Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/22

e-JEMMi edisi No. 22 Vol. 09/2006 (31-5-2006)

Wahana Visi Indonesia

                                                 Mei 2006, Vol.9 No.22
******************************  e-JEMMi  *****************************
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
**********************************************************************
** SEKILAS ISI **

 <*> EDITORIAL
 <*> KESAKSIAN MISI     : Wahana Visi Indonesia
 <*> SUMBER MISI        : Aims, Indian Powervision TV
 <*> DOA BAGI MISI DUNIA: Rwanda, Internasional, Meksiko
 <*> DOA BAGI INDONESIA : Gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah
 <*> SURAT ANDA         : Butuh Dukungan untuk Pelayanan Misi
______________________________________________________________________

      "OUR VISION FOR EVERY CHILD, LIFE IN ALL ITS FULLNESS ..."
       "OUR PRAYER FOR EVERY HEART, THE WILL TO MAKE IT SO ..."
                                             - Wahana Visi Indonesia -
______________________________________________________________________
** EDITORIAL **

  Pembaca e-JEMMi,

  Kisah pelayanan anak-anak Tuhan dalam dunia misi memang tidak akan
  pernah habis untuk diceritakan. Masih ada banyak bidang pelayanan
  misi yang belum tersentuh karena kurangnya pekerja dan terbatasnya
  dana. Penanganan masalah-masalah di ladang misi membutuhkan lebih
  dari sekedar pengamat, tapi orang-orang yang mau pergi dan
  menyingsingkan lengan baju untuk membantu. Bagaimana kebutuhan ini
  bisa ditangani? Mungkin, kalau ada lebih banyak orang yang tidak
  hanya berdoa dengan melipat tangan, tapi juga mengulurkan tangannya
  untuk membantu orang lain .... Mungkin, kalau ada lebih banyak orang
  yang tidak hanya berdoa dengan memejamkan mata, tapi juga membuka
  matanya untuk melihat kenyataan yang sesungguhnya .... Mungkin,
  kalau ada lebih banyak orang yang berdoa tidak hanya dengan
  berlutut, tapi juga menggunakan kakinya untuk berjalan melakukan
  karya nyata dalam kehidupan .... Mungkin, kalau ada lebih banyak
  orang yang tidak hanya bisa menyanyi, tapi juga memberi sapaan bagi
  sesama .... Mungkin ada harapan bahwa kebutuhan di ladang misi akan
  tertangani.

  Wahana Visi Indonesia (WVI) merupakan lembaga nasional dari World
  Vision di Indonesia yang memiliki sejumlah program pelayanan.
  Artikel yang kami sajikan di bawah ini menceritakan salah satu
  bentuk pelayanan yang mereka lakukan. Semoga Anda juga tergugah
  untuk terlibat di dalamnya. Silakan menyimak!

  Soli Deo Gloria!

  Redaksi e-JEMMi,
  Lisbet
______________________________________________________________________
** KESAKSIAN MISI **

                         WAHANA VISI INDONESIA
                         =====================

  Sejak tahun 2003 Wahana Visi Indonesia (WVI) mengembangkan Area
  Development Project (ADP) di salah satu kota di Indonesia.

  "Hati-hati ya," ucapan tersebut keluar dari mulut mungil Esterlita
  (9), ketika kami meninggalkan rumahnya yang berlantai kayu dan
  berdinding papan rapuh. Bangunan miring yang nyaris rubuh itu
  menjadi saksi bisu keakraban yang terbangun antara kami dengan
  keluarga kecil tanpa ibu rumah tangga tersebut.

  Diiringi tatapan polos sarat kegembiraan, anak suku B ini tidak
  mampu membendung keriangannya menggenggam biskuit dan penganan yang
  kami beli tidak jauh dari rumahnya. Kami sengaja singgah di warung
  tersebut untuk membeli oleh-oleh bagi Esterlita dan kedua
  saudaranya, Cecilia (11) dan Donatus (5).

  Berbeda dengan kakaknya, Esterlita tidak termasuk dalam program anak
  santun ADP di kota S. Program anak santun yang dikembangkan WVI baru
  bisa menjangkau sang kakak. Dibayangi kesulitan ekonomi, ia
  bersekolah tanpa kepastian akan masa depannya di bangku sekolah.

  Calok (32), sang ayah, hanyalah peladang yang bergantung pada curah
  hujan. Penghasilan dari memanen padi yang dilakukannya setahun
  sekali, tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Karena itu ia
  menjadi buruh penoreh karet yang dilakoni sejak kecil.

  Dalam sehari, Calok menoreh tujuh kilogram karet. Karena menoreh di
  kebun orang lain, dia harus menyetor 30% hasilnya kepada pemilik
  kebun. Sisanya 70% untuk dirinya. Kalau dalam sehari dia memperoleh
  tujuh kilogram dan harga perkilogramnya Rp 8.000, Calok hanya
  memperoleh Rp 39.200 dari total Rp 56.000. Jumlah tersebut
  ditukarkan di warung yang tak jauh dari rumahnya dengan beras,
  minyak goreng, garam, mecin, dan sedikit ikan asin. Sisanya
  digunakan untuk kebutuhan di hari lain. Dalam sebulan ia hanya bisa
  bekerja dua belas hari untuk menguras getah karet.

  Ketika kami singgah di rumahnya pada bulan Desember 2005, tepat
  pada musim hujan, Calok baru saja kembali dari menoreh getah karet.
  Sesuatu yang jarang dilakukan penoreh karet. Idealnya menoreh karet
  dilakukan pada saat batang pohon karet kering. Memang malam harinya
  hujan menyiram Dusun B. Batang karet yang dibasahi hujan tidak baik
  untuk ditoreh. Tapi tidak adanya penganan di rumah memaksa kepala
  rumah tangga itu pergi menoreh.

  Kehidupan keluarga ini memang sangat memprihatinkan. Kemiskinan
  memaksa sang ibu empat tahun lalu meninggalkan keluarga mengadu
  nasib ke Malaysia. Dengan perantaraan calo-calo tenaga kerja yang
  mudah ditemui di setiap desa, ia sampai ke negeri jiran melalui
  beberapa "tangan". Dari rencana dua tahun hingga sekarang, ibu tiga
  anak itu belum kembali.

  Upaya Calok untuk mengetahui nasib ibu anaknya kandas di hadapan
  calo yang memang sudah tidak tahu lagi rimba komoditas yang
  diekspornya. Sang calo yang bisa mendadak bersikap garang itu sudah
  mengantongi Rp. 300 ribu hanya untuk menginformasikan kepada agen
  adanya peminat ke negeri jiran. "Yah, mau gimana lagi. Saya tidak
  tahu harus cari ke mana," ucap Calok pendek.

  Calok tidak sendiri. Orang-orang yang senasib dengan dirinya mudah
  ditemui di setiap desa. Istri menjadi tenaga kerja sementara suami
  menjaga anak dan bertani di ladang.

  SEKOLAH PERCONTOHAN

  Dalam mengurai carut-marutnya permasalahan penduduk, ADP kota S
  tidak habis-habisnya menemui masalah yang tak berujung. Sejak
  kehadirannya pada tahun 2003, ADP yang beroperasi di 2 daerah
  tingkat dua ini telah merekrut 2.011 anak untuk disantuni.

  Upaya ADP tidak hanya berkutat pada santunan semata. Kualitas
  pendidikan seperti materi pelajaran, buku paket, dan fasilitas
  sekolah termasuk guru mendapat perhatian serius.

  Sejak tahun lalu, ADP telah mengembangkan SD Subsidi (SDS) sebagai
  sekolah percontohan. Sekolah yang bernaung di bawah sebuah yayasan
  Katolik ini memperoleh bantuan fasilitas pendidikan. "Kami juga
  sudah membangun pendopo yang juga digunakan masyarakat sekitar,"
  kata T, project manager ADP kota S.

  Pihak ADP juga telah mengirim sejumlah guru SDS untuk mengikuti
  studi banding di kota P. Di kota tersebut Kepala Sekolah SDS, Y
  memperoleh pengetahuan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
  yang mengacu pada standar UNICEF.

  Y yang telah mengabdi di bidang pendidikan sejak tahun 1971 kemudian
  membagi pengetahuannya kepada guru-guru di sekolahnya. "Bermitra
  dengan ADP, kami mengumpulkan guru-guru di Kecamatan S untuk
  bersama-sama menelaah dan memahami pembelajaran aktif, kreatif,
  efektif, dan menyenangkan. Dengan menerapkannya, penerapan KBK akan
  mulus."

  Bantuan lain dari ADP yang sangat membantu sekolah yang dipimpinnya
  adalah pengadaan tenaga pendidik. Sekolah yang didirikan tahun 1919
  itu sejatinya memiliki lima guru. Dengan bantuan ADP, mereka
  memperoleh tambahan dua guru yang dibiayai ADP dan satu guru lagi
  yang dibiayai bersama oleh yayasan dan ADP. Sebulannya mereka
  menerima Rp. 520.000. Angka itu memang masih jauh di bawah standar
  upah minimum provinsi.

  Selain memberikan bantuan kepada anak santun, anak nonsantun juga
  tidak luput dari bantuan. Setiap anak santun memperoleh sepuluh
  buku, satu tas, satu pasang seragam sekolah untuk setiap semester,
  dan sepatu untuk digunakan satu tahun. Sedangkan kepada anak
  nonsantun diberikan tiga buku setiap semesternya. "Kami berharap
  tidak ada kecemburuan. Istilah kami, anak santun memberkati anak
  nonsantun," jelas Thomas.

  ADP juga berencana mendukung pengadaan buku-buku bacaan untuk
  perpustakaan. Selama ini perpustakaan yang disesaki empat rak baru
  dari ADP masih berisi buku-buku tahun 1970-an yang terlihat lusuh
  dengan sampul yang terkelupas.

  Bantuan ADP tidak melulu buku dan pelajaran. Di SDN 10 kota S,
  misalnya, ditemui instalasi air bersih yang tengah dibangun.
  Instalasi separuh jadi itu berupa mata air yang dipermanenkan dengan
  semen dan disambung dengan pipa ke WC sekolah. Sebelumnya, saat
  pelajaran akan dimulai anak-anak bergotong-royong mengangkut air
  dari lembah ke dataran tempat mereka bersekolah.

  Di sekolah yang ditempuh dua jam dari kota S ini, ADP menyantuni 56
  anak. Jumlah tersebut belum termasuk rekrutmen untuk tahun 2006.

  SEKOLAH TANPA KEPASTIAN

  ADP kota S sendiri bertekad untuk tetap mendampingi anak santun yang
  ingin melanjutkan sekolahnya, meskipun dalam program disebutkan jika
  pendampingan hanya pada pendidikan tingkat dasar.

  Keinginan anak untuk sekolah dan maju sudah menjadi cita-cita
  masyarakat Dayak. Suku terbesar yang mendiami Pulau Kalimantan ini
  sebetulnya terbuka dengan kemajuan. Terutama jika berkenaan dengan
  nasib anak-anaknya.

  Sehari-hari Cecilia, puteri sulung Calok yang duduk di kelas 5 SD
  Baban Rancang ini terpaksa mengambil tanggung jawab sang ibu.
  Memasak, mencuci, dan mengasuh Donatus sudah dilakoninya sejak pagi.
  Ia berbagi tugas membersihkan rumah dengan Esterlita yang tengah
  duduk di kelas 2 SD. Keduanya juga bersama-sama berjalan kaki sejauh
  tiga kilometer ke sekolah yang dapat ia tempuh selama kurang lebih
  satu jam.

  Esterlita tidak tahu dari mana biaya sekolahnya didapat. Yang dia
  tahu, dia ingin belajar terus dan meraih cita-cita. "Aku ingin jadi
  guru," katanya sambil tertawa lepas. Cita-cita itu diperolehnya
  ketika melihat sosok ibu guru di sekolahnya. Mungkin pada sosok itu
  ia melihat ibunya yang mungkin tidak akan dijumpainya lagi. Matanya
  memancarkan keriangan yang teduh kala menangkap kilatan cahaya dari
  kamera. Di dalam mata itu tersimpan kekelaman. Kekelaman dari sosok
  anak yang terpaksa dewasa sebelum waktunya.

  Dia tidak tahu sampai kapan sang ayah mampu membiayai sekolahnya. Ia
  hanya berharap rekrutmen program santun ADP berikutnya bisa
  menjaringnya. Dengan demikian, sepatu, seragam, tas, buku, pensil,
  seperti milik kakaknya bisa dimilikinya juga. Pendapatan sang ayah
  sudah pasti tidak mencukupi biaya sekolahnya. Apalagi untuk
  mengantarkannya sampai pada cita-cita.

  Dibutuhkan kasih dan kepedulian dari sesama yang mau memercayakan
  bantuannya melalui WVI. Itu sudah cukup menyunggingkan senyum masa
  depan pada Esterlita-Esterlita lain di wilayah pelayanan WVI.

  "Datang lagi ya!" teriaknya dari jauh.

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul majalah : Bahana, Pebruari 2006 Vol. 178
  Judul artikel : Program Anak Santun Tingkat Kualitas Belajar
  Penulis       : Robby Repi
  Penerbit      : Andi, Yogyakarta
  Halaman       : 51 - 52

______________________________________________________________________
** SUMBER MISI **

 AIMS
==>     http://www.aims.org/
  Accelerating International Mission Strategies (AIMS) mengenalkan
  sebuah situs baru. Anda dapat mempelajari srategi, fokus-fokus baru
  dan berita terbaru tentang bagaimana Allah memakai pelayanan AIMS di
  seluruh dunia. Anda juga dapat mengunduh (download) dengan gratis
  brosur yang sarat informasi serta buletin di dalamnya untuk membantu
  persekutuan Anda berdoa bagi orang-orang yang belum dijangkau. Situs
  ini juga menyediakan tips-tips bagi Anda yang sedang merencanakan
  konferensi misi, berbelanja buku-buku misi, video misi, dan sumber
  lain yang dapat Anda temukan di toko buku online mereka. Temukan
  juga bagaimana caranya agar Anda dapat terlibat dalam perjalanan
  misi jangka pendek, konferensi-konferensi misi yang akan diadakan,
  dan kegiatan program doa.

 INDIAN POWERVISION TV
==>     http://www.kcjohn.org/
  Powervision TV, sebuah saluran TV satelit yang menggunakan berbagai
  bahasa, telah diluncurkan di New Delhi, India untuk menjangkau
  dengan Injil suku-suku terabaikan yang ada di India. Saluran TV ini
  memerlukan acara-acara TV bernafaskan kekristenan yang berkualitas
  tinggi dan bermutu, seperti khotbah, acara musik, film, drama, film
  kartun, dan drama pendek dalam bahasa Inggris serta Hindi.
  Powervision TV lebih memilih beberapa program yang berpengaruh dalam
  menjangkau anak-anak dan orang muda dengan Injil dalam tampilan
  atraktif.

______________________________________________________________________
** DOA BAGI MISI DUNIA **

* R W A N D A
  Rwanda -- Sejuta orang tewas dalam pembantaian massal selama seratus
  hari pada tahun 1994. Tahun ini, dengan program seratus hari yang
  diadakan oleh Book of Hope, dapat membawa dua juta murid sekolah
  memperoleh berita kehidupan kekal. Anggota Book of Hope, Randy
  Young, mengatakan bahwa mereka harus mengadakan pelatihan untuk para
  warga agar dapat melakukan pekerjaan mereka. "Dalam sebulan, mereka
  telah melatih lebih dari lima ratus orang, dari satu provinsi ke
  provinsi lain hingga mencakup kedua belas provinsi yang ada untuk
  melakukan pekerjaan mereka. Jadi, kami benar-benar mencetak,
  mengembangkan buku-buku dan kemudian sumber-sumber untuk gereja
  lokal dalam menjangkau anak-anak mereka." Jeremy dan Ashley West
  adalah yang memimpin program ini. Jeremy memberi tahu bahwa
  tanggapannya sangat fenomenal, terbukti dengan hasil distribusi dan
  penayangan film "Godman" di sebuah desa. "Tim kami sedang berada
  Provinsi Butare. Di sanalah kami mendistribusikan lebih dari 15.000
  buku. Kami juga menayangkan film "Godman" selama seminggu di sana
  dan memperlihatkannya kepada lebih dari tiga ribu murid dan kami
  tahu bahwa kami telah memiliki seribu jiwa yang berketetapan untuk
  melayani Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
  [Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan keluarga para korban pembantaian massal agar Roh Kudus
    mengangkat dan memulihkan luka-luka dan kepahitan yang mereka
    alami dan diganti dengan pengampunan serta kasih terhadap orang-
    orang yang telah menganiaya mereka.
  * Book of Hope mencoba untuk membantu pemulihan keadaan di sana
    melalui beberapa program mereka. Doakan agar tim ini diberikan
    hikmat dan kasih yang tulus selama melayani orang-orang Rwanda.
    Doakan juga keselamatan mereka selama di sana.

* I N T E R N A S I O N A L
  Internasional -- Film Yesus berhasil menjangkau sekelompok orang
  yang selama ini disalah pahami mengenai kisah kehidupan Yesus. Doug
  Sjostedt dengan JESUS Film Project-nya mengatakan bahwa sudah
  sepuluh jenis bahasa isyarat yang dibuat dan masih banyak lagi versi
  yang sedang dikerjakan. Ia berpendapat bahwa visualisasi (yang dapat
  dilihat) adalah kunci untuk menjangkau mereka yang tuna rungu.
  "Demikian juga dengan film Yesus. Kami mencoba melakukannya lewat
  inti bahasa dari kelompok masyarakat itu. Bagi kaum tuna rungu, inti
  bahasa mereka adalah isyarat. Dengan menayangkan film Yesus dalam
  bahasa inti mereka, Anda dapat bertemu orang lain di mana pun mereka
  berada. Jadi jika kita melakukannya dalam bahasa isyarat, kita akan
  mampu menjangkau masyarakat tuna rungu." Keadaan komunitas tuna
  rungu yang terisolasi membuat banyak orang dalam kelompok itu
  menjadi terbuka pada Injil. Sjostedt mengatakan bahwa mereka sangat
  memerlukan dukungan. "Orang-orang ini harus dijangkau dan mereka
  telah membuka dirinya. Inilah salah satu hal yang sangat ingin kami
  saksikan dapat terjadi. Namun dalam mewujudkannya, orang-orang harus
  mendukungnya, kaum tuna rungu juga harus mendukungnya."
  [Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukur atas dedikasi JESUS Film Project yang membuat film
    Yesus dalam bahasa isyarat. Bersyukur juga atas sepuluh jenis
    bahasa isyarat yang sudah dibuat. Doakan versi lain yang sedang
    dalam proses.
  * Doakan agar melalui film Yesus dalam bahasa isyarat ini, lebih
    banyak orang tuna rungu yang dapat dijangkau dengan Injil serta
    mengenal Yesus sebagai Juru Selamat hidup mereka.

* M E K S I K O
  Meksiko -- Ruth Bliss memberitakan kegiatan Christian Resources
  International yang membawa dampak terhadap pelayanan di Meksiko.
  Dari Guaymas Meksiko ia melaporkan bahwa setiap Rabu, 27 anak
  berkumpul di ruang tamu rumah misionaris independen, Jesse dan Jenny
  Navarro, untuk belajar bahasa Inggris. Anak perempuannya yang
  bernama Jessica Navarro kadang juga mengajar di kelas ini. Ia
  menceritakan alasan mereka melakukannya. "Ada begitu banyak
  kemiskinan, begitu banyak tradisi yang membelenggu, dan mereka
  seakan berjalan di tempat." Jessica menyatakan bahwa kelas-kelas itu
  adalah aspek lain dari pelayanan mereka. Karena bergerak sebagai
  pusat distribusi, mereka selalu membutuhkan sumbangan makanan,
  pakaian, dan bacaan penginjilan berbahasa Spanyol. Sekali lagi,
  "Christian Resources telah memberi kami materi yang membantu anak-
  anak dalam membaca surat-surat yang ditujukan bagi mereka. Kadang-
  kadang Christian Resources juga mengirimkan lembar-lembar kerja dari
  buku yang sengaja disediakan bagi anak-anak itu. Kami meneriakkan
  kata-kata dalam bahasa Inggris, lalu mereka menerjemahkannya dalam
  bahasa Spanyol, dan mereka semakin menguasainya." Minggu ini kami
  sedang menyiapkan sebuah acara pertemuan untuk murid-murid seminari
  dan segera menyusul program klinik kesehatan daerah.
  [Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukur atas pelayanan CRI yang membawa dampak luar biasa bagi
    pelayanan anak di Meksiko. Doakan agar pelayanan mereka ini tidak
    hanya memuaskan kebutuhan jasmani tapi juga memuaskan kebutuhan
    rohani anak-anak di sana.
  * Doakan Jesse dan Jenny yang menyediakan tempat tinggal mereka
    sebagai tempat pelayanan. Doakan kebutuhan-kebutuhan mereka untuk
    kelancaran pelayanan termasuk hikmat dalam mengajar dan
    mengenalkan ketulusan kasih Kristus kepada anak-anak.

______________________________________________________________________
** DOA BAGI INDONESIA **

                 GEMPA DI YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH
                 ===================================

  Gempa berkekuatan 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta, Jawa
  Tengah, bahkan hingga ke Jawa Timur, Sabtu pukul 05.55 WIB. Korban
  yang tewas di Yogyakarta dan daerah sekitarnya, terutama kecamatan
  Bantul, saat ini telah mencapai lebih dari 5.200 orang. Ribuan masih
  dirawat di rumah sakit dan tak terbilang harta benda yang musnah.
  Diperkirakan dalam setahun ini mereka akan tinggal di barak atau
  tenda karena pembangunan infrastruktur dan rumah permanen untuk
  warga belum bisa dilakukan saat ini.

  [Sumber: Berbagai media umum, Rabu, 31 Mei 2006]

  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan langkah-langkah penanganan bencana yang sedang dilakukan
    para relawan dan aparat pemerintah, antara lain evakuasi korban
    luka, pencarian jenazah, dan juga pemakamannya.

  * Saat ini bantuan dana, obat-obatan, makanan, dan juga kebutuhan
    sehari-hari terus mengalir dari berbagai tempat. Doakan proses
    pendistribusian bantuan-bantuan tersebut dan sarana-sarana
    transportasi yang diperlukan supaya bantuan tersebut bisa sampai
    ke korban yang membutuhkan.

  * Doakan juga agar tidak terjadi penyelewengan atas bantuan yang
    diberikan sehingga semuanya bisa dipakai untuk memulihkan keadaan
    dan memelihara para korban gempa.

  * Doakan pengadaan tempat berteduh yang layak bagi para pengungsi
    yang saat ini masih banyak yang hidup di tempat-tempat terbuka.

  * Berdoalah bagi tenaga medis, sarana medis, dan obat-obatan yang
    dibutuhkan untuk merawat para korban luka.

  * Doakan supaya ada cukup relawan untuk melakukan pembersihan
    puing-puing bangunan.

  * Doakan gereja, organisasi/yayasan Kristen, dan umat Kristen yang
    saat ini membantu di sana agar mereka tidak hanya memenuhi
    kebutuhan jasmani para korban namun dengan kehadiran mereka dapat
    menguatkan hati para korban, membagi cinta kasih tanpa memandang
    orang percaya atau bukan.

  * Doakan pemerintah setempat dalam membenahi dan memulihkan keadaan
    yang porak poranda pasca gempa.

______________________________________________________________________
** SURAT ANDA **

  >From: Yebelita Manafe <lita_manafe(at)>
  >saya ingin bekerja `pelayanan` di rote, bagaimana? saya lahir dan
  >dibesarkan di rote, saya sudah selesaikan sekolah theologi saya 2
  >tahun yang lalu dan pernah pelayanan di pedalaman Papua (Bomakia)
  >dan sekarang saya bergabung bersama salah satu organisasi misi di
  >Idonesia. saya ingin menjadi `missinaris` di tempat saya sendiri
  >tetapi saya perlu banyak dukungan baik spritual maupun material,
  >adakah satu organisasi yang bisa saya hubungi untuk hal ini?
  >God Bless You

  Redaksi:
  Terima kasih untuk surat yang Yebelita tujukan kepada kami. Senang
  dapat mendengar kabar seseorang yang terpanggil untuk terjun ke
  ladang misi. Sepengetahuan kami, organisasi yang banyak berkecimpung
  dengan misionaris adalah WEC. Anda dapat mengetahui informasinya
  dengan membuka situsnya di:
  ==>     wec-int.org/swi

  Atau kalau ada rekan-rekan yang bisa membantu, silakan menghubungi
  redaksi e-JEMMi di: < staf-misi(at)sabda.org > yang selanjutnya akan
  kami beritahukan ke Sdr. Yebelita. Dan dengan senang hati kami juga
  mendukung Sdr. Yebelita melalui doa, jadi silakan kirimkan pokok doa
  Anda kepada kami.

______________________________________________________________________
** URLS Edisi Ini **

* Mission Network News              http://www.missionnetworknews.org/
______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
    mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi
(sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks
______________________________________________________________________
                   Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Endah
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Staf e-MISI dan Staf Redaksi    :           < staf-misi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan              :   < subscribe-i-kan-misi(at)xc.org >
Untuk berhenti                  : < unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan    :       < owner-i-kan-misi(at)xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :           http://www.sabda.org/misi/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :           http://www.sabda.org/ylsa/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
**********************************************************************

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org