|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2004/39 |
|
e-JEMMi edisi No. 39 Vol. 7/2004 (28-9-2004)
|
|
======================================================================
><> ><> Buletin e-JEMMi <>< <><
Edisi September 2004, Vol.7 No.39
======================================================================
SEKILAS ISI:
o [Editorial]
o [Tokoh Misi] : Paul Yonggi Cho
o [Profil/Sumber Misi] : Yoido Full Gospel Church of Korea,
The JESUS Film Project
o [Doa Bagi Misi Dunia]: Irak, Internasional, dan Israel
o [Doa Bagi Indonesia] : Umat Kristiani di Pulau Nias
o [Surat Anda] : Bagaimana Mengakses bagian Lintas Budaya
dalam Situs e-MISI?
o [URLs Edisi Ini]
**********************************************************************
Anda diizinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan
dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan
mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai
penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks.
**********************************************************************
~~ EDITORIAL ~~
Salam sejahtera,
Pada edisi terakhir tema PERSEKUTUAN KELOMPOK KECIL, Redaksi ingin
menampilkan ulasan tentang Paul Yonggi Cho dan gereja Yoido Full
Gospel Church, yang terkenal dengan gereja selnya. Konsep tentang
kelompok sel yang diterapkan oleh Pendeta Cho di gerejanya telah
mengilhami banyak gereja di seluruh dunia. Gereja-gereja yang
menerapkan sistem kelompok sel atau disebut gereja sel, antara lain
Church of Praise di Singapura, gerakan Hope of God di Thailand,
Eglise Prostestante Baptiste Oeuvres et Mission di Afrika, ICHTHUS
Fellowship di Inggris, St. Mary´s Baptist Church di Australia, New
Hope Community Church di Portland, GBI Keluarga Allah di Indonesia,
dan masih banyak lagi gereja-gereja lainnya. [Sumber: Buku "Ke Mana
Kita Harus Melangkah?", oleh Ralph W. Neighbour,Jr., Metanoia,
Jakarta, 1997.]
Anda ingin tahu bagaimana Paul Yonggi Cho merintis gerejanya dan
bagaimana ia memulai kelompok sel di gerejanya? Silakan simak Kolom
Tokoh Misi untuk mengetahui jawabannya. Untuk melengkapi informasi
ini, kami sajikan juga review singkat tentang Situs Yoido Full
Gospel Church, yang akan menolong Anda mengenal "Bapak Gereja Sel"
ini.
Selamat melayani.
Redaksi Buletin e-JEMMi
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
"Mendekatkan diri kepada Kristus
membuat kita semakin serupa dengan-Nya."
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ TOKOH MISI ~~
PAUL YONGGI CHO
===============
Pertumbuhan dari pergerakan rohani tercepat di dunia saat ini adalah
gereja injili di Korea -- sebuah gereja yang telah menetapkan
sasaran untuk mengirimkan 10.000 misionaris lintas budaya di akhir
tahun 1980-an. "Setiap hari di Korea Selatan rata-rata ada sepuluh
gereja membuka pintunya untuk menampung gelombang petobat baru yang
terus bertambah." Diperkirakan ada satu juta orang yang diubahkan
menjadi Kristen setiap tahun -- suatu tingkat pertumbuhan yang
memperlihatkan bahwa orang Kristen Korea akan mencapai separuh dari
populasi penduduk Korea di akhir abad ini.
Misionaris di Korea mulai bekerja pada tahun 1880-an dan hampir pada
saat itu ada respon yang baik -- tidak seperti yang dihadapi oleh
umat Katholik Roma pada dua dekade sebelumnya. Salah satu alasan
untuk hal ini kemungkinan adalah penggunaan istilah Hananim untuk
Tuhan dalam bahasa Korea, dengan menghindari istilah yang diambil
dari China yang digunakan oleh umat Katholik. "Penggunaan istilah
Hananim," menurut Don Richardson, "adalah sangat tepat untuk misi
Protestan di Korea! Mereka melakukan penginjilan di rumah-rumah,
kota-kota, dan di desa-desa. Kaum misionaris Protestan memulai
dengan memastikan kepercayaan orang Korea pada Hananim. Dengan
membangun dasar seperti itu, orang Protestan tidak mengganggu sifat
alamiah antipati orang Korea untuk tunduk pada kekuatan ketuhanan."
Dua gereja Protestan terbesar di dunia saat ini berada di Korea.
Yang terbesar dari kedua gereja tersebut adalah Full Gospel Central
Church dengan pendetanya Paul Yonggi Cho. Beliau telah melihat
pertumbuhan yang sangat pesat. Dulu berawal dari ibadah di bawah
tenda dan berkembang menjadi jemaat yang berjumlah lebih dari
270.000 jemaat. Full Gospel Central Church mempekerjakan lebih dari
300 pendeta tetap dan mengadakan tujuh kali kebaktian setiap Minggu
di auditorium utama dan kapel di sebelahnya yang menampung kira-kira
30.000 orang. Terlepas dari jumlah tersebut, pelayanan Cho sendiri
sangatlah mengesankan. Penginjilan adalah tujuan utamanya dan dia
telah memberikan strategi penginjilannya ke seluruh dunia.
Cho dilahirkan di lingkungan keluarga Budha pada tahun 1936 selama
masa kekuasaan Jepang atas Korea. Dia menderita TBC ketika masih
kecil, dan beberapa orang memperkirakan dia tidak akan bisa bertahan
sampai dewasa. Kondisi fisiknya yang lemah menarik perhatian seorang
wanita Kristen yang mulai mengunjungi dia. Melalui kesaksian wanita
itu, Cho diubahkan. Pada saat pertobatannya, Cho mulai berpikir dan
bergumul tentang kerinduannya untuk dapat melayani Tuhan. Pada
tahun-tahun selama pertumbuhan rohaninya, dia mulai meletakkan dasar
untuk melakukan pelayanan Kristen secara penuh.
Paul Yonggi Cho lulus dari sekolah Alkitab Assemblies of God pada
1958. Dia mulai merintis "gereja tenda" di luar Seoul. "Dengan
dibantu oleh calon ibu mertuanya (Jashel Choi) dan misionaris John
Hurston, Pendeta Cho, yang masih menderita TBC, memberikan pelayanan
mengenai iman, harapan, dan kesembuhan kepada kaum miskin dan
teraniaya. Dalam enam tahun, jumlah jemaat gereja itu mencapai 2000
orang, namun Pendeta Cho mengalami kelelahan baik secara fisik dan
mental. Dia pingsan ketika melayani ibadah pada tahun 1964 dan sejak
itu dia merasa bimbang, apakah dia dapat kembali melanjutkan
pelayanannya sebagai pendeta. Bagaimana mungkin seorang pendeta yang
lemah seperti itu dapat memimpin jemaat yang begitu besar? Jika dia
tetap mengambil peran sebagai pemimpin pendeta itu sama saja artinya
dia menggali kubur sendiri. Pasti ada jalan keluarnya.
Selama masa penyembuhannya, Tuhan berbicara kepadanya melalui kisah
Musa pada Keluaran 18:13-26. Dari pesan itulah dia mendapatkan ide
untuk membagi gerejanya menjadi kelompok sel dan setiap kelompok itu
akan dipimpin oleh orang yang berkompeten. Rencana itu tidak
langsung disetujui begitu saja oleh jemaat dan anggota majelis.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jemaat bertumbuh pesat dan
tanggung jawab penggembalaan tidak dapat diberikan sepenuhnya kepada
Pendeta Cho.
Konsep kelompok sel ini membuka kesempatan bagi Full Gospel Central
Church untuk menciptakan suasana gereja dalam kelompok-kelompok
kecil dan sekaligus jemaat tetap bisa menikmati suasana ibadah raya.
Meskipun kelompok kecil, keanggotaan diberikan setelah seseorang
memenuhi persyaratan tertentu. Seorang petobat baru harus mengikuti
katekisasi selama tiga bulan sebelum dia diterima menjadi anggota
sebuah kelompok sel. Bahkan keanggotaan itu hanya diberikan selama
12 bulan. Setiap tahun para anggota dievaluasi dan para anggota yang
tidak aktif tidak diperbolehkan mengikuti pelayanan lagi.
Pertumbuhan Full Gospel Central Church bukanlah satu-satunya
prioritas utama bagi Pendeta Cho. Pada tahun 1982, hampir 100
"gereja anak" didirikan. Pendeta Cho mengirimkan ribuan pekerjanya
ke berbagai tempat untuk membuka pelayanan baru. Korea merupakan
langkah awal dari program Pendeta Cho untuk terlibat dalam
penginjilan dunia. Gereja pusat telah mengirimkan para misionarisnya
pada tahun 1972 dan pada dekade berikutnya, lebih dari 100
misionaris full-time yang mengikuti pelatihan di seminari telah
dikirim ke Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia di mana
sekolah-sekolah Alkitab telah didirikan untuk melatih para petobat
baru.
Melihat perkembangan misionaris selama satu dekade tersebut, Pendeta
Cho membuat tujuan untuk meningkatkan jumlah misionaris. Menurutnya,
pelayanan misi adalah tujuan utama dari pertumbuhan gereja. Hal
tersebut merupakan strategi pertumbuhan gerejanya. Dalam rangka
menyebarkan strategi pertumbuhan gerejanya itu, Pendeta Cho
mendirikan Church Growth International. Pendeta Cho melakukan
perjalanan secara ekstensif untuk mengadakan seminar di berbagai
negara. Dia mendorong para pendeta untuk menerapkan prinsip-prinsip
kelompok selnya di gereja mereka masing-masing.
Diterjemahkan dan diringkas dari salah satu artikel di:
Judul Buku: From Jerusalem to Irian Jaya -- A Biographical History
of Christian Missions
Penulis : Ruth A. Tucker
Penerbit : The Zondervan, Corporation, Grand Rapids, Michigan, 1983
Halaman : 455-458
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~
YOIDO FULL GOSPEL CHURCH OF KOREA
==> http://www.rickross.com/groups/yonggichoyoido.html [1]
==> http://www.fgtv.or.kr/n_english/index.asp [2]
Pada halaman [1] situs ini, Anda bisa mendapatkan informasi tentang
Yoido Full Gospel Church of Korea yang dikumpulkan oleh The Rick A.
Ross Institute. Ada banyak informasi yang bisa Anda temukan, antara
lain tentang pengaruh Shamanism bagi Kekristenan Pentakosta di
Korea, Sejarah tentang Paul Yonggi Cho, dan Latar Belakang Yoido
Full Gospel Church. Jika Anda ingin mengunjungi situs resmi dari
Yoido Full Gospel Church, silakan klik URL [2] tersebut di atas.
JESUS FILM PROJECT
==> http://www.jesusfilm.org/
==> http://www.jesusfilm.org/updates/languages.html
==> http://www.jesusfilm.org/languages/
==> http://www.greatcom.org/indonesian/jesusfil.htm (versi Ind.)
The JESUS Film Project adalah salah satu bentuk pelayanan dari
Campus Crusade for Christ International. Proyek ini mempunyai
kerinduan untuk memutar Film YESUS kepada setiap penduduk dunia
dalam bahasa yang mereka mengerti. Film YESUS adalah film yang
paling banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di sepanjang
sejarah dunia. Sarana ini menjadi salah satu alat PI yang sangat
ampuh pada zaman sekarang. Campus Crusade memperkirakan sudah ada
ratusan juta orang yang mengambil keputusan untuk menerima Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Bergabunglah dengan jutaan
orang yang telah menyaksikan dan mengalami Kasih Yesus setelah
menyaksikan Film YESUS.
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~
I R A K
Situasi keamanan di Irak banyak mempengaruhi lingkungan gereja-
gereja Kristen di Irak. Banyak anggota gereja yang meninggalkan
negaranya mengungsi ke negara lain. Di lain pihak, ada pula
pertambahan anggota di tempat-tempat yang relatif lebih aman karena
pengungsian penduduk dari daerah yang kurang aman.
Jemaat gereja di kota Baghdad merupakan jemaat terbesar. Mereka
masih memiliki anggota sebanyak 235 keluarga dan ratusan anak-anak.
Di tengah-tengah situasi keamanan yang genting ini, Tuhan tetap
bekerja dan sebuah persekutuan kecil di kota Suleymania mulai
terbentuk.
Pada saat ini, gereja memiliki peranan yang cukup penting di Irak.
Karena alasan keamanan, penduduk Irak tidak berani bepergian jauh-
jauh, sehingga satu-satunya tempat aman dimana anak-anak mereka bisa
memberi pendapat, pendidikan, dan perlindungan adalah dengan
mengirimkan mereka ke gereja. Beberapa gereja di Baghdad, Mosul, dan
Kirkuk juga telah mendirikan klinik untuk memberi pengobatan kepada
kaum miskin tanpa memandang agama mereka.
Atas inisiatif pemimpin-pemimpin Agama yang moderat, hampir semua
gedung gereja mendapat perlindungan dari militia lokal. Karena hal
ini, konsentrasi jumlah penduduk di sekitar gereja juga meningkat
karena banyak keluarga yang tinggal di dekat gereja membuka rumah
mereka untuk menampung keluarga-keluarga lain.
Keselamatan orang-orang Kristen di Irak menjadi terancam karena
mereka memberi tempat tinggal bagi misionaris dari Barat dan dari
Korea yang datang membanjiri negara mereka setelah pasukan sekutu
berhasil menduduki kota Baghdad. Tindakan ini dianggap oleh
kelompok-kelompok non-Kristen militan sebagai pengkhianatan akan
negara dan bahkan dituduh sebagai mata-mata. Namun demikian Tuhan
menjawab doa-doa orang Kristen di seluruh dunia dengan memberi
keberanian kepada seorang uskup tinggi dari gerakan Shiite yang
mengeluarkan sebuah fatwa bahwa "Orang-orang Kristen Irak adalah
warga negara yang setia dan berhak mendapat perlindungan seperti
yang diterima oleh orang-orang Muslim yang baik." Deklarasi ini
mendapat dukungan dari perkumpulan cendikiawan Islam Sunni.
[Sumber: Middle East Reformed Fellowship newsletter, Edisi 4/Vol.17]
Pokok Doa
---------
Mari kita doakan untuk:
* Keselamatan dan perlindungan bagi orang-orang Kristen di Irak dan
para misionaris dari Barat yang saat ini melayani di Irak.
* Naikkan syukur untuk fatwa yang telah dikeluarkan oleh uskup
tinggi dari gerakan Shiite yang juga didukung oleh perkumpulan
cendekiawan Islam Sunni. Berdoa supaya melalui fatwa ini orang-
orang Kristen lebih mendapat perlindungan dan kebebasan.
I N T E R N A S I O N A L
Proyek Film YESUS dari Campus Crusade for Christ baru-baru ini
menandatangani sebuah perjanjian dengan DAWN Ministries untuk
menggabungkan kekuatan dalam sebuah proyek untuk pemuridan bangsa-
bangsa. Dengan dimulainya kerja sama ini, Paul Eschleman, direktur
dari proyek Film YESUS, mendapatkan visi bahwa 12 juta gereja baru
akan didirikan di seluruh dunia. "Ini merupakan suatu pengembangan
yang sangat menyenangkan dan penting dalam pelayanan-pelayanan
kami." kata Steve Steele dalam DAWN Report terbaru. "Kami sedang
berusaha untuk menghubungkan para direktur nasional Film YESUS
dengan para tim perintis gereja di berbagai negara dan di setiap
kesempatan-kesempatan misalnya dalam kongres dan seminar yang
menekankan pada perintisan gereja.
Sebelum menandatangani kontrak kerja sama tersebut, sebuah proyek
percobaan di India menunjukkan bahwa pemutaran Film YESUS dapat
dihubungkan dengan jaringan perintisan gereja. "Dengan kerja sama
ini, kita tidak hanya mampu untuk menolong pemirsa Film YESUS untuk
menjadi petobat baru, tetapi kita juga sekaligus membantu mereka
untuk membangun jemaat baru," demikian kata Steele. "Sekitar 10.000
gereja baru telah didirikan dalam waktu 16 bulan. Tuaian menjadi
lebih besar setelah mereka mendengar Injil didukung dengan
tersedianya tempat dimana mereka dapat dimuridkan."
[Sumber: JOEL-NEWS-INTERNATIONAL-484, September 2004]
Pokok Doa
---------
Mari kita doakan untuk:
* Kerja sama antara DAWN Ministries dan Campus Crusade for Christ
agar bisa terlaksana sehingga lebih mengefektifkan pelayanan PI
dan perintisan gereja di berbagai wilayah di dunia.
* Visi untuk mendirikan 12 juta gereja baru di seluruh penjuru dunia
bisa terealisasi. Bersyukur untuk 10.000 gereja baru yang telah
berhasil dirintis.
I S R A E L
Jakob Damkani telah melakukan penginjilan di jalan-jalan yang ada di
Israel selama bertahun-tahun. Tujuannya adalah menjangkau orang-
orang Yahudi dengan berita Injil. Tentu sudah dimaklumi bahwa
penginjilannya itu seringkali ditolak. Kami telah mendengar beragam
laporan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, telah ada keterbukaan
baru untuk Injil di Israel, terutama diantara para tentara. Musim
panas ini, sekelompok orang Kristen memuji Tuhan dengan diiringi
gitar di depan para tentara Israel di sebuah pos tentara di Golan
Heights. Para tentara itu akan pergi menjalankan suatu misi
bersenjata yang berbahaya, Beberapa diantara tentara itu meneteskan
air mata ketika orang-orang Kristen itu memuji dan menceritakan
tentang Yesus, Sang Juruselamat. Ron, komandan tentara itu,
mengatakan, "Terima kasih atas kedatangannya. Kalian telah sangat
menolong. Kalian dapat memberkati Israel lebih lagi -- kami sungguh
membutuhkan sukacita dan pengharapan dalam Yesus yang telah kalian
beritakan." (Trumpet of Salvation)
[Sumber: FridayFax, September 24, 2004]
Pokok Doa
---------
Mari kita berdoa untuk:
* Usaha penginjilan yang dilakukan di Israel untuk menjangkau para
penduduk Yahudi bagi Kristus.
* Para tentara yang mempunyai kerinduan untuk semakin mengenal
Yesus. Mereka bisa bertemu dengan orang-orang yang tepat untuk
memuridkan mereka.
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI INDONESIA ~~
Umat Kristiani di Pulau Nias
----------------------------
Pada tanggal 27 September 2004, umat Kristen di Pulau Nias merayakan
139 tahun masuknya Injil di Pulau Nias. Diperkirakan, 95% penduduk
di Pulau Nias beragama Kristen. Namun, saat ini kehidupan rohani
gereja dan umat Kristen lebih cenderung menjadi adat kebiasaan.
Nilai-nilai Kristiani mulai memudar, dan hal ini semakin didorong
lagi dengan kemiskinan dan kebodohan yang masih menjadi masalah
utama masyarakat Nias. Kiranya, momentum peringatan tersebut
menggugah masyarakat Nias untuk hidup berdasarkan Injil yang
menyelamatkan dan mentransformasikan hidup manusia.
[Sumber: Kalender Jaringan Doa Nasional, Edisi September 2004]
Pokok Doa:
----------
* Bersyukurlah atas kasih Tuhan yang telah mengirimkan hamba-Nya,
yaitu Pdt. L. Denninger (27 September 1865), seorang misionaris
Injil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) dari Jerman, untuk
memberitakan Injil di Pulau Nias, sehingga banyak jiwa yang
diselamatkan.
* Doakan agar Injil dipegang teguh dan menjadi pedoman yang mengubah
hidup masyarakat Nias dalam menjalankan kehidupan mereka sehari-
hari.
* Berdoa agar Allah memberikan hikmat dan kebijaksanaan pada
pemerintah Nias untuk mengentaskan penduduknya dari masalah
kemiskinan dan kebodohan.
* Doakan untuk kehidupan beribadah di gereja agar bisa ditingkatkan
lagi, tidak hanya menjadi adat kebiasaan namun sekaligus menjadi
tempat dimana penduduk Nias bisa belajar tentang Injil dan mereguk
kasih dan kedamaian sejati di dalam Kristus.
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ SURAT ANDA ~~
Dari: Imanuel Gomer <imanuel-gomer@>
>Syalom,
>Nama saya Imanuel saya bergereja di Gki Nurdin, saya tertarik
>dengan web misi SABDA dan saya ingin mengenal lebih jauh pelayanan
>lintas budaya tetapi kendalanya ialah pada bagian lintas budaya
>tersebut tidak dapat di buka, saya sudah cobah menghubungi adminnya
>tetapi sampai saat ini belum juga mendapat jawaban. Apakah bisa
>membantu? Terima Kasih
>Salam dan Kasih
>Imanuel Gomer
Redaksi:
Maaf untuk keterlambatan kami memberikan informasi yang Anda
butuhkan. Untuk bisa mengakses halaman Lintas Budaya dalam Situs
e-MISI, Anda memerlukan password yang bisa diperoleh dengan
mengirimkan informasi mengenai:
* Nama Anda
* Gereja Anda
* Alamat Gereja Anda
* Nama Pendeta Anda
* Jabatan Pelayanan Anda
* Alasan Anda ingin berkunjung ke halaman tersebut
Silakan mengirimnya ke alamat: <staf-misi@sabda.org>
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ URLS Edisi Ini ~~
* Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/
* FRIDAY FAX http://www.cmd.org.nz/fridayfax/
* Trumpet of Salvation http://www.trumpetofsalvation.com/
_____________________________ DISCLAIMER ____________________________
Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi disadur dengan izin dari banyak pihak
Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Situs YLSA http://www.sabda.org/ylsa/
______________________________________________________________________
Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan:
Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>,
atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org>
Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Djoko, Tesalonika, dkk.
______________________________________________________________________
Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk berhenti, kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk Situs e-MISI http://www.sabda.org/misi/
Untuk Arsip Buletin e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |