Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/50

e-JEMMi edisi No. 50 Vol. 9/2006 (19-12-2006)

Misionaris Wanita Lajang

                                            Desember 2006, Vol.9 No.50
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI       : Misionaris Wanita Lajang: "Warga Kelas Dua"
SUMBER MISI        : Christian Women Today, Priceless Woman
DOA BAGI MISI DUNIA: Venezuela, Amerika, Mongolia
DOA BAGI INDONESIA : Para Wanita
SURAT ANDA         : Akses Situs e-MISI
______________________________________________________________________

  BELAJAR ALKITAB MEMBUAT KITA BIJAK; MEMERCAYAINYA MEMBUAT KITA AMAN;
                   MELAKUKANNYA MENJADIKAN KITA SUCI
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Imanuel!

  Dalam tradisi Yahudi, wanita dianggap sebagai golongan masyarakat
  kelas dua, mengingat peran utama dipegang oleh pria. Bahkan wanita
  dianggap tidak punya hak untuk berbicara. Pandangan ini masih
  melekat sampai hari ini; tidak hanya di kalangan orang Yahudi, tapi
  juga hampir di seluruh dunia.

  Meski demikian, Alkitab memaparkan peranan penting kaum wanita dalam
  keluarga, masyarakat, termasuk sejarah keselamatan. Banyak wanita
  yang terlibat dalam pelayanan Yesus. Hal ini jelas menepis anggapan
  bahwa kaum wanita tidak berkesempatan untuk berkarya. Lebih jauh
  lagi, keselamatan yang Ia anugerahkan ternyata telah menghasilkan
  perubahan dan pertumbuhan iman yang luar biasa. Alhasil, banyak
  wanita yang terdorong untuk terlibat dalam pelayanan, termasuk
  penginjilan.

  Nah, para wanita, bergiatlah dalam melayani Tuhan. Siapkan diri Anda
  untuk ambil bagian dalam Amanat Agung dan turut serta dalam
  perjamuan-Nya. Selamat melayani dan selamat Hari Ibu!

  Tuhan memberkati!

  Redaksi e-JEMMi,
  Lisbet
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

             MISIONARIS WANITA LAJANG: "WARGA KELAS DUA"
             ===========================================

  Sejak dahulu, wanita sudah memiliki peran dalam dunia penginjilan.
  Dari zaman Perjanjian Baru, gereja mula-mula dan zaman Abad
  Pertengahan, sampai ke periode misi modern, pelayanan wanita sangat
  luar biasa. Para istri Moravia bahkan sangat menonjol dan
  berdedikasi terhadap dunia pelayanan, seperti juga para istri
  misionaris (misalnya, Adoniram Judson dan Hudson Taylor). Namun, ada
  juga para istri yang setia melayani meski sebenarnya tidak menyukai
  apa yang mereka lakukan. Kita tidak akan pernah tahu berapa jumlah
  istri yang tetap setia melayani meskipun itu bukanlah yang mereka
  ingini. Edith Buxton, dalam bukunya "Reluctant Missionary"
  (Misionaris yang Enggan), mengisahkan perjuangan dan
  ketidakbahagiaannya menjalani kehidupan sebagai seorang misionaris
  asing sebelum akhirnya ia mengetahui bahwa pelayanan ini adalah
  kehendak Tuhan; serta Pearl Buck yang mengisahkan tahun-tahun penuh
  ketidakbahagiaan yang dijalani ibunya sebagai istri seorang
  misionaris di Cina, sebelum akhirnya dia dapat menerima
  pekerjaannya.

  Sebaliknya, ada jauh lebih banyak wanita lajang yang merasa bahwa
  Tuhan memang menginginkan mereka bekerja di ladang misi. Mereka
  merasa tertantang dengan adanya tuntutan yang besar di dunia luar.
  Para istri, dengan segala tanggung jawab rumah tangga dan anak yang
  harus dirawatnya, tentu tidak sanggup menanggung beban ini. Walaupun
  publik menentang mereka berkecimpung dalam ladang misi, pada awal
  tahun 1820-an, satu per satu wanita lajang mulai merambah ke luar
  negeri.

  Wanita lajang berkebangsaan Amerika (bukan janda) pertama yang
  menjadi misionaris asing adalah Betsy Stockton. Ia adalah seorang
  wanita kulit hitam dan bekas budak yang pergi ke Hawaii pada tahun
  1823. Ia bergabung dengan American Board dan mereka setuju untuk
  mengirimnya ke luar negeri, namun hanya sebagai pembantu lokal untuk
  pasangan misionaris lain. Terlepas dari rendahnya posisi itu, Betsy
  dianggap memiliki kemampuan untuk mengajar sehingga diizinkan untuk
  merintis satu sekolah. Menanggapi kebutuhan akan seorang guru wanita
  lajang, Chyntia Farrar yang berasal dari New Hampshire, bertolak ke
  Bombay pada tahun 1820-an. Ia melayani dengan setia selama 34 tahun
  di bawah naungan badan Marathi Mission.

  Diskriminasi terhadap wanita lajang menyebabkan munculnya konsep
  baru tentang misionaris asing, yaitu "lembaga wanita". Persepsi ini
  pertama kalinya muncul di Inggris dan dengan cepat menyebar sampai
  ke Amerika. Sampai tahun 1900, ada lebih dari empat puluh kelompok
  misi wanita di AS. Karena adanya "lembaga wanita" ini, jumlah wanita
  lajang di ladang misi meningkat pesat, bahkan melampaui jumlah
  misionaris pria. Di Provinsi Shantang, Cina, data statistik yang
  berkaitan dengan Lembaga Baptis dan Presbytarian menunjukkan ada 79
  wanita berbanding 46 pria. Pada dekade selanjutnya, perbandingan itu
  meningkat menjadi 2:1.

  Dalam bukunya, "Western Women in Eastern Lands" (Wanita Barat di
  Tanah Timur) yang diterbitkan tahun 1910, Helen Barret Montgomery
  mengisahkan langkah mengagumkan yang dilakukan para wanita di dunia
  penginjilan.

    "Benar-benar cerita yang mengagumkan .... Kami memulai semua ini
    dalam ketidakberdayaan, namun kini kami dikuatkan. Pada tahun
    1861, hanya ada seorang misionaris bernama Miss Marston di Burma.
    Tahun 1909 ada 4.710 misionaris wanita lajang, 1.948 di antaranya
    berasal dari AS. Tahun 1861 hanya ada satu organisasi wanita,
    namun telah berkembang menjadi 44 pada tahun 1910. Pendukungnya
    semula hanya beberapa ratus, tapi kini mencapai sedikitnya dua
    juta orang. Dana yang tersedia awalnya hanya dua ribu dolar dan
    tahun 1982 meningkat menjadi empat juta dolar. Dan kalau awalnya
    hanya ada seorang guru, pada awal tahun Yobel mencapai 800 guru,
    140 dokter, 380 penginjil, 79 perawat, 5.783 wanita pengajar
    Alkitab dan pembantu asli (native). Dari 2.100 sekolah, ada 260
    sekolah tinggi dan sekolah asrama. Ada 75 rumah sakit dan 78
    apotek .... Ini suatu prestasi yang patut dibanggakan para wanita.
    Namun, ini hanyalah permulaan yang sederhana dari apa yang bisa
    dan yang mampu dikerjakan wanita, di saat kegerakan siap dimulai."

  Namun, apa yang sebenarnya mendorong para wanita lajang itu sehingga
  rela meninggalkan keluarga dan tanah airnya, bahkan hidup dalam
  kesulitan, kesendirian, dan pengorbanan? Tampaknya alasan terbanyak
  adalah karena kecilnya kesempatan bagi wanita lajang untuk melayani
  sepenuh waktu di tanah air mereka. Pelayanan Kristen dianggap
  sebagai pekerjaan pria. Beberapa wanita dari abad ke-19, seperti
  Catherine Booth, mencoba terjun ke dalam dunia yang didominasi oleh
  para pria ini, namun juga mendapat tentangan. Wanita lainnya bekerja
  di dunia sekuler. Florence Nightingale misalnya, sangat rindu untuk
  melayani Tuhan dalam pelayanan Kristen, tapi tidak mendapat
  kesempatan. Itulah alasan mengapa ladang misi menjadi wadah bagi
  para wanita yang ingin melayani Tuhan.

  Selain itu, ladang misi juga penuh dengan pelayanan dan semangat
  yang menyala-nyala. Wanita dari golongan miskin pun bisa terangkat
  statusnya melalui karier misionaris ini. Namun, pengaruh yang paling
  kuat adalah feminisme. Masuknya wanita Amerika ke dalam dunia misi,
  menurut R. Pierce Beaver, dianggap sebagai gerakan feminis pertama
  di Amerika Utara. Meski sebagian besar misionaris wanita bukan
  penganut feminisme, usaha mereka untuk menyelami dunia pria adalah
  bukti adanya rasa kesetaraan antara wanita dan pria yang sedikit
  banyak dibantu oleh perkembangan "lembaga wanita".

  Wanita lajang memiliki kesempatan unik yang tidak dapat dilakukan
  pria. Injil bisa menembus ke dalam budaya dan agama kuno adalah
  karena pekerjaan wanita (meskipun tak dapat disangkal juga bahwa di
  beberapa daerah, wanita hanya bisa bekerja bila sudah ada pria yang
  memulainya terlebih dulu). Selain itu, wanita juga tidak terikat
  tanggung jawab terhadap keluarga. Menanggapi kebebasan tersebut,
  H. A. Tupper, sekretaris Southern Baptist Foreign Mission Board
  (Lembaga Misi Baptis Selatan) menyurati Lottie Moon pada tahun 1879,
  "Pekerjaan seorang wanita lajang di Cina setara dengan dua pria yang
  sudah menikah." Namun, karena merasa kesepian, tekanan, dan kondisi
  yang buruk, banyak misionaris wanita lajang yang menyerah dan
  meninggalkan ladang misinya.

  Wanita memang lebih unggul di hampir semua aspek dunia misionaris,
  tapi dalam bidang medis, pendidikan, dan penerjemahan, kemampuan
  mereka sangat berpengaruh. Rumah sakit dan sekolah kedokteran adalah
  dua di antara banyak hasil yang diraih, termasuk di antaranya salah
  satu sekolah medis terbaik di dunia yang berlokasi di Vellore,
  India. Mereka juga mendirikan banyak sekolah lainnya, termasuk
  sebuah universitas di Seoul, Korea, dengan jumlah mahasiswa yang
  mencapai delapan ribu orang. Kitab Injil untuk pertama kalinya
  diterbitkan dalam ratusan bahasa asing. Namun, jika ada satu
  generalisasi yang bisa ditarik dari misionaris wanita dan
  pelayanannya, itu adalah tekad mereka untuk merintis pelayanan yang
  sulit. "Semakin sulit dan berbahaya suatu pelayanan, rasio wanita
  dibanding pria akan semakin tinggi," tulis Herbert Kane.

  Keunikan wanita dalam dunia pelayanan adalah mereka umumnya lebih
  mudah mengakui kelemahan dan menerima kritikan. Mereka juga lebih
  mewakili kehidupan pelayanan seorang hamba Tuhan. Lottie Moon, Maude
  Carys, dan Helen Roseveares memberikan pemahaman tentang kehidupan
  misi modern kepada para murid. (t/Lanny)

  Bahan diringkas dan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku : From Jerusalem to Irian Jaya
  Judul asli : Single Woman Missionaries: "Second-class Citizens"
  Penulis    : Ruth A. Tucker
  Penerbit   : Academie Books, Grand Rapids, Michigan 1983
  Halaman    : 231 -- 234

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

CHRISTIAN WOMEN TODAY
==>     http://www.christianwomentoday.com/
  Situs Christian Women Today menyediakan berbagai sumber referensi
  tentang kehidupan wanita Kristen. Lewat situs ini Anda bisa
  mendapatkan hal-hal penting bagi pertumbuhan iman dan pembimbingan
  kepada orang lain. Berbagai artikel yang tersaji tidak hanya
  menyajikan hal-hal yang relevan dengan pergumulan hidup kaum wanita,
  namun sampai kepada soal "ministry training". Nah, bagi Anda para
  wanita, silakan berkunjung ke situs yang menawarkan banyak artikel
  berbobot tentang kehidupan sehari-hari, kolom para profesional,
  ruang rumpi (chat room), renungan harian, "newsletter", "Bible
  Studies", dan pelatihan bagi pendoa dan penginjil ini.

PRICELESS WOMAN
==>     http://www.pricelesswoman.com/
  Tujuan dari situs Priceless Woman adalah untuk memberitakan
  kelahiran baru (Yohanes 3:3), khususnya bagi para wanita. Situs ini
  menyediakan sumber-sumber yang dapat mendorong para wanita untuk
  bertumbuh ke arah Kristus; meningkatkan kualitas rohani; menolong
  untuk dekat kepada Allah; dan membimbing mereka dalam tugasnya
  sebagai seorang pribadi, istri, serta ibu. Anda bisa menemukan
  "Bible studies", "newsletter", tautan ke berbagai situs dan artikel
  Kristen, serta kesaksian.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

V E N E Z U E L A
  Venezuela -- Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang memenangkan
  pemilihan umum ulang, kini mendapat beragam tanggapan dari
  orang-orang Kristen. Trans World Radio (TWR) menyiarkan program
  agama Kristen di Venezuela. Jim dari TWR mengatakan, ketika satu
  organisasi misi diusir keluar dari perkampungan suku tahun lalu, TWR
  justru mengalami suatu pertumbuhan. Kepedulian Chavez terhadap
  dunia pendidikan mendorong stasiun radio untuk menyiarkan program
  anak-anak. "Banyak stasiun radio yang kurang menyajikan dan
  menghasilkan program untuk anak-anak. TWR sudah menawarkan program
  untuk anak-anak bernama Pedrito el Pulpo, untuk disiarkan di stasiun
  radio umum." Chavez membutuhkan pendidikan tentang moral di
  sekolah-sekolah negeri. "TWR diberi wewenang untuk masuk ke dalam
  sekolah-sekolah negeri dengan menggunakan bahan dari program radio
  anak-anak, mengadakan pertunjukan boneka, dan memberikan Alkitab
  serta undangan.
  [Sumber: Mission Network News, Desember 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Mari bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh pemerintah
    Venezuela kepada TWR untuk menggunakan bahan program anak mereka
    ke sekolah-sekolah umum. Kita juga patut bersyukur karena TWR bisa
    memberikan Alkitab pada kesempatan tersebut.
  * Program anak oleh TWR ini merupakan kesempatan berharga bagi
    saudara-saudara kita di TWR untuk memperkenalkan Kristus yang
    membawa damai. Berdoalah agar program ini dapat terus berlanjut.

A M E R I K A
  Suatu "political correctness" tengah melanda suasana Natal di AS.
  Keadaan tersebut ditunjukkan oleh tulisan-tulisan "selamat liburan",
  "selamat Natal", atau "damai di bumi" yang dipajang di toko-toko.
  Hal ini jelas mengaburkan makna Natal yang sejati. Sebaliknya,
  American Tract Society (ATS) menegaskan bahwa Yesus merupakan alasan
  dari segenap perayaan tersebut dan kebenaran inilah yang sedang
  mereka perjuangkan. Fern dari ATS berkata, "Kami memiliki kartu
  ucapan seukuran kartu nama. Di satu sisinya tertulis, `Selamat
  Natal` dengan kutipan ayat, `Seorang Juru Selamat telah lahir`.
  Ketika Anda membaliknya, tulisan `Selamat berlibur` telah dicoret
  dengan tanda `no` di depannya, lengkap dengan alamat situs
  www.KeepMerryChristmas.com." Situs tersebut menunjukkan makna Natal
  yang sesungguhnya, berita Injil. Fern menambahkan bahwa dengan kartu
  ini, orang-orang Kristen yang sangat pemalu sekalipun dapat menjadi
  saksi mata dalam masa Natal ini. Kartu ini bahkan bisa disimpan
  dalam saku, dompet, ransel punggung, ataupun tas pinggang. Dan
  setiap kali Anda ingin mengucapkan `Selamat Natal`, berikan saja
  kartu ini dan saya jamin bahwa Roh Kudus akan segera bekerja."
  [Sumber: Mission Network News, Desember 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Berdoalah agar orang-orang di Amerika dapat menemukan makna Natal
    yang sejati dan bisa sungguh-sungguh melibatkan Tuhan Yesus
    sebagai fokus utama dalam setiap perayaan Natal.
  * Natal merupakan peristiwa kedatangan Tuhan Yesus yang pertama. Ia
    datang untuk mewartakan kabar sukacita kepada segenap suku bangsa.
    Berdoalah bagi saudara-saudara kita di Amerika, termasuk seluruh
    orang percaya yang merayakan Natal, agar memiliki keberanian dan
    hikmat untuk mewartakan Kristus pada Natal kali ini.

M O N G O L I A
  "Saya memerlukan waktu dua tahun agar merasa yakin bahwa seseorang
  sudah diselamatkan," ucap seorang pastor Mongolia kepada misionaris
  Jim dan Lianne.

  "Orang-orang Mongolia sudah memercayai perdukunan -- penyembahan roh
  pohon, air, api, dan sebagainya -- selama ratusan tahun," tulis Jim.
  "Penyembahan tersebut diatasnamakan dalam suatu ajaran agama
  sehingga menyebabkan orang Mongolia berpikir bahwa mereka dapat
  mengendalikan para dewa.

  "Banyak orang yang berpikir bahwa satu-satunya Allah, pencipta
  semesta alam, dapat dikendalikan dan diatur dengan cara yang sama
  seperti mengendalikan para dewa."

  Mereka bisa saja rajin datang ke gereja, bahkan memberi kesaksikan
  mengenai pekerjaan Tuhan dalam hidup mereka setiap Minggu.

  "Namun setelah dua tahun, jika Yesus tidak memberkati, mereka akan
  berpindah agama atau tidak beragama sama sekali," tulis Jim.
  "Penduduk Mongolia umumnya miskin. Mereka berpikir bahwa berkat
  Tuhan seharusnya dalam hal finansial atau kekayaan."

  Meskipun begitu, ada juga orang Mongolia yang memahami keselamatan.

  "Seorang wanita sangat mensyukuri anugerah keselamatan dari Allah
  dan dia mulai menulis lagu-lagu penyembahan," tulis Jim dan Lianne.
  "Misionaris di sana mengabarkan bahwa mereka sampai tidak sanggup
  untuk terus merekamnya karena begitu cepatnya dia menulis lagu,"
  sambungnya lagi.

  "Saya telah menyaksikan salah seorang teman bersaksi kepada seorang
  supir taksi dengan sangat wajar, seolah bernafas saja -- sama sekali
  tidak merasa canggung," tulisnya. "Saya juga melihat saudara-saudari
  kita dalam Kristus menangis ketika menceritakan beban mereka akan
  orang tua, pasangan hidup, dan anak-anak yang belum bertobat.
  Kristus sedang mengubahkan hidup orang-orang di Mongolia!"
  [Sumber: New Tribes Mission, Desember 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Sikap apatis penduduk lokal dalam menerima firman Allah terkadang
    dapat menyurutkan semangat para hamba Tuhan yang sedang
    memberitakan firman kepada mereka. Bawalah tim NTM yang sedang
    melayani di antara orang Mongolia dalam doa,
  * Ucapkanlah syukur kepada Bapa atas keberanian sebagian orang
    percaya di Mongolia untuk bersaksi tentang Yesus kepada setiap
    orang yang belum mengenal nama-Nya.
  * Berdoalah agar orang-orang percaya di Mongolia dapat mengabarkan
    Injil kepada sanak keluarga dan kerabat mereka.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                              PARA WANITA
                              ===========

  * Banyak ibu rumah tangga yang tidak hanya mengerjakan urusan
    rumah tangga, tapi juga berkarier di luar. Berdoalah supaya para
    ibu tersebut tidak menelantarkan keluarga mereka, tapi dapat
    membagi waktu antara karier dan keluarga.

  * Ibu rumah tangga juga punya peran penting dalam membentuk generasi
    yang takut akan Tuhan. Doakan mereka agar menjadi ibu yang
    bijaksana dalam mendidik anak-anak.

  * Ada banyak wanita lajang yang melayani, entah sebagai misionaris
    ataupun sebagai hamba Tuhan. Adakalanya mereka merasa kesepian dan
    membutuhkan keberadaan pasangan hidup. Doakan agar Roh Kudus
    menjadi penghibur sejati dalam hati mereka. Berdoalah agar Tuhan
    berkenan menyediakan pasangan hidup bagi mereka, sebagai
    pendamping dalam pelayanan memberitakan firman Allah.

  * Doakanlah para wanita yang menjadi istri hamba Tuhan agar selalu
    setia mendampingi pelayanan suami mereka.

  * Doakan pula para janda yang menjadi ibu dari anak-anak mereka agar
    diberikan kesabaran, bergantung pada Allah dan berhikmat dalam
    membesarkan anak yang menjadi anugerah Allah.

______________________________________________________________________
SURAT ANDA

  >From: Deasy Natalia <deasy.natalia(at)xxxx>
  >Dear Bapak/Ibu Admin E-Misi,
  >Saya lihat berapa bulan terakhir ini doa untuk kota tidak bisa
  >diakses, lalu hari ini ternyata doa untuk suku juga tidak bisa
  >diakses. Apakah saya bisa mendapat datanya by email (terutama kota
  >Aceh, Papua, Kalimantan Barat, Mataram) ? karena saya memerlukannya
  >sebagai bahan pokok doa untuk persekutuan. Sebelumnya terima kasih
  >banyak.
  >
  >Best Regards
  >Deasy

  Syalom Deasy,
  Beberapa bulan terakhir memang kami menutup akses ke Doa Bagi Kota
  dan bagian-bagian yang ada kaitannya dengan lintas budaya untuk
  alasan keamanan. Selain itu, data-data di bagian itu juga sudah
  tidak cocok dengan perkembangan zaman sekarang.

  Akan tetapi, apabila Anda ingin mendapatkan pokok-pokok doa bagi
  suku, silakan isi formulir di bawah ini dan kembalikan kepada kami
  <staf-misi(at)sabda.org>. Kami akan mengirimkan "username" dan
  "password" kepada Anda untuk bisa masuk ke bagian Lintas Budaya yang
  terdapat di situs e-MISI.

  Nama Anda:
  Gereja Anda:
  Alamat Gereja Anda:
  Nama Pendeta Anda:
  Jabatan Pelayanan Anda:
  Alasan Anda ingin berkunjung ke halaman ini:

______________________________________________________________________
URLS Edisi Ini

Mission Network News                http://www.missionnetworknews.org/
New Tribes Mission                                 http://www.ntm.org/
______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
    mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi
(sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks
______________________________________________________________________
                      Staf Redaksi: Lisbet, Lanny
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI ---- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Staf e-MISI dan Staf Redaksi:               < staf-misi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan          :   < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti              : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan:       < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi    :                   http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi               :     http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                  :               http://www.sabda.org/ylsa
Situs SABDA Katalog         :                http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org