengan anak-anak Tuhan yang lain dan berbagi berkat/pengalaman/bahan seputar Paskah di Facebook Paskah.
Paskah segera datang, jangan menunda lagi. Segeralah kunjungi sumber-sumber bahan Paskah YLSA dan dapatkan berkatnya!
|
|