Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2005/34 |
|
![]() |
|
e-JEMMi edisi No. 34 Vol. 8/2005 (24-8-2005)
|
|
~//~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ / Jurnal Elektronik Mingguan Misi (e-JEMMi) Aug 2005, Vol.8 No.34 ~*/*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ SEKILAS ISI: [Editorial] [Tokoh Misi] : Florence Nightigale [Sumber Misi] : Gospel For Asia Ministries, Pemimpin yang Menjadi Teladan [Doa Bagi Misi Dunia]: Eritrea, Ghana, dan Somalia [Doa Bagi Indonesia] : Pelayanan Kesehatan [Surat Anda] : Mendoakan Pergumulan Saudara-saudara Seiman [URLs Edisi Ini] *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~* EDITORIAL *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ Salam dalam kasih Kristus, Dunia keperawatan adalah salah satu bidang pekerjaan yang menuntut kita untuk dapat melayani orang lain dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati. Pelayanan merawat orang sakit dan memperhatikan kebutuhan mereka hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki hati seorang hamba. Melalui sajian Tokoh Misi minggu ini, kita akan belajar tentang seorang wanita yang tidak hanya yakin dengan panggilannya, tetapi juga telah patuh pada panggilan itu dan akhirnya menjadi berkat yang luar biasa bagi banyak orang. Nama wanita tersebut adalah Florence Nightigale, seorang tokoh Kristen yang harum namanya karena pengabdian hidupnya dalam dunia keperawatan. Selamat menyimak sajian e-JEMMi minggu ini dan tak lupa kami mengajak Anda untuk berdoa bagi Eritrea, Ghana, Somalia, dan pelayanan kesehatan di Indonesia. (Lis) Redaksi e-JEMMi *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ "PEKERJA KRISTEN HARUS MEMANDANG DIRINYA SEBAGAI HAMBA DAN HARUS RINDU UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN ORANG LAIN." *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* TOKOH MISI *~ FLORENCE NIGHTIGALE =================== Terang Kristus dalam Pekatnya Dunia Perawat Keputusannya menyentak seisi rumah. Keluarganya tak menyangka bahwa gadis manis yang telah terbiasa hidup senang memilih menjadi perawat, padahal citra perawat pada waktu itu buruk. Sebuah Visi ----------- Florence gadis manis yang cantik itu lahir di kota Florence, Italia pada 12 Mei 1820. Flo, begitu panggilannya, dilahirkan dari keluarga kaya. Karena itu hidupnya bergelimang kesenangan. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia merasa prihatin dengan orang-orang yang hidup miskin. Pada 7 Pebruari 1873, Florence mendapat visi untuk mengabdi kepada masyarakat. Dalam buku pribadinya ia menulis, "Tuhan telah bersabda kepadaku dan memanggilku untuk mengabdi kepada-Nya." Visi itu selalu menantangnya untuk mematuhi panggilan mulia ini. Namun, tampaknya hal ini tidak semudah yang ia bayangkan. Keluarganya, terutama sang ibu, menentang keinginannya. Rupanya keluarga Flo memiliki obsesi khusus bagi masa depannya. Untunglah ia seorang wanita yang terdidik sehingga dapat menahan perasaan di hatinya. Namun tanpa disadarinya, pengekangan itu justru membuatnya makin tertekan sehingga ia jatuh sakit. Oleh karena itu, ia pergi ke rumah bibinya. Di rumah bibinya Florence merasa agak terhibur. Ia menekuni pelajaran matematika, bahasa Yunani, dan Filsafat. Sewaktu sang bibi menyampaikan kegiatan Flo di London, ibunya tidak setuju. Bagi ibunya takdir Florence adalah menikah dan mengurus rumah tangga dengan baik. Menantang Badai --------------- Rasa simpati Flo terhadap kehidupan di sekitarnya yang miskin dan menderita mulai membuatnya nekad. Karena itu, ia tak segan mengunjungi mereka sambil membagikan sup dan uang. Flo begitu gemas terhadap para gadis yang menghambur-hamburkan uangnya untuk membeli pakaian mahal yang dijahit oleh para gadis lain yang harus menahan lapar. Di benak Flo yang ada hanyalah keprihatinannya terhadap penderitaan manusia. Karena itu, ia bertekad menjadi orang yang berguna bagi orang miskin. Tetapi apa yang dapat dilakukannya? Tampaknya menolong orang melarat bukanlah pekerjaan yang tepat baginya. Karena itu, untuk beberapa waktu ia agak bingung menentukan ladang pelayanan yang tepat guna merespon panggilan Tuhan yang diterimanya. Pada tahun 1844, saat Florence berusia 24 tahun, ia menemukan pekerjaan yang cocok untuk memenuhi panggilannya, yaitu menjadi perawat. Tanpa berkonsultasi dengan orangtuanya ia memutuskan belajar tentang keperawatan. Keputusannya membuat sang ibu marah, bahkan Parthe, kakak Flo histeris. Namun tekadnya telah bulat. Secara diam-diam ia mulai mempelajari laporan-laporan tentang rumah sakit untuk memperbaiki citra perawat yang buruk waktu itu. Selama beberapa tahun Flo mengalami ketidakpastian hidup. Kekecewaan demi kekecewaan dialaminya silih berganti. Ibu dan kakaknya selalu mencercanya. Mereka tak mampu merasakan pergumulan batinnya. Tahun 1849 Flo hampir bunuh diri. Namun ia dapat mengatasinya. Ia, bahkan sempat jatuh cinta pada Robert Milnes seorang lelaki cerdas yang dikaguminya. Sayang, rasa cintanya itu tidak terpenuhi. Pasalnya bagi Flo pernikahan hanya akan menghalangi pengabdiannya. Dengan berat hati ia menolak pinangan lelaki pujaannya. Pada Oktober 1846 seorang temannya memberi informasi tentang keadaan rumah sakit milik gereja yang ada di Kaiserswerth, Jerman. Sesampainya di Kaiserswerth ia melihat pastor menghimbau para wanita Kristen untuk menjadi perawat. Selama dua minggu di kota itu Flo mengamati para suster merawat orang sakit dan itu berkesan baginya. Karena itu, ia juga bertekad mengajak wanita lain untuk terlibat pelayanan kemanusiaan. Sekembalinya dari Kaiserswerth, ibu dan saudaranya mengomel dan meminta agar Flo tidak menyebut-nyebut kota itu lagi. Mereka berasumsi bahwa pekerjaan sebagai perawat hanya mempermalukan keluarga. Meski kendala dari keluarganya datang beruntun, ada saat bagi Flo untuk mengambil keputusan. Kali ini dengan berat ia harus menentang keluarganya apa pun alasan atau risiko yang bakal dihadapinya. Ia belajar ilmu keperawatan di Jerman, kemudian di Prancis. Pada waktu itu berbagai rumah sakit yang ada bersifat sektarian. Karena itu, ketika ia hendak belajar di Rumah Sakit Katholik, Flo yang beragama Protestan meminta nasihat Pastor Manning di Inggris. Hasilnya, kardinal itu menganjurkan Flo mengikuti latihan keperawatan di rumah sakit yang dikelola oleh para suster Katholik. Setelah pengetahuannya tentang keperawatan cukup memadai, ia kembali ke London dan menjadi guru sebuah rumah sakit besar. Di rumah sakit ini rasa cintanya terhadap manusia yang menderita semakin besar. Karena itu, ia menentang diskriminasi yang berlaku pada waktu itu. Flo yakin bahwa sikap hidup yang demikian tidak sesuai dengan kasih yang diajarkan Tuhan Yesus. Selain belajar tentang keperawatan, ia juga giat mempelajari segala kekurangan yang menyebabkan pelayanan rumah sakit menjadi buruk. Atas ketekunan dan kejeliannya dalam melakukan pelayanan, ia menjadi orang yang sangat dicintai. Ia menulis semua pengamatannya dalam tulisan ilmiah yang memuat segala kekurangan dan jalan keluar pada sistem rumah sakit di Inggris. Tulisan ini membuat Flo semakin terkenal. Flo kemudian dipercaya mengkoordinasi pelayanan kesehatan tentara Inggris dan sekutu selama perang Krim. Di Rumah Sakit Militer Scutari ia melihat kondisi dan pengelolaan rumah sakit yang buruk. Ia menyaksikan para serdadu bergelimpangan dan terluka sekarat dibiarkan begitu saja bak binatang tak berharga. Flo melengkapi rumah sakit dengan berbagai perlengkapan yang memadai, bahkan merenovasinya dengan hasil donasi dan uangnya sendiri. Setelah perang usai perjuangan dan kegigihannya semakin dikenal. Di Inggris ia dianggap sebagai malaikat penyelamat perang Krim yang ganas itu. Ia menerima berbagai pujian dan penghargaan. Sumbangan yang datang berjumlah banyak sehingga diputuskan mendirikan Yayasan Nightigale yang menangani sebuah lembaga pelatihan keperawatan. Seusai perang Krim, Flo tampak kelelahan. Tenaganya telah terkuras dalam perjuangan di medan perang. Saat itu ia berpikir bahwa inilah akhir perjuangannya. Ia tak pernah membayangkan bahwa itu baru permulaan dari suatu perjuangan panjang yang membutuhkan pengorbanan. Perang Krim bagaikan laboratorium bagi kasus yang berhubungan dengan keperawatan. Pengamatan yang dilakukan Flo terhadap puluhan rumah sakit di Eropa dan di barak-barak militer menunjukkan bahwa kematian para pasien sering diakibatkan oleh bangunan yang lembab, kotor, tanpa ventilasi, saluran air yang tidak teratur dan jatah makanan minim. Lentera yang Memudar -------------------- Selama 50 tahun sisa hidupnya, Florence Nightigale menjadi cacat dan lumpuh. Pada hari-hari itu ia tidak lagi dapat bergerak bebas karena selalu berada di atas kursi roda. Inilah yang membuatnya kesepian. Apalagi setelah kematian Sidney Herbert dan beberapa teman yang membantunya. Semuanya itu menggoncangkan jiwanya. Namun Flo tetap berjuang menjalankan tugasnya. Atas perjuangannya, Flo dapat mempengaruhi pemerintah India untuk memperbaiki sistem kesehatan di negeri Sungai Gangga. Ia juga berhasil membangkitkan reformasi asrama gelandangan di Inggris dan menulis ribuan halaman kertas kerja yang revolusioner di bidang keperawatan. Beberapa karya monumentalnya antara lain, sekolah perawat wanita di St. Thomas`s Hospital London dan sebuah karya berjudul `Notes on Nursing of The Sick Poor`. Henry Dunant pendiri Palang Merah Internasional dan pelopor Konvensi Jenewa pun mengakui bahwa kertas kerja Florence merupakan ilham bagi dirinya untuk melakukan hal-hal berguna bagi kemanusiaan. Bahkan, apa yang dilakukan Henry Dunant merupakan penghargaan bagi Florence Nightigale. Tahun 1906 Flo menjadi pikun, sehingga semua kegiatannya otomatis terhenti. Namun, apa yang telah dilakukannya merupakan karya abadi yang tidak mungkin dilupakan. Sebelum kematiannya, di seluruh dunia telah berdiri ribuan sekolah perawat dan semua diakui sebagai karya Florence Nightigale. Ia meninggal pada 13 Agustus 1910 dalam usia 90 tahun. Ia telah menjadi ibu terbaik bagi ribuan pasien yang menderita sakit. Terang Kristus yang bersinar melalui Florence Nightigale yang dijuluki dengan wanita dengan lentera benar-benar telah menyinari lorong-lorong gelap kesehatan manusia. Walaupun lentera di tangannya telah padam karena ia telah berpulang ke rumah Bapa di surga, Flo telah berhasil menyalakan banyak lentera lain yang menyala secara estafet sehingga tak akan padam sampai akhir dunia. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Tokoh-tokoh Kristen yang Mewarnai Dunia Judul Artikel: Florence Nightigale Penulis : Rudy N. Assa Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta, 2002 Halaman : 249 - 260 *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* SUMBER MISI *~ GOSPEL FOR ASIA MINISTRIES ==> http://www.gfa.org/ [1] ==> http://www.gfa.org/gfa/tsunami [2] Dalam beberapa jam setelah musibah Tsunami, Organisasi Pelayanan "Gospel for Asia"[1] segera bereaksi dengan mengirimkan bantuan berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan bagi para korban tragedi yang mengenaskan tersebut. Bantuan dilanjutkan dengan upaya penggantian perahu-perahu nelayan, jaring ikan, pembangunan rumah- rumah baru, penyediaan sarana kesehatan, dan menampung sekitar 8.000 anak yang menjadi korban yang berhasil selamat di bawah program "Jembatan Pengharapan". Kunjungi situs GFA`s Tsunami Response[2] untuk informasi lebih lanjut. Anda juga dapat mengetahui lebih lanjut mengenai pelayanan internasional dari organisasi ini bagi masyarakat lain yang sedang terkena musibah. PEMIMPIN YANG MENJADI TELADAN ==> http://www.religionjournal.com/showarticle.asp?id=2761 ==> http://www.mercyships.org Ketika para pemimpin dunia bertemu dalam KTT G8 di Skotlandia, Organisasi Amal Dunia "Mercy Ships" telah mengirimkan pesan yang luar biasa lewat keteladanan lebih dari 340 sukarelawannya yang melayani di Afrika. Dalam tahun ini saja, lebih dari 1.500 pasien di Afrika Barat akan menjalani operasi gratis, dan 7.000 pasien sakit gigi akan menerima pemeriksaan gigi gratis atas prakarsa Mercy Ship. Berbagai ahli kesehatan profesional Kristen dari berbagai penjuru dunia telah menyumbangkan waktunya untuk turut serta dalam pelayanan Mercy Ship. Ahli-ahli bedah, psikoterapi, ahli kesehatan, para pekerja pelayanan masyarakat juga turut serta. Para juru masak sukarela, pelaut, ahli teknologi, dan pekerja kesehatan tersebut bekerja secara cuma-cuma, bahkan mereka membayar biaya para kru yang turut serta dalam menolong mereka yang miskin. "Tiap hari, di dunia telah terjadi tsunami kecil di Afrika," kata Don Stephens, presiden dan pendiri Mercy Ship. "Tiap hari kita melihat akibat dari musibah yang terjadi bukan akibat kejadian alam, melainkan mungkin akibat ketidakpedulian atas sesama manusia. Seperti saat kita menunjukkan pada dunia, dan mengejutkan diri kita sendiri atas apa yang dapat kita lakukan di Asia, saya percaya kita dapat mengejutkan dunia dan Afrika dengan usaha yang kita lakukan bersama untuk menanggulangi tsunami kecil di benua itu." Kunjungi alamat website di atas untuk informasi lebih lanjut. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* DOA BAGI MISI DUNIA *~ E R I T R E A Perhatian dan kepedulian Internasional adalah kebutuhan mendesak bagi orang-orang Kristen yang berada di penjara, Eritrea. Eritrea- AS (MNN) -- Sementara itu, sekitar 900 orang Kristen telah dihukum penjara di Eritrea, Afrika. Apakah kesalahan mereka? Mempraktikkan iman mereka dalam Yesus Kristus. Sebagai respon atas hal itu, "Open Doors" mengundang orang-orang Kristen untuk mendukung orang-orang percaya di Eritrea. Melalui pelayanan pemuda mereka yang bernama "Underground", wakil dari "Open Doors", Jeff Shreve berkata bahwa mereka memfasilitasi para pemuda untuk dapat turut membantu: "Kita ingin supaya gereja dan para pemuda Kristen di Amerika memberi perhatian atas kenyataan akan adanya hukuman yang diterapkan bagi pengikut Kristen. Fokus kita adalah di Eritrea, namun ini hanyalah sebuah cerminan dari apa yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya, jadi kita ingin supaya mereka mempelajari apa yang terjadi dan ikut terlibat di dalamnya." Ini adalah situasi yang mendesak, itulah mengapa perhatian dan keterlibatan sangat dibutuhkan. Shreve berkata bahwa mereka berharap dapat mengumpulkan dana sebesar 56 ribu dollar. "Pemenjaraan itu tidak berhenti, tidak berkurang. Namun justru meningkat akhir-akhir ini, sehingga apa yang akan kita lakukan adalah yakin dan menguatkan gereja-gereja yang tersisa, menguatkan para pendeta, para keluarga. Jadi, dana sebanyak itu akan disalurkan untuk membantu orang-orang Kristen itu. [Mission Network News, August 16th 2005] Pokok Doa: ---------- * Doakan orang-orang Kristen di Eritrea yang di penjara agar Tuhan senantiasa memberikan kekuatan jasmani dan rohani kepada mereka. Doakan agar Roh Kudus menyertai dan melindungi mereka selama di penjara. * Mengucap syukur atas dedikasi Open Doors bagi orang-orang Kristen yang teraniaya. Doakan pelayanan yang mereka lakukan dalam Underground supaya melalui pelayanan ini pemuda-pemuda Kristen memiliki bekal rohani yang cukup untuk memperkuat gereja-gereja teraniaya. G H A N A Bantuan Internasional membuka pintu untuk penjangkauan melalui pelatihan kesehatan. Ghana -- Selanjutnya, trauma adalah masalah kesehatan paling utama di Ghana, serta menjadi penyebab kematian utama di Afrika Barat. Banyak dokter tidak mempunyai pengalaman pelatihan untuk mendiagnosa atau menanggulangi trauma yang berkaitan dengan cedera. Wakil "International Aid", Myles Fish mengatakan bahwa mereka telah memberikan beberapa program pelatihan melalui kerjasama-kerjasama internasional. "Kita akan mengembangkan program pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang juga meliputi hal-hal seperti penyediaan air bersih, obat-obatan, dan lainnya. Kita juga bekerjasama dengan klinik-klinik lokal untuk penyakit tertentu, namun kita juga memiliki kesempatan dengan rumah sakit utama untuk menyediakan kegiatan seperti kursus pelatihan operasi dan penanganan trauma." Fish berkata bahwa visi mereka adalah menjalankan peran kunci bagi Amanat Agung supaya dapat bekerja dengan orang-orang percaya di sana. Strategi kami adalah menyediakan semua pelayanan dan aset bagi gereja lokal supaya mereka mempunyai kesempatan tidak hanya untuk melayani komunitas mereka sendiri, namun juga dapat membagikan iman mereka pada Kristus terhadap orang lain." [Mission Network News, August 16th 2005] Pokok Doa: ---------- * Mengucap syukur untuk program pelayanan kesehatan yang saat ini dilakukan oleh International Aid. * Doakan sarana dan prasarana yang mereka butuhkan untuk menunjang pelayanan mereka bagi gereja-gereja lokal di Ghana. Doakan juga kerjasama yang dijalin dengan klinik-klinik lokal dan rumah sakit utama supaya terjalin relasi yang baik. S O M A L I A Ini adalah kiriman berita pertama dari Friday Fax tentang Somalia! Sebagaimana telah kita sebutkan sebelumnya, pada tahun 2002, sebagai negara yang paling jarang dijangkau, hanya seorang penginjil Kristen untuk menjangkau 67.314 penduduk. Misionaris Jerman di Somalia baru saja mengirimi kami berita ini: "Selama 15 tahun, Somalia terus bertahan melawan anarki, kelaparan, kematian, kekerasan, dan masalah pengungsi. Negara ini sekarang sedang berupaya membangun sebuah pemerintahan baru. Banyak warga Somalia telah mengalami kebencian yang mendarah daging, dan tahu bahwa kepercayaan di sana tidak pernah berusaha membawa kedamaian bagi bangsa mereka. Saat mereka mendengar tentang Yesus yang berdoa bagi para pembunuhnya saat disalib, mereka begitu tersentuh. Barangkali Tuhan telah mengizinkan situasi yang terjadi di Somalia untuk membuka hati mereka untuk Injil. Selama beberapa dekade, hanya ada sedikit orang Kristen, bahkan sekarang, banyak di antara mereka yang telah membayar iman mereka dengan nyawanya. Kini, banyak pasangan dan bahkan seluruh keluarga yang datang pada Yesus, dan anak-anak telah mendengar Firman Tuhan di gereja-gereja. Impian yang dibawa para misionaris selama puluhan tahun telah tercapai: beberapa bulan yang lalu, sekelompok warga Somalia telah bergabung untuk merintis sebuah gereja. Bahkan pejabat pemerintahan, harus mengakui bahwa bangsa mereka tidak lagi 100% menganut kepercayaan asli. Pengikut-pengikut Kristen baru telah mengalami perkembangan dalam iman mereka dan memikul tanggung jawab yang lebih besar lagi ...." [Sumber: FridayFax, August 12, 2005] Pokok Doa: ---------- * Mengucap syukur untuk pekerjaan Roh Kudus yang luar biasa di Somalia. Doakan supaya lawatan Allah yang luar biasa terjadi di Somalia sehingga pintu penginjilan terbuka dan banyak jiwa datang kepada Kristus. * Doakan perkembangan iman petobat-petobat baru dan tanggung jawab yang harus mereka pikul, yaitu mengenalkan Kristus kepada orang lain. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* DOA BAGI INDONESIA *~ PELAYANAN KESEHATAN =================== * Doakan supaya pemerintah dapat menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai dan terjangkau oleh masyarakat yang kurang mampu. * Doakan untuk penyakit yang akhir-akhir ini mewabah, doakan supaya pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang tepat, guna pencegahan lebih lanjut. * Berdoa untuk pelayanan kesehatan yang dilakukan anak-anak Tuhan di beberapa tempat seperti di Nias dan Aceh. Berdoa untuk peralatan dan obat-obatan yang mereka butuhkan bagi masyarakat di sana. * Doakan supaya rumah-rumah sakit tidak hanya berorientasi pada uang, tetapi dapat melihat pada sisi kemanusiaan dan kasih pada sesama. * Doakan kesehatan anak-anak Tuhan yang melayani di seluruh dunia, dari yang melayani di desa-desa terpencil sampai di perkotaan. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* SURAT ANDA *~ From: Rubyn <bhinyo_chapist(at)> >Salam dalam Kasih TUHAN YESUS KRISTUS, >Melalui media ini saya mau mengetuk hati bagi setiap orang yang >percaya, tolong bawa dalam doa pergumulan saudara-saudara kita se- >iman yang ada di mana saja, yang terdekat ini di Tangerang dan >salah satu kota di pulau Jawa di mana mereka dilarang untuk >beribadah dan disuruh untuk meninggalkan tempat ibadah mereka >karena di anggap melakukan ibadah terselubung. Tolong di doakan dan >yang terpenting partisipasi solidaritas kongkrit kita bagi mereka >sebagai sesama umat nasrani. Redaksi: Terima kasih atas dorongan yang Anda berikan untuk mendoakan saudara-saudara seiman kita yang sedang bergumul untuk mendapat kebebasan beribadah. Kiranya, kasih Tuhan terus mendorong kita untuk tidak cepat patah semangat dan terus berjuang memberikan kemuliaan bagi Tuhan. *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ ~* URLS Edisi Ini *~ * CMDNet http://www.cmd.org.nz/cmdnet/ * FRIDAY FAX http://www.cmd.org.nz/fridayfax/ * Mission Network News http://www.missionnetworknews.org/ *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~ Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak. Copyright(c) 2005 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Natalia Endah S., Rudi Kurniadi, Lisbet, dan Tesalonika Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi(at)xc.org> ______________________________________________________________________ Berlangganan, kirim email kosong ke: <subscribe-i-kan-misi(at)xc.org> Berhenti, kirim email kosong ke: <unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org> Kirim pertanyaan/saran/bahan: <owner-i-kan-misi-JEMMi(at)xc.org> Situs e-MISI dan e-JEMMi http://www.sabda.org/misi/ Arsip e-JEMMi http://www.sabda.org/publikasi/misi/ Situs YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ SABDA Katalog http://www.sabda.org/katalog/ *~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |