ARTIKEL
Generasi Muda dan Gereja
Generasi Muda Saat Ini Adalah Generasi yang Menarik
Saat saya bekerja bersama dan mempelajari tentang kaum muda hari ini, kelihatannya jelas bahwa mereka bukan bagian dari Abad Pencerahan, dan mereka juga tidak memiliki pandangan modern bahwa rasio dapat menuntun kita menuju segala kebenaran yang benar-benar melampaui batasan pengetahuan kita saat ini.
Namun, sebagai suatu generasi, apa yang mereka percayai?
Meskipun secara kronologis, mereka termasuk generasi pascamodern, saya yakin bahwa mengatakan bahwa mereka adalah generasi pascamodern pun akan salah. Tidak seperti orang-orang pascamodern, mereka sangat mendambakan sebuah kisah yang hebat untuk memahami dunia di sekeliling mereka. Mereka menginginkan makna. Mereka mendambakan sebuah pengharapan sejati.
Akan tetapi, pengharapan adalah target yang sukar untuk ditangkap di dunia. Banyak dari orang tua mereka yang menaruh pengharapan dalam ekonomi, politik, dan kekuatan militer Amerika. Anak-anak mereka, bagaimanapun, menyaksikan kegagalan ekonomi, kerusuhan politik, dan ancaman teroris yang terus ada. Masa depan tampaknya tidak begitu indah. Jadi, apa yang tersisa bagi mereka untuk diharapkan jika mereka tidak memiliki masa depan? Momen. Dan, kebahagiaan adalah momen yang terbaik.
Kaum muda mengejar kebahagiaan, tetapi sarana yang diberikan oleh dunia -- belanja, hiburan, seks, media sosial -- mengacaukan upaya keras itu sendiri. Kesenangan berlalu dengan cepat. Relasi, yang sering kali bersifat dangkal, dengan cepat menjadi berantakan. Hiburan tidak bisa memberikan kepuasan yang tahan lama. Pada akhirnya, kebahagiaan di dunia hanyalah sekadar pelarian sementara dari realitas di dunia.
Mati-matian Mencari
Dengan keadaan demikian, tidaklah mengejutkan jika ada banyak kaum muda yang gelisah, merasa tidak aman, letih, dan mati-matian mencari makna untuk menjelaskan semua luka dan penderitaan yang mereka lihat di sekeliling mereka, makna untuk keberadaan diri mereka sendiri. Sedihnya, banyak orang yang berada di dalam gereja tidak memberikan apa-apa yang lebih riil dibandingkan ajaran dunia yang tidak abadi. Dalam beberapa gereja, "kelompok kaum muda" disamakan dengan permainan-permainan yang sedang populer, hiburan, dan ajaran yang dangkal. Mereka diberi tahu, "Ya, kehidupan di dunia ini kacau, tetapi jangan khawatir, suatu hari kelak kamu akan mati dan masuk surga. Keadaan akan menjadi baik di sana. Sementara itu, mau lihat berapa banyak marshmallow yang bisa aku tempelkan di mulutku?"
Apakah kita benar-benar meyakini bahwa iman kaum muda kita begitu tidak berarti sehingga yang terbaik yang Allah miliki bagi mereka saat ini adalah pelarian sementara dari dunia pada hari Rabu malam dan Minggu pagi? Pelayanan semacam ini hanya menegaskan sebuah keyakinan mengenai kehampaan dalam hidup ini.
Di manakah terdapat makna dan pengharapan? Dalam Yesus.
Saya yakin sepenuhnya bahwa apa yang paling dibutuhkan oleh kaum muda masa kini adalah Injil Tuhan Yesus Kristus. Dalam Dia sajalah berdiam seluruh kepenuhan Allah, dan dalam Dia sajalah kita menjadi penuh (Kolose 2:9-10). Terlebih lagi, hanya Dialah yang memberi makna pada kehidupan ini.
Dia tidak datang untuk lari dari dunia, melainkan untuk menebusnya. Ketika Anda membaca kitab-kitab Injil, Anda akan melihat cara Yesus dan kerajaan-Nya mendatangkan penebusan kepada dunia ini dengan mengatasi kejahatan fisik (sakit secara emosional dan fisik), kejahatan metafisika (Setan dan Iblis), dan kejahatan moral (dosa).
Dan, berita yang mengagumkan dari Injil adalah bahwa kita dipindahkan ke dalam kerajaan Yesus yang memiliki penebusan dan pengampunan dosa (Kolose 1:13-14), kerajaan yang kita doakan agar datang "di bumi seperti di surga" (Matius 6:10). Itu adalah sebuah kerajaan yang penuh dengan makna untuk zaman sekarang yang memulihkan hati yang hancur dan menguatkan orang yang dicobai saat mereka tinggal di dunia (tetapi bukan berasal dari dunia).
Inilah sebabnya, Paulus meminta kepada jemaat mula-mula di Kolose: "berakar dan bangunlah dirimu di dalam Dia, teguhkanlah imanmu sebagaimana telah diajarkan kepadamu, dan melimpahlah dengan ucapan syukur" (Kolose 2:7).
Akan tetapi, asumsi yang dibuat oleh Paulus adalah agar semua orang Kristen -- termasuk yang muda -- diajari tentang kerajaan ini -- memperkenalkan Yesus, Sang Mesias, sama seperti yang disampaikan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Inilah Yesus, yang dalam Dia, kaum muda bisa menanamkan akar iman mereka, diberi makan, ditumbuhkan, dan dibangun.
Umat-Nya, Gereja
Di mana Yesus bisa ditemukan? Dalam penyembahan umat-Nya, gereja. Seperti yang dikatakan oleh orang-orang, cara kita bisa mengenal Yesus adalah melalui sarana yang Dia berikan kepada kita: Kitab Suci, persekutuan orang Kristen yang sejati, sakramen, dan doa. Ini merupakan praktik-praktik yang, melalui iman, memperbarui pikiran mereka sedemikian rupa sehingga memampukan kaum muda untuk memandang dan hidup di dunia dengan tujuan dan makna sebagai para pengikut Yesus. Ini adalah praktik-praktik yang, melalui iman, memaksa kaum muda lepas dari kungkungan teknologi mereka, agar tidak merasa harus diperlakukan secara istimewa, dan menuntun mereka untuk rendah hati dan bertobat. Ini adalah praktik-praktik yang melalui iman mengungkapkan kebergantungan mereka kepada Yesus dan mengingatkan mereka bahwa mereka membutuhkan anugerah.
Dan, ini adalah praktik-praktik yang seharusnya merupakan penyembahan kita sebagai gereja. Tentu saja, beberapa praktik ini tidak hanya terjadi pada tempat kaum muda, tetapi pada hatinya, ini merupakan praktik seluruh tubuh gereja: muda dan tua beribadah bersama-sama.
Saya benar-benar menyukai pelayanan kaum muda. Akan tetapi, yang penting adalah kita harus memastikan bahwa kita memisahkan kaum muda demi kepentingan kita dan mereka. Mereka adalah bagian dari tubuh Kristus juga, dan tidak ada bagian dari tubuh yang bisa tetap sehat jika salah satu anggotanya dipisahkan dan dikesampingkan. Jika kita memisahkan kaum muda, kita tidak hanya akan kehilangan semua yang mereka miliki untuk diajarkan kepada kita, tetapi kita secara kurang bijaksana juga mengajarkan kepada mereka bahwa gereja hanya untuk orang dewasa -- mereka yang menikah dan memiliki keluarganya sendiri. Kemudian, kita heran mengapa mereka tidak ikut terlibat dalam gereja sebagai mahasiswa atau kaum muda lajang, padahal dalam realitasnya, kitalah yang memberi tahu mereka selama ini bahwa gereja belumlah menjadi tempat untuk mereka.
Doa saya adalah bahwa saat kita melayani sebuah generasi yang mendambakan makna, kita tidak akan kehilangan pandangan tentang realitas bahwa apa yang dibutuhkan oleh kaum muda adalah Yesus, dan bahwa Dia sepenuhnya diberikan dalam komunitas gereja, yang merupakan bagian paling penting. (t/Jing-Jing)
Unduh Audio
|