|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2008/44 |
|
e-JEMMi edisi No. 44 Vol. 11/2008 (10-11-2008)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Memberi dengan Murah Hati
SUMBER MISI: Mid India Christian Mission (MICM)
DOA BAGI MISI DUNIA: Papua Nugini, Yaman
DOA BAGI INDONESIA: Compassion
SURAT ANDA: Situs e-MISI Memberkati
______________________________________________________________________
GOD CHASTENING IS NEVER CRUEL BUT CORRECTIVE
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Terlibat dalam pelayanan misi tidak selamanya harus terlibat secara
langsung di lapangan. Mungkin Anda atau orang lain di lingkungan
gereja Anda memiliki kerinduan untuk terlibat dalam pelayanan misi,
namun tidak mungkin pergi dan bergabung menjadi penginjil di
lapangan. Ada hal yang dapat Anda lakukan yang sama pentingnya dalam
pelayanan misi, yaitu menopang pelayanan mereka dengan memberikan
sumbangan dana. Namun, untuk terlibat menjadi penyumbang dana, ada
hal-hal prinsip yang perlu Anda ketahui.
Nah, untuk lebih jelasnya, selama bulan November, e-JEMMi mengangkat
tema seputar Misi dan Keuangan. Topik yang akan kami bahas meliputi
Dasar alkitabiah dalam Memberi, Bagaimana Mengelola Sumber Dana
Misi, serta Bagaimana Mencari Dukungan Dana bagi Pelayanan Misi.
Simak juga edisi khusus kami, edisi Ulang Tahun e-JEMMi ke-11 yang
akan menyajikan artikel singkat seputar pelayanan misi yang kami
rangkum dari beberapa bahan edisi e-JEMMi sebelumnya.
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI
MEMBERI DENGAN MURAH HATI
Di Jemaat Makedonia
Orang-orang percaya di Yerusalem sedang menderita. Mungkin karena
dikucilkan, sebagian dari mereka kehilangan pekerjaan setelah
menjadi orang Kristen. Mungkin terjadi kelaparan seperti yang
terjadi sebelumnya pada era pemerintahan Klaudius (Kisah Para Rasul
11:28). Apa pun masalahnya, Paulus prihatin dengan kesejahteraan
mereka.
Ia mendorong jemaat-jemaat di daerah lain untuk memberi sumbangan
bagi jemaat Yerusalem. Jemaat di Korintus tergerak untuk terlibat
dalam proyek itu ketika mereka pertama kali mendengarnya. Nyatanya,
antusiasme awal mereka itulah yang kemudian menginspirasi jemaat di
Makedonia untuk memberi dengan sangat murah hati. Sayangnya, jemaat
di Korintus tidak melaksanakan apa yang telah menjadi komitmen
mereka itu.
Karena itu, Paulus mendesak mereka, dalam 2 Korintus 8-9, untuk
menyelesaikan kebajikan yang telah mereka mulai. Ironisnya, ia
menggunakan teladan jemaat Makedonia, yang tertantang ketika melihat
kesediaan jemaat di Korintus untuk memberi, sebagai salah satu cara
untuk memotivasi jemaat di Korintus agar membuktikan kesetiaan
mereka terhadap janji mereka.
Dari teladan jemaat Makedonia yang ada di 2 Korintus 8, dan melalui
pengajaran yang lebih langsung di 2 Korintus 9, setidaknya kita bisa
mendapatkan delapan prinsip yang menuntun kita untuk memberi. Kedua
pasal ini merupakan inti perintah untuk memberi yang ada dalam
Perjanjian Baru. Saat kita mempelajari, menerapkan, dan mengajarkan
prinsip-prinsip yang ada di kedua pasal itu, kita dan gereja kita
akan mengalami sukacita dalam memberi.
Akan lebih baik jika Anda membaca 2 Korintus 8-9 terlebih dahulu dan
membiarkan Alkitab Anda tetap terbuka di hadapan Anda setelah
selesai membacanya.
1. Kita harus memberi dengan kemurahan hati. (2 Korintus 8:2, 9:6-13)
Bisakah Anda membayangkan seorang petani kaya hanya menanam
sedikit tanaman padi supaya dapat menimbun bijinya yang berharga?
Tentu saja tidak. Ia mengetahui bahwa hanya dengan menabur
padinya dengan kemurahan hati, maka dia bisa menuai hasil yang
berlimpah-limpah.
Yesus berbicara mengenai hubungan antara memberi dan menerima
dalam Lukas 6:38, yang bunyinya:
"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan
dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk
mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Dari perspektif Tuhan, memberi berarti berinvestasi. Semakin
besar investasinya, akan semakin besar hasilnya. Ini adalah
kebenaran dasar alkitabiah yang tidak dapat kita abaikan: kita
menuai apa yang kita tabur. Jemaat Makedonia menabur dengan murah
hati.
2. Kita harus memberi dengan kerelaan hati. (2 Korintus 8:12, 9:7)
Kita tidak boleh segan atau enggan dalam memberi. Tuhan tidak
ingin kita memberi hanya karena kita merasa tidak memiliki
pilihan lain. Pemberian kita haruslah pemberian yang disertai
kerelaan hati. Ya, Ia ingin kita memberi. Ia tahu bahwa itu baik
bagi kita, dan hal itu mencukupkan kebutuhan orang lain. Namun,
Ia tidak memuntir tangan kita dan memaksa kita untuk memberi.
Meskipun Ia memiliki hak atas segala yang kita miliki, namun Ia
tidak menuntut hak-Nya. Ia bukan pemungut cukai.
Apakah kita menunjukkan tindakan yang sama di gereja kita? Apakah
kita benar-benar peduli agar jemaat gereja kita memiliki kemauan
untuk memberi dengan rela hati, ataukah kita sudah berpuas hati
selama mereka memberi, meskipun itu dilakukan dengan perasaan
enggan?
Memberi adalah wujud ketaatan. Ini adalah salah satu wujud
pengakuan iman kita yang sejati (2 Korintus 9:13). Namun,
ketaatan kita itu tidak didorong oleh hukum, namun oleh anugerah
Tuhan (2 Korintus 8:9). Kristus sendiri telah memberikan teladan.
Kerelaan hati kita dalam memberi merupakan sebuah respons kasih
kita terhadap pengorbanan-Nya.
3. Kita harus memberi dengan sukacita. (2 Korintus 8:2, 9:7)
Apa yang Anda rasakan saat memasukkan uang ke dalam kantong
persembahan? Sayang? Atau itu membuat Anda bersukacita karena
Anda berbagi dengan orang lain?
Pada titik ini, kita mungkin akan tergoda untuk berpikir,
"Ayolah, Tuhan. Bukankah memberi dengan murah hati dan rela hati
itu sudah cukup?" Tidak, menurut 2 Korintus 9:7, itu saja tidak
cukup. Tuhan ingin agar kita memberi dengan sukacita.
4. Kita harus memberi dengan antusias. (2 Korintus 8:3-4)
Menakjubkan! Jemaat Makedonia jelas-jelas adalah pemenang medali
emas ketika mereka memberi. Paulus berkata, "Aku bersaksi, bahwa
mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan
melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka
meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh
kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada
orang-orang kudus." (2 Korintus 8:3-4)
Dalam pandangan mereka, membantu saudara seiman di Yerusalem
bukanlah beban, namun merupakan suatu kehormatan. Dan mereka
"mendesak dengan segera" agar diperbolehkan berpartisipasi untuk
membantu saudara seiman mereka.
Bagaimana perasaan Anda apabila situasi seperti itu terjadi di
gereja Anda? "Saya mohon, Pak Pendeta, biarkan saya membantu para
korban bencana alam." "Pak Pendeta, tolong berikan saya
kehormatan untuk memberi dalam mendukung misionaris-misionaris
kita." Meski pada awalnya Anda terkejut, Anda akan senang melihat
hasrat yang begitu besar untuk memberi.
5. Kita harus memberi dengan penuh pengorbanan. (2 Korintus 8:2-3)
Mungkin Anda berpikir bahwa jemaat di Makedonia sangat kaya, dan
adalah mudah bagi mereka untuk memberi dengan murah hati, rela
hati, sukacita, dan penuh antusias. Tidak juga. Apabila mereka
masih hidup sekarang, Anda akan menemukan mereka hidup di daerah
miskin daripada di lingkungan berada. Rumah mereka pasti adalah
gubuk yang berdiri di atas tanah kotor, bukan rumah mewah di
lingkungan elite.
Mereka tidak hanya sangat miskin, tetapi juga mengalami "cobaan
berat" (2 Korintus 8:2). Kita tidak tahu secara spesifik
penderitaan apa yang mereka alami. Namun jujur, akan sangat mudah
bagi mereka untuk memerhatikan diri dan kebutuhan mereka sendiri.
"Maaf, Paulus. Kami menyadari bahwa orang Kristen yang ada di
Yerusalam membutuhkan bantuan, tetapi seperti yang kamu lihat,
kami pun miskin. Dan selain itu, kami sedang berada dalam cobaan
yang berat."
Namun, jemat di Makedonia tidak melakukan hal seperti itu. Mereka
adalah pemberi kelas dunia. Meskipun kebutuhan mereka mendesak,
mereka memohon agar diizinkan membantu orang-orang percaya yang
menderita di Yerusalem. Sungguh sebuah teladan yang luar biasa!
Dari kesaksian pengorbanan ini, mereka menunjukkan bahwa memberi
adalah suatu kehormatan di mana semua orang Kristen dapat ikut
serta, baik yang kaya maupun yang miskin.
6. Kita harus memberi menurut kemampuan kita. (2 Korintus 8:3, 11-12)
Sadarkah Anda bahwa tidak ada di dalam 2 Korintus sebuah
perhitungan mengenai berapa banyak orang Kristen harus memberi?
Selama ini, tidak ada perhitungan tentang seberapa banyak orang
Kristen harus memberi dalam Perjanjian Baru. Yang difirmankan
kepada kita adalah bahwa kita harus memberi menurut kemampuan
kita.
Mereka yang memunyai lebih banyak, diharapkan untuk memberi lebih
banyak. Mereka yang memunyai lebih sedikit, diharapkan untuk
memberi lebih sedikit. Kita tidak bertanggung jawab akan milik
orang lain. Kita diajarkan untuk menjadi pengurus yang setia atas
apa yang telah Tuhan percayakan pada kita.
Dengan kata-kata seperti itu, Paulus mendorong jemaat di Korintus
untuk setia kepada janji mereka untuk memberi
(2 Korintus 8:11-12). Dalam apa yang menjadi acuan awal pemberian
bagi orang percaya di Yerusalem, Paulus menginstruksikan jemaat
Korintus: "Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu
masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh --
menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan
pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang." (1 Korintus
16:2)
Dengan cara ini pula Dr. Luke menggambarkan bantuan yang
diberikan kepada jemaat di Antiokhia: "Lalu murid-murid
memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan
kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada
saudara-saudara yang diam di Yudea." (Kisah Para Rasul 11:29)
Ahli misi, J. Herbert Kane, menulis contoh tentang uang milik
John Wesley:
Pada masa mudanya, pendapatan tahunannya sebesar 30
poundsterling. Dia hidup dengan 27 poundsterling dan
menyumbangkan sisanya. Beberapa tahun kemudian, ketika
pendapatannya berlipat kali ganda menjadi 60 poundsterling per
tahun, dia terus hidup dengan 27 poundsterling dan
menyumbangkan sisanya. Ketika pendapatannya meningkat menjadi
90 poundsterling per tahun, dia tetap hidup dengan 27
poundsterling.
Bagi John Wesley, persentase dari pendapatan yang dia sumbangkan
meningkat dari 10% menjadi 50% lalu menjadi 70%. Dia menunjukkan
kepada kita bahwa memberi menurut kemampuan kita berarti hidup
menurut kebutuhan kita, bukan menurut pendapatan kita.
7. Kita perlu memberi berdasarkan apa yang Tuhan miliki.
(2 Korintus 8:1-3, 9:8-11)
Nah, inilah yang benar-benar menembus batas pemberian kita.
Inilah yang menantang kita untuk berpikir melebihi keterbatasan
kita. Kita harus memberi berdasarkan apa yang adalah milik Tuhan.
Bahasa Yunani, "charis", yang biasanya diterjemahkan "grace"
(kasih karunia), muncul sepuluh kali di 2 Korintus 8-9. Dalam
beberapa kasus, seperti dalam pasal 8:9, makna dasarnya --
kemurahan hati Tuhan -- mungkin itu yang dimaksudkan. Namun dalam
ayat lain, definisi yang lebih baik tentang kasih karunia adalah
kuasa Tuhan yang memampukan. Itulah kira-kira makna yang terdapat
dalam 2 Korintus 8:1, 9:8, dan 9:14.
Oleh karena kuasa Tuhanlah jemaat Makedonia mampu memberi "lebih
dari kemampuan mereka" (2 Korintus 8:3). Dan oleh karena
berlimpahnya kuasa Tuhan yang memampukan jemaat Korintuslah
sehingga mereka berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan" (2
Korintus 9:8).
Akronim yang pada umumnya digunakan untuk makna paling dasar dari
kasih karunia, kemurahan hati Tuhan, adalah GRACE -- God`s Riches
At Christ Expense (Kekayaan Tuhan melalui Pengorbanan Kristus).
Untuk makna yang kedua, kuasa Tuhan yang memampukan, mungkin kita
bisa menggunakan akronim GRACE -- God`s Resources As Christ
Enables (Kuasa Tuhan melalui Kristus yang Memampukan).
Itulah yang memungkinkan kita memberi lebih dari kemampuan kita
-- tidak hanya memberi menurut kemampuan kita, melainkan menurut
kemampuan Tuhan. Ia yang akan menyediakan apa yang kita butuhkan
dan memampukan kita untuk "berlimpah dalam kebajikan" (2 Korintus
9:8). Ini karena kita mengambil dari rekening bank Tuhan, bukan
hanya dari rekening kita sendiri, sehingga kita dapat menjadi
"murah hati dalam setiap kesempatan" (2 Korintus 9:11).
8. Kita harus memberi diri kita terlebih dahulu kepada Tuhan.
(2 Korintus 8:5)
Akhirnya, di sini kita mendapatkan kunci dari tujuh prinsip yang
ada. Alasan mengapa jemaat Makedonia dapat memberi contoh abadi
mengenai pemberian kristiani adalah karena, seperti yang ditulis
oleh Paulus, "Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada
Allah," (2 Korintus 8:5). Oleh karena komitmen mereka kepada
Tuhan, mereka memberi dengan murah hati, rela hati, sukacita, dan
penuh antusias. Oleh karena mereka menyerahkan diri mereka kepada
Tuhan, mereka bisa memberi dengan penuh pengorbanan, menurut
kemampuan mereka, bahkan melebihi kemampuan mereka.
Mengapa pemberian kita terkadang (sering kali?) tidak
dikarakterisasi oleh tujuh prinsip awal tadi? Saya rasa itu
karena kita belum menyerahkan hidup kita kepada Tuhan seperti
yang dilakukan jemaat Makedonia. Itulah akar permasalahannya, dan
masalah ini tidak bisa dipecahkan oleh apa pun kecuali oleh karya
spiritual dalam hati setiap umat Allah.
Terlihat di surat Paulus kepada jemaat di Roma bahwa orang-orang
Korintus meresponi seruan Paulus. Mereka "mengambil keputusan
untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara
orang-orang kudus di Yerusalem" (Roma 15:26; band. 2 Korintus
9:2). Mereka menyelesaikan kebajikan yang telah mereka mulai. Dan
itu bukan karena Paulus mencambuk mereka dengan peraturan, namun
karena dia mengajari mereka mengenai memberi dengan kemurahan
hati. Jemaat di Makedonia merupakan teladan yang luar biasa untuk
prinsip yang ia coba tanamkan.
Di Jemaat Anda
Mungkin Anda masih bertanya-tanya, bagaimana supaya jemaat Anda
dapat digerakkan untuk memberi bagi misi. Saya percaya 2 Korintus
8-9 mendukung pendekatan berikut ini.
Perlihatkan Kebutuhannya
Paulus melakukan hal ini. Dia memberitahu jemaat di Makedonia,
Galatia, dan Akhaya mengenai kebutuhan jemaat di Yerusalem.
Orang-orang biasanya tidak akan meresponi kebutuhan yang tidak
mereka ketahui. Ini menggarisbawahi pentingnya mengembangkan visi
bagi dunia dalam jemaat Anda. Selalu mengetahui kebutuhan dunia akan
membantu kita untuk tidak egois dalam menggunakan apa yang kita
miliki.
Desak Jemaat untuk Memberi
Paulus melakukan ini juga. Kita tidak perlu segan untuk memotivasi
orang percaya untuk memberi dengan murah hati. Ibrani 10:24
memerintahkan kita untuk "memertimbangkan bagaimana kita mendorong
satu dengan yang lain untuk mengasihi dan berbuat baik". Dan memberi
jelas masuk dalam apa yang dimaksud ayat tersebut.
Ajarkan Memberi dengan Kemurahan Hati
Jelas, Anda akan tetap mendapatkan hasil dengan menggunakan
pendekatan lain. Namun saya yakin, pendekatan itu akan memberikan
lebih banyak keburukan daripada kebaikan. Tuntunan Tuhan tergambar
bagi kita dalam 2 Korintus 8-9. Karena itu, mengikuti pendekatan
Paulus, adalah cara mendemonstrasikan hati yang percaya kepada Tuhan
-- bahwa jalan-Nya adalah jalan yang terbaik.
Butuh waktu untuk mengajar memberi dengan murah hati. Itu disebabkan
karena isu-isu riil tidak mudah kelihatan. Kita mau orang-orang
memberi kepada gereja. Perhatian Tuhan yang utama adalah supaya kita
memberi diri kita terlebih dahulu kepada-Nya. Memberi dengan murah
hati, sukacita, dan penuh antusias akan mengikutinya.
Jemaat di Makedonia dan Korintus memberi untuk membantu memenuhi
kebutuhan material jemaat di Yerusalem. Namun prinsip-prinsip yang
ada dalam kejadian itu adalah prinsip-prinsip fundamental bagi orang
Kristen dalam memberi. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini dan
mengajarkannya di gereja kita, kita akan mengalami sukacita dalam
memberi untuk misi. (t/Hilda)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Judul buku: The World Beyond Your Walls
Judul asli artikel: Grace Giving
Penulis: Dean Wiebracht
Penerbit: Philippine Crusades, Manila 1992
Halaman : 195 -- 202
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
MID INDIA CHRISTIAN MISSION (MICM)
==> http://midindia.com/
Di antara beberapa pelayanan misi yang khusus menjangkau India,
organisasi ini adalah salah satunya. Dimulai oleh Almarhum Dr. Vijai
Lall pada 1969, dengan hanya tujuh belas anak di sebuah sekolah,
kini MICM menjadi salah satu alat terbesar untuk mewartakan firman
Tuhan sampai ke ujung India. Dari letaknya yang strategis di pusat
India, organisasi ini tidak hanya menjangkau pusat-pusat kota, namun
juga pedalaman-pedalaman untuk membawa orang-orang India ke dalam
tangan Tuhan Yesus Kristus. Mereka menjangkau orang India melalui
ragam bentuk pelayanan, di antaranya sekolah Alkitab, rumah sakit
mata, sekolah dan universitas Kristen, rumah produksi, penerbitan,
rumah sakit mental anak-anak, dan pusat rehabilitasi wanita. Semua
itu, bersama dengan perintisan gereja di seluruh negara, ditujukan
untuk membawa orang-orang India dalam terang kasih perlidungan
Allah. Jika Anda ingin mengetahui lebih detail mengenai pelayanan
mereka, silakan kunjungi alamat di atas.
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
P A P U A N U G I N I
Ketika seorang misionaris dari Wycliffe Associates bertanya kepada
salah seorang pria dari Papua Nugini tentang mengapa ada delapan
ratus bahasa dalam satu suku di pulau yang sama, pria itu dengan
cepat menjawab pertanyaan tersebut, "Karena kami saling membenci."
Dengan berlalunya waktu dan pengenalan Injil, terjadilah pemulihan
yang luar biasa. Namun, penghalang komunikasi di antara masyarakat
tetap ada, dan hal itu juga yang membatasi penyediaan Alkitab bagi
masing-masing kelompok bahasa. Alkitab adalah kunci untuk
menghasilkan murid-murid yang mengenal Tuhan secara pribadi dan yang
rindu akan terjadinya pemulihan atas perpecahan yang ada di
lingkungannya. Hanya ada kurang dari enam juta jiwa yang tinggal di
negara yang terletak di Samudra Pasifik ini, dan sebagian besar
penduduknya tinggal di daerah pedesaan. Pelestarian gaya hidup
tradisional dilindungi hukum.
Wycliffe Associates berusaha keras untuk menerjemahkan Alkitab di
Papua Nugini. Meskipun begitu, para penerjemah terkadang harus
mempekerjakan staf pembantu karena di sana hanya ada satu staf
pembantu sukarelawan untuk masing-masing penerjemah. Di sini, waktu
dan tenaga sangat terkuras, semuanya dikerahkan untuk menyediakan
lebih banyak Alkitab.
Papua Nugini merupakan lokasi terbesar Wycliffe Associates bagi para
sukarelawan. Ada banyak lowongan yang tersedia bagi sukarelawan yang
ingin membantu di sana, termasuk guru bahasa Inggris SMU, pengawas
perbaikan landasan terbang, manajer cabang pelayanan, perawat, dan
bapak/ibu penjaga asrama pemuda.
Empat dari posisi-posisi tersebut ada di Ukarumpa, di mana ada tiga
ratus keluarga yang sedang melakukan penerjemahan untuk seluruh
negeri. Ribuan orang menantikan Alkitab yang diterjemahkan ke dalam
bahasa mereka masing-masing, jadi lowongan apa pun yang terisi
nantinya, hal itu bisa mempercepat proses tersebut. Untuk
mempelajari lebih banyak tentang lowongan itu atau lowongan-lowongan
lain, kirimkan email ke: < web(at)wycliffeassociates.org >. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari: Mission News Network, Agustus 2008
Alamat URL: http://www.MNNonline.org/article/11556/
Pokok doa:
* Mengucap syukur atas masuknya Injil dan pemulihan yang terjadi
atas masyarakat Papua Nugini. Doakan agar masyarakat di sana
dapat mengaplikasikan teladan Kristus untuk saling mengasihi.
* Doakan untuk penyedia Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lokal di
Papua Nugini, mengingat masyarakat di Papua Nugini perlu belajar
lebih dalam firman Tuhan.
* Berdoa juga untuk tim Wycliffe Associates yang sedang berupaya
menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lokal di Papua
Nugini. Doakan untuk tenaga sukarela yang sangat dibutuhkan agar
pekerjaan Tuhan ini bisa semakin banyak dikerjakan.
Y A M A N
Pemerintah Yaman telah menangkap tujuh orang Kristen, termasuk
setidaknya seorang petobat baru di provinsi Hodaida, Yaman. Hodaida
adalah kota terbesar ketiga di Yaman. Hodaida adalah ibu kota
provinsi Hodaida yang terletak di barat pesisir Laut Merah Yaman dan
dihuni lebih dari dua juta jiwa.
Menurut situs berita Yaman, Sahwa Net, tujuh orang Kristen tersebut
dituduh "melakukan kristenisasi dan menyebarkan Alkitab". Surat
kabar tidak menjelaskan apakah ketujuh orang tersebut secara resmi
diadili di meja hijau berdasarkan dakwaan tersebut.
International Christian Concern mengatakan bahwa di antara yang
tertangkap itu adalah Daniel (bukan nama sebenarnya), seorang
petobat baru. Ketujuh orang itu ditangkap pada pertengahan Juni dan
masih berada dalam penahanan menurut laporan pada awal Juli ini.
Penangkapan ini menyiratkan sebuah era penganiayaan yang semakin
sering terjadi dan sistematis. Mereka menjadi panas karena kampanye
media agama mayoritas (asing, teroris, dan lokal) yang menyatakan
agama mayoritas di Yaman sedang terancam karena kegiatan misionaris
Kristen, dan pada saat rezim Presiden Ali Abdullah Saleh -- yang
tidak disukai -- sedang berjuang memertahankan kesatuan negaranya.
Tolong doakan untuk keselamatan tujuh orang Kristen yang ditangkap
itu dan supaya Tuhan melindungi mereka dari penyiksaan dan berbagai
macam bentuk penganiayaan. Tolong doakan juga agar mereka kuat dan
berani dalam menghadapi situasi sulit itu, dan agar mereka segera
dibebaskan. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin: Body Life, Edisi Agustus 2008, Volume 26, No. 8
Nama kolom: World Christian Report
Judul artikel: Yemen: Seven Christians Detained
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 1 dan 3
Pokok doa:
* Bawalah para tokoh masyarakat Yaman dalam doa agar mereka tidak
memusuhi orang-orang Kristen, melainkan mereka bersikap adil
kepada orang Kristen di sana, terutama ketujuh orang Kristen yang
ditangkap itu.
* Berdoalah supaya pintu penginjilan terbuka lebar di Yaman dan
Tuhan pun mencurahkan hujan pertobatan bagi penduduk Yaman.
* Dukunglah orang-orang Kristen di Yaman dalam doa supaya mereka
semakin dikuatkan dan diperlengkapi Tuhan untuk terus memberitakan
Injil dan memenangkan jiwa bagi Tuhan.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
COMPASSION
Compassion merupakan organisasi yang berpusat pada Kristus, yang
memfokuskan diri pada pelayanan untuk anak-anak dengan berbasiskan
gereja. Yayasan ini hanya bermitra dengan gereja dalam bentuk Pusat
Pengembangan Anak (PPA) yang akan dikelola oleh gereja lokal, yaitu
dengan cara mensponsori anak dari usia 3 s/d 20 tahun.
Pengembangan terhadap anak yang dilakukan meliputi empat aspek
bidang pengembangan, yaitu:
1. Spiritual
Dengan memberikan nilai-nilai kristiani serta penerapan iman
Kristen.
2. Intelektual
Dengan memberikan suasana belajar yang kondusif, membantu dalam
pendidikan sekolah, serta memberikan dasar-dasar pengetahuan.
3. Fisik
Dengan menerapkan gaya hidup sehat, memunyai lingkungan yang
sehat, dan gizi yang baik.
4. Sosial Ekonomi
Supaya peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya,
memiliki rasa percaya diri, memiliki disiplin sejak kecil agar
dapat berinteraksi dengan sesama.
Sumber: Buletin Transformation Connection Indonesia, Edisi I,
Januari 2008
POKOK DOA:
1. Mengucap syukur untuk pelayanan Compassion Indonesia yang peduli
terhadap kebutuhan anak-anak, khususnya anak-anak yang secara
ekonomi kekurangan karena orang tuanya yang kurang mampu.
2. Doakan agar Tuhan melebarkan pelayanan Compassion, sehingga dapat
menjangkau lebih banyak lagi anak-anak yang sangat membutuhkan
bantuan.
3. Doakan untuk gereja-gereja lokal yang bermitra dengan Compassion,
agar Tuhan memampukan mereka untuk melayani dengan semaksimal
mungkin dan mengandalkan Tuhan dalam setiap kebijakan yang
diputuskan.
4. Berdoa bagi anak-anak yang telah menerima bantuan dari
Compassion, agar mereka semakin mengenal Tuhan dan bertumbuh
dalam segala hal untuk menjadi berkat bagi keluarga dan
orang-orang di sekitar mereka.
______________________________________________________________________
SURAT ANDA
From: Fredna JM Robot <fredna_robot(at)xxxx>
>Terima kasih untuk adanya e-Misi ini, karena dengan demikian saya
>diasah untuk mampu mengerti lebih dalam lagi mengenai firman Tuhan.
>Terima kasih, menambah wawasan saya dalam bahan mengajar di bidang
>keperawatan. seperti Caring dilihat dari sisi firman Tuhan. Terima
>kasih, kita semua semakin diberkati dalam TUHAN YESUS
Redaksi:
Terima kasih untuk kunjungannya di situs e-MISI. Kami sangat
bersyukur karena e-MISI bisa membantu Anda untuk mengerti lebih
banyak mengenai kebenaran firman Tuhan. O, ya, apakah Anda sudah
berlangganan e-JEMMi (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)? Dalam
e-JEMMi, kami memiliki artikel seputar misi/kekristenan yang dapat
Anda peroleh secara gratis melalui "mailbox" Anda setiap minggunya.
Jika Anda belum mendaftar, kami dapat mendaftarkan Anda. GBU.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |