|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2010/5 |
|
e-JEMMi edisi No. 5 Vol. 13/2010 (5-2-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Siapa Peduli Suku-Suku yang Terabaikan?
SUMBER MISI: Ethne Net
DOA BAGI MISI DUNIA: Haiti, Eritrea
DOA BAGI INDONESIA: Penambangan di Kalimantan
STOP PRESS: Publikasi e-SH
______________________________________________________________________
TIME IN CHRIST`S SERVICE REQUIRES TIME OUT FOR RENEWAL
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar di seluruh
penjuru negeri. Tidak hanya sampai di situ, Indonesia juga dikenal
karena keragaman budaya bangsanya. Dunia internasional pun sudah
banyak mengakui keunikan ragam budaya bangsa kita ini.
Selain memiliki ragam budaya yang beraneka ragam, negara Indonesia
juga merupakan salah satu ladang misi terbesar di dunia. Namun patut
disayangkan, hasil survei ternyata menunjukkan bahwa sebagian besar
suku-suku di Indonesia belum mendengarkan Kabar Baik itu. Tiga
faktor utama yang menghambat pengabaran Injil kepada mereka adalah
faktor transportasi yang sulit, pekerja misi yang sedikit, dan
informasi yang kurang. Nah, untuk membuka pemahaman kita mengenai
seluk-beluk penjangkauan suku-suku terabaikan tersebut, e-JEMMi
edisi Februari khusus akan membahas mengenai topik ini. Selamat
menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
http://misi.sabda.org/
http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI
SIAPA PEDULI SUKU-SUKU YANG TERABAIKAN?
Salah satu tugas gereja dan orang percaya adalah melakukan pekerjaan
misi. Apakah yang dimaksud dengan pekerjaan misi itu? Pekerjaan misi
meliputi semua kegiatan yang bertujuan untuk mengabarkan kelahiran,
kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai kurban penebus dosa
manusia, serta jaminan hidup kekal bagi siapa pun yang percaya dalam
nama-Nya. Yesus adalah satu-satunya pengharapan yang dapat membawa
orang-orang dari kematian menuju kehidupan sejati. Jadi, pekerjaan
misi tidak lain adalah pengabaran Injil. Meskipun gereja-gereja dan
individu-individu sudah melakukan banyak perbuatan baik, namun hanya
kegiatan yang bertujuan untuk pengabaran Injil dan pembentukan
murid-murid Yesus sajalah yang dapat dikatakan sebagai pekerjaan
misi yang sebenarnya.
Tugas untuk bermisi adalah tugas paling penting bagi pengikut
Kristus. Sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, Yesus
menampakkan diri paling sedikit lima kali kepada murid-murid-Nya.
Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada semua
suku bangsa (Matius 28:18-20; Markus 16:14-16; Lukas 24:46-49;
Yohanes 20:21-23). Amanat Agung tersebut disampaikan kepada
murid-murid Yesus, setidak-tidaknya lima kali sesudah
kebangkitan-Nya. Dalam Markus 16:15 dikatakan, "Pergilah ke seluruh
dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." Murid-murid
mula-mula Yesus menanggapi dengan serius tugas tersebut. Jadi, sejak
permulaan abad yang pertama hingga saat ini, Injil terus-menerus
menyebar dengan cepat. Gambaran kemajuan Injil dapat dilihat dari
hasilnya sekarang, yaitu bahwa sudah sekitar sepertiga populasi
dunia menjadi percaya kepada Yesus. Meskipun belum semua orang
mendengar Injil, banyak individu sudah diberi peluang untuk
mendengar dan merespons Injil Yesus.
Amanat Agung lebih dari sekadar mengabarkan Injil kepada
perseorangan. Dalam Matius 28, Yesus menekankan pentingnya
pemberitaan Injil kepada suku-suku bangsa. "Yesus mendekati mereka
dan berkata: `Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di
bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman.` (Matius 28:18-20). Sekilas tampaknya banyak perintah yang
terkandung di dalam Amanat Agung, namun sebenarnya hanya terdapat
satu perintah utama, yaitu "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku!" Frasa
"semua bangsa" (Yunani: `panta ta ethne`) berarti "semua suku
bangsa" secara menyeluruh. Oleh sebab itu, berkaitan dengan perintah
untuk memuridkan setiap suku bangsa itu, Yesus memerintahkan kita
untuk mengutamakan pemberitaan Injil.
Fokus pengabaran Injil dipusatkan pada menjadikan suku-suku bangsa
sebagai murid-murid Yesus. Kalau demikian, bagaimana hasilnya sampai
sekarang? Menurut salah satu lembaga misi yang paling dapat
dipercaya, sekitar 2/3 populasi dunia belum percaya kepada Yesus;
kira-kira setengah dari jumlah itu merupakan suku-suku yang dianggap
sudah terjangkau dan setengahnya merupakan suku-suku terabaikan. Ada
ribuan suku bangsa di dunia ini. Menurut statistik lembaga-lembaga
misi terkini, 4.992 suku di dunia dianggap terabaikan, walaupun
perkiraan dari lembaga-lembaga misi tersebut bervariasi tergantung
dari definisi yang dipakai untuk suku-suku terabaikan. Di antara
suku-suku itu, terdapat 1.317 suku yang sudah dilayani, walaupun
penginjilan belum sepenuhnya maksimal. Artinya, masih ada 3.675 suku
terabaikan yang belum dilayani oleh pekerjaan misi.
Suatu suku dikategorikan sebagai "suku terabaikan" jika orang-orang
percaya atau jemaat-jemaat yang ada di suku tersebut belum mampu
menjangkau sukunya sendiri. Walaupun di antara lembaga-lembaga misi
tidak ada kesepahaman mengenai persentase jumlah minimal penduduk
suku yang Kristen agar tidak lagi dikategorikan sebagai "suku
terabaikan", namun biasanya persentasenya berkisar antara 1-2%
jumlah warganya yang Kristen.
Di Indonesia terdapat 127 suku yang masuk ke kategori "suku
terabaikan". Suku-suku di Indonesia yang masuk ke kategori "suku
terabaikan" adalah suku yang memiliki populasi lebih dari 10.000
jiwa namun jumlah warganya yang mengenal Kristus kurang dari 1%.
Suku-suku terabaikan di Indonesia termasuk dalam 23 rumpun yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Mengapa suku-suku tersebut masih terabaikan? Sebagian orang Kristen
sering berpikir bahwa alasannya adalah karena mereka tidak bersedia
mendengar Injil, bahkan sudah menolak Injil. Namun realitanya sering
tidak demikian. Mereka masih terabaikan karena faktor-faktor yang
menghalangi pemberitaan Injil ke suku tersebut. Banyak suku menjadi
terabaikan karena Injil belum diperbolehkan masuk ke suku tersebut.
Orang-orang yang percaya kepada Kristus sudah mengetahui bahwa Injil
yang baik dan indah itu merupakan kunci untuk kemerdekaan dan
keselamatan. Namun, Injil sering dihalangi oleh faktor-faktor sosial
atau politik sehingga belum boleh didengar oleh masyarakat suku-suku
terabaikan. Ternyata, banyak orang akan rela menjadi percaya kepada
Kristus seandainya mereka diberi kesempatan untuk mendengarkan Injil
melalui sarana yang sesuai konteksnya. Faktor-faktor lain yang
menjadi penyebab suku-suku tersebut terabaikan termasuk kondisi
jemaat-jemaat itu sendiri. Perhatian orang-orang Kristen dari suku
tersebut sering tersita karena mereka bersikap duniawi atau dihimpit
tekanan hidup sehingga mengabaikan tugas untuk bermisi yang begitu
penting.
Amanat Agung Tuhan Yesus mendesak setiap orang percaya agar berperan
aktif dalam memuridkan setiap suku bangsa bagi Yesus. Gereja-gereja
perlu menganggap serius Amanat Agung tersebut dan mengabarkan Injil
dengan setia. Amanat Agung memang tidak diperintahkan secara
langsung kepada gereja-gereja, oleh karena itu amanat ini tidaklah
harus selalu bergantung pada keterlibatan gereja setempat. Setiap
orang Kristen diperintahkan untuk terlibat di dalamnya. Amanat Agung
disampaikan kepada setiap orang Kristen secara individu. Demikianlah
setiap orang percaya harus melaksanakan Amanat Agung, dan setiap
kumpulan orang percaya, yaitu jemaat, juga harus bekerja sama dalam
melaksanakan Amanat Agung.
Mengapa Yesus belum datang untuk kedua kalinya? Jawabannya ialah
karena Yesus masih menangguhkan penghukuman terhadap segala
kefasikan di dunia agar semakin banyak orang bertobat dari
dosa-dosanya dan berbalik kepada Allah dengan menjadi percaya kepada
Yesus (2 Petrus 3:9). Yesus menubuatkan, "Injil kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa,
sesudah itu barulah tiba kesudahannya" (Matius 24:14). Jadi,
pemberitaan Injil ke semua bangsa adalah persyaratan untuk
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Pada akhirnya nanti, setiap
suku bangsa akan diwakili di sekeliling takhta Allah di surga. Wahyu
7:9 berkata, "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya,
suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung
banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri
di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan
memegang daun-daun palem di tangan mereka."
Akhir-akhir ini, Tuhan sedang menarik orang-orang datang kepada
Yesus secara luar biasa. Suku-suku yang dulu sangat tertutup, bahkan
melawan Injil, sekarang mulai terbuka untuk mendengarkan Injil.
Allah sendiri yang menarik orang-orang itu untuk datang kepada Yesus
secara langsung. Benih-benih Injil yang ditabur pada masa lalu
sedang bertumbuh.
Tsunami di Indonesia, yang menyebabkan banyak penderitaan dan
tangisan, juga meninggalkan bekas pada banyak bangsa lain, mulai
dari Asia Tenggara sampai ke daratan Afrika. Lintasan tsunami itu
menjangkau tempat tinggal suku-suku terabaikan dari berbagai latar
belakang agama. Allah sedang menginsyafkan bangsa-bangsa akan
kebenaran, agar mereka berpaling kepada Yesus untuk diselamatkan
(Yesaya 45:22). Ribuan orang di seluruh dunia sedang bermimpi dan
mendapat penglihatan-penglihatan mengenai Yesus (Isa Almasih). Yesus
sering menampakkan diri dengan berjubah putih berkilauan. Ia
menyuruh orang-orang mencari kebenaran tentang Dia, lalu banyak
orang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat.
Kita pada masa ini juga diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan
Yesus dalam memuridkan semua suku bangsa.
Kalau demikian, apa yang harus kita perbuat untuk suku-suku
terabaikan? Pertama, mari kita belajar untuk mengenali mereka.
Banyak informasi di internet dan di lembaga-lembaga Kristen yang
dapat digunakan untuk memperlengkapi pengertian kita mengenai
suku-suku yang terabaikan. Lembaga-lembaga misi bisa menyediakan
banyak data penolong untuk kita. Pengabdian dalam pekerjaan misi
dimulai dengan pengetahuan yang benar.
Kedua, mari kita bertekad untuk mendoakan mereka. Sebaiknya, kita
masing-masing memilih salah satu suku tersebut sebagai pokok doa
harian. Dengan demikian, Saudara akan menjadi seorang duta bagi
Allah untuk suku tersebut. Berdoalah agar Tuhan menginsyafkan
orang-orang suku itu mengenai kebenaran dan anugerah Allah melalui
Tuhan Yesus. Berdoalah agar Tuhan mengutus pekerja-pekerja-Nya untuk
menjangkau suku tersebut. Kenalilah kebutuhan suku tersebut. Dengan
mengenal kebutuhan mereka secara lebih mendalam, kita akan dapat
mendoakan mereka secara lebih spesifik.
Ketiga, mari kita tingkatkan sumbangan bagi pekerjaan misi. Uang
yang dipersembahkan untuk perluasan Kerajaan Allah merupakan
investasi yang kekal. Setiap orang Kristen seharusnya menyelidiki
bagaimana ia menggunakan uangnya dan menetapkan prioritas finansial
yang semestinya. Dengan demikian, uang yang dipersembahkan untuk
perkerjaan misi akan meningkat secara pasti, sebab perkerjaan misi
adalah pekerjaan utama Allah.
Keempat, pergilah! Seandainya ada kesempatan untuk melibatkan diri
secara langsung dalam pengabaran Injil, lakukanlah. Allah paling
berkenan ketika umat-Nya melibatkan diri dalam menyebarkan Injil,
baik secara lokal maupun sampai ke ujung bumi. Pertimbangan kita
untuk mengutamakan ikut dalam pekerjaan misi ialah karena Allah
memunyai Anak satu-satunya, dan Ia telah mengutus Anak-Nya tersebut
sebagai seorang utusan Injil (Yohanes 3:16). Itulah alasan yang
mendesak setiap orang Kristen untuk melibatkan diri dan mendorong
anak-anak kita untuk terlibat juga secara langsung dalam memuridkan
semua suku bangsa bagi Yesus.
Diambil dan disunting dari:
Judul majalah: Crescendo, Edisi 321, Tahun 40, 2005
Judul artikel asli: Suku-Suku Terabai, Siapa yang Akan Peduli?
Penulis: Michael Shipman, D.Min.
Penerbit: Yayasan Gema Kasih, Semarang 2005
Halaman: 40 -- 43
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
ETHNE NET
==> http://www.ethne.net
Gerakan "Ethne to Ethne" (Bangsa ke Bangsa) memfokuskan misi kepada
kelompok suku bangsa yang terabaikan. Lewat pertemuan Ethne06 yang
berlangsung di Bali pada tahun 2006, kelompok yang dipelopori 18
lembaga misi ini memopulerkan pemahaman dan istilah yang lebih
spesifik untuk misi suku-suku bangsa. Gerakan Perintisan Jemaat,
Kebangunan Doa, seperti "Global Day of Prayer" (GDOP - Hari Doa
Sedunia) dan "Joshua Poject" (Proyek Yosua), Riset Misi dan
Penanggulangan Bencana, seperti "Frontier Crisis Response Network"
(FCRN - Jaringan Respons Krisis Garis Depan), Suku Terabaikan, Celah
10/40, dan Misionaris Garis Depan adalah contoh kegiatan-kegiatan
yang lahir lewat gerakan "Ethne to Ethne".
Lebih lanjut, situs ini menyajikan profil dan program-program yang
berkaitan dengan "Ethne to Ethne", konsepsi suku-suku bangsa dan
panduan untuk doa-doa strategis berdasarkan wilayah. Selain itu,
diberikan pula tautan ke gerakan-gerakan yang dipelopori oleh "Ethne
to Ethne". Bila Anda tertarik dengan gerakan misi ini, silakan
mengunjungi situs ini.
_____________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
H A I T I
Angkatan Bersenjata Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka akan
membuka pelabuhan laut di Port-au-Prince, Haiti, dalam kurun waktu 2
atau 3 hari. Pelabuhan ini dapat mengurangi kepadatan di bandara. DZ
yang berada di lokasi bersama Global Aid Network (GAIN USA)
mengatakan bahwa masalahnya adalah koordinasi distribusi barang
bantuan. "Banyak bangunan pemerintah telah musnah oleh gempa bumi di
Haiti. Oleh karena itu, pemerintah Amerika Serikat dan para relawan
lain datang ke lokasi dan mencari solusi untuk mengontrol distribusi
bantuan ke berbagai tempat agar tidak terjadi kebingungan. Saya
merasa banyak perwakilan pemerintah dan institusi lain mencoba
mencari jalan keluar untuk masalah ini. Pembukaan pusat-pusat
perawatan dan persediaan makanan akan memberi sedikit harapan."
Sejauh ini, GAIN-USA telah mendistribusikan 100.000 makanan. DZ
mengatakan bahwa di tengah-tengah tragedi, banyak orang berbicara
tentang Tuhan. "Ada yang bertanya-tanya, `Bagaimana mungkin Tuhan
yang Maha Pengasih mengasihi saya padahal saya menghadapi situasi
seperti ini`. Namun, yang lain justru terdorong untuk mencari Tuhan
karena mereka mencari pengharapan." DZ berkata banyak jemaat yang
berkumpul di halaman gereja untuk beribadah pada hari Minggu karena
banyak bangunan gereja sudah hancur dan rusak. (t/Uly)
Diterjemahkan dari: Mission News, January 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13771
Pokok doa:
* Doakan pemulihan negara Haiti pasca gempa bumi beberapa waktu
yang lalu. Doakanlah agar Tuhan memampukan pemerintah setempat
dengan bantuan dari luar negeri untuk mengambil tindakan segera
guna menata ulang Haiti, khususnya dalam hal logistik.
* Mengucap syukur, karena melalui gempa yang terjadi di Haiti ini,
banyak orang di Haiti terdorong untuk mencari Tuhan lebih sungguh.
E R I T R E A
International Christian Concern (ICC) membenarkan laporan kami
kemarin tentang penangkapan 30 wanita Kristen di Eritrea. "Mereka
sedang berdoa di dalam rumah ketika petugas menggerebek rumah
mereka, menahan semua orang, dan membawa mereka ke kantor polisi,"
kata JR dari ICC yang juga tercengang atas penangkapan itu. "
Orang-orang itu bukan merupakan ancaman keamanan bagi negara ini.
Bayangkan, mereka hanyalah pasangan lanjut usia yang berkumpul untuk
berdoa bersama. Penangkapan ibu-ibu dan nenek-nenek karena mereka
berkumpul dan berdoa tidaklah masuk akal!" Banyak pengamat hak asasi
manusia menyalahkan Eritrea karena telah melanggar hak asasi
manusia. "Namun, pemerintah Eritrea terus mengelak bahwa mereka
melanggar kebebasan beragama bangsa mereka," ungkap JR. "Mereka
terus menyangkal pemenjaraan orang Kristen. Sulit dipercaya!" Namun,
saat terjadi penindasan besar-besaran, JR mengatakan bahwa gereja
bawah tanah akan terus bertumbuh. "Orang-orang akan datang kepada
Kristus karena mereka putus asa, miskin, dan bencana kelaparan
merajalela; orang-orang mencari pengharapan di dalam Yesus Kristus,
dan mereka sadar bahwa hanya itulah pengharapan milik mereka." Saat
ini, ICC membantu memberikan dukungan kepada keluarga orang-orang
yang dipenjarakan. (t/Uly)
Diterjemahkan dari: Mission News, January 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13599
Pokok doa:
* Berdoa bagi situasi keamanan di Eritrea, agar Tuhan menjaga
umat-Nya dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh oknum
tertentu yang tidak menyukai kekristenan.
* Doakan juga agar orang-orang Kristen yang dipenjara karena iman
mereka diberikan kekuatan, penghiburan, dan perlindungan oleh
Tuhan.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
SUMBER DAYA ALAM DI KALIMANTAN
Alam di Kalimantan, demikian pula banyak pulau lain di seluruh Tanah
Air, sangat mengagumkan. Pertama, karena keindahan dan
keanekaragamannya. Kedua, karena kekayaan alamnya. Yang terakhir ini
meliputi hutan-hutannya hingga sumber daya mineralnya. Di sana ada
banyak minyak, gas, dan batu bara. Sungguh karunia yang luar biasa.
Pada satu sisi, bangsa Indonesia dipercayakan berkat yang besar ini
untuk dipetik manfaatnya, tetapi pada sisi lain bangsa ini juga
diuji untuk memanfaatkan berkat keindahan dan kekayaan alam tersebut
secara bijak.
Diambil dari: Kompas, Rabu 26 Januari 2010, h. 6
Pokok doa:
1. Doakan agar warga yang bermukim di Kalimantan maupun para
pengolah kekayaan alam Kalimantan dapat menjaga kelestarian hutan
maupun lingkungan, sehingga kekayaan alam Kalimantan dapat tetap
terjaga.
2. Berdoa agar pemerintah Indonesia dapat menindak tegas para pelaku
perusakan hutan, sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi di
masa mendatang.
3. Penambangan batu bara di Kalimantan yang tidak terkendali
akhir-akhir ini sangat memprihatinkan, karena sudah merusak
kawasan hutan dan konservasi. Doakan agar Tuhan memampukan
pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas guna menangani
kasus ini.
4. Berdoa agar Tuhan memberi hikmat kepada pemerintah dalam membuat
peraturan yang lebih saksama mengenai izin penambangan hasil
bumi, sehingga kerusakan lingkungan hidup dapat diminimalkan.
5. Berdoa agar pemerintah tidak mudah terbujuk dan lemah dalam
menindak kasus praktik penambangan ilegal, karena jika hal ini
terus-menerus dibiarkan akan terjadi kerugian besar bagi rakyat
Indonesia.
______________________________________________________________________
STOP PRESS
PUBLIKASI e-SH
Terbitnya publikasi e-SH ini dilatarbelakangi keperluan masyarakat
Kristen Indonesia pengguna internet akan bahan renungan versi
elektronik yang tersusun secara teratur dan sistematis. Mereka akan
dimungkinkan untuk bersaat teduh dengan menggunakan media internet.
Karena itu, Yayasan Lembaga SABDA bekerja sama dengan Persekutuan
Pembaca Alkitab menghadirkan publikasi e-SH, yaitu publikasi yang
menyajikan bahan saat teduh yang diterbitkan secara teratur oleh
Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) dan diterbitkan secara elektronik
oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
Jika Anda ingin mendapatkan bahan saat teduh ini secara gratis
setiap hari, kirim email kosong ke alamat:
< subscribe-i-kan-akar-Santapan-Harian(at)hub.xc.org >
atau menghubungi redaksi di alamat:
< sh(at)sabda.org >
Selamat bersaat teduh!
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |