TOKOH DOA
George Muller: Manusia Pendoa dan Beriman Teguh
Doa dan Iman George Muller Sangat Luar Biasa dalam Sejarah
George Muller dulunya adalah seorang pencuri. Melalui pertobatannya, Tuhan membuat Müller menjadi pendoa dan orang yang beriman besar. Itu terjadi hanya untuk menunjukkan bahwa Tuhan dapat menggunakan siapa saja agar kemuliaan-Nya dinyatakan, bahkan melalui seorang pencuri.
Masa Muda
Müller lahir di Prussia (Jerman dalam masa kini) pada tahun 1805. Ayahnya adalah seorang pemungut pajak, dan George sering mencuri dari ayahnya. Tidak hanya seorang pencuri, Müller muda juga seorang penjudi dan pemabuk. Menurut Müllers, pada tahun 1819, Müller yang saat itu berusia 14 tahun, pada malam ibunya meninggal, "keluar dengan teman-temannya bermain kartu di sebuah kedai dan menghabiskan sepanjang hari berikutnya untuk minum, tidak menyadari kematian ibunya". [1] Orangtua Müller tidak mengenal Tuhan, jadi mereka tidak punya cara untuk mengajar dia dalam cara-cara pendidikan bagi anak Kristen.
Halle
George Muller muda dikirim ke Halle pada usia 20 tahun untuk belajar menjadi seorang pendeta Lutheran, bukan karena ia percaya, tetapi dengan begitu ia bisa memiliki gaya hidup yang nyaman. Meski belajar menjadi seorang pendeta, Müller terus hidup dalam gaya hidup yang sembrono. Dia sering mencuri dari teman-temannya. Müller dan sekelompok temannya pergi ke Swiss untuk menghabiskan musim panas, yang dilakukan Müller dengan memalsukan tanda tangan ayah mereka.
Perubahan Hidup dari Pelajaran Alkitab
Suatu hari, Beta (salah satu teman Müller) mengundangnya untuk mengikuti studi Alkitab yang diadakan pada Sabtu malam. Müller tidak pernah mengalami hal seperti itu. Para siswa berdoa dengan berlutut, menyanyikan lagu, dan mendengarkan pesan yang dituliskan oleh seorang pendeta. Müller berkata kepada Beta dalam perjalanan pulang, "Semua yang telah kita lihat dalam perjalanan kita ke Swiss, dan semua kesenangan kita dulunya, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan malam ini." [2] Minggu itu juga, Müller berlutut dan mengabdikan hidupnya kepada Kristus.
Misionaris
Setelah ia memilih untuk mengikut Kristus, Müller muda memutuskan untuk menjadi seorang misionaris, tetapi ayahnya tidak menyetujuinya. Müller muda memutuskan untuk tidak mengambil sepeser pun uang ayahnya untuk kuliah. Müller berdoa untuk ketersediaan uang kuliahnya. Suatu hari, beberapa profesor dari Amerika datang untuk menanyakan apakah ia bersedia menjadi penerjemah mereka. Ketika Müller menyadari bahwa pekerjaan itu akan memberinya bayaran yang lebih besar dari tarif normal untuk penerjemah, ia setuju. Dengan demikian, permohonan doa pertamanya untuk kuliah terjawab.
Misionaris di Bristol
Setelah kuliah, Müller pergi untuk mengikuti pelatihan bersama London Missionary Society
untuk menjadi seorang misionaris bagi orang-orang Yahudi. Dia jatuh sakit selama pelatihan, dan harus pindah ke bagian lain dari negara tersebut untuk sementara waktu agar kesehatannya pulih. Sementara ia pergi, ia menjadi yakin bahwa kedatangan Kristus tidak lama lagi. Setelah pulih, Müller kembali ke London, tempat ia berhenti dari pelatihan. Ia ingin memulai pekerjaan misionaris itu dengan segera. Ia mulai berkhotbah di Bristol. Saat berada di sana, Müller tidak tega melihat anak-anak yatim di jalan. Ia harus melakukan sesuatu, tetapi apa yang bisa dilakukannya? Müller kemudian memiliki ide untuk memulai sebuah panti asuhan. Banyak dari anggota jemaatnya mengejeknya, mengatakan kepadanya bahwa bukan itu yang mereka lakukan di Inggris. Müller ingin membuktikan bahwa mereka salah dan menunjukkan kepada mereka bahwa bersama dengan Allah, ia dapat memulai sebuah panti asuhan. Ketika ia berdoa untuk dana dan pekerja yang dibutuhkan, orang-orang mulai menyumbang ke panti asuhan dan menawarkan untuk membantu di panti asuhan dengan berbagai cara.
Manusia Pendoa
Pada 1836, Müller membuka panti asuhan pertama di Wilson Street. Pada awalnya, tidak ada anak-anak, lalu ia menyadari bahwa ia dan istrinya tidak berdoa untuk keberadaan anak-anak. Begitu mereka mulai berdoa, anak-anak mulai datang mengalir. Müller harus membangun beberapa panti asuhan lagi karena adanya permintaan. Akhirnya, ada terlalu banyak anak di Wilson Street. Para tetangga mulai mengeluh tentang anak-anak. Müller tahu bahwa sudah waktunya untuk mulai mencari tempat baru. Seperti biasa, ia berdoa untuk rumah masa depan bagi panti asuhan. Panti asuhan akhirnya berpindah ke Ashley Down, yang memiliki lebih banyak ruang untuk anak-anak serta agar panti asuhan dapat berkembang.
Suatu pagi, anak-anak lapar dan sudah siap untuk sekolah. Mereka duduk di meja dan memohon berkat atas makanan yang akan diberikan. Tiba-tiba, ada ketukan di pintu. Berdiri di depan pintu adalah tukang roti. Dia mengatakan kepada Müller bahwa dirinya tidak bisa tidur dan memutuskan untuk memanggang roti untuk anak-anak. Saat berikutnya, terdengar ketukan di pintu. Berdiri di sana adalah tukang susu. Truknya telah rusak dan dia ingin memberikan semua susu kepada anak yatim sebelum susu itu menjadi basi. Semuanya itu adalah makanan yang cukup bagi anak-anak yatim untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kematian
Pada tanggal 9 Maret 1989, Müller memimpin pertemuan doa di gereja yang digembalakannya di Bristol. Keesokan harinya, pada tanggal 10 Maret, Müller meninggal dunia dalam usia 92 tahun. Semua iringan anak yatim, yang telah menerima dampak pekerjaannya, serta para anggota gereja (yang terus dikhotbahinya bahkan saat menjalankan panti asuhan) berjalan mengiring peti matinya.
Setelah pertobatan George yang dramatis, ia menjadi seorang pendoa. Ia tahu bahwa Allah akan menyediakan semua kebutuhannya, bahkan kebutuhan dari anak-anak yatim. Melalui kisah Müller, kita dapat belajar untuk bertekun melalui doa, dan bahwa Allah akan menjawab doa-doa sesuai waktu-Nya. (t/N. Risanti)
[1] Müllers. http://www.mullers.org/timeline#year-1837
[2] Christian Biography Resources. http://www.wholesomewords.org/biography/bmuller2.html
|