Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/1

e-JEMMi edisi No. 01 Vol. 12/2009 (7-1-2009)

Pengertian Misi

 


______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Pengertian Misi
REFERENSI MISI: Seputar Pengertian Misi dalam Situs e-Misi
SUMBER MISI: Myanmar Christian Mission
DOA BAGI MISI DUNIA: Cina, Papua Nugini
DOA BAGI INDONESIA: Doa Syafaat bagi Indonesia

______________________________________________________________________

         THE NEW BIRTH IS NOT AN OPTIONAL, IT`S IMPERATIVE
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Pertama-tama, kami mengucapkan "SELAMAT TAHUN BARU 2009" kepada 
  semua Pembaca e-JEMMi. Harapan kami, di tahun yang baru ini kita 
  semakin bertumbuh untuk mengenal Dia lebih dalam, berada dalam 
  kasih, anugerah, dan damai sejahtera Allah.

  Mengawali tahun 2009, e-JEMMi membahas topik seputar pengertian 
  misi, baik pengertian secara umum maupun pengertian misi yang 
  terdapat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagaimana? 
  Apakah Anda ingin belajar tentang misi bersama kami? Jika ya, maka 
  simaklah sajian-sajian yang sudah kami siapkan. Tapi jangan lupa 
  berdoa, minta agar Tuhan memberikan Anda hikmat dan pengetahuan 
  untuk memahami dan mengerti setiap rencana yang Ia sediakan bagi 
  kita.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                          PENGERTIAN MISI

  Cara kita memikirkan tugas sangatlah memengaruhi cara yang kita 
  gunakan untuk menyelesaikannya. Dalam bukunya, "Planning Strategies 
  for World Evangelization", Edward R. Dayton dan David A. Fraser 
  menulis sepuluh langkah yang dapat dijadikan pedoman dalam 
  melaksanakan perencanaan strategi penginjilan. Kesepuluh langkah itu 
  ialah: (1) tentukan misi yang akan dilakukan; (2) tentukan   
  orang-orang yang akan dijadikan sasaran; (3) tentukan tenaga yang 
  akan dipakai untuk penginjilan; (4) telitilah sarana dan metode 
  penginjilan yang akan digunakan; (5) tetapkan pendekatan yang akan 
  dipakai; (6) perhitungkan hasil-hasil yang diharapkan; (7) lakukan 
  pembagian tugas; (8) buatlah rencana; (9) bertindaklah; dan (10) 
  adakan evaluasi.

  Perhatikan, langkah pertama adalah menentukan misi yang akan 
  dilakukan. Di antara para penginjil dan misionaris maupun pekerja 
  Kristen, terdapat banyak orang yang aktif. Mereka ingin langsung 
  menggunakan langkah Dayton dan Fraser yang ke-9. Sikap seperti ini 
  patut dihargai. Tanpa para aktivis yang bersemangat dan kurang sabar 
  seperti mereka itu, pekerjaan Tuhan tidak akan pernah terselesaikan. 
  Tetapi segala sesuatu yang kita kerjakan haruslah kita pikirkan 
  terlebih dahulu, berpikir dan bekerja merupakan dua hal yang tidak 
  boleh dipisah-pisahkan.

  Bahkan para pemain sepakbola yang sangat aktif pun memikirkan lebih 
  dahulu strategi yang akan mereka pakai sebelum mereka terjun ke 
  lapangan untuk bertanding. Membuat rencana permainan terlebih dahulu 
  tidak akan mengurangi semangat dan kegiatan mereka dalam 
  pertandingan, tetapi menjadikannya lebih terkontrol. Prinsip yang 
  sama juga berlaku untuk perkembangan gereja. Karena itulah kita 
  perlu benar-benar memahami maksud dari misi yang akan kita lakukan. 
  Hal itu merupakan bagian yang penting dari perencanaan strategi 
  perkembangan gereja.

  Kerajaan Allah dan Misi

  Seperti halnya dengan orang-orang injili lainnya, kita harus 
  memercayai bahwa Kerajaan Allah merupakan suatu janji yang akan 
  digenapi di masa yang akan datang bersamaan dengan kedatangan Tuhan 
  untuk kedua kalinya. Akan tetapi, selama 20 tahun belakangan ini, 
  sudah terjadi perubahan dalam pandangan orang-orang injili. Berbeda 
  dengan masa-masa yang lalu, kini Kerajaan Allah itu tidak saja 
  dipandang sebagai suatu janji untuk masa yang akan datang, melainkan 
  juga sebagai suatu realitas di masa sekarang ini. Pandangan ini 
  sudah semakin menonjol.

  Yesus mengajarkan bahwa konsep waktu dapat dibagi menjadi "waktu di 
  dunia ini" dan "waktu di dunia yang akan datang" (Matius 12:32). 
  Rasul Paulus menyatakan bahwa Yesus jauh lebih tinggi dari segala 
  pemerintah dan penguasa "bukan hanya di dunia ini saja, melainkan 
  juga di dunia yang akan datang" (Efesus 1:21). Kedua masa itu 
  dipisahkan oleh kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Pada saat Yesus 
  datang kembali dan mengantar dunia masuk ke masa yang akan datang, 
  pada saat itulah Kerajaan Allah datang dalam kesempurnaannya. Langit 
  akan lenyap, unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi 
  dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap (2 Petrus 3:10). 
  Yerusalem Baru akan didirikan, Allah akan memerintah dengan 
  berkuasa, dan semua orang yang ada di Yerusalem Baru akan 
  mengakui-Nya sebagai Raja dan akan mematuhi-Nya. Inilah realitas 
  yang akan datang dari Kerajaan Allah itu.

  Tetapi kita tidak perlu menunggu sampai kedatangan Kristus yang 
  kedua kalinya untuk dapat merasakan berkat-berkat Kerajaan Allah. 
  Kerajaan Allah dinyatakan dalam dunia ini ketika Yesus datang untuk 
  pertama kalinya. Yohanes Pembaptis telah memberitakan di Padang 
  Gurun Yudea, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat" (Matius 
  3:2). Dengan pemberitaannya itu, Yohanes Pembaptis sedang menyiapkan 
  jalan untuk Tuhan. Juga ketika Yesus memulai pelayanan-Nya, berita 
  yang disampaikannya adalah: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah 
  dekat" (Matius 4:17). Ketika Yesus mengutus dua belas rasul dan 
  kemudian tujuh puluh orang murid-Nya, Ia menyuruh mereka untuk 
  memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Kitab Kisah Para 
  Rasul menjelaskan bagaimana para rasul memberitakan Kerajaan Allah 
  tersebut. Beberapa surat kiriman menyebutkan tentang Kerajaan Allah. 
  Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Kolose bahwa Allah "telah 
  melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam 
  Kerajaan Anak-Nya yang kekasih" (Kolose 1:13).

  Tidak seperti di Yerusalem Baru, di masa sekarang ini "kuasa 
  kegelapan" -- demikian Paulus menyebutnya -- dan Kerajaan Allah 
  sama-sama ada di dunia. Hal inilah yang menyebabkan misi itu 
  diperlukan. Allah mengutus kita untuk melakukan misi kristiani ini. 
  Ia mengutus kita sebagai duta-duta Kerajaan-Nya pada dunia yang 
  masih berada di bawah kuasa si jahat. Sebagai akibatnya, terjadi 
  pertentangan antara Iblis dan semua pasukannya melawan Allah dan 
  segala pasukan-Nya. Ini merupakan ciri penentu dari misi. Yesus 
  berkata, "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, 
  maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu" (Matius 
  12:28). George Ladd mengatakan bahwa hal ini merupakan "teologi 
  pokok Kerajaan Allah".

  Pada jalan yang menuju ke Damsyik, Rasul Paulus dipanggil Yesus 
  untuk melayani orang-orang bukan Yahudi. Pekerjaan yang akan 
  dilakukannya setelah menerima panggilan itu digambarkan sebagai 
  suatu serangan terhadap kerajaan yang dikuasai oleh Iblis. Rasul 
  Paulus diutus "untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik 
  dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah" 
  (Kisah Para Rasul 26:18). Iblis adalah "ilah zaman ini" (2 Korintus 
  4:4). Kekuasaannya ditunjukkan pada saat Yesus menghadapi pencobaan. 
  Iblis memperlihatkan semua kerajaan dunia kepada Yesus dan berkata 
  kepada-Nya, "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud 
  menyembah aku" (Matius 4:9). Iblis hanya dapat melakukan hal itu 
  jika semua kerajaan dunia itu adalah miliknya. Iblis sendiri 
  mengatakan bahwa semuanya itu adalah miliknya, "Semuanya itu telah 
  diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang 
  kukehendaki" (Lukas 4:6). Rasul Yohanes juga menguatkan hal ini 
  dengan mengatakan bahwa "seluruh dunia berada di bawah kuasa si 
  jahat" (1 Yohanes 5:19).

  Inti Amanat Agung Yesus adalah untuk menjadikan semua bangsa 
  murid-Nya. Dipandang dari pengertian tentang Kerajaan Allah, semakin 
  bertambahnya orang-orang yang menjadi murid Yesus Kristus, berarti 
  semakin berkurangnya orang-orang yang berada di bawah kekuasaan 
  setan. Karena itulah Iblis, musuh jiwa kita, dengan keras berusaha 
  menentang usaha-usaha penjangkauan jiwa, penginjilan, maupun 
  perkembangan gereja. Rasul Paulus mengatakan bahwa penolakan 
  terhadap Injil itu disebabkan secara langsung oleh ulah Iblis, "Jika 
  Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup 
  untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak 
  percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, 
  sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan 
  Kristus, yang adalah gambaran Allah" (2 Korintus 4:3-4). Dalam 
  konteks Kerajaan Allah, misi merupakan suatu usaha yang penuh risiko 
  dalam peperangan rohani.

  Misi Memerlukan Pelayanan yang Holistik

  Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah 
  kehendak-Mu di bumi seperti di surga" (Matius 6:10). Hal ini berarti 
  kita sebagai wakil-wakil Tuhan di dunia, harus mencerminkan 
  nilai-nilai kerajaan-Nya dalam kehidupan maupun dalam pelayanan 
  kita. Hal ini tidaklah berarti bahwa kita sendiri yang akan 
  mendatangkan Kerajaan yang akan datang atau Yerusalem Baru ke dunia 
  melalui usaha kita. Hanya Allah yang dapat melakukannya melalui 
  intervensi adikodrati. Yerusalem Baru hanya akan datang setelah 
  Iblis dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang untuk 
  selama-lamanya (Wahyu 20:10). Sementara itu, kita yang benar-benar 
  menjadi warga negara Kerajaan Allah, masih harus tinggal di dalam 
  dunia yang dikuasai oleh si jahat.

  Ada beberapa sifat dari Kerajaan Allah yang akan datang, yang harus 
  nampak dalam kehidupan kita maupun gereja-gereja sekarang ini. 
  Antara lain, tak seorang pun di Yerusalem Baru itu yang terhilang, 
  "Mereka akan menjadi umat-Nya" (Wahyu 21:3). Selanjutnya, "Ia akan 
  menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada 
  lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis atau 
  dukacita" (Wahyu 21:4). Kejahatan yang kita lihat di dunia ini, yang 
  dinyatakan dalam sakit penyakit, kemiskinan, penindasan, pemerasan, 
  kerasukan setan, perbuatan dursila, maupun pembunuhan, akan 
  diperangi secara gigih di dalam nama Yesus.

  Ketika Yesus mengutus kedua belas murid-Nya, Ia menyuruh mereka 
  mengerjakan hal-hal yang telah dilakukan-Nya. "Pergilah dan 
  beritakanlah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Sembuhkanlah orang 
  sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah 
  setan-setan" (Matius 10:7-8). Inilah yang dimaksudkan dengan 
  pelayanan yang holistik. Pelayanan ini bertujuan untuk mendatangkan 
  kebaikan bagi manusia seutuhnya. Pelayanan ini tidak hanya berusaha 
  menyelamatkan jiwa, tetapi juga menolong mereka untuk mulai 
  merasakan berkat-berkat Kerajaan Allah dalam kehidupan mereka 
  sekarang ini, karena kita diutus Allah untuk melakukan hal-hal 
  tersebut, maka inilah maksud misi yang sebenarnya.

  Dua Amanat

  Jika kita meneliti misi holistik itu dengan lebih saksama, akan 
  nampaklah bahwa pelayanan ini terdiri dari dua amanat: amanat budaya 
  dan amanat penginjilan. (Kedua istilah ini diperkenalkan oleh Arthur 
  Glasser.)

  Amanat Budaya

  Amanat budaya dalam pelayanan, yang oleh sebagian orang disebut 
  sebagai tanggung jawab sosial orang Kristen, bermula di Taman Eden.

  Setelah Allah menciptakan Adam dan Hawa, Ia berfirman kepada mereka, 
  "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan 
  taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan 
  burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di 
  bumi" (Kejadian 1:28). Sebagai umat manusia yang diciptakan menurut 
  gambar Allah, kita bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara 
  kesejahteraan ciptaan Allah.

  Dalam Perjanjian Baru dijelaskan bahwa kita harus mengasihi sesama 
  manusia seperti diri kita sendiri (Matius 22:39). Pengertian tentang 
  sesama manusia, seperti yang diajarkan dalam perumpamaan tentang 
  orang Samaria yang baik hati, tidak terbatas hanya pada orang-orang 
  sesuku atau sekelompok budaya atau pun seagama, melainkan semua 
  orang. Berbuat baik kepada orang lain, baik kepada seseorang atau 
  pun kepada masyarakat secara keseluruhan, adalah suatu kewajiban 
  yang sesuai dengan ajaran Alkitab dan merupakan amanat budaya yang 
  diberikan Allah kepada kita.

  Amanat Penginjilan

  Amanat penginjilan juga bermula di Taman Eden. Selama beberapa 
  waktu, setiap kali Allah pergi ke Taman Eden, Adam dan Hawa telah 
  menunggu kedatangan-Nya, dan mereka memunyai persekutuan yang indah 
  dengan Tuhan. Tetapi dosa telah merusak keadaan itu. Di Taman Eden 
  inilah Iblis memperoleh kemenangannya yang cukup berarti untuk 
  pertama kalinya. Kali berikutnya Allah pergi ke taman itu, Ia tidak 
  lagi menjumpai Adam dan Hawa. Persekutuan itu telah putus. Dosa 
  telah memisahkan umat manusia dari Allah. Menghadapi keadaan itu, 
  Allah menampakkan sifat-Nya melalui kata-kata-Nya kepada Adam yang 
  berupa sebuah pertanyaan, "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9). Ia 
  segera mulai mencari Adam.

  Amanat penginjilan itu menampakkan keinginan Allah untuk bersekutu 
  dengan manusia. Itu berisi suatu perintah untuk mencari dan 
  mendapatkan kembali orang-orang yang terhilang, yang dipisahkan dari 
  Allah oleh dosa. Roma 10 menjelaskan kepada kita bahwa barangsiapa 
  yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi mereka 
  tidak akan dapat berseru kepada-Nya jika mereka tidak percaya 
  kepada-Nya dan mereka tidak dapat percaya kepada-Nya jika mereka 
  tidak pernah mendengar tentang Dia. Dan mereka tidak dapat mendengar 
  tentang Dia jika tidak ada yang memberitakan-Nya. "Betapa indahnya 
  kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Roma 10:15). Membawa 
  berita Injil yang dapat memindahkan orang-orang dari kegelapan 
  kepada terang berarti telah melaksanakan amanat penginjilan itu. 
  Inilah yang dimaksudkan Yesus ketika Ia mengutus murid-murid-Nya 
  untuk "menjadikan semua bangsa murid-Nya" (Matius 28:19). Inilah 
  Amanat Agung.

  Satu Misi, Dua Bagian

  Baik pelayanan sosial Kristen maupun pemberita Injil merupakan
  bagian-bagian yang penting dari misi alkitabiah. Istilah "amanat"
  menunjukkan bahwa kedua hal itu merupakan perintah-perintah yang
  harus dilakukan. Di kalangan injili telah tumbuh suatu kesepakatan
  bersama mengenai hal ini.

  Timbulnya kesepakatan ini belum lama. Sebelum dasawarsa 1960-an, 
  sebagian besar dari aliran injili menyamakan misi dengan amanat 
  penginjilan. Tetapi ini tidak berarti bahwa mereka mengabaikan 
  kebutuhan-kebutuhan sosial atau material. Mereka selalu berusaha 
  untuk memenuhi kebutuhan sosial orang-orang yang mereka layani. Akan 
  tetapi, meskipun kegiatan ini dianggap sebagai suatu sarana dalam 
  melakukan penginjilan atau sebagai buah keselamatan, ia tidak 
  dianggap sebagai bagian dari misi itu sendiri.

  Pada Kongres Internasional di Berlin tentang Perkabaran Injil 
  (Berlin World Congress on Evangelism) yang diadakan pada tahun 1966 
  dan disponsori oleh Asosiasi Penginjilan Billy Graham (Billy Graham 
  Evangelistic Association) dan majalah Christianity Today, amanat 
  budaya itu tidak disebut-sebut sama sekali. Dalam kongres itu, John 
  R.W. Stott -- yang dikenal luas sebagai jurubicara utama dari 
  kalangan injili -- mengatakan, "Tugas gereja bukanlah untuk 
  memperbaiki masyarakat, melainkan untuk memberitakan Injil." Dalam 
  analisanya tentang kecenderungan-kecenderungan yang ada, Arthur 
  Johnson menyimpulkan bahwa Kongres Berlin itu "berpegang teguh pada 
  keyakinan bahwa misi gereja adalah pemberitaan Injil".

  Seorang tokoh injili yang pertama-tama menekankan pentingnya amanat 
  budaya di hadapan umum adalah Horace Fenton dari "Latin America 
  Mission". Pada Kongres Wheaton tentang Misi Gereja di Seluruh Dunia 
  yang juga diadakan pada tahun 1966, Horace Fenton -- dalam 
  ceramahnya yang berjudul "Misi dan Permasalahan Sosial" berpendapat 
  bahwa dalam mendefinisikan misi gereja, pemisahan kedua amanat itu 
  tidaklah sesuai dengan Alkitab. (Catatan: Fenton sendiri sebenarnya 
  tidak menggunakan istilah amanat budaya dan amanat penginjilan.)

  Fenton termasuk di antara orang-orang pertama yang menyadari bahwa 
  amanat budaya itu merupakan bagian yang tak terpisahkan -- dari misi 
  itu sendiri. Tetapi kemudian para penginjil lainnya mulai mengikuti 
  jejaknya ketika diadakan Kongres Internasional tentang Penginjilan 
  Dunia yang berlangsung tahun 1974 di Lausanne, Swiss. Dalam Kongres 
  Lausanne tersebut, amanat budaya itu memperoleh cukup banyak 
  perhatian dalam sidang-sidang pleno. Pada saat itu John Stott 
  sendiri telah mengubah pandangannya, serta mengetahui bahwa dalam 
  misi terkandung amanat penginjilan maupun amanat budaya. Kongres 
  Lausanne itu menghasilkan Ikrar Lausanne yang memuat suatu 
  pernyataan yang tegas tentang amanat budaya dalam pasalnya yang 
  ke-5, dan tentang amanat penginjilan dalam pasalnya yang ke-4 dan 
  ke-6.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Strategi Perkembangan Gereja
  Judul asli buku: Strategies for Church Growth
  Penulis: C. Peter Wagner
  Penerjemah: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang 1996
  Halaman: 81 -- 87

______________________________________________________________________
REFERENSI MISI

                SEPUTAR PENGERTIAN MISI DALAM SITUS E-MISI
                      http: //www.misi.sabda.org

1. Panggilan untuk Bermisi
   ===> http://misi.sabda.org/panggilan_untuk_bermisi
   
2. Hakikat Gereja: Gereja Ada Dari Misi Dan Untuk Misi
   ===> http://misi.sabda.org/hakikat_gereja%3A_gereja_ada_dari_misi_dan_untuk_misi   
   
3. Peran Allah Bapa dalam Misi  
   ===> http://misi.sabda.org/node/1969
  
4. Misi Gereja Masa Kini
   ====> http://misi.sabda.org/misi_gereja_masa_kini
   
5. Diciptakan Untuk Sebuah Misi   
   ===> http://misi.sabda.org/diciptakan_untuk_sebuah_misi
   
6. Masuk Dunia Misi?
   ===> http://misi.sabda.org/masuk_dunia_misi
   
7. Misi Yesus ke Dunia
   ===> http://misi.sabda.org/misi_yesus_ke_dunia
   
8. Pentingnya Misi Di Hati Allah
   ===> http://misi.sabda.org/pentingnya_misi_di_hati_allah         

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

MYANMAR CHRISTIAN MISSION
==> http://myanmarchristianmission.com/
  Myanmar Christian Mission merupakan sebuah organisasi misi yang 
  berupaya menjangkau penduduk Myanmar yang  mayoritas adalah 
  orang-orang non-Kristen. Visi organisasi ini adalah memberikan 
  dukungan penuh kepada banyak penginjil lokal di setiap daerah di 
  seluruh negara ini serta sekolah-sekolah Alkitab beserta pengajar 
  dan pelajarnya. Organisasi ini berencana menerjemahkan, mencetak, 
  dan mendistribusikan literatur-literatur Kristen dalam semua dialek 
  bahasa Myanmar. Selain itu, organisasi ini juga akan terus 
  mendirikan klinik medis (termasuk klinik khusus untuk merawat 
  malaria dan TBC) di seluruh negara dalam rangka menyediakan 
  perawatan kesehatan gratis bagi mereka yang sakit. Kunjungi situsnya 
  untuk melihat bagaimana Anda dapat membantu mereka memenuhi visi 
  tersebut.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

C I N A
  Saat ini, lebih dari empat puluh universitas di Cina memiliki 
  Departemen Pendidikan Agama Kristen atau Pendidikan Keagamaan. Para 
  mahasiswa Cina dan sarjana keagamaan berterima kasih kepada 
  pemerintah atas izin yang diberikan untuk mengadakan program 
  tersebut. Selain itu, Akademi Ilmu Sosial Cina, yang dibiayai oleh 
  pemerintah, juga memasukkan Departemen Pendidikan Agama Kristen 
  dalam divisi keagamaannya. Dengan semakin populernya program studi 
  agama Kristen, beberapa universitas di Cina sangat mengharapkan para 
  cendekiawan Barat mengajar di departemen keagamaan mereka. (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi Oktober 2008, Volume 26, No. 10
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: China: Universities Add Christian Studies to 
                      Curriculum
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 4
  Pokok Doa:
  * Mengucap syukur atas dibukanya Departemen Pendidikan Agama Kristen
    di universitas-universitas di Cina. Berdoalah agar lebih banyak 
    mahasiswa yang tertarik untuk mengambil mata pelajaran ini agar
    mereka dapat mengenal Kristus dan kebenaran-Nya.
  * Doakan juga agar Tuhan menyediakan tenaga pengajar yang memiliki 
    hati misi untuk menjangkau jiwa yang terhilang. 

P A P U A  N U G I N I
  Anda tidak pernah terlalu tua untuk dibaptis. Itulah pesan yang
  disampaikan oleh Namb kepada orang-orang yang hadir dalam ibadah
  pembaptisannya di Yano Kambulupira, Papua Nugini. Dia dibaptis pada
  usia 106 tahun.

  Namb adalah seorang ketua yang membawahi para ketua daerah setempat. 
  Pada tahun 1975, dia memutuskan -- menentang kehendak teman-teman 
  sesukunya -- untuk mengizinkan misionaris Advent, Paul, untuk 
  mendirikan gereja di kampungnya.

  Beberapa tahun kemudian, Paul mendapat beberapa ancaman pembunuhan 
  dan pekerjaannya terus-menerus dihalangi. Sebagai orang yang cinta 
  damai, Namb membelanya dan meyakinkan sukunya agar mengizinkan Paul 
  tinggal di kampung tersebut. Tetapi, walau Namb membela Paul dan 
  mengizinkannya mendirikan gereja di kampung itu, bahkan mengerahkan 
  penduduk untuk membantu pembangunan gereja, dia masih tetap 
  menyembah roh nenek moyangnya.

  Selama 30 tahun, dia tidak datang ke gereja. Namun akhirnya, pada
  tahun 2005, Namb ke gereja untuk pertama kalinya dan beberapa bulan
  kemudian dia menyerahkan hidupnya kepada Kristus. Ketika dibaptis, 
  seluruh keluarganya ikut hadir, yaitu lima istri dan lebih dari 60 
  anak serta 300 cucu! (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi Oktober 2008, Volume 26, No. 10
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: Papua New Guinea: 106-Year-Old Chief Baptized
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 1
  Pokok Doa:
  * Bersyukurlah kepada Tuhan atas setiap jiwa baru yang dimenangkan
    bagi Kristus. Secara khusus, berdoa bagi Namb yang telah
    memproklamirkan hidup barunya. Biarlah Namb dipakai Tuhan untuk
    memenangkan keluarga, suku, bahkan negaranya. Doakanlah pula agar
    Namb tetap bertahan, meskipun banyak godaan yang dapat membuat dia
    kembali ke kebiasaan lamanya.
  * Doakan setiap hamba Tuhan yang melayani masyarakat di Papua
    Nugini. Minta agar Tuhan memampukan mereka melayani masyarakat di
    sana, khususnya mereka yang masih terikat dengan okultisme.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                       DOA SYAFAAT BAGI INDONESIA

  Memasuki tahun baru 2009 ini, kami mengajak Pembaca sekalian berdoa 
  syafaat mendoakan bangsa dan negara kita. Tahun 2009 merupakan tahun 
  dengan agenda penting negara, yaitu PEMILU. Oleh karena itu, kita 
  perlu bersatu hati untuk berdoa bagi negara kita.

  1. Mengucap syukur untuk penyertaan, berkat, perlindungan, dan
     anugerah yang telah Tuhan berikan di tahun yang lalu. Doakan agar
     di tahun 2009 ini setiap orang percaya di Indonesia dapat lebih
     mensyukuri segala sesuatu yang Tuhan berikan dalam hidup mereka.

  2. Pada tahun 2009 ini, mari kita bersatu hati memohon Tuhan
     mencurahkan berkat, perlindungan, dan pemulihan atas Indonesia,
     sehingga setiap masyarakat dapat hidup dengan damai dan aktif
     meskipun berada dalam berbagai pencobaan.

  3. Doakan para aparat pemerintahan, baik dari tingkat pusat sampai
     daerah, agar Tuhan memberi hikmat dan memampukan mereka dalam
     menjalankan tugas mereka dengan baik dan adil.

  4. Doakanlah pemerintah yang mempersiapkan penyelenggaraan PEMILU
     Legislatif pada bulan April dan PEMILU Presiden pada Juli 2009
     mendatang. Biarlah Tuhan memberikan hikmat dan bijaksana kepada
     aparat pemerintah agar dapat melaksanakan tugas dengan baik dan
     jujur.

  5. Kiranya melalui PEMILU ini, Tuhan memunculkan para pemimpin
     bangsa yang dikehendaki-Nya, serta membawa bangsa Indonesia masuk
     dalam rencana-Nya dan dimenangkan bagi Dia.

  6. Berdoa agar keadaan menjelang PEMILU tetap kondusif. Biarlah
     Tuhan menjauhkan segala hal yang dapat mengganggu kesatuan negara
     Indonesia ketika melaksanakan acara yang penting bagi negara ini.

  7. Teruslah berdoa bagi masyarakat Indonesia yang masih berjuang 
     untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Biarlah Tuhan 
     memberikan hikmat kepada pemerintah untuk menetapkan strategi dan 
     kebijakan yang dapat memajukan masyarakat luas. Kiranya Tuhan 
     memulihkan bangsa ini dan mencurahkan berkat ke atasnya.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org