Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/47 |
|
e-JEMMi edisi No. 47 Vol. 14/2011 (29-11-2011)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI RENUNGAN: IKUTILAH TELADANKU PROFIL BANGSA: ORANG-ORANG BUGIS, INDONESIA Shalom, Apa kabar Anda semua? Harapan kami, Anda masih terus bersemangat dalam Kristus. Setiap orang pasti memiliki sosok idola dalam hidupnya, entah itu orang-orang dari terdekat kita (ayah, ibu, guru, kakak) maupun orang-orang terkenal (pemimpin negara, artis, atlet, musisi). Paulus dengan yakin menegaskan bahwa Kristuslah orang yang menjadi idola dalam hidupnya. Mari kita membaca Renungan Misi edisi ini dan mengikuti teladan orang-orang seperti Paulus dan Tom White supaya nama Kristus dimuliakan. Kami juga mengajak Anda untuk berkenalan lebih dekat dengan orang-orang Bugis dan berdoa bagi mereka. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati. Redaksi Tamu e-JEMMi, Mahardhika Dicky Kurniawan < http://misi.sabda.org/ > RENUNGAN: IKUTILAH TELADANKU Paulus bukan saja memercayai Yesus sebagai Juru Selamat dan Penebus Dosanya, tetapi ia juga mengikuti teladan kehidupan Yesus. Perilaku hidup sehari-harinya juga diusahakan seperti Yesus Kristus. Selama di dunia ini, ia hanya menghabiskan hidupnya menjadi hamba untuk melayani orang lain. Ia tidak mencari reputasi meski ia makin terkenal. Sebaliknya, dalam kehidupan sehari-harinya, ia menampakkan kesederhanaan dan hidup bersahaja. Ia benar-benar tidak memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Saya mengenal Bapak Tom White, yang dulu pernah dipenjara di Kuba karena membagikan Injil keselamatan bagi orang-orang Kuba. Sebagai direktur Voice of the Martyrs (VOM) di Amerika, ia dibantu oleh sekitar 70 orang staf dan puluhan sukarelawan. Namun demikian, ia memiliki kehidupan yang sangat sederhana. Ia banyak melakukan perjalanan ke negara-negara di mana orang-orang Kristen teraniaya. Mulai dari Timur Tengah, Asia, dan banyak belahan dunia lainnya. Ke negara mana saja yang dikunjunginya, termasuk ke Indonesia, ia tidak pernah peduli hotel bintang berapa atau penginapan macam apa yang akan ditinggalinya. Yang dibawanya hanyalah sebuah tas kecil berisi dua potong pakaian untuk kunjungan yang cukup lama di beberapa negara. Saya terkejut melihat foto rangkaian kegiatan sejak kedatangannya hingga ia pulang. Ia nyaris memakai baju yang sama! Di saat senggang, yang dibicarakannya selalu tentang pekerjaan Tuhan atau bagaimana menolong atau melayani orang lain dengan lebih baik. Rekan saya yang tinggal di Amerika bercerita, suatu hari seorang donatur ingin melihat bagaimana kehidupan pribadi Bapak Tom. Orang tersebut datang ke rumah Bapak Tom, dan pada saat itu ia mendapati istri Bapak Tom sedang menyediakan waktu untuk menjaga anak-anak orang lain, sehingga di rumahnya banyak anak-anak kecil yang diurusnya. Singkat cerita, banyak hal tentang kesederhanaan dan kerelaan melayani orang lain yang didapati pada keluarga Bapak Tom yang membuat orang tersebut terkejut. Di negara maju yang modern dan serba individualis ini, masih ada orang yang hidup dengan amat sederhana dan tidak memikirkan diri sendiri. Akhirnya orang tersebut tahu bahwa selama ini bantuan yang telah diberikannya telah dikelola oleh orang yang tepat. Yesus datang ke dunia ini hanya untuk melayani orang lain dan tidak memedulikan kehidupan-Nya sendiri. Paulus mengikuti teladan-Nya dan kita telah melihat buahnya. Bapak Tom White juga mengikuti teladan- Nya, dan jutaan orang Kristen teraniaya telah diberkati dan dikuatkan imannya oleh pelayanan VOM. Bagaimana dengan kita? Diambil dari: Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, November -- Desember 2004 Penulis: Tim Kasih Dalam Perbuatan Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 1 PROFIL BANGSA: ORANG-ORANG BUGIS, INDONESIA Siapakah orang-orang Bugis? Orang-orang Bugis (terkadang disebut Ugi) tinggal di Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah orang Bugis disebut Tellumponcoe dan terdiri dari Kabupaten Bone, Wajo, dan Soppeng. Ada juga orang-orang Bugis yang tinggal di Kabupaten Luwu, Sidenneng, Polmas, Pinrang, Pare-pare, Barru, Pangkajene, Maros, Bulukumba, dan Sinjai. Orang-orang Bugis adalah orang-orang yang dinamis dan mobilitasnya tinggi, mereka dianggap sebagai kelompok suku yang dominan di Sulawesi Selatan. Banyak orang Bugis meninggalkan rumah mereka untuk mencari kesuksesan dan kekayaan. Khususnya, mereka bermigrasi ke Sumbawa, Jawa, Papua, bahkan Malaysia. Bahasa Ugi mereka terbagi ke dalam beberapa dialek yaitu Luwu, Wajo, Bira, Selayar, Palaka, Sindenneng, dan Sawito. Seperti apa kehidupan mereka? Sebagian besar orang Bugis mencari nafkah dengan berburu, menjala ikan, bercocok tanam, beternak, atau membuat kerajinan tangan. Biasanya orang Bugis yang tinggal di daerah pegunungan mendapat nafkah dengan mengelola tanah, sedangkan mereka yang tinggal di daerah pesisir biasanya bekerja sebagai nelayan. Pakaian tradisional Bugis disebut Wajo Ponco, yang dipercaya berasal dari pakaian Melayu. Akhir-akhir ini, pakaian tersebut hanya digunakan untuk upacara-upacara dan tari-tarian tradisional. Orang-orang Bugis sangat memercayai bahwa ada hari-hari tertentu yang merupakan hari baik. Ada keberuntungan jika acara-acara atau kegiatan-kegiatan dilaksanakan di Rabu pertama dan Kamis terakhir di setiap bulannya. Sebaliknya, mereka menganggap hari Sabtu sebagai hari sial karena kesialan tampaknya lebih sering terjadi pada hari ini. Dalam tradisi Bugis, ada berbagai tingkatan status sosial yang berbeda berdasarkan leluhur mereka. Tingkatan-tingkatan yang berbeda ini termasuk keturunan seorang raja, keturunan bangsawan (La Patau), keturunan pejabat daerah (Aru Lili), dan keturunan bermacam-macam budak. Kedua nilai budaya yang terpenting untuk orang-orang Bugis disebut siri (kehormatan pribadi) dan siri-pesse (kehormatan umum). Orang Bugis harus membela, mempertahankan, dan membangun sirinya sendiri. Usaha untuk menerima dan mempertahankan siri beragam tergantung konteksnya. Contohnya, dalam konteks ekonomi, siri berarti bekerja keras dan setia. Dalam konteks pribadi, jika siri seseorang diserang, maka mereka akan memberikan pembalasan yang serius. Islam mendukung konsep tradisional Bugis tentang siri. Dengan begitu, orang Bugis biasanya memandang siri sebagai kunci identitas diri sebagai orang Bugis Islam. Garis keturunan Bugis bersifat bilateral (dilihat dari kedua orang tuanya). Setelah menikah, pasangan baru tersebut dapat memilih dekat dengan keluarga pihak suami atau istri, walaupun awalnya mereka tinggal lebih dekat dengan keluarga pihak istri. Apa yang mereka percaya? Orang-orang Bugis terkenal sebagai penganut Islam Sunni yang taat. Akan tetapi, banyak dari mereka masih terikat sistem tradisional tentang kepercayaan animisme (panngaderreng). Sebagian karena nilai-nilai agama mereka, kebudayaan tradisional memiliki pengaruh besar pada orang-orang Bugis. Apa kebutuhan mereka? Saat ini, orang-orang Bugis membutuhkan investasi keuangan dan modernisasi dalam perkapalan umum dan industri perikanan, karena orang-orang Bugis memiliki potensi besar dalam sektor-sektor ini. Selain itu, sebagian besar potensi Sulawesi Selatan dalam sektor pertambangan dan industri, belum dimanfaatkan karena kurangnya orang-orang ahli dan investasi. (t/Anna) Pokok doa: 1. Doakan agar Tuhan memberkati orang-orang Bugis dengan berkat-berkat jasmani. 2. Doakan agar Tuhan menempatkan pemimpin-pemimpin Bugis yang tidak antipati dengan pemberitaan Kabar Baik, melainkan memberi kesempatan agar kasih Kristus dikenal dalam komunitas mereka. 3. Doakan setiap utusan Injil yang terpanggil untuk melayani orang-orang Bugis, supaya Tuhan mengurapi dan membimbing mereka dalam memberitakan Injil-Nya. 4. Doakanlah orang-orang Bugis, supaya mereka menyambut Kabar Baik dan mengakui karya penyelamatan Kristus. 5. Doakan pemerintah, supaya bergerak untuk menjawab kebutuhan orang-orang Bugis dalam pengembangan perekonomian mereka. Diterjemahkan dari: Nama situs: Joshua Project Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=10985&rog3=ID Judul asli artikel: Bugis of Indonesia Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 24 Januari 2011 "ISN`T IT STRANGE THAT SOME CHRISTIANS WITHHOLD FROM THE WORLD THE BEST NEWS THAT EVER CAME INTO IT?" Kontak: < jemmi(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/misi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |