BAHAN MENGAJAR
Yohanes Berseru-Seru
Bacaan Alkitab: Matius 3:1-12
Tujuan khusus agar anak dapat:
- menceritakan alasan Yohanes Pembaptis berseru-seru dan menyuruh manusia bertobat,
- menyebutkan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan anak, yang membuat orangtua menjadi marah dan menghukum mereka,
- menyebutkan hal-hal baik yang akan dilakukan sebagai anak yang sudah bertobat.
Ayat Hafalan: "Karena itu, hasilkanlah buah-buah yang sebanding dengan pertobatan," (Matius 3:8; AYT)
Materi Pelajaran
1. Pendahuluan
Untuk menarik perhatian anak-anak, kita akan mengajak mereka melakukan permainan Berseru di Lembah Yordan.
Tempat Yohanes Pembaptis berkhotbah dan berseru-seru adalah di Lembah Yordan. Karena itu, ketika ia berseru-seru, suaranya bergema dipantulkan oleh bukit-bukit di sekitar lembah itu. Sekarang, kita mau memberi anak pengalaman "berseru-seru".
Permainan ini harus dilakukan di luar ruangan. Anak-anak diminta meletakkan kedua tangannya di depan mulut sebagai corong, agak mengarah ke atas, lalu berseru: "Ahooooiiiii ... dengarkanlah ... Tuhan segera datang!!!!"
Supaya seruan itu dapat disuarakan dengan teratur, guru harus memberi aba-aba (perintah). Dengan demikian, seruan itu dapat disuarakan secara bersamaan.
Selesai melakukan pendahuluan, anak-anak diajak memasuki ruangan. Untuk mendapatkan suasana tenang, agar dapat memasuki "cerita", ajaklah anak-anak menyanyikan sebuah lagu doa. Misalnya lagu "Sebelum 'Ku Mendengarkan".
Bila anak-anak dibagi dalam kelompok untuk mendengarkan cerita, setelah "berseru-seru", mereka segera memasuki kelompok. Lalu, setelah berada dalam kelompok, mereka diminta bernyanyi.
2. Cerita
Nah, begitu juga yang dilakukan Yohanes Pembaptis dahulu. Ia berseru-seru di padang gurun yang tandus dan berbukit-bukit agar orang-orang dapat mendengar suaranya.
"Ahooooiiiii ... dengarkanlah berita gembira ini .... Bertobatlah kalian dari perbuatan-perbuatan dosa dan jangan berbuat jahat!! Sebab, tidak lama lagi Allah akan datang dan memerintah sebagai Raja. Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya!!"
Demikian Yohanes berkhotbah dengan suara keras sehingga orang-orang yang tinggal di sekitar padang gurun Yudea itu mulai berdatangan. Juga, orang-orang yang sedang melewati padang itu, mampir di tempat Yohanes untuk mendengarkan berita yang dibawa oleh Yohanes.
Setelah mendengar khotbah Yohanes itu, banyak orang menjadi sadar bahwa mereka telah sering berbuat dosa. Oleh sebab itu, mereka menyesal, lalu mereka menyatakan penyesalannya kepada Yohanes. Kata mereka, "Bapak Yohanes, kami menyesal sekali. Sekarang, apa yang harus kami lakukan?"
"Jangan lagi melakukan perbuatan buruk seperti yang kamu perbuat dahulu," jawab Yohanes, "dan persiapkan dirimu kubaptis sebagai tanda bahwa kamu telah bertobat."
Dengan demikian, dibaptislah mereka oleh Yohanes. Ketika sedang membaptis orang-orang itu, Yohanes melihat ada orang-orang golongan Saduki dan orang-orang Farisi mendatanginya. Yohanes kenal dengan orang-orang itu. Mereka adalah orang-orang yang maunya dianggap sebagai orang baik-baik, padahal sebenarnya perbuatan yang mereka lakukan tidak baik. Mereka adalah orang-orang munafik.
Ketika orang-orang munafik itu sudah dekat, Yohanes berkata kepada mereka. Katanya, "Hai, apakah kalian juga hendak memintaku untuk membaptis kalian? Ingat, Allah di surga tahu isi hatimu! Jadi, kalau kalian mau dibaptis, terlebih dahulu kalian harus bertobat. Selain itu, kalian pun harus berjanji bahwa setelah dibaptis, kalian tidak akan bersikap pura-pura lagi!"
"Lho, selama ini kami juga selalu sungguh-sungguh berbuat baik. Mengapa kami harus berjanji lagi?" tanya orang-orang Farisi itu kepada Yohanes.
”Ya, betul, kalian memang telah berbuat baik. Akan tetapi, kalian sombong! Dengan perbuatan baik yang kalian lakukan itu, kalian meminta orang-orang untuk memuji perbuatan kalian," sahut Yohanes.
"Memang, ada akibatnya kalau orang suka berbuat sombong?" tanya seorang Saduki.
"Tentu saja ada," jawab Yohanes. "Kalian akan mendapat hukuman yang sesuai dengan kesombongan kalian."
"Akan tetapi, kami ini 'kan keturunan Abraham, bapak dari semua orang percaya. Apakah kami, sebagai orang-orang keturunan Bapak Abraham, akan dikenai hukuman juga?"
"Walaupun kalian keturunan Bapak Abraham, tetapi karena kalian telah melakukan kesombongan dan kebohongan, kalian tetap akan mendapat hukuman," jawab Yohanes tegas.
Ternyata, walaupun Yohanes telah menjelaskan panjang lebar kepada orang-orang sombong itu, mereka tetap tidak mau mendengarkan nasihat Yohanes. Malah dengan sombong pula, mereka pergi meninggalkan tempat itu dan tidak mau bertobat. Mereka tidak mau mengubah cara hidup mereka yang buruk.
Setelah orang-orang Farisi dan teman-temannya yang sombong itu pergi, Yohanes melanjutkan pekerjaannya membaptis orang-orang yang mau bertobat dan mau mengubah cara hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan.
3. Evaluasi
- Apakah yang diseru-serukan Yohanes di padang gurun Yudea?
- Mengapa Yohanes menegur orang-orang kaya dan ahli Taurat?
- Perbuatan-perbuatan apakah yang dapat kita sebut sebagai perbuatan baik atau perbuatan buruk?
- Jika kita telah melakukan kesalahan, apakah yang harus kita lakukan?
Diambil dan disunting seperlunya dari: |
Judul buku |
: |
Pedoman Sekolah Minggu |
Judul bab |
: |
Allah Menghukum Manusia Berdosa |
Judul asli artikel |
: |
Yohanes Berseru-seru |
Penerbit |
: |
BPK Gunung Mulia, 1994 |
Halaman |
: |
1 -- 7 |
|