Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2015/10

e-JEMMi edisi No. 10 Vol. 18/2015 (27-10-2015)

Memperkenalkan Misi kepada Generasi Muda (II)

September 2015, Vol. 18, No. 10
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________


e-JEMMi -- Memperkenalkan Misi kepada Generasi Muda (II)
No. 10, Vol. 18, Oktober 2015


                  DARI REDAKSI: PEMUDA YANG BERMISI

Shalom,

Salah satu masalah besar yang timbul dalam pemberitaan Injil abad 21 
adalah sedikitnya generasi muda yang terlibat dalam misi. Tidak heran, 
abad ini memiliki tantangan dan hambatan bagi para pemuda untuk 
bermisi. Artikel edisi kali ini membahas mengenai tantangan-tantangan 
tersebut. Bagaimana gereja dapat menghadapinya dan bisa mendorong 
pemuda untuk melaksanakan misi seperti yang Tuhan perintahkan? Kiranya 
edisi e-JEMMi ini menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Ayub
< http://misi.sabda.org/ >


                 ARTIKEL: PEMUDA DAN TANTANGAN MISI

1 Korintus 9:16

"Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk 
memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, 
jika aku tidak memberitakan Injil."

A. Pendahuluan

Abad 21 adalah abad ketika ilmu dan teknologi menjadi perhatian dan 
prioritas utama orang-orang postmodern. Teknologi yang semakin canggih 
membuat manusia, mulai dari anak kecil sampai orang muda, memberikan 
dirinya untuk dibentuk, dipengaruhi, dan dipersembahkan untuk 
mengikuti arus globalisasi. Kecanggihan ilmu dan teknologi secara 
sadar atau tidak sadar memengaruhi pola pikir iman Kristen kita. 
Sebagai contohnya, anak-anak TK pun sudah memakai gawai yang sangat 
canggih seperti iPad, atau iPhone 4s yang baru diluncurkan tahun lalu 
(yang terbaru adalah iPhone 6s - Red.), atau demam K-Pop (boys 
band/girls band) di kalangan anak muda sekarang ini. Kalau tidak 
mengikuti perkembangan zaman atau gawai seperti itu, mereka disebut 
ketinggalan zaman. Artikel berjudul "Pemuda dan Tantangan Misi" ini 
akan kita pelajari sebagai anak Tuhan/pemuda yang mau mengerti rencana 
Tuhan dalam anugerah keselamatan-Nya.

B. Isi

Misi adalah sebuah kata dari bahasa latin "missio" yang artinya 
utusan. Jadi, kata ini berbicara tentang mengutus/pengutusan atau yang 
diutus, misi adalah karya Allah atau tugas yang diberikan kepada 
siapa? Di dalam misi siapa yang diutus dan apa yang disampaikan?

Alkitab menjelaskan bahwa Allah mengutus nabi dalam Perjanjian Lama 
dan rasul dalam Perjanjian Baru untuk menyampaikan pesan yang Agung 
yang disampaikan kepada setiap orang untuk memperoleh anugerah Allah, 
yaitu karya Allah untuk menyelamatkan dunia dengan terpusat/fokus 
kepada Yesus Kristus. Jadi, misi identik dengan seseorang yang diutus 
untuk menyampaikan berita Injil.

Kalau kita perhatikan ayat ini, memberitakan Injil adalah keharusan 
dan kewajiban. Mengapa? Sebab, berita keselamatan bukan dimonopoli 
demi diri sendiri, tetapi dibagikan kepada orang lain. Apalagi kita 
yang mengaku Kristen dan murid-murid Kristus, kita seharusnya 
menjalankan amanat agung yang terdapat dalam Matius 28:19, "Karena itu 
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam 
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."

Generasi ini adalah generasi yang bengkok hatinya, generasi yang tidak 
lagi mencari Tuhan, generasi yang tidak memedulikan Tuhan. "Masa bodoh 
terhadap Allah. Dia boleh ada, boleh tidak ada, tidak ada urusannya 
denganku," inilah yang secara sadar maupun tidak, sedang diserukan 
oleh zaman ini. Betapa menyedihkan! Tantangan zaman jelas semakin 
besar di depan mata kita, semakin besar jugakah api di dalam hati 
kita? Semakin besar jugakah semangat perjuangan kita sebagai anak 
Tuhan/pemuda?

Mungkin kita pernah mendengar, "Untuk apa membicarakan misi?" Ungkapan 
itu sepertinya arogan karena menganggap agama kita lebih baik dari 
yang lain. Biarlah orang mengikuti agama apa saja yang penting baik 
sehingga kita tidak perlu terlibat dalam misi. Misi sudah berakhir 
puluhan tahun yang lalu. Itu `kan berhubungan dengan kolonialisme, 
membuka hutan, melayani orang-orang pedalaman, "Tidak mungkin mengirim 
misionaris". Kebutuhan gereja sangat besar, seharusnya misionaris yang 
datang dan melayani pelayanan di sini bukan mengirim ke tempat lain, 
"Gereja `kan sudah melakukan misi". Lihatlah, kami juga punya pos-pos 
dan membangun gereja baru. Mendengar komentar-komentar inilah membuat 
misi tidak dapat berjalan dan tidak relevansi sekarang ini. Sudah 
seharusnya sebagai pemuda, kita peka dan sadar menghadapi tantangan-
tantangan misi yang membuat gagalnya pemberitaan Injil.

Mengapa tidak bermisi/memberitakan Injil? Ada beberapa hal orang tidak 
bermisi/memberitakan Injil:

1. Misi adalah tugas Pendeta/Penginjil.

Penginjilan selalu dikaitkan bahwa pendeta/penginjillah yang 
seharusnya mengabarkan Injil, bukan tugas pemuda/orang awam.

2. Allah telah menetapkan orang-orang pilihan-Nya untuk diselamatkan.

Jikalau Allah berdaulat untuk menetapkan orang untuk diselamatkan, 
buat apa memberitakan Injil. Oleh karena itu, tidak perlu lagi 
tanggung jawab orang Kristen untuk menginjil. Hal itu adalah pandangan 
yang keliru dan salah total! J.I. Packer dalam bukunya "Evangelism and 
the Sovereignty of GOD" mengatakan -- seharusnya orang yang mengerti 
tentang kedaulatan Allah yang benar, akan memberikan dorongan dalam 
dirinya untuk memberitakan Injil, bukan sebaliknya menghalangi niat 
memberitakan Injil. Allah berdaulat menetapkan umat pilihan-Nya dan 
pada saat yang sama Allah memerintahkan agar orang Kristen yang telah 
menerima anugerah Allah melalui karya keselamatan Tuhan Yesus harus 
memberitakan Injil.

3. Memberitakan Injil adalah pemaksaan/mengganggu privasi orang lain.

Sebuah survei yang dilakukan di Wheaton College, sebuah sekolah 
Kristen di Amerika, menunjukkan bahwa 60 persen dari responden 
mengatakan bahwa mereka tidak mau mengabarkan Injil secara verbal 
karena tidak ingin dianggap memaksa orang lain. Hal ini ditegaskan 
juga oleh temuan Barna yang kalau boleh dibilang mencengangkan adalah 
bahwa di tahun 2009 hanya 45% anak muda yang mengatakan mereka pernah 
menceritakan tentang iman mereka kepada orang lain dalam waktu 12 
bulan terakhir. Bandingkan dengan survei tahun 1997 di mana ada 63% 
yang menyatakan hal serupa. Dr. Duane Liftin, mantan presiden Wheaton 
College mengatakan bahwa telah terjadi perubahan filosofi dalam budaya 
kita. Saat ini, bagi banyak orang Kristen adalah kurang ramah kalau 
kita secara verbal menceritakan Injil kepada orang lain. Banyak orang 
hari ini yang akhirnya merasa lebih baik untuk menunjukkan saja Injil 
dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari tanpa perlu memberitakannya.

4. Tidak merespons anugerah dan panggilan Tuhan.

David Brainerd adalah seorang misionaris Amerika yang memberitakan 
Injil kepada orang Indian Amerika. Rentang waktu hidupnya sangat 
singkat, hanya 29 tahun 5 bulan dan 19 hari. Hanya 8 tahun dari 
kehidupannya yang dijalani sebagai orang percaya dan hanya 4 tahun 
sebagai seorang misionaris. Semasa hidupnya, ia bukanlah orang yang 
terkenal. David Brainerd telah menjadi sumber inspirasi dan kekuatan 
bagi banyak orang Kristen. Bahkan, secara khusus, misionaris-
misionaris telah dipengaruhi oleh perjalanan iman seorang David 
Brainerd. Namun, pertanyaan yang sangat menarik tentang dirinya adalah 
bagaimana hidupnya yang pendek dan diwarnai oleh beragam kesulitan 
memiliki pengaruh yang begitu besar?

Menurut John Piper, jawabannya adalah karena kehidupan Brainerd 
merupakan sebuah kesaksian yang kuat dan gamblang tentang sebuah 
kebenaran bahwa Tuhan dapat memakai seorang yang lemah, sakit-sakitan, 
sering kecil hati, kesepian, dan penuh pergumulan, yang menangis di 
hadapan Tuhan siang dan malam untuk melakukan hal-hal yang menakjubkan 
demi kemuliaan nama Tuhan. Brainerd adalah seorang yang terus-menerus 
bergumul dalam kelemahannya. Brainerd adalah seorang yang terus-
menerus bergumul tentang imannya. Bahkan, bagi kita yang mengaku diri 
sebagai orang beriman pun, Brainerd mungkin bukan ideal kita. Akan 
tetapi, realitasnya adalah Tuhan dapat memakai seorang yang "kecil" 
untuk menyatakan kebesaran-Nya.

Beberapa hal di atas inilah yang menjadi penyebab mengapa orang orang 
tidak bermisi, bagaimana jadinya kalau kita terpana dengan hambatan-
hambatan ini, tidakkah kita memiliki kepekaan kasih bahwa masih banyak 
orang di dunia ini yang belum mendengar Injil dan memperoleh 
keselamatan! Kalau bukan kita, siapa lagi! Karena kita inilah penerus 
gereja yang memiliki semangat masih muda, semangat `fighting spirit` 
(menantang zaman). Alkitab mengatakan dalam Roma 10:14-15, "tetapi 
bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya 
kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka 
tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, 
jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat 
memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: 
`Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!`"

Dengan bermisi, kita juga mentransformasi seluruh aspek kehidupan 
menuju hidup berkelimpahan di dalam Yesus Kristus. Pemuda sudah 
seharusnya memengaruhi dan mentransformasi zaman dalam segala bidang 
yang ada entah dia seorang pelajar/mahasiswa, pekerja, aktivis, 
politis, ekonom, hukum, scientis atau bidangnya masing-masing untuk 
dibawa ke dalam hidup seturut dengan kehendak Allah di dalam Yesus 
Kristus.

C. Kesimpulan

Dengan demikian, sebagai pemuda Kristus sudah menjadi keharusan bagi 
kita untuk bermisi. Mari kita semua bermisi, memberitakan Injil untuk 
kemuliaan Tuhan bukan untuk kemegahan diri sehingga kita mengerti 
maksud dan rencana Tuhan. Siapa di antara kita berkata dan berdoa, 
"Tuhan, ini aku, utus aku, jadikan aku alat-Mu untuk memberitakan 
Injil agar setiap orang mendengar Injil. Walaupun kesulitan, tantangan 
yang dihadapi, aku tetap setia menjalankan perintah-Mu." Orang-orang 
seperti inilah yang berkenan di hati Tuhan, memiliki hati yang peka 
terhadap sesama dan memiliki jiwa yang tulus bahwa keselamatan adalah 
anugerah Tuhan, yang bukan hanya dimonopoli atau dimiliki sendiri, 
tetapi juga harus dimiliki orang lain. Dengan demikian, sudah 
seharusnya pemberitaan Injil diberitakan kepada siapa saja. Kiranya 
ini menggugah dan menggerakkan hati kita untuk semakin giat bermisi 
dan mengabarkan Injil. Amin.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Sola Scriptura
Alamat URL: http://backtobible-reformed.blogspot.com/p/pemuda-dan-tantangan-misi.html
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 25 Juni 2015


                 PROFIL BANGSA: SUKU ALABA ETHIOPIA

Suku Alaba Ethiopia tinggal di tengah-tengah dataran tinggi Ethiopia, 
sekitar 250 -- 300 km di barat daya Addis Ababa yang terhubung dengan 
jalan aspal Shashemane-Soddo. Tanahnya datar dan kering dengan tipe 
tumbuhan sabana. Jagung, tef (semacam gandum - Red.), dan lada merah 
adalah hasil panen utama yang dibudidayakan.

Sungai Bilate membatasi negara Alaba di sisi barat terhadap orang-
orang Kambaata. Bahasa dari kedua kelompok ini berkaitan erat dengan 
bahasa dataran tinggi Cushitic timur. Suku Alaba telah berada di bawah 
pemerintahan Kambaata selama beberapa tahun meskipun pada saat itu 
Alaba adalah sebuah daerah kekuasaan khusus dengan sendirinya.

Terdapat banyak perbedaan antara daerah pusat, Kulito, dan daerah 
pedesaan yang sangat luas.

1. Kulito dengan 25.000 penduduk dan sebuah pasar besar yang ramai, 
   memiliki perpaduan populasi yang minoritas berbicara bahasa Alaba. 
   Di daerah pedesaan hanya bahasa Alaba yang digunakan.
2. Kulito memiliki beberapa gereja Protestan dan banyak populasi 
   Ortodoks yang terlihat. Daerah pedesaan kebanyakan beragama M.
3. Di pedesaan, tingkat kemampuan membaca sangat rendah, sedangkan 
   orang-orang di daerah Kulito kemampuan membacanya lebih baik. 
   Orang- orang Alaba secara tradisional sangat percaya diri dan 
   sangat kebal dengan pengaruh dari luar. Hal itu membuat mereka jauh 
   dari perkembangan modern dan pendidikan. Sekarang, tampaknya hal 
   tersebut akan berubah dan data statistik dari tahun 2002 -- 2003 
   menunjukkan bahwa ada 36 sekolah di Alaba dengan 26.000 siswa.

Cara hidup suku Alaba sangat sederhana. Hampir semua rumah di daerah 
pedesaan berbentuk bulat, beratapkan jerami, terbuat dari kayu dan 
lumpur. Mereka tidak memiliki langit-langit dan memiliki lantai 
berlumpur. Ternak-ternak menghabiskan malam mereka bersama dengan para 
penduduk. Kebanyakan penduduk mengambil air minum mereka dari sungai 
dan kolam dengan membawanya dalam jarak yang jauh. Lebih dari setengah 
rumah-rumah di perkotaan tidak memiliki aliran listrik. Kayu bakar dan 
daun-daun pepohonan digunakan untuk memasak. Pemerintah Alaba 
menyatakan kebutuhan terbesar, yaitu sekolah dan klinik untuk desa-
desa, dan sumur-sumur untuk desa-desa tanpa air minum. (t/Hossiana)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://joshuaproject.net/people_groups/10255/ET
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 25 Juni 2015


                            DOA MISI DUNIA

1. Kolombia

Berdoalah untuk Brother Carlos Aquilera yang memperjuangkan hak anak-
anak Kristen suku asli di Kolombia dalam mengenyam pendidikan. Aksinya 
ini mengundang murka para pemimpin suku di Kolombia.

Pokok Doa:
- Berdoa untuk anak-anak Kristen suku asli Kolombia untuk bisa tetap 
  mendapat pendidikan yang layak.
- Berdoa untuk Brother Carlos supaya Allah menyertainya dengan 
  keberanian dan hikmat untuk memperjuangkan Kabar Baik di sana.

2. Mauritania

Di Mauritania, baru-baru ini dikeluarkan pernyataan keras mendukung 
pergerakan agama M.

Pokok Doa:
- Berdoa untuk situasi yang sedang dialami umat Kristen di Mauritania 
  yang mengalami tekanan dan mungkin ancaman dari pihak luar.
- Berdoalah kiranya berita Injil segera diberitakan bagi orang-orang 
  di Mauritania dan kiranya anugerah Allah menolong mereka.

3. Suriah

Saat ini, hampir seluruh wilayah di Suriah seperti kota-kota mati tak 
berpenghuni, dengan kondisi infrastruktur yang rusak parah, sementara 
serangan bom masih terdengar di mana-mana.

Pokok Doa:
- Berdoa untuk wilayah Suriah yang telah dikuasai oleh kelompok 
  militan, yang dengan kejam membantai banyak orang di negara itu.
- Berdoa untuk pemulihan negara ini, kiranya belas kasih Allah 
  berkenan memulihkan negara ini.


Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Mei dan Ayub
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org