|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2010/7 |
|
e-JEMMi edisi No. 7 Vol. 13/2010 (17-2-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
ARTIKEL MISI 1: Berkat Allah bagi Semua Bangsa Sesuai Tuntutan
Karakter-Nya
ARTIKEL MISI 2: Allah Menghendaki Semua Suku Bangsa Menyembah-Nya
SUMBER MISI: Mission to Unreached Peoples
DOA BAGI MISI DUNIA: Haiti, China
DOA BAGI INDONESIA: Penyalahgunaan "Facebook"
______________________________________________________________________
WHEN GOD FORGIVES SIN, HE NOT ONLY PURGES THE RECORD,
HE ALSO EMPOWERS THE RECIPIENT
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Ada sebuah film yang menceritakan persahabatan 2 orang -- yang
pertama seorang yang sangat aktif dalam pelayanan di gereja, dan
yang kedua tampaknya belum mengenal Kristus. Orang yang belum
mengenal Kristus tersebut sangat ingin mengenal Kristus. Sayangnya,
sahabatnya yang seorang aktivis gereja terlalu disibukkan oleh
pelayanannya sehingga tidak meluangkan waktu untuk mengenalkan
Kristus kepada sahabatnya. Akhirnya, sahabat yang belum mengenal
Kristus meninggal tanpa menerima keselamatan -- sesuatu yang
sesungguhnya paling diperlukan.
Bukankah Allah Sang Pencipta manusia sangat mengasihi kita, sehingga
Ia tidak menghendaki seorang pun binasa? Ia menginginkan kita
berbagi Kabar Baik kepada orang-orang di sekitar kita. Jika Anda
mengatakan bahwa Anda mengasihi orang tua Anda, anak Anda, keluarga,
sahabat, dan rekan sekantor Anda -- sebagaimana yang Anda ketahui,
mereka semua belum menerima anugerah keselamatan -- apakah yang Anda
akan lakukan? Jika Anda hanya berdiam diri dan tidak peduli terhadap
kehidupan kekal mereka, tampaknya Anda harus menilai ulang, apakah
Anda benar-benar mengasihi mereka. Jika Anda belum memiliki
keberanian untuk membagikan Kabar Baik kepada mereka secara
terang-terangan, Anda sebaiknya mulai berdoa agar Tuhan memberi Anda
keberanian untuk menyaksikan Kristus kepada mereka.
Bersediakah Anda melakukannya?
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
http://www.sabda.org/publikasi/misi/
http://misi.sabda.org/
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI 1
BERKAT ALLAH BAGI SEMUA BANGSA SESUAI TUNTUTAN KARAKTER-NYA
Beberapa tahun yang lalu, saya membawa tim praktik ke sebuah desa di
daerah perang -- negara Angola. Kami disambut hangat oleh 20 orang
penduduk, yang rata-rata bertubuh kurus, kami pun segera sadar bahwa
mereka sedang dalam keadaan berputus asa. Mereka telah kembali ke
desa 6 bulan lalu, sebelum terjadi peristiwa kebakaran. Panen jagung
mereka gagal dan mereka semua tidak memiliki makanan sekarang. Salah
seorang ibu menyusui bayinya namun ia terlau lemah untuk berjalan,
bahkan terkena anemia. Yang lain mendatangi kami sambil membawa
bayinya, dan saya begitu terkejut serta prihatin melihat kondisi
bayi kecil itu. Ia kurus, pucat, kekurangan gizi, dan sangat
kelaparan, hingga mengalami dehidrasi. Tidak satu pun dapat
dilakukan ibunya dan dari wajah sang ibu terpancar keputusasaan.
Tampak jelas bahwa saya terlambat menyelamatkan bayi itu. Kondisinya
sangat parah dan ia sudah tidak mampu menangis lagi.
Apakah respons kita? Kita seharusnya merespons dengan cara Tuhan. Ia
penuh kasih, baik, murah hati, dan pemurah. Jika kita berdoa dan
menghayati doa Bapa kami, "Datanglah kerajaan-Mu dan jadilah
kehendak-Mu", kita seharusnya hidup merespons-Nya ketika melihat
kekerasan, penderitaan, ketidakadilan, kekacauan, dan korupsi. Kami
membawa bayi itu ke rumah sakit terdekat di kota, memberikan
beberapa vitamin kepada sang ibu, dan mengatur pengiriman makanan ke
desa tersebut. Tidak ada tindakan yang lebih cepat dilakukan di
negeri berlatar perang itu, tetapi kita dapat merespons dengan
tindakan nyata. Beberapa hari kemudian, kami mendapat kabar bahwa
kehidupan bayi itu berhasil diselamatkan.
Ada perdebatan panjang di gereja, apakah kita harus berfokus pada
pemberitaan Kabar Baik atau kita harus menghindarinya dengan menarik
diri dari pemberitaan itu, dan hanya berkonsentrasi pada pemenuhan
kebutuhan orang-orang. Pada saat kanak-kanak, saya pergi ke gereja
pada setiap hari Minggu, di gereja yang bebas. Khotbah mereka hanya
ditujukan pada memiliki hidup yang baik di bumi dan menolong
orang-orang yang susah. Ketika saya kuliah, saya diajarkan segala
sesuatu menyangkut bahaya buruk "Injil sosial". Kita harus pergi dan
memberitakan kebenaran supaya terbentuk gereja-gereja yang kuat.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan duniawi orang
dianggap berbahaya, dan akhirnya merupakan ancaman yang dapat
menghilangkan fokus pada kekudusan berita Injil.
Tampaknya, saya tidak dapat menerima kedua hal itu. Mengapa? Anda
tidak dapat percaya bahwa keselamatan pribadi hanya melalui
pendamaian Yesus bagi dosa-dosa kita itu penting jika Anda tidak
menganggap Allah itu suci dan menuntut pemuasan terhadap tuntutan
hukum yang Ia telah berikan. Kemudian, Anda hanya dapat percaya
bahwa kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidaklah penting jika Anda
berpikiran bahwa Allah tidaklah sepenuhnya mengasihi atau memelihara
kehidupan kita sekarang. Segala sesuatu bergantung pada karakter
Allah. Allah itu kudus, benar, penuh belarasa, mengasihi, baik,
suci, sabar, setia, dan adil. Jika kita menghayati kehidupan-Nya di
dunia, sebagaimana yang diajarkan Alkitab, kita seharusnya memiliki
karakter yang sama, atau sedikitnya mencapai sasaran ini.
Jika pemerintah kita korup, kita harus mencoba dan mengubah
situasinya. Karakter Allah menuntut perubahan tersebut. Jika seni
mengajarkan sesuatu yang tidak kudus kepada suatu negara, kita harus
menentangnya. Karakter Allah menuntut perlawanan tersebut. Jika kaum
minoritas dipaksa menjadi pelaku tunasusila, kita harus datang
dengan strategi untuk mencoba mengakhirinya, atau setidaknya
mencegah ledakan pertambahannya. Karakter Allah menuntut tindakan
tersebut. Jika wanita dilecehkan dan ditindas dalam suatu
masyarakat, kita harus mencari jalan untuk memberi mereka martabat
dan kesempatan. Karakter Allah menuntut upaya tersebut.
Banyak kompleksitas menghadapi kita ketika kita mulai membicarakan
pokok memberkati bangsa-bangsa. Bagaimana kita pergi ke budaya
primitif dan mulai mendesak mereka untuk memerintah diri mereka
sendiri? Bukankah ini semacam ideologi kolonisme? Bagaimana jika hal
itu tidak berhasil dalam keadaan normal? Bagaimana kita membuat
perubahan di bawah kungkungan tekanan ketika orang-orang percaya
adalah kaum minoritas dan semua orang melawannya? Apakah kita
kehilangan pijakan otoritas kenabian, jika gereja secara institusi
melibatkan diri di dalam politik yang berbahaya? Bagaimana jika kita
kehilangan pentingnya kepercayaan bahkan keselamatan kekal kita?
Sesungguhnya, kita akan berurusan dengan berbagai hal ini dan banyak
lagi pertanyaan lain. Pada akhir semua diskusi, entah apa pun
keprihatinan pribadi kita dan apa pun kejutan strategis kita, kita
harus mencapainya dengan karakter Allah. Pandangan kita tertuju pada
"kebendak-Mu jadi di bumi seperti di surga". Kehendak-Nya tidak
dapat lepas dan hanya ditujukan pada kekekalan. Banyak ayat Alkitab
mendorong kita pada kesimpulan ini.
Di dalam buku "Rise of Christianity", sosiolog Rodney Stark, sebagai
seorang ilmuwan sosial yang netral, menulis mengenai atribut
terbesar dari kemenangan iman orang percaya di Kerajaan Roma
terhadap moralitas yang berbeda, dan bahwa strata etnis orang-orang
percaya tidak keluar dari kebudayaan itu. Sepanjang penganiayaan
terbesar pada tahun 165 M dan terulang kembali pada tahun 251 M,
respons terhadap orang-orang yang belum percaya di Roma dan terhadap
orang-orang yang sudah percaya benar-benar berbeda. Dionysius, bapa
gereja dan bishop di Alexandria, menghubungkan bagaimana orang-orang
percaya berkumpul di kota untuk melayani mereka yang berkebutuhan,
walaupun hasilnya menyebabkan banyak dari mereka yang mati.
Sementara itu, orang-orang melarikan diri, meninggalkan kerabat yang
sakit dan kekasih mereka yang akan meninggal. Pelayanan kurban oleh
orang-orang percaya ini sangat berpengaruh sehingga kelompok kecil
orang Yahudi itu berkembang menjadi agama resmi di kerajaan terbesar
di bumi. Kekristenan juga menjadi fondasi utama bagi etika ideal dan
moralitas di Barat. Siapa akan menyanggah bahwa kita dapat
mengupayakan perubahan?
Perhatikan, bahwa perubahan peradaban Barat bukan karena
pengambilalihan institusi kekuasaan oleh kekristenan, melainkan
karena mereka membangunkan hati nurani Kerajaan itu. Mereka
menawarkan cara hidup yang lebih baik dan hidup dengan cara yang
benar. Untuk mengubah sesuatu di dalam suatu negara, diperlukan
banyak usaha dan dana. Artinya, apakah kita berpikir dalam konteks
kompetisi, tempat ada yang menang dan ada yang kalah, untuk
memperebutkan orang-orang dan sumber daya? Kecenderungan itu
sekarang sudah berbaur menjadi perdebatan tentang memberkati
bangsa-bangsa. Kita suka mendengar pernyataan seperti ini, "Kita
perlu menghentikan semua perhatian utama pada mereka yang belum
terjangkau dan berpusat saja pada sumber daya kita yang terbatas,
ini juga akan memberkati bangsa-bangsa". Inilah dikotomi yang salah.
Pada Matius 28:18-20, kita diberi amanat khusus untuk memuridkan
"semua bangsa". Bagaimana itu dimungkinkan? Dapatkah Tuhan itu
relatif dalam keadilan, kebaikan, dan kemakmuran di dalam suatu
masyarakat di Barat dan mengabaikan bagaian-bagian masyarakat
lainnya? Apakah Tuhan pilih-pilih kasih? Apakah tindakan itu sesuai
dengan karakter-Nya? Tidak! Karakter-Nya menuntut Ia menunjukan
perhatian yang sama dan mengasihi semua bangsa, tanpa pilih-pilih
kasih. Sebuah survei berusaha menganalisis setiap tempat keberadaan
para pekerja rohani, di mana saja orang-orang percaya itu
menghabiskan uang mereka, atau dari mana bangsa-bangsa mendapat
sumbangan dari gereja, akan membawa kita pada kesimpulan bahwa usaha
kita sekarang ini tidak menggambarkan karakter Allah. Sejumlah uang
dihabiskan untuk media, aksi politik, dan prasarana gereja, dalam
rangka kita memenuhi negara-negara Barat dengan pengajaran rohani.
Hanya sedikit saja yang diberikan kepada orang-orang yang belum
pernah mendengar.
Kata "semua" dalam "semua bangsa bangsa murid-Ku" adalah tantangan
terbesar di dalam Amanat Agung. Kata itu tidak boleh ditinggalkan.
Ironisnya, kelompok orang-orang yang belum terjangkau itu, sejuta
kali lebih menanggapi pengajaran Kerajaan Allah dibanding
orang-orang Barat, menurut metode analisis statistik yang
dikembangkan oleh Dr. David Barrett dan Dr. Todd Johnson. Artinya,
mereka mewakili potensi yang lebih besar untuk memberkati
bangsa-bangsa. Secara umum, kekristenan di Barat terlihat sebagai
ideologi yang renta, kelelahan, dan yang telah gagal. Di Timur,
masyarakat suku sering dilihat sedang bertransformasi,
menggembirakan, dan sangat menjanjikan. Menurut Anda, di manakah
kita memiliki kesempatan terbaik untuk mendapat sukses yang berarti?
Bukankah daya dorong dan energi untuk mengubah Barat tampaknya
berasal dari tempat Injil dipercayai dengan cara yang bersemangat
dan berkuasa?
Kerajaan itu hadir dalam semua aspek kehidupan. Artinya,
kehadirannya yang dinamis melalui orang-orang percaya yang terlibat
di dalam semua bagian masyarakat. Melalui para pekerja-Nya,
kehadiran yang aktif dengan suatu tujuan itu merembes ke semua suku
dan bangsa. Beberapa tahun lalu, saya sedang menempuh perjalanan
yang panjang dan membosankan, lalu saya mengambil majalah "Reader`s
Digest" di pesawat. Saya membolak-balik dan membaca semua bagian
hingga tiba pada artikel yang berjudul "Kota Amerika yang Paling
Berbelaskasihan". Saya membaca dengan rasa ingin tahu bagaimana
penjelasan penulis mengenai warisan dari Rochester, USA. Survei itu
menyatakan kota-kota paling baik di Amerika, yang secara konsisten
memerhatikan orang miskin dan papa. Penulis menelusuri kembali
ciri-ciri ini pada kebangunan rohani yang terjadi dalam pelayanan
Charles Finney, kira-kira 150 tahun lalu. Injil telah membuat
perubahan yang besar di dalam hidup seseorang. Injil bukan hanya
membawa seseorang pergi ke surga, namun juga berkuasa mengubahnya di
bumi ini. Kita sungguh-sungguh dapat mengubah bangsa-bangsa jika
kita melayani kebenaran dan kasih, dengan kuasa Roh Kudus.
Diambil dari:
Judul majalah: Masah, Edisi 1, Tahun I/2002
Judul artikel: Memberkati Semua Bangsa-Bangsa Tuntutan dari Karakter
Allah
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Pelayanan Komunikasi dan Informasi Youth With A Mission
Indonesia
Halaman: 7 -- 8
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI 2
ALLAH MENGHENDAKI SEMUA SUKU BANGSA MENYEMBAH-NYA
Allah menghendaki semua suku bangsa di dunia menyembah-Nya. Itulah
sebabnya, Dia begitu peduli kepada seluruh umat manusia melalui
Abraham dan keturunannya. Mereka diberkati oleh-Nya untuk dijadikan
saluran berkat bagi semua suku bangsa di dunia ini.
Tuhan Yesus Kristus menyimpulkan rencana ini dalam Matius 24:14,
"Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi
kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Rasul Yohanes diperkenankan melihat penggenapan rencana ini di dalam
Wahyu 7:9, "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu
kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya,
dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan
tahta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun di tangan mereka; karena mereka ditebus oleh darah Tuhan
Yesus Kristus dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa."
Selain itu, dalam Wahyu 15:4 Rasul Yohanes menyaksikan, "Siapakah
yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan namaMu? Sebab
Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud
menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman."
Berdasarkan firman Tuhan tersebut, kita mengetahui dengan pasti
bahwa semua suku bangsa akan terwakili di hadapan takhta Allah di
surga. Karena semua suku bangsa merupakan ciptaan Tuhan, semua suku
bangsa itu juga harus termasuk ciptaan yang baru. Tanpa terkecuali,
semua bangsa harus terwakili untuk menyembah Tuhan di surga.
Bagaimana Respons kita?
Firman Tuhan mengingatkan bahwa anak-anak Tuhan tidak boleh berdiam
diri melainkan taat seperti para rasul ini. Setelah mendengar Amanat
Agung, mereka mematuhi perintah terakhir Tuhan Yesus. Mereka
menunggu di Yerusalem hingga diberi Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:8)
dan sesudah itu, "Merekapun pergi memberitakan Injil ke segala
penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan Firman itu dengan
tanda-tanda yang menyertainya." (Markus 16:20)
Walaupun Paulus tidak langsung mendengar Amanat Agung dari mulut
Tuhan Yesus, namun dia mengerti rencana Tuhan. Itu sebabnya, dia
menulis surat kepada jemaat di Roma demikian, "Sebab aku tidak
berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa
yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin
bangsa-bangsa lain kepada ketaatan.... Demikianlah dalam perjalanan
keliling dari Yerusalem sampai Ilirikum aku telah memberitakan
sepenuhnya Injil Kristus.... Tetapi sekarang, karena aku tidak lagi
memunyai tempat kerja di daerah ini dan karena aku telah beberapa
tahun lamanya ingin mengunjungi kamu, aku harap dalam perjalananku
ke Spanyol aku dapat singgah di tempatmu." (Roma 15:18, 19, 23, 24)
Spanyol termasuk bangsa yang belum terjangkau oleh Injil.
Seandainya kita mengevaluasi daerah pelayanan rasul Paulus, kita
dapat melihat bahwa tidak semua penduduk di sana sudah bertobat,
justru sebaliknya, hanya sebagian kecil dari daerah yang luas itu
sudah percaya Yesus sebagai Juruselamat. Dan walaupun demikian,
Paulus bisa mengatakan bahwa tidak lagi tersedia tempat bagi Paulus
di sana. Mengapa demikian? Bagi Paulus, yang penting Injil sudah
diberitakan dan gereja sudah didirikan. Paulus memberikan tugas
kepada Jemaat yang baru itu agar melanjutkan pelayanan pekabaran
Injil di daerah tersebut, sehingga Paulus sendiri bebas untuk
melanjutkan perjalanannya ke daerah yang sama sekali belum mengenal
Yesus Kristus. Perintisan Injil di antara bangsa yang belum mengenal
Kristus merupakan prioritas utama pelayanan Paulus.
Dalam hal ini, Paulus menantang kita orang Kristen di Indonesia.
Siapakah yang kita prioritaskan dalam pelayanan PI? Apakah gereja
kita, suku kita, atau suku-suku bangsa yang belum pernah mendengar
Injil? Bukankah mereka harus menjadi pusat perhatian pekabaran Injil
kita? Bukankah mereka juga termasuk kumpulan besar yang dilihat oleh
Rasul Yohanes?
Ataukah mereka merupakan pusat doa syafaat dan usaha PI kita?
Tuhan akan datang kembali dan menyelesaikan Kerajaan-Nya di dunia
jika semua suku bangsa sudah terwakili sebagai ciptaan baru. Di
manakah orang Kristen, di manakah gereja yang memedulikan mereka
yang belum pernah mendengarkan Injil? Tuhan Yesus ingin mencari
jiwa-jiwa yang terhilang. Siapa yang bersedia dipakai dalam rencana
Allah ini? Siapa yang memprioritaskan perintisan gereja di tengah
orang-orang yang belum terwakili di hadapan takhta Tuhan Allah kita?
Diambil dari:
Judul buletin: Terang Lintas Budaya, Edisi 77, Tahun 2008
Judul artikel: Allah ingin Disembah oleh Semua Suku Bangsa
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Terang Lintas Budaya, Sidoarjo 2008
Halaman: Tidak dicantumkan
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
MISSION TO UNREACHED PEOPLES
==> www.mup.org
==> http://www.mup.org/countries/pdfs/Indonesia.pdf
Mission to Unreached People (MUP - Misi Untuk Suku Terabaikan)
adalah organisasi misi interdenominasi yang didirikan tahun 1981 dan
berbasis di Amerika Serikat. Badan misi ini bekerja secara khusus di
ladang misi yang belum banyak dijangkau badan-badan misi lainnya,
terutama di wilayah Eropa Timur dan Asia, termasuk di Indonesia.
Situs MUP menyediakan beragam informasi yang sangat berguna bagi
mereka yang terlibat atau ingin terlibat dalam pelayanan misi, mulai
dari kumpulan bahan-bahan seputar misi hingga cara untuk menjadi
seorang pekerja misi, khususnya untuk bekerja di antara orang-orang
dan suku-suku yang belum terjangkau Injil. MUP memiliki sumber daya
dan pelatihan yang dibutuhkan, namun yang mereka perlukan adalah
penjala. Apakah Anda terpanggil untuk menjadi penjala manusia? (KN)
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
H A I T I
Pasukan perdamaian PBB mengatakan bahwa kemarahan di Haiti saat ini
dipicu oleh lambatnya distribusi bantuan. SB bersama dengan CURE
International mengatakan dari bandara Port-au-Prince, "Mereka saat
ini sedang merencanakan iring-iringan militer untuk bahan makanan
dan perlengkapan, mereka merencanakan pengamanan yang sama seperti
ketika mereka mempersiapkan iring-iringan pasukan yang akan
berperang." Pengamanan yang ketat dan melimpahnya persediaan bantuan
menyebabkan kemacetan. Sulit untuk mendapatkan tenaga tambahan.
Padahal, rumah sakit telah kekurangan pekerja. "Di rumah sakit yang
saya kunjungi, kurang dari 25 persen orang yang bekerja -- bisa jadi
yang lain telah meninggal, atau saat ini mereka terjepit dalam
krisis keluarga mereka sendiri." SB menyebutkan bahwa bantuan mereka
sangat diperlukan. "Kami adalah misi medis pertama yang datang dan
menyaksikan situasi medis mereka serta menolong mereka. CURE sedang
mengerahkan bantuan tambahan. "Fenomena ini membuat orang bertanya-
tanya, "Mengapa Anda datang? Mengapa Anda melakukan ini?" Pada saat
itu, kami mengambil kesempatan untuk mengabarkan Injil Yesus Kristus
dan menjawab pertanyaan mereka secara memuaskan. (t/Uly)
Diterjemahkan dari: Mission News, January 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13599
Pokok doa:
* Doakan agar Tuhan memampukan dan memberi kekuatan kepada
orang-orang yang bertugas, para relawan pendistribusi bantuan
kemanusiaan, yang sangat dibutuhkan masyarakat korban gempa di
Haiti.
* Doakan agar umat percaya di Haiti dapat memanfaatkan peristiwa
yang tidak menyenangkan ini, untuk menceritakan Kabar Baik tentang
Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya di Haiti.
C H I N A
"Kabar baik, gereja saat ini sudah berdiri di berbagai tempat di
China. Namun, mereka tidak memunyai sekolah Alkitab dan seminari
yang memadai untuk pelatihan pemimpin Kristen baru." Belum lama
ini, China Partner kembali dari provinsi Jianxi. Mereka telah
membantu memecahkan masalah ini. EB, kepala dari China Partner,
mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan beberapa gereja dan
membangun pusat pelatihan. Mereka mengundang pendeta yang masih awam
untuk datang dan belajar tentang pelayanan. "Kami tidak mengajarkan
banyak metode (contohnya, bagaimana mendewasakan gereja atau
bagaimana melayani). Kami lebih banyak memfokuskan mereka pada
latihan pembentukan kerohanian." Setelah menyiapkan para pendeta
untuk memuridkan dan memimpin, mereka diperbolehkan kembali ke
jemaatnya. "Setelah pendeta awam ini dilatih, mereka akan kembali ke
kota dan desa masing-masing. Kemudian, mereka menginjili
orang-orang yang Allah telah persiapkan bagi mereka." Berdoalah agar
Allah terus membangun gereja-Nya di China. (t/Uly)
Diterjemahkan dari: Mission News, January 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13597
Pokok doa:
* Doakan para pendeta awam yang saat ini sedang belajar tentang
pelayanan, agar Tuhan memampukan mereka menangkap setiap
materi yang diajarkan, sehingga seusai pelatihan mereka dapat
membagikan apa yang diperoleh kepada jemaat yang mereka
gembalakan.
* Keberadaan sekolah Alkitab yang memadai merupakan kebutuhan yang
sangat mendesak bagi para hamba Tuhan, agar mereka dilengkapi
untuk melayani masyarakat di China. Doakan agar suatu hari kelak
berdiri sekolah Alkitab di China, yang dapat memberikan fasilitas
pembelajaran firman Tuhan yang memadai bagi para hamba Tuhan.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
PENYALAHGUNAAN FACEBOOK
Situs jejaring sosial, salah satunya Facebook, merupakan sarana
untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang di
berbagai tempat melalui dunia maya. Namun, perkembangan saat ini,
Facebook disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk merugikan
pihak lain. Yang saat ini tengah ramai diberitakan adalah
penculikan anak-anak remaja yang bermula dari perkenalan dengan
orang-orang tertentu di Facebook. Kondisi ini cukup meresahkan,
terkhusus bagi para orang tua.
Sumber: Berbagai sumber.
Pokok Doa:
1. Berdoalah agar para pengguna situs jejaring sosial, terkhusus
para remaja dapat lebih waspada dan bijaksana dalam menjalin
relasi dengan orang-orang di dunia maya.
2. Berdoa juga bagi para remaja, agar Tuhan melindungi, karena
mereka cenderung menjadi sasaran empuk bagi para pelaku tindak
kriminal melalui dunia maya.
3. Doakan agar Tuhan memampukan setiap orang tua mengawasi anak-anak
mereka, mengingat saat ini banyak sekali sarana yang dapat
menjerumuskan anak-anak mereka untuk melakukan tindakan yang
tidak benar.
4. Berdoa agar Tuhan memampukan pihak berwajib dalam menanggulangi
kasus kriminal yang terjadi di dunia maya, baik pornografi maupun
bisnis prostitusi.
5. Berdoa juga agar Tuhan menjamah hati setiap mereka yang telah dan
sedang melakukan tindakan yang tidak terpuji melalui dunia maya,
sehingga mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan dapat
merugikan orang lain.
6. Biarlah perkembangan situs jejaring sosial dapat menjadi
kesempatan indah bagi setiap orang percaya untuk menyebarkan
kasih Kristus kepada setiap orang yang mereka kenal dalam dunia
maya.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |