Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/35 |
|
e-JEMMi edisi No. 35 Vol. 15/2012 (28-8-2012)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ e-JEMMi -- Bonerate di Indonesia No.35, Vol.15, Agustus 2012 SEKILAS ISI RENUNGAN MISI: KUASA DI ATAS KEJAHATAN PROFIL BANGSA: BONERATE DI INDONESIA KESAKSIAN MISI: SEORANG ANAK IRAK MEMBAYANGKAN YESUS SEPERTI SEBUAH JUBAH SPESIAL SUMBER MISI: DEPARTEMEN MISI DAN PELAYANAN MASYARAKAT GEREJA BETHEL INDONESIA STOP PRESS: LOWONGAN SABDA 2012 -- IT FOR GOD Shalom, Setiap orang Kristen pastinya menyadari bahwa ketika seseorang memutuskan untuk mengikut Yesus, dia terhubung pada suatu kuasa yang memampukannya untuk menolak dosa. Tetapi pada kenyataannya, banyak orang Kristen tetap berbuat dosa dalam hidupnya. Mengapa? Apakah kuasa itu tidak bekerja? Apakah dia belum benar-benar terhubung pada kuasa itu? Jika benar kuasa itu lebih berkuasa daripada kejahatan, mengapa anak-anak Tuhan masih berbuat dosa? Pertanyaan semacam ini sering kali dijumpai dalam banyak diskusi dan pendalaman Alkitab. Jawaban seperti apa yang sampai saat ini sudah kita miliki? Apakah itu sudah memuaskan? Dalam edisi e-JEMMi 35, kami mengangkat topik tentang kuasa Allah untuk melawan kejahatan. Juga akan disuguhkan gambaran sekilas tentang salah satu daerah di Indonesia yang masih memerlukan penjangkauan untuk mendengar berita Injil, kisah dari salah satu anak Tuhan di Irak, dan sekilas pelayanan Departemen Misi dan Pelayanan Masyarakat Gereja Bethel Indonesia. Selamat membaca. Redaksi Tamu e-JEMMi, Berlian Sri Marmadi < http://misi.sabda.org/ > RENUNGAN MISI: KUASA DI ATAS KEJAHATAN "Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan." (Lukas 9:1) Pada saat Yesus akan pergi berkhotbah, Dia mulai membangun jemaat-Nya. Setelah berdoa semalam, Dia memilih 12 murid. Salah seorang dari ke-12 murid itu adalah Yudas. Walaupun demikian, Yesus berkata, "Aku mengenal orang-orang yang telah Aku pilih." Jangan terkejut bahwa Yesus menunjuk seorang manusia yang lemah, seseorang yang tidak dapat melawan godaan, dan bahkan seseorang yang memberikan dirinya untuk dikuasai iblis (1 Korintus 12:22). Jemaat dibentuk bukan hanya terdiri dari orang-orang yang kuat saja, melainkan juga terdiri dari orang-orang lemah. Tidak ada jemaat tanpa ada anggota tubuhnya yang lemah. Jika yang lemah tidak ada, kepada siapa yang kuat menunjukkan kasih mereka? Seseorang mungkin bertanya mengapa Tuhan menunjuk Yudas sebagai murid-Nya. Jawabannya sederhana, para pengkhianat akan selalu tinggal di antara orang-orang Kristen. Daud bernubuat untuk Yesus dengan berkata, "Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku." (Mazmur 41:9) Menyedihkan melihat bagaimana seorang teman dekat berubah menentang teman seimannya. Beberapa orang mengatakan bahwa Yudas sudah dikutuk dari awal sehingga dia tidak dapat berperilaku secara berbeda. Tetapi apakah itu mungkin? Apakah mereka lupa bahwa Allah penuh belas kasihan? Apakah mereka lupa bahwa Yesus tidak melakukan hal yang lain selain kebaikan, bahwa Dia mati bagi semua pendosa tanpa pengecualian? Jika seorang individu tidak menerima keselamatan, ini disebabkan karena dia tidak menginginkan keselamatan itu. Nyatanya, Yesus menangisi Yerusalem, dengan berkata, "Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu ... tetapi kamu tidak mau!" (Matius 23:37) Yesus mau menyelamatkan, tetapi manusia tidak mau diselamatkan. Manusia bebas untuk memilih. Begitu pula Yudas. Dia tidak diprogram untuk menjadi seorang pengkhianat. Dia sendiri bertanggung jawab menjadi seorang pengkhianat. Setelah Yesus disalibkan, Yudas mengaku dengan mulutnya sendiri, "Aku telah berdosa dengan mengkhianati orang yang tidak bersalah." Oleh karena itu, dia sendiri menyadari bahwa semua kesalahan adalah karena dia, bukan karena Allah. Mari kita pikirkan ini baik-baik! Sebelum Yudas benar-benar menjadi iblis, dia adalah teman dekat Yesus. Lalu, mengapa kita harus kecewa jika malaikat tidak ada di sekitar kita? Mari kita menahan iblis, seperti Yesus menolak nasihat-nasihat Yudas. Ketika Yesus memberikan kuasa kepada murid-murid-Nya untuk menguasai setan-setan, Yudas termasuk orang yang juga menerima kuasa itu, walaupun dia adalah seorang yang lemah di dalam iman. Bukan hanya yang kuat imannya yang menerima kuasa, melainkan juga yang lemah. Adalah penting memiliki iman. Seperti murid lainnya, Yudas diberi kuasa untuk menguasai iblis dan mengalahkan tipu muslihat musuh. Yesus juga memberikan kuasa kepada kita, bagi orang-orang yang lemah atau kuat untuk tetap setia. Allah menciptakan Adam sesuai dengan gambaran-Nya (Kejadian 1:28). Namun, seekor perayap yang menyebabkan kejatuhannya, bukan karena Adam tidak memiliki kuasa untuk mengalahkannya, melainkan lebih dikarenakan dia tidak menggunakan kuasa yang telah diberikan kepadanya. Kadang kala, kita juga membiarkan diri diperhamba oleh hal-hal yang lebih daripada Yesus. Alkitab berkata, "Karena itu setiap orang yang berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi" (1 Yohanes 3:6-10). Sekali diterima di antara murid-murid Yesus, Yudas juga memperoleh jalan masuk menuju sumber kuasa untuk tidak melakukan dosa. Tetapi, dia tidak menggunakan kuasa tersebut. Ini sama seperti yang dilakukan oleh banyak orang Kristen sekarang, yaitu meninggalkan dan tidak menggunakan kuasa itu. Saudara-saudara yang terkasih, "Kuatlah di dalam Tuhan dan di dalam kuasa kebesaran-Nya, yang membuatmu dapat tetap tegak berdiri melawan tipu muslihat iblis." Diambil dan disunting dari: Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Nopember -- Desember 2003 Penulis: Richard Wumbrand Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 2 PROFIL BANGSA: BONERATE DI INDONESIA Pendahuluan/Sejarah Orang-orang Bonerate tinggal di pulau Bonerate, Madu, Lalaotoa, Karompa, dan Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan. Pulau-pulau ini adalah bagian dari wilayah Bonerate, Passimasungu (Bonerate Utara), dan Pasimarane di kabupaten Selayar. Sulawesi adalah pulau berpegunungan yang luas, yang sering kali digambarkan dengan bentuk menyerupai bunga anggrek atau kepiting. Pulau tersebut memiliki garis pantai kira-kira 5.000 kilometer, dan terdiri dari empat semenanjung utama yang dipisahkan dengan teluk-teluk yang dalam, dengan dua semenanjung mengarah ke Selatan dan dua lainnya ke arah Timur Laut. Pulau Bonerate merupakan tempat yang sangat terpencil. Untuk mencapai Bonerate dari Makassar, ibukota Sulawesi Selatan, membutuhkan waktu 2-3 hari. Bagian pertama dari perjalanan ini adalah dengan mengendarai kapal feri menuju Benteng di Pulau Selayar, dan kemudian menyewa kapal nelayan karena tidak ada transportasi umum ke Bonerate. Bahasa utama mereka adalah bahasa Bonerate, yang dibuat menjadi dua dialek, yaitu Bonerate dan Karompa. Seperti Apa Kehidupan Mereka? Terdapat aliran jumlah penduduk yang tetap dari Bonerate karena orang-orang pindah ke bagian lain dari Sulawesi, seperti Makassar, Kendari, dan Toli-Toli. Secara khusus, orang-orang Bonerate pindah ke Makassar untuk mencari pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Cukup banyak orang Bonerate yang menjadi penjual roti dan kain di pasar-pasar kota. Banyak yang telah bermigrasi ke Toli-Toli dan Kendari, dengan harapan mendapatkan tanah pertanian yang lebih luas dan subur dengan harga yang murah. Mata pencaharian utama orang-orang Bonerate adalah nelayan dan petani. Hasil utama lahan mereka adalah ubi, ketela, cengkih, dan sagu, yang tumbuh alami tanpa pupuk. Para petani Bonerate tidak menanam secara khusus jenis sayuran yang lain karena lahannya terlalu kering. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka membawa sayuran dari pulau-pulau lain. Mereka juga mengonsumsi makanan laut seperti rumput laut, teripang, lola, dan bole-bole. Makanan utama orang Bonerate adalah ubi, sagu, dan ketela. Rumah-rumah dibangun di atas panggung yang dinaikkan, dengan ruang kosong di bawah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan. Rumah-rumah tertata rapi dalam baris-baris dengan dua baris rumah sepanjang pulau tersebut. Satu baris rumah lebih baik daripada rumah-rumah di baris kedua, yang menjelaskan pemilik rumah berbeda tingkat penghasilannya. Keperluan mandi dan kamar mandi dilakukan di garis pantai. Apa Keyakinan Mereka? Mayoritas orang Bonerate adalah Muslim, tetapi juga dipengaruhi oleh kepercayaan animistis yang kuat. Pada dasarnya, mereka percaya bahwa roh yang berkuasa menghuni laut. Oleh karena itu, ketika angin ribut dan gelombang tinggi terjadi, orang-orang sering kali percaya bahwa penguasa laut ini sedang marah. Perayaan dan upacara-upacara keagamaan yang beragam ditujukan untuk menenangkan roh laut tersebut. Apa Kebutuhan Mereka? Tingkat pendidikan masyarakat Bonerate pada umumnya masih sangat rendah. Lebih dari setengah dari orang-orang tersebut tidak pernah mengenyam sekolah atau tidak menyelesaikan sekolah dasar. Tingkat pengangguran sangat tinggi dan tingkat pendapat rendah. Fasilitas-fasilitas medis kurang; bahkan hanya ada dua klinik medis terapung yang dijalankan oleh pemerintah, yang keberadaannya bergantung pada cuaca. Fasilitas-fasilitas yang menarik untuk pariwisata, seperti dermaga, hotel, tersedianya listrik, air bersih, dan telekomunikasi belum ada di Benorate. (t/Anna) Pokok Doa: 1. Berdoa supaya setiap anak Tuhan mampu menggunakan kuasa yang sudah diberikan Tuhan dengan maksimal untuk melawan kejahatan. 2. Berdoa untuk Bonerate supaya ada anak-anak Tuhan yang dikirim ke sana untuk memberitakan Injil. 3. Berdoa agar Tuhan membuka jalan bagi mereka untuk mendengar Injil. 4. Berdoa untuk orang-orang yang tinggal di sana, supaya mau membuka hati untuk mengenal Allah yang benar. 5. Berdoa supaya ada perbaikan akses ke sana dan tingkat pendidikan, sehingga memudahkan pemberitaan Injil. Diterjemahkan dari: Nama situs: Joshua Project Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=10933 Penulis: Tidak dicantumkan Judul asli artikel: Bonerate of Indonesia Tanggal akses: 24 Januari 2012 KESAKSIAN MISI: SEORANG ANAK IRAK MEMBAYANGKAN YESUS SEPERTI SEBUAH JUBAH SPESIAL "Tuhan selalu bersama kami tidak ada yang perlu dikhawatirkan, itulah pesan ayah padaku." Aku selalu berkhayal memiliki sebuah jubah spesial, seperti yang dimiliki oleh Superman, dan kupakai sambil berlari keluar masuk kamar adikku. Jubah itu berwarna emas dengan paduan warna merah, persis seperti gorden di ruang makan kami. Aku berimajinasi seolah-olah aku adalah pelindung kerajaan, dan adikku sebagai putri yang harus dilindungi -- ya, saat dia sedang tidak membuatku kesal. Biasanya aku bermain di luar rumah, namun ketika sedang ada perang, kami terpaksa harus bermain di dalam rumah sepanjang hari. Kalau kami mau bepergian, kami menggunakan mobil, tetapi pertama-tama aku membantu ayahku dulu untuk memeriksa bagian bawah mobil, kalau-kalau terpasang bom. Kemudian, kami memeriksa sekeliling rumah. Semua orang selalu khawatir saat mau bepergian, meski hanya untuk jarak dekat di dalam kota. Kami memunyai beberapa tas yang berisikan barang-barang penting, untuk jaga-jaga apabila sewaktu-waktu kami harus pergi melarikan diri di tengah malam. Belum terpikirkan, apakah mainan-mainanku masih akan muat di dalam tas-tas itu. Dulu kami selalu pergi ke gereja, tapi sekarang tidak lagi setelah apa yang terjadi (ketika Gereja Katolik Suriah di Baghdad dibom pada tanggal 31 Oktober 2010). Sungguh, itu adalah hal yang sangat menyedihkan yang terjadi di gereja kami, dan aku kehilangan banyak teman. Mereka terbunuh. Aku tidak melihatnya secara langsung, tapi aku banyak mendengar cerita tentang itu. Aku rasa semuanya tidak akan sama lagi seperti sebelumnya, dan aku pikir aku perlu mengemban peran sebagai pelindung dan penjaga. Apa artinya ini bagi kami? Apakah kami akan aman ataukah kami pun akan ikut terbunuh? Bagaimana kalau suatu hari ayah tidak pulang ke rumah? Siapa yang akan menjaga ibu dan adikku? Akulah yang bertanggung jawab menjaga mereka. Kalau aku punya jubah spesial itu, aku akan mampu melindungi mereka. Suatu malam sebelum adikku pergi tidur, orang tuaku berdoa bersamanya. Sebenarnya, dia punya banyak hal yang ingin dikatakan kepada Tuhan. Aku tidak selalu punya banyak hal untuk dikatakan dalam doa; aku hanya memikirkannya dan kadang-kadang berdoa pada Tuhan di dalam pikiranku. Saat ini aku dapat mendengar adikku berdoa. Dia berdoa, "Tuhan, tolonglah supaya mereka tidak mengebom gereja-gereja yang lain dan supaya tidak ada bom-bom mobil; hentikanlah pembunuhan." Dia menjadi sangat ketakutan sejak terjadinya pemboman di gereja. Ibuku sering berdoa untuknya di malam hari karena adikku sering mengalami mimpi buruk sejak itu. Aku pun berdoa untuknya. Kemudian, ayah akan datang padaku dan berdoa untukku. Dia selalu berpesan bahwa Yesus akan menjaga keluarga kami, dan aku tak perlu merasa khawatir. Ayah berkata bahwa Tuhan bahkan mengasihi orang-orang yang menyakiti kami. "Karena Yesus adalah kasih -- dan itulah jubah spesialmu," katanya. Diambil dari: Judul buletin: Frontline Faith, Edisi Maret-April 2011 Penulis: Tidak dicantumkan Halaman: 6 SUMBER MISI: DEPARTEMEN MISI DAN PELAYANAN MASYARAKAT GEREJA BETHEL INDONESIA Departemen Misi dan Pelayanan Masyarakat adalah suatu departemen yang dibentuk oleh Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia, dengan tugas mengusahakan perkembangan dan pengembangan Jemaat Gereja Bethel Indonesia. Misi mereka adalah melaksanakan Amanat Agung melalui pelayanan holistik, yaitu pelayanan yang memandang, memahami, mendekati, dan memperlakukan manusia sebagai kesatuan yang utuh. Jenis pelayanan holistik yang dilakukan oleh Departemen Misi dan Pelayanan Masyarakat Gereja Bethel Indonesia meliputi: 1. Pelayanan masyarakat: orang tua asuh, musibah dan bencana, proyek komunitas, kesehatan masyarakat, dan pelayanan sosial. 2. Misi: perawatan tenaga misi, pengutusan dan penanaman gereja. 3. Sumber daya manusia: sekolah misi pembangunan desa, pusat pengembangan dan pelatihan, dan menjalankan pusat latihan pengembangan masyarakat. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap mengenai pelayanan yang dilakukan oleh Departemen Misi dan Pelayanan Masyarakat Gereja Bethel Indonesia, segera kunjungi situs mereka. (NY) ==> http://misi-pelmasgbi.org STOP PRESS: LOWONGAN SABDA 2012 -- IT FOR GOD Apakah Anda orang Kristen yang terpanggil untuk memakai talenta Anda bagi kemuliaan Tuhan? Bergabunglah dengan SABDA sekarang juga! Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > adalah yayasan Kristen nonprofit, nonkomersial, dan interdenoninasi, yang melayani dengan media komputer dan internet. Saat ini, kami membutuhkan beberapa staf yang punya kemampuan dan punya beban pelayanan. STAF IT 1. Programmer Komputer a. Menguasai bahasa pemrograman komputer. b. Memiliki kemampuan logika, matematika, dan testing/debugging. 2. Web Designer (Situs/CMS) & Web Designer (Grafis) a. Menguasai (X)HTML/CSS/PHP/MySQL,dll. (WD Situs). b. Menguasai tools grafis (WD Grafis). c. Memiliki pengalaman dengan situs dinamis/interaktif dan CMS desaign. 3. Database Administrator/Designer a. Menguasai MySQL/MS SQL/Oracle. b. Berpengalaman dengan database: admin, design, atau programming maintenance dan bisa tools untuk data conversions/data entry. 4. IT/MIS (Sysop, Hacker, PM, SA, NetAdmin, HDWR) a. Menguasai sistem jaringan teknologi informasi. b. Memiliki pengalaman luas dengan sistem TI. EDITOR & PENERJEMAH a. S1 Bahasa Indonesia (editor). b. DIII/S1 Sastra Inggris (penerjemah). c. Memiliki kemampuan menulis dengan baik. d. Memiliki pengalaman menerjemahkan atau menyunting naskah. HUMAS/PUBLIC RELATIONS a. DIII/S1 Komunikasi Massa (atau sejenis). b. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. c. Memiliki pengalaman pelayanan dan berorganisasi. Kualifikasi Umum: 1. Seorang Kristen yang mengasihi Tuhan dan punya hati untuk melayani Tuhan. 2. Memiliki semangat untuk terus-menerus belajar hal-hal baru. Kirimkan lamaran dan CV Anda ke email: YAYASAN LEMBAGA SABDA - HRD < cv@sabda.org > Info lengkap: http://www.ylsa.org/lowongan "TIDAK PERLU ADA REMAJA YANG BERTOBAT, JIKA SEJAK ANAK-ANAK MEREKA SUDAH DIJANGKAU OLEH INJIL" Kontak: < jemmi(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo Tim editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/misi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |