RIWAYAT
THOMAS MORE
"Raja adalah hamba yang baik, tetapi Allah adalah yang utama." -Thomas More
Thomas More terkenal lewat bukunya yang berjudul Utopia yang terbit pada 1516 serta kematiannya yang dini pada 1535 karena menolak mengakui Raja Henry VIII sebagai kepala Gereja Inggris. Dia ditahbiskan sebagai santo oleh Gereja Katolik pada 1935.
Ringkasan
Thomas More.
Thomas More menulis Utopia pada 1516. Karya itu merupakan cikal bakal genre sastra utopis. More menjadi penasihat utama Raja Henry VIII dari Inggris, sebagai penasihat kunci pada awal tahun 1500-an. Namun, setelah menolak mengakui raja sebagai kepala Gereja Inggris, dia diadili atas dakwaan pengkhianatan, lantas dipenggal (dia meninggal di London, Inggris, pada 1535). More dikenal karena menciptakan kata Utopia yang mengacu pada sistem politik ideal yang memutuskan kebijakan berdasarkan akal sehat. Dia ditahbiskan sebagai santo oleh Gereja Katolik pada 1935 dan diperingati oleh Gereja Inggris sebagai "martir Reformasi".
Permulaan Hidupnya
Menurut banyak catatan sejarah, Thomas More lahir di London, Inggris, pada 7 Februari 1478, meski sebagian pakar meyakini bahwa tahun kelahiran sebenarnya adalah 1477. Dia menempuh studi di St. Anthony School, di London salah satu sekolah terbaik pada zamannya. Semasa mudanya, dia bekerja sebagai pelayan untuk keluarga John Morton, uskup Agung Canterbury dan kanselir Inggris (sekaligus calon kardinal). Menurut catatan, Morton telah menduga bahwa More akan menjadi "orang hebat".
More melanjutkan studi di Universitas Oxford. Di sana, tampaknya dia menghabiskan dua tahun untuk menguasai bahasa Latin, filsafat logika, menulis (naskah) komedi, dan mempelajari sastra Yunani serta Latin.
Kiprah Hukum dan Biara
Sekitar 1494, ayahnya, seorang pengacara terkenal, membawa More kembali ke London untuk belajar hukum masyarakat. Februari 1496, More masuk ke Lincoln Inn, salah satu dari empat institut hukum di Inggris untuk belajar menjadi pengacara. Pada 1501, dia pun menyandang gelar pengacara yang sesungguhnya. More tetap memelihara hobinya pada bidang sastra dan kerohanian sembari menjalankan pekerjaannya di bidang hukum. Dia membaca Kitab Suci dan sastra klasik dengan tekun.
Kira-kira pada waktu itulah, Erasmus berkunjung ke Inggris untuk pertama kali, dan More berteman dekat dengannya. Inilah permulaan persahabatan seumur hidup sekaligus hubungan profesional di antara keduanya. Mereka menerjemahkan karya-karya Lucian ke dalam bahasa Latin dalam kunjungan kedua Erasmus. Pada kunjungan ketiganya tahun 1509, Erasmus tinggal di rumah More dan menulis Praise of Folly. Karya itu didedikasikannya kepada More.
Rumah Thomas More.
Sementara itu, More sedang gundah memilih antara kehidupan pelayanan sipil atau panggilan hidup biara. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjadi seorang biarawan. Karena itu, pada 1503, dia pindah ke sebuah biara di perbatasan kota London dan menjalani disiplin Kartusian. Dia mengambil bagian dalam kehidupan biara selama hal itu tidak mengganggu karier hukumnya. Doa, puasa, dan mengikuti sakramen pengakuan dosa terus dia jalankan selama sisa hidupnya (demikian pula praktik mengenakan baju berbulu kasar). Namun, kesadaran akan tanggung jawabnya untuk melayani negara mengalahkan keinginannya untuk menjalani kehidupan biara. Dia masuk ke parlemen pada 1504. Dia juga menikah untuk pertama kalinya sekitar masa itu: antara tahun 1504 atau awal tahun berikutnya.
More diperkirakan menulis History of King Richard III (dalam bahasa Latin dan bahasa Inggris) antara 1513 dan 1518. Karya ini dipandang sebagai adikarya historiografi pertama dalam bahasa Inggris (studi sejarah atau studi tentang subjek sejarah tertentu). Walaupun tidak selesai, tulisan itu memengaruhi sejarawan berikutnya, salah satunya William Shakespeare.
Utopia
Cuplikan karya Utopia.
Pada 1516, More menerbitkan Utopia, satu karya fiksi yang terutama menggambarkan suatu wilayah kaum pagan dan komunis, tempat kehidupan sosial dan politik sepenuhnya dijalankan berdasarkan rasio/akal sehat. Deskripsi tentang pulau Utopia ini dituturkan oleh seorang penjelajah tak dikenal untuk mendukung posisinya bahwa komunisme adalah satu-satunya solusi untuk egoisme yang terdapat dalam kehidupan pribadi sekaligus kehidupan publik -- sebuah pukulan telak bagi orang Kristen Eropa yang dia lihat terpecah oleh kepentingan diri dan keserakahan.
Utopia melingkupi topik-topik luas, seperti teori (hukum) pidana, pendidikan yang dikendalikan oleh negara, masyarakat multiagama, perceraian, eutanasia (suntik mati -Red.), dan hak-hak perempuan. Semua itu menunjukkan pembelajaran serta kecakapan More sebagai seorang humanis terkemuka. Utopia juga menjadi cikal bakal genre sastra baru, yakni roman utopis.
Bekerja untuk Raja Henry VIII
Pada 1520, tokoh reformasi, yakni Martin Luther, menerbitkan tiga karya tentang doktrin keselamatan. Menurut Luther, keselamatan diperoleh melalui kasih karunia. Rangkaian buku tersebut menolak praktik-praktik tertentu dalam agama Katolik dan menyerang beberapa pihak lain. Pada 1521, Raja Henry VIII menanggapi Luther dengan bantuan More melalui karyanya yang berjudul Defence of the Seven Sacraments. Pada saat itu, More telah menjadi bendahara keuangan Inggris, tetapi dia juga menjabat sebagai "penasihat intelektual Henry", sekretaris, dan orang kepercayaannya. Pada 1523, dia terpilih menjadi pembicara Parlemen Inggris.
Perselisihan dengan Raja Henry dan Hukuman Pemenggalan
Perpisahan More dengan putrinya sebelum dipenggal.
Nasib More mulai berubah pada musim panas tahun 1527 ketika Raja Henry berusaha memakai Alkitab untuk membuktikan kepada More bahwa pernikahan Henry dengan Catherine dari Aragon -- yang gagal menghasilkan ahli waris laki-laki -- tidak sah. More mencoba berbagi sudut pandang dengan raja, tetapi sia-sia. More tidak bisa membatalkan rencana Henry untuk bercerai.
Pada 1532, More mengundurkan diri dari Parlemen dengan alasan kesehatan yang buruk. Namun, alasan sebenarnya kemungkinan adalah karena dia menentang sikap Henry yang mengabaikan hukum gereja dan perceraiannya dengan Catherine. More tidak menghadiri penobatan Anne Boleyn pada Juni 1533, dan raja sangat tidak senang melihat hal ini. Niat pembalasan dendam sudah di ambang pintu.
Pada Februari 1534, More dituduh bersekongkol dengan Elizabeth Barton yang menentang keinginan Henry untuk memutuskan hubungan dengan Roma. Pada bulan April, masalah terakhir datang ketika More menolak menyetujui Act of Succession and the Oath of Supremacy yang dicetuskan oleh Henry. Pada dasarnya, hal itu berarti More menolak untuk menerima raja sebagai kepala Gereja Inggris, yang dia yakini akan merendahkan kekuasaan Paus. More dikirim ke Menara London pada 17 April 1534 dan dinyatakan bersalah dengan dakwaan pengkhianatan.
Thomas More dipenggal pada 6 Juli 1535. Kata-kata terakhirnya berbunyi: "Raja adalah hamba yang baik, tetapi Allah adalah yang utama". More mendapat beatifikasi pada 1886 dan memperoleh kanonisasi sebagai santo oleh Gereja Katolik pada 1935. Dia juga diakui sebagai "martir Reformasi" oleh Gereja Inggris. (t/Jing-Jing)
TAHUKAH ANDA
KESALEHAN DAN KECEMERLANGAN THOMAS MORE
Ditulis oleh: N. Risanti
Thomas More ketika sedang tidak bekerja.
The History of Richard III yang ditulis oleh Thomas More sekitar 1515 dinyatakan sebagai mahakarya dari historiografi Inggris. Karya yang memantapkan reputasi Richard III sebagai tiran itu merupakan salah satu bukti kecemerlangan More sebagai seorang cendekiawan pada zaman Renaissance. Kemajuannya dalam berpikir dapat terlihat dari sikapnya yang berkeras agar ketiga putrinya memiliki pendidikan yang sama dengan putranya, suatu pemikiran yang masih langka pada masa itu. Ketegasannya dalam bersikap juga nyata dalam sikapnya yang lebih memilih untuk mati dibanding mengkhianati gereja. Karakter yang demikian tidak lepas dari kehidupan rohani Thomas More yang saleh, yang tidak berubah sampai akhir hidupnya, bahkan ketika situasi kehidupannya berubah.
Karena karakternya yang murni, bahkan lawan-lawannya dari pihak Protestan tidak menganggapnya sebagai seorang pengkhianat, melainkan sebagai martir yang secara universal membela kebenaran. Erasmus, sahabat dekatnya, memberikan pernyataan yang baik tentang More, bahwa "jiwanya lebih murni dari salju", dan "kejeniusannya merupakan sesuatu yang tidak akan pernah dimiliki lagi oleh Inggris, baik sebelum dan sesudahnya". Thomas More, tidak diragukan lagi, layak berdiri dalam jajaran politisi Inggris yang saleh dan terpuji.
Audio: Kesalehan dan Kecemerlangan Thomas More
Referensi:
|