|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2010/38 |
|
e-JEMMi edisi No. 38 Vol. 13/2010 (21-9-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Tantangan Bagi Utusan Injil yang Pulang
SUMBER MISI: Northwest Haiti Christian Mission
DOA BAGI MISI DUNIA: Afganistan, Asia Tenggara
DOA BAGI INDONESIA: Musim Penghujan
______________________________________________________________________
IF YOU AIM AT NOTHING, YOU`RE BOUND TO HIT IT
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Sebagaimana seseorang harus beradaptasi ketika pindah ke luar
negeri, demikian juga untuk orang yang kembali dari tinggal di luar
negeri ke negara asalnya. Proses adaptasi ini bervariasi pada
setiap orang. Semakin lama ia meninggalkan negara asalnya,
kemungkinan besar akan semakin lama pula ia beradaptasi ketika ia
kembali ke negara asalnya. Melalui artikel berikut, kita belajar
bagaimana bisa menyesuaikan diri atau menolong mereka yang baru
kembali dari ladang misi dalam menghadapi tantangan-tantangan
selama proses adaptasi.
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
http://www.sabda.org/publikasi/misi/
http://misi.sabda.org/
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI
TANTANGAN BAGI UTUSAN INJIL YANG PULANG
Banyak orang yang kembali ke negara asalnya, setelah tinggal di
negara lain beberapa waktu, berpendapat bahwa mereka akan merasa
"betah" lagi secara otomatis di negara mereka. Tetapi ternyata tidak
selalu demikian. Bahkan, mereka sering merasa asing di negara
sendiri dan menjadi tidak kerasan. Tanpa mereka sadari, timbul dalam
diri mereka suatu sikap negatif terhadap budaya asalnya. Mereka
mulai suka mengkritik, misalnya mengenai lalu lintas yang macet,
orang-orang yang tidak mau antri, sistim komunikasi yang sering
tidak lancar, dan lain sebagainya. Belum lagi masalah disiplin kerja
atau kebersihan yang kurang mendapat perhatian. Mengapa hal ini
dapat terjadi?
Setiap orang yang pernah meninggalkan budaya asalnya dan tinggal di
negara yang budayanya berbeda, akan mengalami "guncangan budaya".
Guncangan budaya ini akan dialami oleh orang-orang yang meninggalkan
hal-hal yang biasanya mereka hadapi, dan kini menghadapi hal-hal
yang baru. Mungkin Anda masih ingat saat pertama kali Anda harus
mendaftarkan diri di universitas atau saat pertama kali Anda
terpaksa minta tolong kepada orang lain untuk melakukan sesuatu yang
tampaknya sangat sederhana. Atau Anda masih ingat saat Anda
merindukan nasi dan bukannya hamburger, pizza, atau makanan asing
lainnya. Karena Anda masih baru dan belum berpengalaman, semuanya
itu dapat menyebabkan Anda stres.
Tetapi, lama-kelamaan Anda dapat menyesuaikan diri dengan budaya
yang baru ini. Pendaftaran ulang di kampus tidak lagi menakutkan
bagi Anda. Anda tidak perlu minta tolong kepada orang lain untuk
sesuatu yang tadinya tidak dapat Anda lakukan. Bahkan Anda mulai
menyukai makanan yang berbeda dengan makanan asal Anda. Dengan
bertambahnya pengalaman, Anda tidak merasa takut atau malu lagi.
Anda mulai menikmati kehidupan di negara yang baru ini. Ada banyak
hal yang pada mulanya terasa aneh atau asing, sekarang menjadi biasa
bagi Anda. Anda telah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
Anda berubah!
Ketika Anda kembali ke Indonesia, tanpa Anda sadari Anda telah
berubah. Anda merasa seperti orang yang berbeda dari saat Anda
pertama kali berangkat. Budaya Anda yang baru telah memengaruhi Anda
bukan hanya dalam hal yang positif, melainkan juga dalam hal yang
negatif. Dan mungkin selama Anda berada di luar negeri, budaya
Indonesia pun mengalami perubahan. Anda mengira bahwa Anda akan
dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Namun, Anda pasti terkejut!
Dugaan Anda meleset. Anda merasa asing di negara Anda sendiri. Anda
mulai merasa tertekan. Pengalaman ini disebut "reverse culture
shock" (guncangan budaya yang membalik).
Pada waktu Anda kembali ke Indonesia, Anda mau tak mau menyesuaikan
diri dengan situasi yang Anda hadapi. Anda harus berubah. Semakin
lama Anda tinggal di luar negeri, semakin lambat biasanya proses
penyesuaian ini. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena Anda akan
dapat mengatasinya.
Guncangan budaya yang membalik ini merupakan suatu pengalaman yang
umumnya dialami oleh orang-orang yang pernah tinggal di luar negeri
dan kemudian kembali ke negara asalnya. Guncangan ini tidak dapat
dihindari atau Anda anggap sepele. Pada waktu Anda merasa siap
menghadapi proses ini, pada waktu itu pula Anda mulai merasa
frustrasi atau bersikap negatif. Bila Anda bersikap demikian,
ingatlah bahwa ini terjadi karena guncangan budaya yang membalik.
Dengan berlalunya waktu, guncangan ini akan hilang dengan
sendirinya.
Berikut ini adalah sikap-sikap yang penting Anda miliki bila Anda
ingin berhasil menyesuaikan diri dengan budaya Anda yang lama dengan
cepat.
1. Memunyai keinginan untuk menyesuaikan diri.
2. Bergantung sepenuhnya pada Allah.
3. Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan.
4. Berani mengambil inisiatif.
5. Bertekun dalam segala keadaan.
6. Mau berkomunikasi.
7. Sabar.
8. Terbuka untuk melihat hal-hal yang lucu.
9. Senang diajar.
10. Mau meminta pertolongan dan nasihat.
TANTANGAN YANG AKAN ANDA HADAPI
Hubungan Pribadi dengan Tuhan Menjadi Tawar dan Biasa
Anda kembali ke Indonesia dengan suatu visi untuk melayani Tuhan.
Anda ingin dipakai oleh Tuhan dan terbeban untuk melihat
kemuliaan-Nya dinyatakan melalui Anda. Yang menjadi masalah, sejak
Anda tinggal lagi di Indonesia, visi ini sulit dilaksanakan. Visi
yang begitu jelas sebelum Anda kembali, semakin lama semakin kabur
dan mulai membuat Anda frustrasi. Bahkan jika Anda tidak
berhati-hati, Anda bisa menjadi marah terhadap Tuhan. Mengapa hal
ini dapat terjadi?
Pertama, banyak orang yang kembali dari luar negeri memiliki visi
yang tidak realistis. Mereka bersikap terlalu ideal. Karena itu,
cobalah membuat sasaran-sasaran yang realistis. Mintalah nasihat
dari mereka yang pernah mengalami proses penyesuaian ini untuk
mengetahui apakah visi Anda realistis atau tidak. Rasa kecewa dapat
timbul karena tujuan yang tidak tercapai.
Kedua, visi ini akan menjadi kabur bila Anda selalu menyendiri atau
bergaul dengan orang-orang yang memiliki visi yang berbeda dengan
Anda. Anda perlu melibatkan diri dalam suatu persekutuan atau gereja
yang dapat menolong Anda mengembangkan visi Anda. Bila Anda
melakukannya seorang diri, Anda dapat "mati" secara rohani. Kita
semua adalah anggota-anggota Tubuh Kristus. Kita saling membutuhkan.
Janganlah menunggu sampai Anda diundang. Ambillah inisiatif dan
carilah persekutuan atau gereja yang cocok dengan Anda yang akan
menolong Anda bertumbuh dan melayani Tuhan.
Usahakan Anda tetap melakukan saat teduh secara teratur karena hal
itu penting bagi Anda. Anda memerlukan makanan rohani dari firman
Tuhan setiap hari, khususnya selama masa penyesuaian ini. Bila saat
teduh Anda membosankan atau bahannya tidak cocok lagi bagi Anda,
cobalah metode baru. Dengan menyediakan banyak waktu untuk membaca
firman Tuhan, akan timbul keinginan untuk menyelidikinya lebih dalam
lagi.
Kesepian karena Jauh dari Teman-Teman Lama dan Rindu akan Hal-Hal
yang Ditinggalkan
Selama beberapa tahun terakhir, Anda mungkin bergaul erat dengan
teman-teman yang baru. Tetapi ketika Anda kembali ke negara asal,
Anda terpaksa meninggalkan mereka dan mulai membina hubungan dengan
orang-orang yang baru, padahal teman-teman lama Anda ini sangat
berarti bagi Anda.
Anda hendaknya menyadari bahwa Tuhan juga mampu memberikan pengganti
mereka, sama seperti Tuhan telah memberikan teman-teman baru pada
saat Anda pertama kali tiba di luar negeri, Ia juga akan memberikan
teman-teman baru pada saat Anda berada kembali di Indonesia. Jadi,
janganlah Anda menjauhkan diri dari pergaulan; berusahalah bergaul
dengan banyak orang. Mungkin ada di antara mereka yang dangannya
Anda dapat menjalin persahabatan. Beranikan diri Anda untuk masuk ke
dalam pergaulan yang baru.
Bila Anda meninggalkan seorang kekasih di luar negeri, Anda akan
sangat merindukannya. Perasaan ini wajar. Dengan mengirim surat atau
menelepon, tekanan yang Anda rasakan akan berkurang. Yang penting
Anda selalu menghubunginya. Bila Anda jarang menghubunginya, Anda
akan cenderung berpikiran negatif. Anda mungkin mengira bahwa ia
telah melupakan Anda; mungkin ia sedang mengalami musibah. Atau
mungkin ia sudah menemukan kekasih yang baru. Prasangka-prasangka
seperti ini dapat diatasi dengan mengadakan kontak dengan secara
teratur.
Bila Anda bertemu dengan teman-teman yang juga pernah mengalami hal
yang sama dengan Anda, ini dapat menolong Anda mengobati rasa rindu
Anda. Berdoalah supaya Tuhan mempertemukan Anda dengan mereka.
Dengan berbagi rasa, beban kita akan terasa lebih ringan. Satu hal
lagi yang akan menolong Anda untuk menghilangkan rasa rindu adalah
dengan pergi ke tempat-tempat yang serupa dengan tempat-tempat yang
biasa Anda kunjungi di luar negeri. Misalnya, kalau Anda dulu sering
bertemu dengan teman-teman Anda di McDonalds, maka sekarang
kunjungilah tempat seperti itu dengan teman-teman Anda yang baru.
Yang perlu diingat adalah carilah tempat atau ciptakan suasana
serupa yang dapat menolong Anda mengingat semua hal yang telah Anda
tinggalkan atau paling tidak yang dapat menghibur Anda.
Stres karena Kembali Tinggal dengan Keluarga Anda
Selama Anda tinggal di luar negeri, Anda mendapat kesempatan untuk
hidup mandiri dan bebas mengatur hidup Anda sendiri. Tetapi sekarang
Anda mungkin kembali tinggal dengan keluarga Anda. Mereka mungkin
memperlakukan Anda seperti anak yang masih perlu diatur. Mereka
masih ingat keadaan Anda sebelum berangkat ke luar negeri. Rupanya
mereka pun perlu waktu untuk menyadari bahwa Anda sudah dewasa dan
pernah hidup mandiri. Cobalah menerima kenyataan ini dan tunjukkan
sikap kristiani kepada orang tua Anda kalau memang mereka
memperlakukan Anda seperti anak yang belum dewasa.
Konsep privasi (keinginan untuk tidak diganggu) di Barat berbeda
dengan di Indonesia. Jika Anda ingin sendirian dan tidak ingin
diganggu, akan sulit bagi Anda untuk mencari tempat atau kesempatan.
Di mana-mana ada orang. Bahkan orang yang sering ingin menyendiri
dianggap tidak normal atau sombong. Keluarga Anda mungkin akan sulit
mengerti mengapa Anda ingin menyendiri di kamar. Anda mau tak mau
menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa Anda tidak akan memperoleh
banyak waktu pribadi di sini.
Juga konsep kepemilikan di Barat berbeda dengan konsep kepemilikan
di Indonesia. Mungkin anggota keluarga atau teman Anda akan meminjam
barang-barang Anda tanpa lebih dulu permisi. Kadang-kadang
barang-barang itu cukup lama baru dikembalikan, bahkan
kadang-kadang dalam keadaan rusak. Jika Anda merasa terganggu,
cobalah memberitahu si peminjam tentang perasaan Anda dengan sopan
dan lemah lembut.
Juga jika Anda ingin melakukan saat teduh, membaca Alkitab atau buku
rohani, mengikuti suatu persekutuan, keluarga Anda mungkin mencap
Anda seorang yang fanatik. Sulit sekali bagi mereka untuk menerima
cara hidup ini, sekalipun mereka adalah orang percaya. Anda harus
mencoba untuk mengerti mereka dan tidak marah bila mereka bersikap
demikian terhadap Anda.
Bicarakanlah masalah-masalah ini dengan keluarga, Anda secara
baik-baik. Anda tidak perlu menyediakan waktu khusus untuk
membahasnya secara tuntas. Berdoalah supaya Anda diberi kesempatan
untuk menjelaskan kepada mereka apa yang Anda alami dan harapkan.
Lama-kelamaan mereka akan mengerti cara hidup Anda dan menerima
Anda apa adanya.
Stres karena Sakit-Penyakit
Anda juga harus menyesuaikan diri secara jasmani dengan keadaan di
Indonesia. Makanan yang sudah lama tidak Anda makan, kini dapat Anda
nikmati kembali dengan bebas. Karena semua makanan terasa enak, Anda
mungkin makan terlalu banyak. Kalau Anda senang makanan yang pedas,
hati-hatilah supaya Anda tidak memakannya terlalu banyak. Anda bisa
sakit perut. Usahakan supaya Anda makan secukupnya. Sedikit demi
sedikit tubuh Anda akan menyesuaikan diri dengan makanan yang sudah
lama Anda tinggalkan.
Sistem pengobatan di sini pun dapat membuat Anda stres. Bila Anda
harus disuntik, mungkin Anda merasa takut kena penyakit hepatitis
(sakit kuning) atau penyakit AIDS karena mungkin jarum atau alat
suntik (syringe) yang dipakai tidak steril. Anda dapat mengatasi
rasa takut ini dengan menanyakan lebih dulu kualitas dokter-dokter
yang akan Anda kunjungi pada waktu Anda sakit. Janganlah berharap
sistem pengobatan di sini akan sama dengan di Barat. Bila Anda
meragukan diagnosis atau pengobatan dokter tertentu, carilah dokter
yang lain untuk memastikan penyakit Anda yang sesungguhnya. Dan
jangan lupa berdoa kepada Tuhan supaya Ia menuntun Anda kepada
dokter yang tepat. Juga percayakan diri Anda sepenuhnya kepada-Nya
karena Tuhanlah yang dapat memberikan kesembuhan yang sempurna.
Stres karena Wabah Materialisme dan Konsumerisme
Sekarang Anda mulai menjalani kehidupan sebagai seorang yang dewasa.
Anda memiliki pendapatan sendiri dan bertanggung jawab sepenuhnya di
hadapan Tuhan untuk mengatur keuangan Anda secara benar. Stres juga
dapat timbul selama proses penentuan standar hidup ini. Karena itu,
Anda perlu bertanya kepada Tuhan agar Ia menolong Anda menentukan
standar hidup yang tepat bagi seorang percaya sehingga Ia yang
dimuliakan melalui kehidupan Anda.
Dua hal lain yang juga dapat membuat Anda stres adalah teman-teman
dan masalah kemiskinan. Anda dapat menjadi stres melihat gaya hidup
teman-teman Anda. Mereka memunyai mobil, sementara Anda belum
memunyainya sama sekali. Anda merasa kekurangan terutama kalau Anda
selalu minta diantar dan dijemput. Mereka mengenakan pakaian yang
bagus-bagus, sedangkan pakaian Anda sendiri sudah tidak baru lagi
dan ketinggalan zaman. Anda selalu merasa kekurangan karena Anda
membandingkan diri Anda dengan mereka.
Filsafat dunia mulai memengaruhi gaya hidup Anda sehingga Anda tidak
puas dengan apa yang Anda miliki. Anda terdorong untuk membeli
segala sesuatu yang baru atau ingin memiliki lebih banyak lagi.
Dunia ingin menciptakan suatu sikap hidup yang materialistis dan
konsumtif dalam diri Anda. Ini menyebabkan Anda selalu mementingkan
yang trendi dan mahal. Kalau Anda tidak memiliki ini dan itu, Anda
merasa tidak dianggap oleh dunia ini. Tetapi ingatlah bahwa di mata
Tuhan bukan keadaan seseorang yang akan menentukan apakah ia seorang
yang baik dan berkenan di hadapan-Nya. Tuhan melihat hati kita (1
Samuel 16:7), bukan milik kita. Jadi, berusahalah menyenangkan hati
Tuhan dan bukan manusia.
Masalah kemiskinan juga dapat membuat Anda bingung dan stres.
Mungkin Anda bertanya, "Bagaimana seharusnya saya hidup di antara
orang-orang yang pendapatannya tidak sebanyak yang saya miliki?"
Ketika Anda makan di sebuah rumah makan, mungkin timbul rasa
bersalah di hati Anda karena mengetahui bahwa banyak orang yang
seharusnya dapat ditolong dengan uang Anda. Mungkin Anda
bertanya-tanya bagaimana caranya menghadapi pengemis yang
berkeliaran sambil meminta-minta.
Bila Anda menghadapi masalah-masalah seperti ini, mintalah nasihat
dari orang-orang yang pernah mengalami hal yang sama. Juga adakan
pemahaman Alkitab secara pribadi tentang kemiskinan dan sikap kita
dalam menghadapi orang miskin, baik yang sudah percaya maupun yang
belum percaya. Jangan lupa membahas tentang pemberian, misalnya
berapa banyak dan kepada siapa Anda harus memberi.
Stres karena Pengaruh Gaya Hidup di Kota Besar
Pengaruh gaya hidup di kota besar, seperti Jakarta atau Surabaya,
bila menyebabkan Anda stres. Masalah kepadatan penduduk, lalu lintas
yang macet, sampah yang bertebaran di mana-mana, dan pelayanan yang
cenderung lambat yang dulunya tidak mengganggu Anda, sekarang dapat
membuat Anda merasa jengkel dan ingin marah.
Stres juga bila timbul jika Anda tidak tahu tempat-tempat untuk
membeli atau mendapatkan apa yang Anda perlukan. Dan jika Anda
memunyai pembantu atau supir, ini pun dapat menimbulkan masalah
baru. Mengurus surat-surat yang baru dan memperpanjang surat-surat
yang lama dapat membuat Anda stres karena Anda mungkin terpaksa
bolak-balik ke kantor pemerintah.
Ingatlah selalu bahwa semua orang yang tinggal di kota besar
mengalami hal yang sama. Memang orang-orang yang tinggal di kota
kecil juga mengalami stres, tetapi mungkin masalahnya berbeda dengan
yang dihadapi orang-orang yang tinggal di kota besar. Yang perlu
Anda lakukan adalah tetap bergantung pada Allah dan meminta hikmat
kepada-Nya supaya Anda dapat mengatasi masalah-masalah ini. Ada
baiknya Anda bertanya kepada teman-teman Anda yang telah melewati
masa penyesuaian ini. Percayalah, Anda pasti dapat mengatasinya dan
dapat kembali menikmati kehidupan Anda seperti dulu.
Stres yang Menyebabkan Suatu Sikap yang Suka Mengkritik
Orang-orang yang baru kembali dari luar negeri sering mengkritik
keadaan di sekitarnya. Sikap negatif ini dapat berkembang pada waktu
mereka bertemu dengan orang-orang yang juga mengalami guncangan
budaya yang membalik. Jika dibiarkan, sikap ini dapat menghalangi
mereka dalam mempercepat proses penyesuaian diri dengan lingkungan
mereka saat ini. Jadi, hati-hatilah supaya Anda tidak membiarkan
sikap negatif itu menguasai Anda.
+
Ada orang yang berpendapat bahwa hal-hal yang sudah dikenal dan
diketahui adalah yang terbaik. Bila mereka mengalami hal-hal yang
baru, sering itu dianggap salah atau kurang cocok bagi mereka.
Walaupun sikap yang demikian wajar, namun Anda jangan ikut-ikutan.
Anda harus tetap memunyai pandangan yang berbeda. Anda hendaknya
menyadari bahwa masa itu akan berlalu.
Yang Anda perlukan selama masa penyesuaian ini adalah sikap yang
dewasa. Jangan biarkan sikap suka mengkritik berkembang dan meracuni
diri Anda. Sebenarnya di mana pun Anda berada, Anda akan mengalami
hal yang sama. Tidak ada tempat atau lingkungan yang sempurna.
Selama Anda masih hidup di dunia ini, suka dan duka akan datang
silih-berganti. Hanya di surga Anda akan menjumpai tempat tinggal
yang sempurna.
Bila Anda bersikap jujur dengan diri Anda sendiri, Anda akan
mengakui bahwa selama tinggal di luar negeri pun, Anda mengalami
hal-hal yang tidak menyenangkan dan yang menyebabkan Anda tertekan.
Karena itu, setiap kali Anda ingin memberi respons yang negatif,
ulangilah kata-kata yang berikut ini, "Tidak ada yang salah, hanya
berbeda." Mengucapkan kata-kata ini dapat menolong Anda
mengendalikan diri sehingga Anda dapat melawan pikiran-pikiran yang
negatif dan merusak.
Diambil dari:
Judul buku: Selamat Datang Kembali
Judul artikel asli: Tantangan yang Akan Anda Hadapi
Penulis: Tom Yeakley
Penerbit: Yayasan Kalam hidup, Bandung 1993
Halaman: 9 -- 15 dan 18 -- 22
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
NORTHWEST HAITI CHRISTIAN MISSION
==> http://www.nwhcm.org/
Northwest Haiti Christian Mission (NHCM) merupakan organisasi
Kristen bersifat nonprofit, dan telah melayani di Haiti selama 30
tahun. Dalam pelayanannya, NHCM bekerja sama dengan gereja-gereja
lokal dan masyarakat setempat. Mereka membawa orang-orang --
terkhusus yang bermukim di barat laut Haiti, keluar dari kemiskinan
rohani, fisik, dan sosial, sehingga kasih Allah nyata pada semua
orang. Beberapa program yang mereka lakukan untuk memberkati Haiti
adalah mendirikan sekolah dasar, pengadaan makanan, mengasuh
anak-anak yatim piatu, klinik kesehatan, pembangunan gereja, sekolah
Alkitab, dan pengembangan pertanian. Bagi Anda yang rindu untuk
bergabung mendukung misi ini, silakan berkunjung ke alamat di atas.
(DIY)
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
A F G A N I S T A N
CURE Internasional mendapatkan dana dari Motorola Foundation untuk
menyokong program medis di Afganistan (Medicine Residency Program).
Program ini adalah program pertama di Afganistan dan akan mendidik
dokter-dokter Afganistan dalam berbagai bidang, termasuk pengobatan
penyakit dalam, pediatri, operasi umum, kandungan, ginekologi, dan
ortopedi.
Program ini tidak hanya menjadi alat penting untuk pengembangan
pelayanan kesehatan, tetapi juga telah menjadi cahaya dalam
kegelapan. CURE International melayani dengan setia, penuh kasih
Kristus, dan kerendahan hati. Mereka menjangkau orang-orang dengan
penyembuhan fisik serta rohani di seluruh dunia. (tUly)
Sumber: Mission News, Agustus 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14651]
Pokok doa:
* Mengucap syukur untuk CURE International yang setia pada komitmen
mereka untuk tetap melayani di Afganistan, meskipun harus
mengalami banyak tantangan. Doakan agar Tuhan melindungi dan
memampukan setiap staf maupun sukarelawan yang melayani di
Afganistan.
* Doakanlah agar program medis di Afganistan ini menjadi saksi
tentang hebatnya Sang Dokter agung, Yesus Kristus dan agar
banyak kehidupan disentuh oleh-Nya.
A S I A T E N G G A R A
Masyarakat Ketning adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di
dataran tinggi sebelah timur Asia Tenggara. Ketning berarti
"orang-orang di lembah matahari". Orang Ketning mempraktikkan
kanibalisme, menerapkan ilmu hitam, berpartisipasi dalam pembunuhan
balas dendam, pemujaan nenek moyang, dan mengambil bagian dalam
kepercayaan animisme. Namun, sekarang sudah ada lebih dari 15.000
orang Ketning yang diubahkan oleh Injil dan masyarakat telah
memperoleh kitab Perjanjian Baru (pertama kalinya pada tahun 1983).
Sekarang, tidak ada lagi praktik animisme, sinkretisme, atau ajaran
sesat yang dilaksanakan secara terang-terangan dalam komunitas
mereka.
Pada tahun 2008, para pendeta mulai meminta bantuan untuk
penerjemahan bagian-bagian Perjanjian Lama. Dengan bantuan
lembaga-lembaga misi dilengkapi dengan fasilitas dan teknologi
internet yang memadai, maka tim penerjemah dari The Seed Company
menyelesaikan bagian-bagian akhir beberapa kitab Perjanjian Lama.
Target penyelesaian proyek ini adalah tahun 2013. Dukunglah dalam
doa. (tUly)
Sumber: Mission News, Agustus 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14708]
Pokok doa:
* Mengucap syukur untuk kerja keras tim dari The Seed Company dalam
menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Ketning. Doakan agar Tuhan
memberi kemampuan sehingga dapat menyelesaikan penerjemahan
seluruh Alkitab Perjanjian lama.
* Doakan untuk pertumbuhan iman di antara masyarakat Ketning agar
mereka semakin bersungguh-sungguh lagi mempelajari firman Tuhan
dan menjadi saksi-saksi Kristus.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
MUSIM PENGHUJAN
Perubahan iklim sangat drastis terjadi hampir di seluruh penjuru
dunia, termasuk di wilayah Indonesia. Walaupun seharusnya saat ini
kita mengalami musim kemarau, tapi ternyata hujan lebih kerap turun
bahkan disertai angin puting beliung di beberapa wilayah. Ini
berarti ada ancaman bencana pohon tumbang, tanah longsor dan banjir
di beberapa daerah. Waspadalah untuk mengantisipasi dampak dari
perubahan cuaca yang tidak menentu ini.
Sumber: Redaksi
POKOK DOA:
1. Doakan juga agar pemerintah segera mengambil tindakan preventif
untuk mempersiapkan masyarakat sehingga hal-hal yang tidak
diinginkan dapat dihindarkan.
2. Doakan agar masyarakat Indonesia sendiri sadar dan waspada
untuk mengantisipasi berbagai kesulitan, seperti rumah roboh,
tanah longsor dan banjir.
3. Doakan khususnya untuk mereka yang bermukim di wilayah
"langganan" banjir dan rawan bencana, kiranya Tuhan melindungi
mereka.
4. Doakan para kontraktor dan pihak yang berwenang, agar ketika
mereka hendak melaksanakan pembangunan di Indonesia, mereka
mempertimbangkan aspek-aspek ramah lingkungan, sehingga bencana
di kemudian hari dapat dihindarkan.
5. Berdoa agar masyarakat Kristen membuka diri untuk ikut ambil
menolong orang lain yang dalam kesulitan, baik melalui dana,
tenaga maupun pelayanan lain-lain.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |