Selamat Paskah seluruh pelanggan e-Bina Siswa,
Hal apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata "pemimpin"? Apakah seseorang yang penuh kuasa atau yang memiliki kewenangan untuk menetapkan suatu keputusan tertentu? Beberapa dari antara kita mungkin beranggapan demikian. Namun, sebagai orang percaya, kita perlu mengubah pola pikir kita mengenai hal tersebut. Kita dapat belajar tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin Kristen bersikap melalui teladan Yosua. Lebih dari sekadar memiliki karisma dan wewenang, seorang pemimpin Kristen perlu terus-menerus membangun relasinya dengan Allah.
Remaja yang kita bina adalah calon-calon pemimpin Kristen pada masa depan. Oleh karena itu, sebagai pembina remaja, kita perlu mengajarkan kepada mereka bahwa seorang pemimpin dapat memimpin dengan bijaksana apabila ia mengandalkan kekuatan Allah dalam melakukan tugasnya. Seperti Yosua, kesetiaan dan kekagumannya terhadap hadirat Allah membuatnya tetap berpegang teguh pada kuasa-Nya. Ia tidak terpengaruh oleh pendapat mayoritas, melainkan tetap menjalankan apa yang Allah minta kepadanya untuk dilakukan. Biarlah melalui publikasi e-BinaSiswa edisi kali ini, kita dapat memahami dan menerapkan gaya kepemimpinan Yosua dengan hikmat dari Tuhan. Lalu, ajarkanlah pula hal itu kepada remaja-remaja Kristus yang Anda bina. Tuhan Yesus memberkati.
|
|
TOKOH
Yosua
Ditulis oleh: Amidya
A. Biodata Yosua
Arti nama: Tuhan Menyelamatkan, Tuhan Juru Selamat
Ayah: Nun (Keluaran 33:11)
Disebut pertama: Keluaran 17:9
Suku: Efraim (Bilangan 13:16)
Namanya disebut: 201 kali
Kitab yang menyebut: Keluaran, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, 1 Raja-raja, 1 Tawarikh, dan Ibrani
Pekerjaan: Tentara dan Pemimpin Nasional (Ulangan 34:9)
Tempat kelahiran: Mesir
Tempat kematian: Di daerah pegunungan Efrayim -- Yosua 24:29-30
Terakhir disebut: Ibrani 4:8
Umur: 110 tahun -- Yosua 24:29
Fakta penting: Ia adalah pengganti Musa yang memimpin orang Israel masuk ke Kanaan (Yosua 1:1-3).
B. Kronologi Hidup Yosua
1. Latar Belakang Kehidupan Yosua
Yosua adalah anak Nun, cucu Elisama dari suku Efraim (Bilangan 1:10). Namanya sesungguhnya adalah Hosea, tetapi Musa lebih sering menyebutnya dengan nama Yehosyua, kemudian namanya dipanggil dengan nama Yosua. Ia dilahirkan di Mesir. Ia berada di Mesir hingga masa mudanya. Karena itulah, Yosua melihat dengan matanya sendiri bagaimana kaumnya hidup menderita sebagai budak di tanah Mesir. Musa telah mengenal Yosua sejak muda dan secara perlahan Musa mempersiapkan Yosua untuk menjadi penggantinya kelak.
2. Yosua Menjadi Pembantu Musa
Semasa muda, Yosua memang sudah dipersiapkan oleh Musa untuk menggantikan dirinya. Tuhan juga memberikan perhatian khusus kepada Yosua sehingga dalam setiap peristiwa penting yang dilakukan Tuhan bagi bangsa Israel, nama Yosua selalu ada di sana dan Yosua menjadi seseorang yang dipakai oleh Tuhan sejak peristiwa Keluaran hingga pendudukan tanah Kanaan. Berikut adalah beberapa kisah yang memberikan informasi bahwa Yosua adalah abdi Musa sejak masa mudanya.
- Yosua memimpin bangsa Israel berperang melawan orang Amalek.
Nama Yosua mulai mendapat perhatian pada masa perang melawan orang Amalek (Keluaran 17:8-16). Saat itu, Musa, Harun, dan Hur naik ke atas bukit. Apabila Musa mengangkat tangannya, kuatlah Israel. Sementara itu, jika ia menurunkan tangannya, Israel akan mengalami kekalahan. Untuk itu, Harun dan Hur menopang tangan Musa supaya bangsa Israel beroleh kemenangan. Di pihak lain, Yosua memimpin pasukan untuk berperang. Sungguh ajaib mukjizat Tuhan karena dalam peperangan itu Tuhan memberikan kemenangan kepada Yosua dan bangsa Israel.
- Yosua turut menyertai Musa ke Gunung Allah.
Dituliskan dalam Keluaran 24:13 bahwa, "Lalu bangunlah Musa dengan Yosua, abdinya, maka naiklah Musa ke atas gunung Allah itu." Yosua menyertai Musa di gunung Allah selama 40 hari lamanya. Saat Musa berbicara dengan Tuhan, tugas Yosua adalah menjaga kemah Musa (Keluaran 33:11).
- Yosua menjadi pengintai di tanah Kanaan.
Sebelum menduduki tanah Kanaan, Musa terlebih dahulu mengutus dua belas orang untuk mengintai keadaan tanah Kanaan. Dari kedua belas orang pengintai itu, terdapat nama Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune. Yosua dan Kaleb adalah dua orang yang berani tampil beda di antara sepuluh pengintai yang lainnya. Sepuluh pengintai telah menyampaikan kepada Musa bahwa tanah Kanaan didiami oleh suku bangsa yang kuat, kota-kota berkubu di sana sangat besar, penduduk di tanah itu berperawakan tinggi besar, dan ada beberapa di antaranya yang memakan manusia (Bilangan 13:1-32). Informasi yang berbeda justru disampaikan oleh Yosua dan Kaleb. Mereka mengatakan bahwa, "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka" (Bilangan 14:7-9).
3. Yosua sebagai Pengganti Musa
Segala peristiwa yang terjadi ketika Yosua masih muda adalah sebuah proses persiapan baginya untuk menjadi pengganti Musa. Musa tidak diizinkan Tuhan untuk masuk ke dalam tanah Kanaan. Ia hanya diperkenankan Tuhan melihat tanah Kanaan dari puncak Gunung Abarim. Sebelum Musa meninggal, Musa meminta kepada Tuhan seorang pemimpin sehingga bangsa Israel tidak akan seperti domba-domba yang tidak bergembala. Oleh karena itu, Tuhan memerintahkan Musa untuk mengambil Yosua menjadi pemimpin mereka (Bilangan 27:12-23).
Dituliskan pula bahwa Yosua adalah seseorang yang penuh dengan Roh Allah. Musa menyuruh Yosua berdiri di hadapan Imam Eleazar dan di hadapan seluruh umat Israel, lalu Musa meletakkan tangannya atas Yosua dan memberikan kepadanya perintahnya seperti yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Musa. Dengan demikian, Yosua telah menjadi pemimpin baru yang akan menggantikan Musa. Menjelang akhir hayatnya, Musa menceritakan kembali kepada Yosua apa saja yang sudah Tuhan lakukan bagi Musa, dan sama seperti itu jugalah Tuhan akan beperkara dalam hidup Yosua. "Dan kepada Yosua kuperintahkan pada waktu itu, demikian: Matamu sendirilah yang melihat segala yang dilakukan TUHAN, Allahmu, terhadap kedua raja itu. Demikianlah akan dilakukan TUHAN terhadap segala kerajaan, ke mana engkau pergi. Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berperang untukmu." (Ulangan 3:21-22)
4. Kepahlawanan Yosua
Ketika Musa telah meninggal dunia, Tuhan berfirman kepada Yosua untuk mulai memasuki tanah Kanaan. Yosua memimpin seluruh bangsa Israel untuk menyeberangi Sungai Yordan dan memasuki negeri yang telah dijanjikan oleh Tuhan. Menaklukkan seluruh Kanaan bukanlah hal mudah, dalam beberapa kali Yosua harus memimpin orang-orang Israel untuk berperang. Dalam Yosua 12:7-24 dituliskan bahwa Yosua bersama pasukannya berhasil mengalahkan raja-raja yang mendiami Kanaan. Beberapa di antaranya adalah raja negeri Lakhis, Hebron, Afek, Megido, dan raja-raja yang lainnya.
Setelah berhasil memenangi berbagai perang, Yosua membagikan tanah itu kepada suku-suku Israel. Orang Israel menerima sebagai milik pusaka di tanah Kanaan, sesuai yang telah dibagikan oleh Imam Eleazar, Yosua bin Nun, dan para kepala kaum keluarga dari suku-suku mereka, dengan mengundi milik pusaka itu.
5. Kematian Yosua
Selama kepemimpinan Yosua, Tuhan memberikan keamanan dan damai sejahtera atas negeri itu. Ketika Yosua sudah lanjutnya umurnya, ia mengumpulkan seluruh orang Israel di Sikhem. Yosua menasihati seluruh orang Israel untuk senantiasa bergantung kepada Tuhan. Tuhan adalah setia, tidak ada satu pun dari kebutuhan mereka yang tidak dipenuhi oleh Tuhan. Sesudah itu, meninggallah Yosua, hamba Tuhan itu, dalam usia 110 tahun. Lalu, ia dikuburkan di daerah milik pusakanya, di Timnat-Serah yang di pegunungan Efraim, di sebelah utara Gunung Gaas.
|
ARTIKEL
Kepemimpinan Yosua
Bangkitlah, o anak Allah, gereja menantikanmu, kekuatannya tak imbangi tugasnya; bangkit dan megahkanlah gereja.
Karakteristik pemimpin sejati dapat ditemukan dalam sosok Yosua, pemimpin pasukan sukarela. Nama Yosua berarti Penyelamat atau Penebus. Nama ini mempunyai makna yang sama dengan nama Yesus. Yosua adalah pemimpin generasi baru Israel. Dia memimpin mereka ke tanah perjanjian di Kanaan. Pemimpin yang kukuh selalu mempunyai langkah awal. Langkah awal Yosua dibentuk oleh Musa di padang belantara. Musa mengajar Yosua untuk memimpin, taat, dan beriman kepada Allah. Ada beberapa kualitas yang kita saksikan dalam diri Yosua yang dapat dipelajari. Sebagai wanita dan pria kepunyaan Allah, kita juga dapat mengikuti jejak langkah pemimpin hebat ini. Saat kita melihat kehidupan Yosua, pemimpin dari anak-anak Allah, mari kita membuka mata dan merenungkan bagaimana Allah menginginkan kita menjadi wanita dan pria dengan kedisiplinan yang saleh dalam kepemimpinan.
- Yosua Hebat dalam Peperangan
Yosua adalah orang yang gagah berani. Dia mengalahkan musuh beberapa kali dengan kekuatan pedangnya. Pemimpin dengan keberanian yang hebat rentan untuk menjadi sangat sombong terutama karena generasi Yosua mencintai pemimpin ini. Akan tetapi, kita melihat kebenaran bahwa Yosua adalah orang yang jauh dari ambisinya sendiri; dia sungguh-sungguh berserah kepada kekuatan yang lebih tinggi. Dia memimpin pasukannya dalam hadirat Allah.
- Yosua Memahami Doa
Tulang punggung pekerjaan apa pun yang dilakukan untuk Allah adalah doa. Dengan kekuatan doa, Yosua dapat memerintahkan agar kekuatan Allah terwujud. Kehidupan Yosua diubahkan saat perjalanannya ke gunung dengan tujuh puluh penatua Israel lainnya. Musa dan Yosua naik lebih tinggi ke atas gunung. Allah memanggil mereka ke panggilan ilahi yang kasat mata. Saat mereka berjalan ke atas, tanah menjadi seperti batu safir; mereka mencicipi sedikit rasa surga. Saat Musa pergi ke atas dan Yosua ditinggal di belakang, dia sendiri melihat bayangan Yahweh dari kejauhan. Emosi dan semangatnya pun menyala-nyala. Dia mempunyai visi untuk berhadapan dengan Allah, muka dengan muka, seperti Musa. Pada malam hari sebelum pertempuran Yerikho, Yosua akhirnya bertemu Allah, komandan tentara TUHAN. Sebagai pemimpin yang hebat, kita perlu berdoa untuk anugerah-Nya agar Anda memercayai apa yang Anda baca dalam Kitab Suci serta apa yang Anda saksikan dalam roh.
- Yosua Mempunyai Kesetiaan dan Rasa Kekaguman
Oh, betapa Yosua menikmati berada dalam kehadiran TUHAN. Ketika Musa berbicara muka dengan muka dengan Allah, Yosua berada di Tempat Kudus dengan sebuah visi dalam benaknya. Dia tidak pernah mau meninggalkan kehadiran Allah. Dia berdiri di tempat ibadah dan tidak beranjak, bahkan saat Musa pun telah pergi. Seorang pemimpin perlu mempunyai kesetiaan, penyembahan, dan rasa hormat kepada Allah. "Kepemimpinan rohani sejati dilahirkan dari kesetiaan dan keinginan untuk menyendiri bersama Allah", Yosua tidak mau meninggalkan kehadiran Allah!
Kemurahan hati merupakan salah satu bagian dalam kehidupan Yosua yang membutuhkan perbaikan. Ada dua orang dari tujuh puluh pemimpin Israel yang didiami oleh Roh. Mereka tinggal dan bernubuat di perkemahan mereka; ketika Yosua mendengar hal itu, dia berkata, "Tuanku Musa, cegahlah mereka!" Lalu, Musa menanggapi "Apakah engkau begitu giat mendukung diriku?" (Bilangan 11:28-29) Roh Allah untuk semua orang. Yosua perlu belajar bahwa pemimpin bisa saja terdiri dari lebih dari satu pemimpin yang ditunjuk oleh Allah. Untuk menjadi seorang pemimpin rohani nomor satu, Anda perlu menjadi nomor lima, atau nomor empat, atau nomor tiga sebelumnya.
Kepemimpinan rohani sejati mengabaikan perilaku yang mempromosikan diri sendiri.
- Iman Adalah Faktor Pendorong Pemimpin Rohani
Inilah yang ditunjukkan Yosua dan Kaleb kepada Musa. Ketika mayoritas mengatakan mustahil, kedua orang setia ini berkata, "Mereka akan kita telan habis!" (Bilangan 14:9) Ketika TUHAN berbicara kepada seorang pemimpin, sering sekali terjadi pertentangan. Walaupun ada kritik yang ditujukan kepada gereja, kita sebagai pemimpin-pemimpin perlu fokus pada apa yang Allah inginkan bagi anak-anak-Nya. Tekanan dari pergaulan dapat menghancurkan seorang pemimpin yang tidak berhati-hati dengan firman Allah.
Pemimpin rohani tidak harus setuju dengan pendapat mayoritas.
Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh Roh, letakkanlah tanganmu atasnya. Allah menginginkan orang-orang Kristen yang dipenuhi Roh untuk mengisi posisi-posisi kepemimpinan. "Saat kita berjalan dan melayani dalam Roh, Roh akan memberikan kita tugas-tugas khusus dalam gereja. Tugas-tugas ini akan menjadi tugas kepemimpinan dalam semua level, entah itu tugas di meja tunggu, entah tugas sebagai pengabar Injil."
- Pemimpin yang Dapat Diganti Setelah Masanya Usai
Musa adalah pemimpin terhebat yang pernah dimiliki Israel. Dia jauh lebih hebat dari Yosua. Kenyataannya, dalam kepemimpinan Allah tidak terlalu memerlukan keahlian atau bakat kepemimpinan kita. Kita dapat menjadi pemimpin yang hebat hanya ketika kita menyadari bahwa kita dapat digantikan oleh orang lain. Kita bukanlah yang terbaik dari yang terbaik, tetapi yang lebih penting adalah kita semua dapat berbagi pekerjaan Allah. Jika tiba waktunya bagi kita untuk menyerahkan kunci-kunci kepemimpinan, kita perlu melakukannya dengan kepercayaan terhadap pemimpin lain. Kita perlu untuk dapat digantikan.
Kita semua membutuhkan kedisiplinan rohani dalam hidup kita agar Allah memanggil kita menjadi pemimpin sesuai dengan kehendak-Nya. Amin! (t/Uly)
|
|