Natur anugerah dari kovenan juga terlihat sangat jelas dari segi lain. Dalam setiap perjanjian terdapat dua elemen, janji dan syarat; dan hal ini juga berlaku bagi kovenan anugerah. Elemen-elemen ini menemukan ekspresinya dalam ungkapan yang sering diulang-ulang yaitu: "Aku akan menjadi Tuhan mereka; dan mereka akan menjadi umat-Ku". Tetapi meskipun ada tuntutan dalam kovenan anugerah, ada banyak janji yang melatarinya; faktanya semua tuntutannya juga diselubungi dengan janji-janji surgawi. Dengan kesadaran akan kenyataan yang menyenangkan ini, Augustinus berdoa: "Tuhan, berikanlah apa yang Engkau perintahkan, dan perintahkanlah apa yang Engkau kehendaki".
Janji-janji dari kovenan sangat luas sekali. Janji yang mendasar adalah pengampunan dosa. Dosa menjadi penghalang antara Tuhan dan manusia, yang harus dihilangkan terlebih dahulu. Selama penghalang itu tidak dihilangkan, orang-orang berdosa berada di bawah kutukan; dia tidak mempunyai relasi dengan Tuhan, tidak dapat mendaki bukit kudus-Nya, dan tidak dapat berdiri di hadapan-Nya. Persekutuan dengan Tuhan sama sekali tidak mungkin. Tetapi ketika dosa diampuni, kutukan diangkat, jalan ke pohon kehidupan dibuka, dan orang berdosa mendapatkan lagi ketenangan dalam pelukan Bapa di surga.
Hal yang tidak dapat dipisahkan berkenaan dengan anugerah pengampunan Allah adalah anugerah adopsi. Allah mengadopsi orang-orang berdosa ke dalam keluarga-Nya sendiri. Tentu saja hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa pada naturnya mereka bukan anak-anak Allah. Jika mereka adalah anak-anak Allah, maka adopsi ini sama sekali tidak perlu. Orangtua dapat mengadopsi seorang anak, tetapi mereka tidak dapat mengadopsi anak-anak mereka sendiri. Ini adalah berkat yang dibicarakan Yohanes ketika dia berkata "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya" (Yohanes 1:12). Ini adalah berkat yang membuat Paulus bersukacita, "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat mereka menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru; "ya Abba, ya Bapa!" (Roma 8:15).
Dengan berkat pengadopsian, berkat lain berjalan bersamaan. Orang-orang berdosa dijadikan anak-anak Allah, bukan hanya secara pengertian hukum dengan cara adopsi, tetapi juga dalam pengertian rohani, yaitu lahir baru dan penyucian. Allah melakukan jauh lebih banyak daripada yang dapat manusia ingin lakukan ketika mereka mengambil seorang anak ke dalam keluarganya. Orangtua dapat mengadopsi anak, tetapi mereka tidak dapat mengubahnya. Mereka tidak dapat mengubah sifat-sifat dasar anak, tidak dapat menanamkan ciri-ciri bawaan mereka, dan tidak dapat membuatnya menyerupai mereka. Allah tidak hanya dapat melakukan ini dengan mudah, tetapi benar-benar dapat menggenapkannya. Ia lebih dulu mengirim Roh Anak-Nya ke dalam hati para pendosa, yang berseru, "Abba, Bapa." Ia memulihkan gambar Allah di dalam mereka, memperbarui hidup mereka, sehingga sebagai anak-anak yang sesungguhnya, mereka jadi ingin dan bahkan sangat ingin untuk melakukan kehendak Bapa.
Tetapi masih ada lagi. Menjadi anak juga mencakup menjadi ahli waris dengan segala hak istimewanya. Para pendosa yang tidak berharga, yang pernah mengabaikan berkat-berkat Tuhan, mewarisi kesempurnaan etika dan spiritual, dan menerima hubungan yang paling intim dan penuh kasih dengan Tuhan dalam Yesus Kristus, dan mewarisi kemuliaan kekal Raja surgawi mereka. Mereka menerima sebuah warisan yang tidak tercemar dan murni dan tidak dapat dihilangkan di kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi, di mana mereka sebagai gereja yang sulung bersama-sama dengan sejumlah besar pasukan malaikat akan berjalan di dalam terang Anak Domba dan akan menikmati kedamaian serta kebahagiaan yang sempurna dalam hidup yang tidak berkesudahan.
Kita hanya diberi indikasi-indikasi yang terbuka tentang apa saja yang termasuk di dalam janji-janji kovenan. Terdapat janji untuk masa kini dan masa depan, janji untuk hari-hari kemakmuran dan untuk musim-musim kemalangan, janji untuk yang hidup dan yang sedang sekarat. Ada janji untuk memperbarui kekuatan bagi mereka yang kekuatannya sepertinya hilang, janji akan keteguhan hati bagi para penakut dan bagi mereka yang letih. Ada janji akan bimbingan sepanjang hidup dan kelepasan akan cobaan, janji bantuan dari tangan yang abadi dan hiburan untuk orang-orang yang menderita dan goyah hatinya, janji-janji keamanan untuk jiwa-jiwa yang dilanda badai, juga janji rumah abadi untuk musafir yang letih.
Oh, kisah yang indah tentang kasih yang tidak akan binasa,
Setiap anak merupakan kekasih hati-Nya!
Ia bertempur untukku saat aku tidak akan bertempur;
Ia menghiburku di dalam kegelapan malam;
Ia mengangkat bebanku, karena Ia kuat;
Ia menenangkan yang berkeluh kesah dan menimbulkan lagu;
Kesedihan yang kutanggung, Ia pikul,
Dan (memberikan) kasih serta pengampunan karena Ia peduli.
Mari kita semua yang sedih, bersukacita kembali,
Kita tidak sendirian di waktu sedih;
Bapa kita memperhatikan dari takhta-Nya di atas
Untuk menenangkan dan menghibur kita dengan kasih-Nya.
Dia tidak meninggalkan kita ketika badai menguat;
Dan kita memiliki keselamatan, karena Ia dekat.
Dapatkah itu menjadi masalah, jika Ia sungguh memikul-Nya?
Oh, beristirahatlah dalam damai, karena Allah sungguh peduli
Dan, janji-janji itu -- semua janji, sebanyak janji-janji yang ada dan semuanya ya dan amin dalam Kristus Yesus -- adalah bagi kita dan bagi anak-anak kita. Hal ini merupakan jaminan kebahagiaan yang kita miliki di dalam kovenan anugerah. Oleh karena itu, para orangtua Kristen yang mengucapkan janji baptisan dengan serius selalu dapat meminta janji-janji tersebut atas keturunannya.
Diambil dari: |
Judul buku |
: |
Dasar Pendidikan Kristen |
Judul artikel |
: |
Janji Kovenan Anugerah |
Penulis |
: |
Louis Berkhof & Cornelius van Til |
Penerbit |
: |
Momentum, Surabaya 2013 |
Halaman |
: |
109 -- 112 |
|