|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2010/34 |
|
e-JEMMi edisi No. 34 Vol. 13/2010 (25-8-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Budaya dalam Kerangka Pikir Misiologi
SUMBER MISI: Compass Direct News
DOA BAGI MISI DUNIA: Dagestan, Timur Tengah
DOA BAGI INDONESIA: Ibadah di Pinggir Jalan
______________________________________________________________________
THE SAME CHRIST WHO TELLS OF HEAVEN WITH ALL ITS GLORIES
TELLS OF HELL WITH ALL ITS HORRORS
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Sangat penting memahami budaya orang lain sebelum kita memberitakan
Kabar Baik kepadanya. Dengan mengetahui budayanya, kita bisa mencari
"celah" untuk membagikan kebenaran tanpa melukai perasaan orang
tersebut. Akan tetapi, hal ini terkadang diabaikan oleh kebanyakan
orang percaya, sehingga bukan saja tidak berhasil memenangkan jiwa
orang tersebut, bahkan membuat mereka terluka dan antipati terhadap
kekristenan. Melalui artikel yang kami persiapkan ini, kita akan
belajar bagaimana memberitakan Injil Yesus Kristus kepada mereka
yang memiliki budaya yang berbeda dengan kita.
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
http://misi.sabda.org
http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI
BUDAYA DALAM KERANGKA PIKIR MISIOLOGI
MEMAHAMI BUDAYA
Setiap orang memiliki budaya dan tidak seorang pun dapat dipisahkan
dari budayanya sendiri. Tantangan berat bagi para misionaris
(baik dalam maupun luar negeri) adalah mengidentifikasi diri dengan
orang-orang yang dilayani. Untuk itu, mereka dituntut memahami
budaya kelompok masyarakat yang dituju.
Langkah pertama untuk belajar budaya-budaya lain adalah menguasai
budaya sendiri. Apakah arti budaya itu? Budaya menurut para sarjana
Antropologi adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal
(Kuncaraningrat). Budaya adalah sejumlah kebiasaan yang saling
berkaitan (Antropolog AS Boas Kroeber, Clinton, dll.). Budaya adalah
organisasi sosial yang direfleksikan oleh keseluruhannya (Antropolog
Inggris Malinowski, Raeliffie Brown). Lloyd E. Kwast menjelaskan:
"Budaya memiliki empat lapisan yang terdiri dari tingkah laku,
nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, dan cara pandang dunia.", 1. Tingkah laku: "Apa yang Dibuat atau Dikerjakan"
Lapisan yang paling luar adalah "tingkah laku", yang dapat
diamati dengan mudah. Hal-hal yang dapat diamati adalah:
kebiasaan-kebiasaan serta bahasa-bahasa dalam berbagai bentuk
dan arti. Rangkaian antara bentuk dan arti menghasilkan
suatu simbol: "Apa yang dikerjakan?" Pertanyaan tersebut
melahirkan pertanyaan: "Apa artinya?"
Contoh:
Acungan jempol, berjabat tangan, orang Barat berpelukan sambil
mencium pipi, dan lain-lain.
2. Nilai-Nilai: "Apa yang Baik atau yang Terbaik?"
Tingkah laku kebanyakan bersumber dari suatu sistem nilai-nilai
standar tingkah laku dan pertimbangan yang memberikan tuntutan ke
dalam hal apa yang baik dan indah atau terbaik dan terindah.
Sistem nilai biasanya tumpang tindih dengan budaya. Pertanyaan
"Apa yang baik atau yang terbaik?" mencetuskan pertanyaan lain:
"Apa yang dibutuhkan?"
Contoh:
Di Irlandia jumlah penduduk lebih besar daripada persediaan
makanan. Penduduknya sering mengalami kekurangan makanan yang
amat dahsyat, dan itu sudah biasa bagi mereka. Oleh karena
itu, ada kebutuhan yang nampak dan mendesak yaitu mengurangi
jumlah penduduknya. Tetapi karena jumlah mayoritas penduduk
adalah pemeluk agama Kristen yang menolak KB, maka jalan
keluarnya adalah menyusun dan mengembangkan kebudayaan dengan
suatu anjuran yang menyerupai keharusan. Setiap penduduknya
diminta untuk tidak menikah sebelum berusia 30 tahun.
Akhirnya, laju pertambahan penduduk bisa dikurangi karena
adanya penundaan pernikahan.
Di India terjadi sebaliknya, pernah juga terjadi kelaparan
yang sangat hebat sehingga rata-rata orang di sana hanya
berusia 28 tahun. Hampir setengah dari anak-anak meninggal
sebelum berusia 5 tahun, sehingga terjadilah kekurangan
penduduk. Dengan demikian nampaklah suatu kebutuhan dan budaya
yang harus dikembangkan sebagai jalan keluar dari masalah
tersebut. Wanita-wanita di India diwajibkan untuk menikah pada
usia 12 atau 13 tahun. Akhirnya terjadilah ledakan jumlah
penduduk yang luar biasa sampai sekarang.
3. Kepercayaan-Kepercayaan: "Apa yang Benar?"
Nilai-nilai merupakan refleksi dari kepercayaan-kepercayaan.
Sering kali, kepercayaan-kepercayaan dipertahankan secara
teoretis tetapi tidak memengaruhi nilai-nilai atau tingkah laku.
Sistem kepercayaan-kepercayaan berperan untuk memberikan tuntutan
kepada masyarakat setempat dalam mengambil keputusan-keputusan
dan tindakan-tindakan.
Contoh:
Perang antara suku Madura dengan suku Dayak di Kalimantan Barat.
Suku Dayak identik dengan kekristenan yang percaya bahwa tidak
diperbolehkan membunuh manusia. Tetapi kebutuhan akan
kelangsungan hidup dan kejayaan suku tersebut membuat mereka
memilih membunuh daripada tetap mengikuti kepercayaannya.
4. Cara Pandang Dunia: "Apa yang Terjadi?"
Cara pandang dunia adalah keyakinan dasar seseorang yang
berfungsi sebagai lensa tafsir terhadap kenyataan dan penuntun
menuju suatu keputusan.
Contoh:
Orang dari suku Jawa percaya ada hari-hari tertentu yang baik
yang bisa mendatangkan kebaikan dan ada hari-hari tertentu
yang tidak baik yang mendatangkan sial. Jika ada rumah tangga
yang berhasil atau gagal sering ditafsirkan karena pengaruh
hari perkawinannya.
Sifat Umum dari Budaya
1. Allah menciptakan budaya.
Para misiolog, khususnya yang berpaham injili, rata-rata percaya
bahwa budaya adalah ciptaan Allah yang baik pada mulanya dan
rusak bersama dengan jatuhnya manusia dalam dosa.
2. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk berbudaya.
Ini adalah satu hal yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk
lain yaitu manusia sebagai makhluk yang berbudi dan berbudaya.
3. Budaya telah rusak bersama dengan rusaknya gambar dan rupa Allah
dalam diri manusia.
Karena manusia tidak bisa dipisahkan dengan budayanya, maka
penebusan sudah barang tentu meliputi budaya. Oleh karena itu,
para misiolog perlu mengamati dan menghargai budaya-budaya lain,
mengantisipasi karya Allah di dalam dan melalui budaya-budaya
tersebut.
INJIL DAN BUDAYA
Injil di Balik Budaya
Dalam gerakan pemberitaan Injil yang dilakukan oleh para misionaris,
pernah terjadi perbedaan yang tidak jelas antara Injil dan
kebudayaan. Walaupun tidak mudah, perbedaan Injil dan budaya harus
dibuat dengan jelas. Jika perbedaan antara kedua unsur tersebut
kurang jelas, akan ada bahaya bagi pembawa Injil untuk membiarkan
budayanya sendiri menjadi pesan Injil. Ada beberapa contoh "bagasi
budaya" yang dijadikan bagian dari pesan Injil, seperti demokrasi,
kapitalisme, bangku dan mimbar gereja, sistem organisasi, peraturan,
pakaian resmi pada hari Minggu, dll.. Akhirnya, sering kali terjadi
permasalahan terhadap budaya asing yang ditambahkan atau dilampirkan
pada pesan Injil mengakibatkan penolakan terhadap kekristenan.
Injil vs Budaya
Ketika berhadapan dengan budaya, Injil sering menghadapi dua
kemungkinan, yaitu Injil menelan budaya atau budaya menelan Injil.
Kedua-duanya sama-sama mendatangkan kerugian. Jalan keluarnya adalah
kontekstualisasi.
Beberapa contoh:
a. Orang-orang Kristen di Jawa tidak lagi mengurusi kuburan
leluhurnya dan memanjatkan doa di sana sehingga
kuburan-kuburan orang Kristen Jawa menjadi rusak, kotor, dan
tidak terawat. Akibatnya orang-orang Jawa yang belum Kristen
takut masuk Kristen karena takut kuburannya tidak terawat dan
tidak dikirimi doa oleh kerabatnya.
b. Orang-orang Kristen di Afrika tidak lagi membersihkan
sampah dan kotoran-kotoran yang menurut keyakinan sebelumnya
dipakai sebagai tempat persembunyian roh-roh jahat; mereka
tidak lagi takut dengan roh-roh tersebut. Akibatnya,
sampah dan kotoran-kotoran tersebut menjadi sarang penyakit
dan banyak mendatangkan kematian. Hal tersebut menghalangi
orang lain untuk menjadi Kristen.
Orang-orang Kristen Indonesia yang beribadah di sebuah gereja
dengan mimbar dan bangku, pakaian bagus, tata ibadah, paduan
suara, seperangkat alat musik dan lain-lain lebih mencirikan
budaya Barat daripada Injil, sehingga bagi orang-orang yang tidak
bisa menerima budaya Barat dengan sendirinya menolak Injil.
ANALISA BUDAYA
Agar tidak terjadi kekeliruan, para utusan Injil harus menganalisa
budaya sesuai dengan tahapan-tahapannya, sehingga ada peluang untuk
membuka pintu masuk bagi Injil.
Tahap Fenomenologis
Tahapan ini hanya melihat fenomena dari permukaan saja. Dalam ilmu
alami kita menyelidiki fenomena dari pengalaman panca indra. Para
ilmuwan sosial (anthro, sosio, psiko) memandang dari "pendekatan
orang dalam" ("pendekatan emic") terhadap realita. Kita menyelidiki
bagaimana orang dalam memandang sesuatu, sebab ini merupakan
kerangka untuk kita mengerti kepercayaan dan tingkah lakunya.
"Pendekatan orang dalam" ini menolong kita mengerti orang dari
kebudayaan lain dari sudut pandang mereka. Tetapi pendekatan ini
tidak disertai dengan pemikiran kritis. Penjelasan tentang suatu
fenomena diterima sebagai suatu kebenaran. Jadi, kalau mereka
berkata bahwa penyakit cacar disebabkan oleh suatu roh atau karena
kutukan nenek moyang, maka jawaban itu akan diterima sebagaimana
adanya. "Pendekatan emic" akhirnya hanya akan menghasilkan pikiran
naif dan relativisme kebudayaan. Tidak ada yang mutlak atau benar
secara universal.
Tahap Ontologis
Pada tahap ini kita berusaha menggali fenomena lebih dalam lagi
untuk mengetahui "realita yang sebenarnya". Pada tahap ini kita
mengevaluasi berbagai teori; kita menerima teori yang lebih dapat
menjelaskan realita dan menolak yang lain. Pada tahap ontologis kita
menegaskan bahwa ada suatu realita yang benar yang didukung oleh
teori-teori, dan bahwa ada "penyebab" absolut atas segala sesuatu.
Dalam ilmu antropologi pendekatan ontologis disebut sebagai
"pendekatan etic". "Pendekatan etic" berarti kita mengembangkan
suatu sistem untuk membandingkan dan mengevaluasi berbagai kultur
untuk mencapai suatu teori universal. Misalnya, kita mengambil
konklusi bahwa malaria di seluruh dunia disebabkan oleh nyamuk.
Atau, gerhana matahari disebabkan oleh bulan melintas di bawah
matahari.
Tahap Misiologis
Dalam pelayanan lintas budaya kita harus menghadapi perbedaan antara
pendekatan emic dan etic. Misalnya ada kultur yang membenarkan
pembunuhan anak, tetapi berdasarkan Alkitab kita menegaskan
perbuatan itu sebagai dosa. Hitler membenarkan pembunuhan orang
Yahudi, sebagai orang Kristen kita kutuk perbuatan itu sebagai dosa.
Dalam hubungan kita dengan masyarakat non-Kristen kita perlu memulai
dengan kepercayaan dan praktik mereka. Misalnya, kepada orang yang
beragama lain yang menolak pembunuhan segala sesuatu, kita jelaskan
obat luka sebagai "obat membersihkan luka", bukan "obat pembunuh
kuman`". Atau, di masyarakat yang masih percaya kepada dukun kita
mungkin bisa menawarkan alternatif baru daripada menantang jawaban
yang lama, seperti obat sebagai ganti dukun.
Bahaya memakai pendekatan emic ialah kita menguatkan kepercayaan
mereka. Ada bagian-bagian dalam setiap kebudayaan yang tidak dapat
diterima oleh Injil, dan bagian ini perlu ditantang. Ketika Injil
tidak menantang kultur, melainkan mendukungnya, maka akan timbul
suatu aliran kepercayaan.
Supaya kita menghasilkan orang Kristen dewasa, maka kita harus
menantang kepercayaan palsu dan memperkenalkan kebenaran alkitabiah.
Artinya, kita harus memperkenalkan standar dan kepercayaan
eksternal. Oleh karena itu pendekatan misiologi yang baik adalah
yang menggabungkan pandangan emic dan etic, dan rela bekerja dalam
ketegangan yang akan timbul di antaranya.
Diambil dan disunting dari:
Judul diktat: Perubahan Budaya dan Kontektualisasi
Penyusun: Imanuel Sukardi
Penerbit: Tidak dicantumkan
Halaman: 9 -- 15
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
COMPASS DIRECT NEWS
==> http://www.compassdirect.org
Compass Direct News adalah situs layanan berita berbahasa Inggris
yang didedikasikan untuk menyediakan berita eksklusif, laporan,
wawancara, dan analisa mendalam mengenai situasi dan
peristiwa yang dihadapi orang Kristen yang mengalami tantangan
dalam mengikuti Kristus. Berita-berita yang disajikan dalam situs
ini adalah berita dari berbagai belahan dunia dan kebenarannya
dapat dipertanggungjawabkan. Kategori berita dalam situs ini dibagi
berdasarkan negara, seperti Bangladesh, Indonesia, Laos, Uganda,
dan sebagainya. Melalui situs ini, Anda juga bisa berpartisipasi,
baik dalam doa maupun dana untuk menopang saudara-saudara seiman
kita yang sedang mengalami tekanan dan aniaya di berbagai belahan
dunia. (NY)
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
D A G E S T A N
Berbagai sumber dari North Caucasus Network (NCN) mengonfirmasi
bahwa seorang pendeta senior dari sebuah gereja di Dagestan Tengah,
Rusia, diserang dan ditembak oleh beberapa penembak jitu misterius
ketika ia sedang meninggalkan rumah doa gereja sekitar pukul 17.30
waktu lokal. Pendeta senior tersebut meninggal di rumah sakit sejam
kemudian.
NCN mengajak gereja global untuk berdoa bagi rekan-rekan di
Dagestan. Gereja telah menjadi target taktik intimidasi dari
orang-orang Dagestan yang menyimpan ketakutan yang tidak masuk akal
terhadap pelayanan Kristen di wilayah ini. Anggota-anggota gereja
dan kepemimpinan gereja sering kali menghadapi taktik-taktik
intimidasi dari bermacam-macam kelompok.
Sebanyak 98% orang Dagestan memeluk agama sepupu. Dagestan merupakan
salah satu republik Rusia yang termiskin. Mereka juga memunyai
kekayaan sejarah dan etnis dari 32 kelompok etnis. Dagestan terus
menderita di bawah persaingan fraksi-fraksi dari gerakan jihad
global yang kompleks. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Juli 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14484]
Pokok Doa:
* Doakan agar Tuhan melindungi dan menjaga hati umat percaya dan
gereja-gereja di Dagestan dari intimidasi pihak-pihak tertentu
yang ingin menghancurkan iman percaya mereka.
* Doakan agar Tuhan memulihkan dan melawat Dagestan sehingga
masyarakat di sana dapat terbuka menerima kasih Kristus dan dapat
hidup dengan damai yang dari Tuhan.
T I M U R T E N G A H
SAT-7, sebuah satelit televisi Kristen yang melayani di Timur Tengah
dan Afrika Utara, baru saja meluncurkan program barunya yang bernama
"Pelayanan Safari". Melalui program ini, masyarakat Timur Tengah
dapat bertemu langsung dengan para pengikut Kristus yang melayani
melalui SAT-7 (seperti musisi, penyanyi, penginjil-penginjil Arab)
karena mereka berkunjung dari desa ke desa serta singgah di berbagai
rumah sakit, panti asuhan, dan rumah. Orang-orang Timur Tengah
terkejut sekaligus senang dengan kunjungan-kunjungan ini. Puji
Tuhan, mereka menyambut tamu-tamu tersebut dengan hangat.
Penonton melihat bahwa SAT-7 peduli. Kunjungan pribadi mengubah
cara pandang mereka tentang orang-orang Kristen. Doakan pelayanan
ini karena SAT-7 memengaruhi dan menjangkau beribu-ribu jiwa dengan
kasih Kristus dan firman-Nya. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Juli 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14450]
Pokok doa:
* Mengucap syukur untuk pelayanan SAT-7 yang telah memberkati dan
menguatkan umat percaya di Timur Tengah. Doakan agar Tuhan
memberikan kreativitas kepada tim SAT-7 untuk memperluas pelayanan
mereka.
* Mengucap syukur untuk setiap dukungan keuangan yang diberikan
kepada SAT-7. Doakan agar mereka yang dipercaya untuk mengelola
berkat ini, dapat menggunakannya dengan bijaksana.
_____________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
IBADAH DI PINGGIR JALAN
Sejak 11 April 2010, warga jemaat sebuah gereja di Jawa Barat harus
melaksanakan ibadah hari Minggu di pinggir jalan. Alasannya, karena
gedung gereja yang biasa mereka gunakan untuk beribadah telah
disegel oleh pihak tertentu. Meski gereja tersebut sebenarnya telah
memiliki izin resmi dan lengkap, ada sekelompok orang yang keberatan
dengan kehadiran gereja tersebut. Mari berdoa agar jemaat ini dapat
segera beribadah di tempat yang memadai.
Sumber: http://www.compassdirect.org/english/country/indonesia/22451/
POKOK DOA:
1. Doakan jemaat ini agar diberikan kesabaran dan kekuatan dari
Tuhan. Biarlah Tuhan yang menjaga hati mereka untuk tetap
mengasihi orang-orang yang memusuhi mereka.
2. Doakan agar upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh
pihak gereja dan pemerintah setempat dapat menghasilkan solusi
yang terbaik.
3. Berdoa bagi masyarakat Indonesia, terkhusus umat percaya, agar
tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita dan aksi-aksi yang
dilakukan oleh pihak tertentu. Biarlah kita bisa menyikapinya
dengan bijaksana
4. Doakan agar pemerintah Indonesia dapat lebih memerhatikan dan
bersikap bijaksana, terhadap masalah penutupan dan perizinan
pendirian gereja di Indonesia.
5. Doakan agar Tuhan menolong jemaat gereja di Jawa Barat ini untuk
menemukan tempat ibadah sementara yang memadai. Biarlah mereka
juga tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin
memperkeruh masalah yang ada.
6. Berdoa agar damai Kristus yang memerintah semua pihak yang
terlibat dalam masalah ini.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |