|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2010/39 |
|
e-JEMMi edisi No. 39 Vol. 13/2010 (28-9-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
PROFIL BANGSA: Alas, Indonesia
SUMBER MISI: Christian Missions Unlimited (CMU)
KESAKSIAN MISI: Siberia: Pavel
TOKOH MISI: John Wesley: Penginjil yang Takut Mati
DOA BAGI MISI DUNIA: Suriah, Peru
DOA BAGI INDONESIA: Penyerangan di Markas Kepolisian
______________________________________________________________________
IF YOU WOULD LIFT OTHERS UP, YOU MUST BE ON HIGHER GROUND YOURSELF
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Mungkin banyak dari kita yang tidak begitu mengetahui tentang suku
Alas. Suku Alas merupakan salah satu suku di Indonesia yang
terletak di provinsi Aceh. Suku ini memiliki budaya yang cukup
unik. Kami mengajak Anda untuk menyimak dan mengenal lebih dekat
suku Alas. Selamat membaca.
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
http://misi.sabda.org
http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
PROFIL BANGSA
ALAS, INDONESIA
SIAPAKAH SUKU ALAS?
Orang-orang Alas merupakan salah satu rumpun masyarakat yang
terletak di wilayah Aceh Tenggara, provinsi Aceh. Wilayah Alas
dilalui banyak sungai, termasuk Lawe Alas (Sungai Alas). Mereka
tinggal di daerah yang disebut "Tanah Orang Alas". Kata "alas"
berarti "tikar yang digunakan untuk duduk atau tidur". Walaupun
bahasa dan nama keluarga suku Alas memiliki kesamaan dengan suku
Batak, asal usul Alas masih merupakan sebuah misteri. Menurut cerita
tradisional, ada sejumlah orang Batak yang menyembah berhala dari
tanah Toba pergi ke dataran tinggi di bawah pimpinan kepala suku
mereka, Alas. Tradisi dan budaya yang telah lama dipelihara kelompok
etnis ini terkadang disamakan dengan Gayo. Selama masa pemerintahan
Belanda, struktur pemerintahan menganggap dua wilayah ini sebagai
satu bagian (Tanah Gayo dan Alas). Akan tetapi, orang-orang Alas
adalah kelompok orang-orang yang unik yang memunyai budaya dan
bahasa sendiri yang berbeda dari kebudayaan dan bahasa Gayo. Sejak
1974, wilayah-wilayah Alas dan Gayo telah digolongkan dalam daerah
Aceh Tenggara.
SEPERTI APA KEHIDUPAN MEREKA?
Sebagian besar orang-orang Alas tinggal di wilayah pedesaan. Mereka
mencari nafkah dengan berkebun dan memelihara ternak. Wilayah Alas
dianggap sebagai lumbung padi di wilayah Aceh. Hasil-hasil pertanian
lainnya adalah karet, kopi, dan kemiri (bumbu lokal) serta juga
hasil-hasil perhutanan lainnya seperti kayu, rotan, getah dan
kemenyan.
Lingkungan atau pedesaan-pedesaan Alas disebut "kute". Satu kute
biasanya terdiri dari satu klan atau lebih yang disebut "merge".
Keluarga-keluarga besar biasanya akan hidup dalam satu rumah dan
tunduk kepada otoritas orang tua. Mereka adalah masyarakat
patrilineal, yang berarti mereka menarik garis keturunan dari pihak
ayah.
Kebudayaan mereka menekankan dua jenis hukum. Yang pertama terdiri
dari hukum agama yang diberikan Allah dan tidak dapat diubah. Yang
kedua terdiri dari hukum-hukum tradisional yang dibuat oleh para
pemimpin komuitas dan dapat diubah sesuai dengan waktunya. Menurut
adat pernikahan, pertunangan berlangsung dari 1 sampai 3 tahun
karena sang pria perlu mengumpulkan mas kawin untuk sang wanita.
Ketika sepasang pria dan wanita Alas menikah, mereka tinggal dekat
dengan keluarga sang suami. Setelah mereka memunyai anak-anak,
keluarga muda tersebut biasanya akan pindah dan tinggal terpisah
(jawe) dari orang tua, tetapi mereka tetap tinggal di wilayah yang
sama. Pernikahan secara poligami diperbolehkan ketika pasangan suami
istri hanya memiliki 1 orang anak atau tidak memiliki anak sama
sekali ("adak meu keu dueu").
APA KEPERCAYAAN MEREKA?
Biasanya, orang-orang Alas adalah penganut Islam, tetapi mereka
masih mencari bantuan dari dukun. Mereka mengadakan ritual-ritual
agar hasil panen mereka besar dan agar hasil panen mereka dilindungi
dari hama. Dukun membaca mantranya dan menggunakan ramuan obat ajaib
dari dedaunan dan bunga-bunga yang dianggap kuat untuk melawan hama.
APA KEBUTUHAN MEREKA?
Orang Alas sangat memerlukan perkembangan dalam bidang pendidikan
dan ekonomi. Aceh Tenggara memunyai potensi besar untuk pariwisata,
pertanian ,dan pertambangan, tetapi potensi besar ini belum
dimanfaatkan. Modal dan investasi finansial (baik dari dalam maupun
luar negeri) dari potensi-potensi yang dikembangkan ini akan sangat
membantu perkembangan dan kemakmuran orang-orang Alas. (tUly)
Diterjemahkan dari:
Judul asli artikel: Alas of Indonesia
Nama situs: Joshua Project
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=10246
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
CHRISTIAN MISSIONS UNLIMITED (CMU)
==> http://www.christianmissions.org/home.html
Christian Missions Unlimited (CMU), merupakan organisasi nonprofit
yang berpusat di Alabama. Organisasi ini didirikan oleh Chuck
Conner Jr. pada awal tahun 1970. Fokus pelayanan CMU adalah
melayani masyarakat Brazil melalui pembangunan gereja. Kerinduan
CMU adalah agar gereja yang telah dibangun menjadi pusat pengajaran
Injil yang mengubahkan hidup seluruh masyarakat Brazil, sehingga
nama Tuhan dimuliakan. Organisasi ini memberikan kesempatan kepada
mereka yang rindu bertumbuh dalam pelayanan misi dengan cara
terlibat dalam pembangunan gereja di sana. Jika Anda memiliki
panggilan untuk melayani di Brazil, silakan melihat keterangannya
dalam menu Opportunities To Serve. Kesaksian-kesaksian dari mereka
yang terlibat dalam pelayanan CMU dapat kita lihat dalam menu
Endorsements. (DWD)
______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI
SIBERIA: PAVEL
"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan
atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan,
atau bahaya atau pedang?" (Roma 8:35)
Saat itu mulai larut malam, petugas Soviet telah memukuli dan
menganiaya Pavel selama berjam-jam. "Kami tidak akan menganiayamu
lagi," katanya, sambil tersenyum dengan kejam saat orang Kristen itu
melihat ke atas. "Kami akan mengirimmu ke Siberia. Di sana salju
tidak pernah cair dan tempat itu penuh dengan penderitaan hebat.
Kamu dan keluargamu akan cocok di sana."
Bukannya depresi, Pavel malah tersenyum dan berkata, "Seluruh bumi
milik Bapaku, Kapten. Ke mana pun engkau mengirim saya, saya akan
berada di rumah Bapaku."
Kapten itu memandangnya tajam seraya berujar, "Kami akan mengambil
semua barang milikmu."
"Kamu perlu tangga yang tinggi, Kapten, karena harta bendaku ada di
surga," Pavel masih tersenyum dengan manis.
"Kami akan menembak tepat di antara kedua matamu," teriak kapten itu
kali ini dengan marah.
"Jika engkau merampas nyawaku di dunia ini, hidupku yang
sesungguhnya yang penuh dengan sukacita dan keindahan akan
dimulai," jawab Pavel. "Saya tidak takut dibunuh."
Kapten itu menarik Pavel dengan kaos penjaranya yang sudah sobek
dan berteriak di wajahnya, "Kami tidak akan membunuhmu! Kami akan
tetap memenjarakanmu sendirian di sel dan tidak mengizinkan siapa
pun menemuimu!"
"Kamu tidak bisa melakukan hal itu, Kapten," kata Pavel, masih
dengan tersenyum. "Saya punya seorang Sahabat yang dapat melewati
pintu-pintu yang terkunci dan teralis-teralis besi. Tidak seorang
pun dapat memisahkanku dari kasih Kristus."
Sekalipun diperhadapkan dengan masa depan tidak pasti, kita dapat
yakin tentang satu hal: Kristus akan menghadapinya bersama kita.
Entah saat kita melewati ujian pribadi ataupun duka bersama, kita
tidak akan sendirian. Sebaliknya, teman-teman manusia kita bisa
mendukakan kita dalam beberapa hal. Akan ada masa dalam perjalanan
hidup ketika mereka tidak dapat berjalan bersama kita -- airnya
terlalu dalam dan pemahaman mereka tidak jelas. Hanya Yesus yang
memiliki kemampuan untuk melewati "teralis-teralis besi" dalam hati
kita yang sedang menderita dan berbagi saat-saat yang sulit.
Meskipun Ia mungkin tidak memilih menyelamatkan kita dari situasi
kita berdasarkan hikmat-Nya, kehadiran-Nya yang pasti akan
mengantarkan kita melaluinya. Tersenyumlah, karena Anda tahu bahwa
Anda punya Sahabat yang tidak dapat terpisah dari diri Anda.
Diambil dari:
Judul artikel: Siberia: Paulus
Judul buku: Devosi Total
Penulis: Tim The Voice of the Martyrs Amerika
Penerbit: The Voice of the Martyrs Amerika
Halaman: 15
______________________________________________________________________
TOKOH MISI
JOHN WESLEY: PENGINJIL YANG TAKUT MATI
Pada akhir bulan Januari 1736, sebuah kapal barang bernama Simmonds,
yang sedang berlayar menuju Savannah, Georgia, AS, diserang oleh
angin topan. Kapal itu terombang-ambing dan terguncang dengan hebat
di sela-sela gelombang yang tingginya enam meter di laut Atlantik.
Air menyembur menyapu geladak kapal, membelah layar besar dari kapal
layar itu dan mengalir ke dalam ruangan-ruangan di kamar itu.
Seorang pendeta gereja Anglikan bernama John Wesley, gemetar
ketakutan. Beberapa orang Inggris di sekelilingnya berteriak panik
dan kapal tampaknya semakin sulit dikendalikan. John Wesley telah
memberitakan Injil keselamatan kepada orang lain, tetapi ia sendiri
takut mati.
Sementara ombak terus menghantam geladak kapal, memorakporandakan
layar kapal berkeping-keping, Wesley terheran-heran melihat beberapa
orang dari Persaudaraan Moravia menyanyikan Mazmur dengan tenang.
"Orang-orang malas yang bodoh," pikirnya.
Pada saat gelombang laut mulai tenang, Wesley mendekati pemimpin
mereka dan bertanya, "Apakah Anda tidak takut badai?" "Tidak, Tuhan
ada di pihak kami. Kami tidak takut mati."
Hari berikutnya Spangenberg, pendeta Moravia itu, memunyai sebuah
pertanyaan bagi Wesley. "Saudara Wesley, kenalkah saudara dengan
Yesus Kristus?" "Saya tahu bahwa Ia Juru Selamat dunia ini," Wesley
menjawab.
"Tetapi dapatkah saudara mengatakan kepada saya apakah Ia telah
menyelamatkan Saudara?" Wesley bingung. "Saya harap demikian," ia
menjawab dengan perasaan tidak tenang.
Siapa Akan Menobatkan Aku?
Wesley (1703-1791) berasal dari keluarga yang sangat mengutamakan
keteraturan dan kesopanan. Ayahnya, Pdt. Samuel Wesley, adalah
seorang rohaniwan yang terpelajar dan saleh. Ia melayani di Epworth,
Lincolnshire. Ibunya, Susanna, adalah putri seorang pendeta
Nonkonformis. John adalah anak kelimabelas dari sembilanbelas
bersaudara.
Ketika Wesley berusia enam tahun, rumah pendeta Samuel di Epworth
terbakar. Seorang tetangganya, dengan berdiri di atas pundak
kawannya, menolong anak itu dari sebuah jendela di tingkat dua.
Wesley sadar bahwa Allah telah memelihara hidupnya.
Pada usia 17, Wesley melanjutkan studinya ke Universitas Oxford. Ia
membaca banyak hal dan ia amat terkesan oleh bapak-bapak gereja yang
mula-mula dan buku-buku ibadah klasik. Dari Holy Living karangan
Jeremy Taylor, Imitation of Christ karangan Thomas A. Kempis, dan
Serious Call to a Holy Life karangan William Law, Wesley belajar
bahwa kehidupan Kristen merupakan pengudusan dari keseluruhan
manusia dalam kasihnya kepada Allah dan sesamanya.
Orang-orang ini, katanya, "meyakinkan saya tentang ketidakmungkinan
yang mutlak untuk menjadi setengah Kristen. Saya berketetapan,
melalui kasih karunia-Nya, untuk menyerahkan hidup saya kepada
Allah." Jadi ia mempelajari seluruh kelemahannya dan mencari
cara-cara untuk mengatasinya.
Pada tahun 1726 Wesley memperoleh beasiswa dari Lincoln College di
Oxford. Hal ini bukan hanya memberinya kedudukan secara akademis di
universitas, melainkan ia juga akan menerima penghasilan secara
teratur. Dua tahun kemudian, ia ditahbiskan menjadi pendeta Anglikan
dan kembali ke Epworth selama beberapa waktu untuk melayani sebagai
asisten ayahnya.
Ketika mulai melakukan tugasnya kembali di Oxford, ia mendapati
bahwa saudaranya Charles, yang gelisah melihat perkembangan deisme
di kampus, telah mengumpulkan sekelompok mahasiswa yang bertekad
untuk menjalani kehidupan Kristen yang benar dan serius. John
terbukti menjadi pemimpin yang dibutuhkan mereka. Di bawah
bimbingannya, mereka membuat rencana studi dan peraturan hidup yang
menekankan masalah doa, pembacaan Alkitab, dan mengikuti Perjamuan
Kudus secara teratur.
Para anggotanya merupakan orang-orang yang sangat rajin dan tidak
mau tinggal diam. Mereka terus-menerus mencari bermacam-macam cara
agar kehidupan mereka sesuai dengan pola hidup orang Kristen
mula-mula. Mereka membantu orang miskin, dan mengunjungi para
narapidana. Tetapi Wesley mengakui bahwa ia kurang memiliki damai
sejahtera seorang Kristen sejati.
Tidak lama kemudian, datang undangan dari Georgia. Seorang
sahabatnya, Dr. John Burton, menyarankan agar John dan Charles
melayani Tuhan di koloni baru yang dipimpin oleh Jenderal James
Oglethorpe. Charles dapat menjadi sekretaris jenderal dan John
menjadi pendeta tentara di koloni tersebut.
Kedua bersaudara itu berangkat dengan idealisme yang menggebu. Di
Georgia, Wesley mendapati bahwa kehidupan orang-orang Amerika begitu
buas. Di samping itu penghuni di koloni tersebut membenci cara
hidupnya yang sangat rohani, penolakannya untuk memimpin upacara
kematian seorang Nonkonformis dan larangan bagi wanita untuk
memakai perhiasan dan gaun yang mahal harganya.
Rasa frustrasinya semakin berlipat ganda karena kisah cinta yang
dijalinnya dengan Sophy Hopkey, seorang gadis berusia delapan belas
tahun, keponakan hakim kepala Savannah, kandas di tengah jalan.
Sophy akhirnya memutuskan hubungan dan melarikan diri kepada saingan
Wesley. Wesley kemudian melarang mantan kekasihnya untuk mengikuti
perjamuan kudus sehingga suaminya marah dan menggugat Wesley sebab
ia dianggap telah merusak karakter Sophy. Pengadilan berkenaan
dengan masalah itu berjalan berlarut-larut. Setelah mendalami
gangguan selama enam bulan, akhirnya ia kembali ke Inggris dan
perjalanan misinya berakhir dengan kegagalan.
Dalam perjalanan pulang itulah Wesley kembali merenungkan seluruh
pengalaman hidupnya. Ia menulis, "Aku datang ke Georgia untuk
mempertobatkan orang-orang Indian, tetapi siapa yang akan
mempertobatkan aku?"
Pertobatan John Wesley
Wesley mendarat di Inggris pada tanggal 1 Februari 1738 dalam
keadaan terpukul dan tidak yakin akan imannya sendiri dan masa
depannya. Pada waktu itulah ia mendengar bahwa di seluruh Inggris
orang-orang sedang membicarakan khotbah-khotbah rekannya yang dahulu
sekelas di Oxford, George Whitefield. Whitefield telah mengalami
pertobatan yang dramatis dan telah berkhotbah tentang kelahiran baru
kepada banyak orang.
Pada waktu itu Charles, saudara kandung John Wesley, sedang sakit.
John dengan terburu-buru pergi ke rumah Charles, tetapi ia
mendapatkan bahwa Peter Bohler, seorang anggota Gereja Moravia,
telah tiba lebih dahulu. Dari pertemuannya dengan Bohler, ia mulai
mengerti bahwa iman bukan hanya sekadar sebuah doktrin, melainkan
suatu pengalaman memperoleh pengampunan dari Allah.
Tetapi Wesley bertanya, "Bagaimana iman dapat diberikan dalam
sekejap mata?" Ia mendapatkan jawabannya beberapa hari kemudian.
Pada tanggal 20 Mei tahun 1738 Charles Wesley menerima kepastian
penuh akan keselamatannya setelah membaca Tafsiran Kitab Galatia
karangan Luther.
Kira-kira jam lima pagi hari berikutnya, John membuka 2 Petrus 1:4
dan membaca, "Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita
janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu
boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi."
Pada malam harinya ia diundang menghadiri suatu pertemuan
perkumpulan Kristen di Jalan Aldersgate. Ia menulis, "Pada suatu
sore, dengan rasa segan, saya pergi ke sebuah pertemuan di Jalan
Aldersgate. Di pertemuan itu ada seseorang yang membacakan kata
pengantar Luther untuk Kitab Roma. Sementara ia menjelaskan, suatu
perubahan dari Allah terjadi dalam hati saya melalui iman kepada
Kristus. Saya merasa bahwa saya benar-benar percaya kepada Kristus,
hanya Kristus saja, untuk memperoleh keselamatan.
Hati saya terasa hangat sebab suatu jaminan diberikan kepada saya
bahwa Ia telah menghapuskan semua dosa saya, dan menyelamatkan saya
dari hukum dosa dan maut."
Demikian Wesley memperoleh jaminan yang tidak dimilikinya, suatu
kehidupan yang akan membuatnya bertahan selama setengah abad dengan
energi yang tiada duanya. Ia telah menemukan pesan hidupnya.
Dari Pesan kepada Metode
Pada musim panas berikutnya Wesley mengunjungi kelompok Moravia di
pusatnya di Sakson. Ia ingin melihat sendiri kuasa seperti yang
disaksikannya di atas kapal.
Ia bertemu dengan banyak orang yang memberikan teladan "jaminan
sepenuhnya dari iman Kristen". Tetapi dengan cepat ia dapat melihat
tanda-tanda pembenaran terhadap diri sendiri dalam diri mereka.
Tidak lama kemudian, Wesley dan kelompok Moravia berpisah. Meskipun
begitu ia sempat mendapat banyak hal dari mereka, terutama akan hal
pembenaran oleh iman dan sistem kelompok kecil mereka dalam
membangun pertumbuhan rohani.
Beberapa waktu kemudian Wesley menerima undangan yang tidak terduga.
George Whitefield telah mengikutinya sampai ke Georgia pada tahun
1738, tetapi kembali pada musim gugur tahun itu untuk ditahbiskan
menjadi pendeta. Karena tidak puas dengan kesempatan yang diberikan
kepadanya di mimbar, ia mulai berkhotbah di lapangan-lapangan
terbuka di dekat Bristol kepada para pekerja tambang batu bara yang
jarang berani memasuki gereja.
Suara Whitefield terang dan keras, dan kepiawaiannya dalam
berkhotbah begitu menggerakkan hati pendengarnya sehingga ia dapat
melihat "linangan air mata" mengalir dari pipi mereka yang hitam
sementara mereka keluar dari lubang tambang. Ketika sejumlah besar
pekerja tambang batu bara memohon belas kasihan Allah, Whitefield
mendorong Wesley berkhotbah secara terbuka.
Wesley tahu bahwa ia tidak dapat dibandingkan dengan kepandaian
Whitefield dalam berkhotbah. Whitefield berbicara sebagaimana
layaknya seorang cendekiawan dan pria terhormat. Tetapi yang menjadi
keraguannya ialah karena sebelumnya ia tidak pernah membayangkan
bahwa ia harus berkhotbah di tempat terbuka. Mengenai hal itu ia
menulis, "Karena sepanjang hidup saya begitu keras kepala
menghubungkan segala sesuatu dengan kesopanan dan aturan, saya
hampir-hampir berpikir bahwa menyelamatkan jiwa seseorang di luar
gereja merupakan suatu dosa."
Sejak itu ia rajin mengadakan kebangunan rohani di mana-mana.
Sepanjang sisa hidupnya ia berkhotbah kepada lebih dari 3.000 orang
di tempat terbuka dan pertobatan selalu terjadi. Kebangunan rohani
golongan Metodis telah dimulai.
Wesley memberitakan kabar Injil kepada orang miskin di mana pun
orang mau menerimanya. Ia menulis, "Saya memandang seluruh dunia
sebagai jemaat; beban saya ialah memberitakan kabar kesukaan dan
keselamatan kepada setiap orang yang mau mendengarkannya."
Ia berkhotbah di penjara, di pemondokan kecil, dan di atas kapal.
Pada sebuah amfiteater di Cornwall ia berkhotbah kepada 30.000
orang. Ketika ia tidak diizinkan masuk dan berkhotbah dalam gereja
Epsworth, ia berkhotbah kepada ratusan orang di halaman gereja
sambil berdiri di atas makam ayahnya.
Dalam catatan hariannya tertanggal 28 Juni 1774, Wesley mengklaim
bahwa sedikitnya ia telah mengadakan perjalanan sejauh 7.250 km
setahun. Itu berarti sepanjang hidupnya ia telah mengadakan
perjalanan sejauh 400.000 km, atau 10 kali keliling dunia. Sebagian
besar perjalanannya dilakukan dengan naik kuda.
Wesley meninggal di London pada tanggal 2 Maret 1791. Usianya
mendekati 88 tahun dan meninggalkan 79.000 pengikut di Inggris dan
40.000 di Amerika Utara.
Setelah kematiannya, golongan Metodis di Inggris mengikuti jejak
saudara-saudaranya di Amerika Serikat dengan memisahkan diri dari
gereja Anglikan.
Pengaruh Wesley dan kebangunan rohani yang diadakannya berdampak
luas melewati batas-batas gereja Metodis. Wesley telah membawa
pembaruan dalam kehidupan beragama di Inggris dan koloni-koloninya.
Sumber:
1. Majalah Sahabat Gembala Agustus/September 1991.
2. "Bagaimana Tokoh-Tokoh Kristen Bertemu dengan Kristus", James
C. Hefley.
Diambil dari:
Nama majalah: Sahabat Gembala, November 2006
Judul artikel: John Wesley: Penginjil yang Takut Mati
Penulis: BS
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia,
Bandung
Halaman: 46 - 50
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
S U R I A H
Pada tahun 2008, Reach Global (EFCA) di Timur Tengah dan Afrika
Utara memulai pelayanan mereka. Tim yang bekerja di wilayah itu
mengutamakan pelayanan holistik, yaitu pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional serta kebutuhan rohani setiap
individu. Mereka telah bekerja bersama dengan gereja, partner
nasional, serta organisasi-organisasi misi yang memunyai pola pikir
serupa untuk menolong orang-orang Suriah melalui pengharapan dalam
Kristus. Pelayanan ini telah berhasil dan sebuah gereja telah
dirintis.
Pada bulan Juni 2010, pemerintah Suriah menutup gereja tersebut.
Perkumpulan tersebut masih berharap mereka dapat bertemu untuk
beribadah dan mempelajari Alkitab. Mereka berdoa agar mereka
memiliki hikmat bagaimana dapat tetap beribadah sekaligus taat
pada hukum. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Agustus 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14690]
Pokok doa:
* Doakan agar Tuhan membuka hati pemerintah Suriah sehingga mereka
menunjukkan rasa toleransi yang lebih besar untuk pendirian
gereja-gereja di negara tersebut.
* Doakanlah agar orang-orang Suriah yang telah memeluk agama Kristen
dapat menjadi saksi yang teguh bagi keluarga, teman, dan tetangga
mereka.
P E R U
Setiap 6 detik seorang anak meninggal akibat kelaparan yang melanda
berbagai tempat di dunia ini. Oleh karena itu, Gleaning for the
Hungry bekerja sama dengan Childcare Worldwide (CCWW) beberapa tahun
ini membagikan manisan buah-buahan kepada anak-anak yang menderita
kelaparan di seluruh dunia, salah satunya ke negara Peru. Pelayanan
ini membawa sukacita bagi anak-anak di Peru.
Namun, sering kali makanan yang mereka kirimkan tidak bertahan lama
karena akan habis dimakan dengan cepat. Kemudian, anak-anak
tersebut dan keluarga mereka masih akan terus bergumul untuk
bertahan hidup. Selain itu, akan muncul pula kebutuhan-kebutuhan
yang lain. CCWW berusaha melakukan yang terbaik untuk menyediakan
makanan bagi banyak keluarga. Salah satu inisiatif CCWW adalah
dengan menyediakan "Survival Pak" untuk keluarga-keluarga miskin.
Setiap "Survival Pak" berisi keperluan-keperluan bulanan seperti
beras, kacang-kacangan, minyak goreng, dan bahan-bahan makanan
lainnya. Selain makanan fisik, makanan rohani juga diberikan ketika
para pekerja CCWW membagikan kasih Kristus kepada anak-anak dan
keluarga mereka.
Sumber: Mission News, Agustus 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14678]
Pokok doa:
* Mengucap syukur untuk pelayanan Childcare Worldwide di Peru.
Doakan agar melalui pelayanan mereka banyak orang dapat merasakan
kasih Kristus.
* Berdoa juga agar Tuhan menggerakkan hati setiap orang percaya dan
gereja Tuhan di peru untuk terlibat melayani mereka yang
kekurangan di Peru.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
PENYERANGAN DI MARKAS KEPOLISIAN
Penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak
bertanggung jawab ke Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Deli
Serdang, Sumatera Utara, Rabu, 22 September 2010 dini hari sekitar
pukul 00.35, menimbulkan kehebohan karena menewaskan tiga aparat
kepolisian. Kantor polisi dilaporkan rusak berantakan dan dua mobil
patroli terbakar. Akibat dari peristiwa ini menimbulkan guncangan,
karena insiden ini dinilai sebagai aksi teroris. Upaya penangkapan
secara tuntas pelaku serangan sangatlah diperlukan dalam membantu
mengidentifikasi tantangan, terutama dalam memerangi gerakan
terorisme sebagai kejahatan yang sangat menakutkan.
Sumber: Kompas, Kamis, 23 September 2010, Halaman 6
POKOK DOA:
1. Minta hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan, agar presiden dapat
mengambil keputusan bijaksana dalam menangani kasus ini.
2. Doakan Polri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan
Intelijen Negara (BIN), agar terjalin kerja sama yang solid dalam
penyelidikan dan penangkapan pelaku penembakan yang masih
merajalela di beberapa tempat di Sumatra Utara.
3. Mohon penyertaan Tuhan untuk setiap polisi selama bertugas, agar
senantiasa dilindungi dan dimampukan untuk dapat bertugas dengan
baik. Juga penyertaan Tuhan bagi setiap keluarga polisi, supaya
mereka dapat mendukung dengan sepenuh hati.
4. Berdoa agar tercipta kerja sama yang baik antara aparat pemerintah
dengan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ikut mendukung semua
kegiatan penyelidikan dan pengejaran terhadap para pelaku
penembakan.
5. Meskipun situasi sedang mencekam dan mengkhawatirkan, doakan
supaya masyarakat tetap tenang dan selalu waspada dalam
menghadapi situasi ini dan juga terhadap orang asing (orang yang
belum dikenal), serta tidak gegabah dalam bertindak.
6. Doakan keluarga korban, agar tabah menghadapi situasi ini. Doakan
juga agar Tuhan memampukan mereka untuk dapat mengampuni dan
tidak menyimpan kepahitan terhadap para pelaku penembakan.
7. Berdoa bagi upaya aparat di daerah-daerah lain agar semakin
waspada terhadap keadaan sehingga dapat mengetahui dengan dini
jika ada tanda-tanda kegiatan yang terkait kasus penembakan ini.
8. Berdoa agar Tuhan memberi kesempatan kepada pelaku untuk sadar
dan bertobat dari tindakannya yang merugikan sesama dan bangsa.
9. Mohon belas kasihan Tuhan untuk bangsa Indonesia, agar Tuhan
menolong bangsa ini untuk ingat akan kepentingan hidup bernegara
yang benar dan adil sehingga menjunjung tinggi martabat manusia
secara umum.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontributor: Davida Welni Dana
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |