Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/30 |
|
e-JEMMi edisi No. 30 Vol. 14/2011 (26-7-2011)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI RENUNGAN MISI: SEORANG PENGANIAYA BERTOBAT PROFIL SUKU: ANEUK JAMEE, INDONESIA Shalom, Kita semua pasti mengenal tokoh Paulus yang fenomenal, seorang penganiaya orang Kristen yang berbalik menjadi pengikut Kristus yang militan. Pertobatan seperti ini juga terjadi atas seorang pemimpin tentara di Rumania yang kami sajikan di renungan misi edisi ini. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mengasihi orang-orang yang senantiasa menghalang-halangi pelayanan misi Tuhan. Bisa jadi suatu ketika Roh Kudus berkenan bekerja atas mereka dan mengubahkan hati mereka, dari penentang Injil menjadi rekan sekerja pemberita Injil. Silakan membaca dan merenungkan kisahnya. Kami juga ingin mengingatkan Anda untuk menyisihkan waktu berdoa bagi orang-orang Aneuk Jamee. Simak kolom Profil Suku agar Anda mengenal mereka dengan baik. Kami harap Anda diberkati oleh sajian e-JEMMi kali ini. Redaksi Tamu e-JEMMi, Mahardhika Dicky Kurniawan < http://misi.sabda.org/ > RENUNGAN MISI: SEORANG PENGANIAYA BERTOBAT Saya tidak memunyai banyak waktu untuk menjelaskan kepada Anda semua keindahan gereja bawah tanah. Barangkali saya hanya dapat menceritakan satu episode yang pernah saya alami. Saat itu kami berada di suatu sel penjara; berisi 30 atau 40 tahanan. Pintu dibuka dan para penjaga mendorong masuk seorang tahanan baru. Dia kotor seperti halnya kami juga. Kami tidak pernah mandi selama 3 tahun. Jadi, dia kotor dan kami juga kotor. Dia digunduli dan memakai seragam bergaris sebagai seorang tahanan. Di sel penjara yang setengah gelap tersebut kami tidak dapat mengenali dia, tetapi sampai suatu waktu, salah satu dari kami berteriak, "Dia adalah Kapten Popescu, saya kenal dia!" Kapten Popescu adalah seorang penyiksa orang-orang Kristen yang kejam. Dia telah memukuli dan bahkan pernah menyiksa beberapa dari kami yang sekarang berada satu sel dengannya. Kami bertanya-tanya bagaimana mungkin dia menjadi seorang tahanan dari penjara komunis dan bagaimana mungkin dia dijebloskan ke dalam satu sel bersama orang-orang Kristen. Jadi, kami mengerumuni dia dan bertanya kepadanya. Dengan meneteskan air matanya, dia bercerita kepada kami bahwa beberapa bulan yang lalu, ketika dia duduk di dalam kantornya, prajurit yang bertugas mengetuk pintu kantornya dan berkata, "Di luar ada bocah laki-laki yang berumur sekitar 12 atau 13 tahun, yang membawa sekuntum mawar untuk istri Anda." Sang kapten menggaruk kepalanya. Dia tidak ingat bahwa hari itu hari ulang tahun istrinya, tetapi bagaimanapun, dia mengizinkan bocah itu masuk. Bocah itu masuk dengan sekuntum mawar di tangannya, begitu pemalu, tetapi sangat berani dan berkata, "Kapten, bapak adalah orang yang telah memenjarakan papa dan mama saya. Hari ini adalah ulang tahun mama saya. Saya memunyai kebiasaan pada setiap ulang tahunnya membelanjakan uang saku saya yang sedikit, untuk membeli sekuntum mawar untuk mama. Karena bapak, saya tidak memunyai mama lagi untuk merayakan hari yang menggembirakan ini. Tetapi mama saya adalah pengikut Kristus, dan dia mengajarkan saya sejak saya kecil untuk mengasihi musuh-musuh saya dan membalas kejahatan dengan kebaikan. Saya berpikir untuk memberikan sukacita kepada mama melalui bapak. Saya mohon ambillah mawar ini untuk istri Bapak dan tolong sampaikan kepadanya kasih saya dan kasih Kristus." Itu terlalu mengharukan, bahkan bagi seorang penganiaya. Dia adalah juga seorang ciptaan Allah. Dia juga telah diterangi dengan terang yang menerangi setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini. Kapten Popescu memeluk anak kecil ini. Setelah peristiwa ini, dia tidak mampu lagi memukul. Dia tidak mampu lagi menyiksa. Dan akhirnya, dia tidak lagi berguna sebagai seorang petugas kepolisian rahasia komunis. Dia dijebloskan ke penjara untuk menderita bersama dengan anak-anak Allah dan dia bahagia karena keadaannya yang baru ini. Mari kita memiliki kasih Kristus yang menyelamatkan kita. Terus untuk sungguh-sungguh percaya di dalam kasih-Nya. Dikutip dari: "If Prison Walls Could Speak" oleh Richard Wurmbrand. Diambil dari: Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Mei -- Juni 2006 Penulis: Tim Kasih Dalam Perbuatan Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 2 PROFIL SUKU: ANEUK JAMEE, INDONESIA Siapakah Orang-Orang Aneuk Jamee? Orang-orang Aneuk Jamee adalah salah satu kelompok masyarakat yang tinggal di pesisir barat Provinsi Aceh. Mereka pada umumnya tinggal di sekitar teluk-teluk kecil di sepanjang pantai. Mereka juga tersebar di kawasan dataran rendah, yang dikelilingi oleh pegunungan Bukit Barisan. Aneuk Jamee sebagian besar berada di Kabupaten Aceh Barat, yang meliputi lima kecamatan yaitu Tapak Tuan, Samadua, Susoh, Manggeng, dan Labuhan Haji. Ada sebagian kecil yang tinggal di Kabupaten Aceh Selatan di tiga kecamatan, yaitu Johan Pahlawan, Kaway XVI, dan Kuala. Nama Aneuk Jamee dalam bahasa Aceh berarti, "anak yang berkunjung" atau "pendatang baru". Nama ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang Minang yang berasal dari Lubuk Sikaping, Pariaman, Rao, dan Pasaman yang mulai bermigrasi ke daerah tersebut pada abad ke-17. Secara bertahap, mereka berasimilasi dengan orang-orang Aceh yang ada di daerah tersebut. Proses asimilasi tersebut dipermudah oleh kepercayaan Islam yang umum. Namun, pada akhirnya mereka merasa bahwa mereka bukanlah orang Aceh maupun orang Minangkabau, tetapi masyarakat baru yang memiliki budaya dan bahasa sendiri. Bahasa Aneuk Jamee disebut Jamee atau Jamu. Bagi orang-orang Aceh yang ada di Aceh Selatan, bahasa Jamee ini mudah dipahami karena kosakata Minangkabau yang dipadukan dengan kosakata Aceh itu mirip dengan bahasa nasional, bahasa Indonesia. Meskipun demikian, orang-orang Aneuk Jamee tidak mengerti atau tidak menggunakan bahasa Aceh. Seperti Apakah Kehidupan Mereka? Banyak masyarakat Aneuk Jamee yang menjadi nelayan, sementara beberapa lainnya bersawah (basawah), berladang (baladang), dan berkebun (bakabun). Ada beberapa orang Aneuk Jamee yang menjadi pedagang tetap (baniago), sementara lainnya dikenal sebagai penggaleh -- orang yang menjual barang-barang dari desa ke desa. Masyarakat Aneuk Jamee memiliki tiga strata sosial. Bangsawan (datuk) menduduki strata tertinggi. Strata menengah dibentuk oleh kepala daerah (hulu baling) dan pemuka agama (ulama), seperti pemimpin doa (tengku), kiai (imam), dan hakim agama (kadi). Orang-orang biasa berada pada strata paling bawah. Kepemimpinan tradisional di suatu desa mempraktikkan gabungan unsur-unsur Minangkabau dan Aceh. Pemimpin-pemimpin tersebut meliputi kepala desa (kecik), kepala rumah sembahyang (tuangku manasah), dan kepala pemuda (tuangku surau). Strata ini berbeda dari strata kepemimpinan daerah, yang sama dengan pola kepemimpinan tradisional Aceh. Pola ini terdiri dari kepala daerah (mukim), kepala desa (kecik), pemimpin jalan (ketua jurong), dan para tetua (tuha peut). Apa yang Mereka Percayai? Orang-orang Aneuk Jamee adalah penganut agama Islam. Seperti orang-orang Indonesia yang lain, orang-orang Aneuk Jamee juga memperlihatkan beberapa unsur kepercayaan sebelumnya yang tidak mudah dilupakan. Praktik perdukunan masih sering digunakan untuk berbagai keperluan. Misalnya, seorang dukun kadang-kadang diminta untuk memasukkan mantra cinta (sijundai) pada seorang gadis, atau untuk menyembuhkan seorang gadis yang dimantrai dengan cara ini. Apa yang Mereka Butuhkan? Banyak perahu yang digunakan oleh nelayan-nelayan Aneuk Jamee adalah milik orang-orang Medan atau Banda Aceh. Dengan demikian, program untuk membiayai pembelian perahu akan sangat strategis. Selain itu, para petani Aneuk Jamee dapat mempraktikkan pelatihan pertanian, irigasi yang lebih efisien, dan penyediaan benih dan pupuk yang baik untuk meningkatkan hasil panen sehingga perekonomian mereka bisa meningkat. (t/Setya) Pokok Doa: 1. Doakan pemerintah agar bersedia memerhatikan kebutuhan orang-orang Aneuk Jamee untuk meningkatkan perekonomian mereka, khususnya dalam penyediaan perahu dan penyuluhan pertanian. 2. Doakan agar orang-orang percaya di Indonesia terpanggil untuk berdoa untuk Aneuk Jamee agar mengalami lawatan kasih Kristus. 3. Doakan agar makin banyak orang, gereja, maupun organisasi misi tergerak untuk diutus memberitakan Injil kepada orang-orang Aneuk Jamee. 4. Doakan agar Tuhan membuka jalan penginjilan bagi orang-orang Aneuk Jamee sehingga mereka dibukakan hatinya untuk mengenal terang kasih Kristus. Diterjemahkan dari: Nama situs: Joshua Project Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=10317&rog3=ID Judul asli artikel: Aneuk Jamee of Indonesia Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 24 Januari 2011 "WE DON`T KNOW WHAT THIS WORLD IS COMING TO BUT WE DO KNOW ONE WHO IS COMING TO THIS WORLD" Kontak: < jemmi(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/misi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |