Salam kasih dalam Kristus,
Melayani Tuhan merupakan panggilan setiap orang percaya. Melayani Tuhan berarti kita melakukan apa yang menjadi kehendak dan kepentingan Tuhan kita. Alkitab banyak menuliskan tentang orang-orang yang dipakai secara luar biasa oleh Tuhan untuk melayani Dia. Dari mereka, kita bisa belajar banyak tentang apa yang Allah inginkan dari seorang hamba Tuhan yang giat melayani-Nya.
Salah satu tokoh Alkitab yang juga giat melayani, meski namanya tidak terlalu banyak disebutkan dalam Alkitab, adalah Lukas. Sosoknya yang dikenal sebagai seorang tabib ini ternyata memiliki karakter baik yang patut kita teladani. Tidak hanya itu, komitmennya untuk terus melayani Tuhan juga semakin menguatkan kita untuk tetap giat dan semangat memberikan yang terbaik bagi kemuliaan nama-Nya. Kiranya melalui artikel mengenai Lukas di edisi e-BinaSiswa ini, hati kita semakin rindu untuk melayani-Nya dengan lebih bersungguh-sungguh. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.
|
|
ARTIKEL
Keteladanan Lukas dalam Melayani Tuhan
Ditulis oleh: Amidya
Melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab adalah kewajiban anak-anak Tuhan. Melayani adalah memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Hal itulah yang dilakukan oleh Lukas, sang penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Tidak hanya waktu dan tenaga, tetapi Lukas memberikan teladan kepada semua orang Kristen di segala abad untuk bisa memaksimalkan semua yang ada pada diri kita berguna bagi Tuhan.
Lukas adalah seorang Yunani yang tinggal di kota Antiokhia. Lukas berprofesi sebagai seorang tabib (dokter), ia dapat pula disebut sebagai seorang sejarawan. Mengapa demikian? Karena Lukas mencatat peristiwa-peristiwa dalam sejarah gereja, catatannya dimulai saat kenaikan Yesus hingga menjelang kematian Paulus. Catatan sejarah Lukas dapat kita baca dalam Alkitab kita, yaitu Kisah Para Rasul. Itulah bukti bahwa Lukas adalah seorang sejarawan yang mencatat berbagai peristiwa penting pekabaran Injil pada awal abad pertama.
Keteladanan Lukas dalam melayani dapat kita lihat dari karakternya selama ia turut dalam pelayanan pengabaran Injil. Berikut ini adalah karakter dari Lukas yang dapat menjadi teladan bagi setiap orang percaya yang rindu untuk bersungguh-sungguh melayani Tuhan.
-
Setia
Lukas adalah seorang yang setia. Kesetiaannya adalah untuk Tuhan dan bagi rekan sekerjanya. Lukas setia kepada Tuhan karena setelah pertobatannya, ia memberikan diri bagi pelayanan pengabaran Injil (Filemon 24). Lukas juga setia kepada rekan sekerja. Lukas mengenal Yesus melalui Paulus di Troas, Asia Kecil. Setelah bertobat, Lukas tidak pergi begitu saja, tetapi ia turut menyertai Paulus memberitakan Injil ke Filipi (Kisah Para Rasul 16:10-17).
Kesetiaannya kepada Tuhan ia nyatakan dalam pelayanannya. Ia tidak gentar menghadapi berbagai rintangan dalam mengabarkan Injil. Merril C. Tenney dalam bukunya Survey Perjanjian Baru mengatakan bahwa Lukas pergi ke Yerusalem untuk mencari dokumen-dokumen kisah Yesus, yang kemudian dituliskan dalam sebuah Injil yang indah yang disebut Injil Lukas.
-
Teliti
Lukas adalah seorang yang teliti. Ia tidak hanya teliti dalam menyelidiki cerita dan kisah-kisah Yesus, tetapi Lukas juga teliti mencatat lahirnya gereja hingga pengabaran Injil. Semua perjalanan para rasul dikumpulkan menjadi satu dan dituliskan dalam bukunya yang kedua, yaitu Kisah Para Rasul. Ketelitian Lukas sebenarnya sudah terlihat ketika kita membaca pembukaan Injil Lukas, "... aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya" (Lukas 1:3). Seorang yang menyelidiki adalah seorang yang teliti, sehingga ia bisa menemukan kronologi hidup Yesus, menyusun dan membukukan kisah Yesus dengan teratur dan mendapat satu hipotesis bahwa kehidupan dan karya Yesus benar adanya (Lukas 1:4).
-
Rela Berkorban
Lukas adalah seorang yang rela berkorban. Ketika ia sudah lahir baru, ia berani meninggalkan profesinya sebagai dokter untuk menjadi pelayan pekabaran Injil bersama dengan Paulus dan rekan sekerja yang lain. Dokter di masa Kerajaan Romawi adalah seorang abdi kerajaan, saat ia mengenal Kristus, hidupnya diabdikan kepada Allah. Kendati demikian, keahlian dalam merawat orang sakit tetap berguna dan ia pakai untuk merawat Paulus ketika ia berada di Roma (Kisah Para Rasul 27:1-28:16).
Pengorbanan yang Lukas lakukan tidak sia-sia, tetapi ia berkorban untuk sesuatu yang bernilai kekal, yaitu untuk Tuhan Allah. Dengan segala konsekuensi yang ada, Lukas berani untuk menderita dalam pengabaran Injil, ia berani untuk memberitakan Injil sampai ke Kaisarea, sekalipun Paulus tidak bersamanya (Kisah Para Rasul 21:17; Filemon 1:23-24). Lukas berani mempertahankan tulisannya bahwa Yesus benar-benar hidup dan Ia adalah Tuhan. Tidak ada nama di bawah kolong langit ini yang sanggup menyelamatkan, selain nama Yesus (Kisah Para Rasul 4:12).
-
Cakap dan Aktif
Lukas adalah keturunan bangsa asing berbahasa Yunani yang berpendidikan tinggi. Dengan demikian, Lukas adalah seorang yang cakap. Kecakapan Lukas tidak hanya terlihat dari sapaan Paulus "tabib Lukas yang terkasih", tetapi dari wawasan dan pengetahuan akan Yesus dan sejarah gereja pada awal abad pertama.
Selain cakap, Lukas adalah seorang yang aktif. Setelah bertobat, Lukas menjadi pemimpin jemaat di Filipi yang terkenal karena semangat dan kesetiaannya (Lihat 2 Korintus 8:22). Keaktifan Lukas dalam memimpin jemaat di Filipi terkenal sampai ke Akhaya. Lukas juga seorang yang aktif karena ia terkenal dalam pewartaan Injil.
Refleksi
Bagaimana dengan remaja Kristen pada masa kini? Beranikah kita meneladani Lukas dan menjadi generasi yang aktif bagi pelayanan firman?
Catatan dari seorang Bapa Gereja bernama Eusebius, Lukas bertobat pada usia yang relatif muda (Tulluan, 1999). Setelah bertobat, ia memberi hidupnya bagi Tuhan. Karakter yang ia miliki adalah teladan bagi generasi muda saat ini untuk berani mengambil keputusan. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama dibangun di dalam pengenalan akan Allah. Menumbuhkan karakter-karakter kristiani dalam hidup sehari-hari sehingga hidup kita berkenan bagi Allah dan kita dapat memberikan sumbangsih bagi gereja, masyarakat, sekolah, dan bagi bangsa/negara kita.
Sumber bacaan:
- Tenney, C. Merril. 1995. Survey Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas. Hlm. 213 -- 215.
- "Lukas". Dalam Alkitab SABDA - Lukas.
- Tulluan, Ola. 1999. Introduksi Perjanjian Baru. Malang: YPPII. Hlm. 27 -- 30.
|
|
RENUNGAN
Lukas, Melayani dengan Penuh Komitmen!
Ditulis oleh: Amidya
|
"Karena aku telah mempelajari semuanya dengan teliti dari awal, maka baiklah aku juga menuliskannya secara berurutan bagimu," (Lukas 1:3, AYT)
|
Lukas baru menjadi orang percaya ketika ia berusia 40 tahun. Sebagai seorang petobat baru, Lukas sudah memiliki komitmen untuk melayani Tuhan. Komitmen Lukas dapat kita lihat dari pembukaan bukunya yang pertama, yaitu Injil Lukas. Simaklah pernyataannya, "... aku telah mempelajari semuanya dengan teliti dari awal, maka baiklah aku juga menuliskannya secara berurutan bagimu." (Lukas 1:2-3) Pernyataan tersebut bukan sekadar pernyataan biasa. Dia menuliskannya dengan penuh kehati-hatian dan komitmen untuk menyatakan keyakinannya yang kuat akan Injil Yesus Kristus. Lebih lagi, komitmen kuat yang dimiliki Lukas dibuktikan bahwa Injil yang ia tulis adalah hasil karya penelitian dan disusun dalam usaha pelayanan misi. Sungguh luar biasa, bukan? Apabila seseorang menyusun karya tulis dalam keadaan tenang dan kondusif, Lukas justru menulis dan menyusun Injilnya ketika ia menemani Paulus mewartakan Injil di Akhaya.
Lukas adalah seorang tokoh Alkitab yang sudah memberikan contoh bagi kita semua pada masa ini untuk berani mengambil komitmen dalam melayani Tuhan dan melakukan pekerjaan-Nya. Sudah siapkah kita memberikan waktu, tenaga, potensi, dan kemampuan kita untuk melayani Tuhan? Beranikah kita menunjukkan komitmen yang kuat untuk melayani Tuhan sekalipun pelayanan yang kita lakukan adalah pekerjaan yang tidak dilihat orang?
MELAYANI DENGAN PENUH KOMITMEN AKAN MENUNJUKKAN KARAKTER DAN INTEGRITAS KITA SEBAGAI ANAK-ANAK TUHAN YANG SETIA
|
|