|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2013/27 |
|
e-JEMMi edisi No. 27 Vol. 16/2013 (22-10-2013)
|
|
Oktober 2013, Vol.16, No.27
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
e-JEMMi -- Doa dan Misi (II)
No. 27, Vol. 16, Oktober 2013
Shalom,
Kebutuhan akan pelayan misi di ladang Tuhan sangatlah tinggi, tetapi Tuhan Yesus
sendiri telah mengajar kita untuk meminta kepada Sang Pemilik Ladang itu untuk
mengirimkan pekerja-pekerja-Nya pergi menuai di ladang-Nya. Pada e-JEMMi kali
ini, kami menyajikan biografi singkat sebuah kelompok misionaris yang dihasilkan
oleh permohonan doa yang tulus dari hamba-Nya yang berada di ladang misi. Kami
juga mengajak pembaca untuk berdoa bagi saudara-saudara seiman kita di Filipina
dan Jepang yang mengalami bencana alam, dan juga mereka yang melayani korban
bencana itu melalui tim penanggulangan bencana. Semoga apa yang kami sajikan
pada edisi ini mendorong kita untuk peka terhadap kehendak Tuhan bagi dunia ini.
Soli Deo Gloria!
Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >
TOKOH MISI: THE CAMBRIDGE SEVEN
Saya pernah berkhotbah dalam sebuah ibadah dengan menggunakan The Cambridge
Seven sebagai teladan iman. Pria-pria ini telah melayani generasi mereka, dan
kini giliran kita untuk melayani generasi kita. Alkitab dengan jelas menyatakan
bahwa Tuhan menjaga hidup orang-orang yang melayani generasinya. Daud adalah
contoh yang sangat baik dalam hal ini. "Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada
zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia
memang diserahkan kepada kebinasaan." (Kisah Para Rasul 13:36)
Daud melayani generasinya dan ia dikenal sebagai seseorang yang berkenan kepada
Allah (Kisah Para Rasul 13:22). Pada ayat yang sama, Alkitab menyatakan bahwa
"[Daud adalah orang] yang melakukan segala kehendak-Ku". Meskipun Daud juga
melakukan banyak kesalahan, ia tetaplah seorang hamba Allah yang setia.
Memandang ke tahun 1800-an, jarang sekali ada kisah kepahlawanan yang berasal
dari hamba-hamba Tuhan. Namun, pada tahun 1881, Harold Schofield, seorang dokter
muda sekaligus seorang misionaris yang melayani di bagian utara provinsi Shansi
sedang terbaring lemah karena menderita sakit tifus. Dalam pembaringannya, ia
tetap tidak berhenti berdoa. Ia memohon kepada Allah untuk memberinya seorang
pengganti karena ia tahu bahwa ia tidak akan sembuh dari penyakitnya ini. Ia
berdoa agar Tuhan mau mengirim lulusan dari universitas terbaik di Inggris untuk
menginjili China. Pada tanggal 1 Agustus 1883, Harold Schofield berpulang ke
rumah Bapa, saat itu saudara kita yang terkasih ini baru berumur 31 tahun.
Apakah Tuhan menjawab doanya? Ya! Pada bulan Februari 1885, doa Schofield
terjawab ketika tujuh mahasiswa dari Universitas Cambridge memutuskan untuk
meninggalkan kekayaan dan segala kebanggaan mereka dan melayani Tuhan ke mana
pun Ia akan memimpin mereka. Ketujuh mahasiswa yang di kemudian hari dikenal
sebagai "The Cambridge Seven" ini terdiri atas Charles Thomas Studd, Montagu
Harry Proctor Beauchamp, Stanley P. Smith, Arthur T. Polhill-Turner, Dixon
Edward Hoste, Cecil H. Polhill-Turner, dan William Wharton Cassels.
Pada ibadah pengutusan, mereka berkata, "Berdoalah supaya Tuhan menolong kami
untuk tetap setia."
Ketujuh orang ini menjadi inspirasi bagi ribuan orang lainnya untuk memikirkan
pelayanan misionaris secara lebih serius. Salah seorang dari tujuh orang ini
adalah C.T. Studd, seorang kapten tim kriket Inggris yang terbaik pada masanya -
- jika ia saja sanggup menyerahkan segala-galanya, orang lain pun dapat
melakukannya! Mereka menginspirasi banyak orang untuk melayani Tuhan. Pada tahun
1890, jumlah mereka berlipat ganda, dan pada tahun 1900 terdapat 800 orang
misionaris yang aktif melayani di China bersama-sama dengan China Inland
Mission. Jumlah tersebut mewakili sepertiga dari total kekuatan misi yang
melayani dunia pada saat itu.
Di bawah ini adalah sekelumit detail atas apa yang terjadi pada anggota The
Cambridge Seven.
William Wharton Cassels (1858 -- 1925)
William melayani di China selama sepuluh tahun, kemudian ia kembali ke Inggris
pada tahun 1885. Di Inggris, ia ditahbiskan sebagai uskup atas keuskupan baru
untuk China Barat. Setelah ditahbiskan, ia kembali ke China Barat dan melayani
di sana sampai ia meninggal pada tahun 1925.
Stanley Peregrine Smith (1861 -- 1931)
Stanley diutus untuk melayani di China Utara. Ia mempelajari bahasa China dan
segera menjadi seorang pengkhotbah yang sangat fasih dalam bahasa asing
tersebut. Ia meninggal di China pada 31 Januari 1931.
Charles Thomas Studd (1860 -- 1931)
Atlet kriket ini dipulangkan pada tahun 1894 karena kesehatannya yang semakin
menurun. Di kemudian hari, ia melayani di India dan Afrika; ia juga mendirikan
badan misi WEC. Ia meninggal di Ibambi, Kongo Belgia pada tahun 1931.
C. T. Studd adalah seseorang yang menulis kutipan terkenal berikut ini,
"Beberapa orang ingin tinggal di tempat-tempat mereka dapat mendengar suara
lonceng gereja; sedangkan aku ingin sekali membuka pos keselamatan sedekat
mungkin dengan neraka." Pada masa tuanya, orang-orang yang mengkritiknya
mengatakan bahwa ia harus pulang dan pensiun. Menanggapi hal itu, Studd menolak
dan berkata, "Tuhan telah memanggilku untuk pergi melayani karena itu aku akan
pergi. Aku akan membuka jalan menuju kuburanku dengan menjadi batu loncatan
supaya orang-orang muda dapat mengikuti teladanku."
Cecil Polhill-Turner (1860 -- 1938)
Cecil melayani Tuhan di Barat Laut China dan juga Tibet. Ia dan istrinya hampir
terbunuh dalam kerusuhan pada tahun 1892. Pada tahun 1900, kesehatannya memburuk
sehingga ia harus dipulangkan ke Inggris. Ia melakukan tujuh kunjungan misi yang
panjang. Pada tahun 1908, ia menjadi pemimpin bagi Pentecostal Missionary Union
di Sunderland dan berkarya secara luar biasa dalam pembentukan Pentecostal
Movement di Inggris Raya.
Arthur Polhill-Turner (1862 -- 1935)
Arthur ditahbiskan menjadi pendeta pada tahun 1888. Ia pindah ke sebuah daerah
padat penduduk supaya dapat bertemu dengan sebanyak mungkin orang. Ia tetap
tinggal di China sekalipun muncul gerakan untuk mengusir orang-orang asing dan
tetap di sana sampai tahun 1928, saat ia pensiun dan kembali ke Inggris. Ia
meninggal pada tahun 1935.
Sir Montagu Harry Proctor Beauchamp (1860 -- 1939)
Pada tahun 1900, Montagu dievakuasi dari China karena adanya pemberontakan,
tetapi ia kembali lagi ke China pada tahun 1902. Pada tahun 1911, ia kembali ke
Inggris dan melayani sebagai pendeta bagi Angkatan Darat Inggris. Putranya
menjadi misionaris generasi kedua di China. Karena itu, ia kembali lagi ke China
pada tahun 1935. Montagu meninggal di pos misi puteranya pada tahun 1939.
Dixon Hoste (1861 -- 1946)
Dixon menjadi pengganti Hudson Taylor sebagai direktur bagi China Inland Mission
dan selama 30 tahun, ia memimpin badan misi tersebut. Ia pensiun pada tahun
1935, tetapi tetap tinggal di China sampai tahun 1945 saat diasingkan oleh
pasukan Jepang. Ia meninggal di London pada bulan Mei 1946, dan menjadi orang
terakhir dari The Cambridge Seven yang meninggal.
Dixon pernah berkata, "Seseorang yang tidak belajar untuk menanti-nantikan Tuhan
dan menyerahkan pikirannya untuk Dia bentuk, tidak akan pernah memiliki tujuan
hidup yang mantap dan kepercayaan yang tenang kepada-Nya. Padahal, kedua hal itu
sangat penting untuk dapat memberi pengaruh yang bijaksana terhadap orang lain
pada masa-masa yang genting dan sulit."
Orang-orang yang setia ini telah melayani Tuhan bagi generasi mereka. Kesaksian
mereka membuktikan bahwa kehidupan yang diserahkan sepenuhnya kepada Allah akan
memampukan mereka untuk memberi dampak yang besar terhadap generasi mereka bagi
Kerajaan Allah. Kiranya Tuhan membangkitkan orang-orang yang setia untuk
melayani generasi kita saat ini. (t/Yudo)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Faith Walk in the 2nd Half
Alamat URL: http://faith2ndhalf.blogspot.com/2010/08/cambridge-seven.html
Judul asli artikel: The Cambridge Seven
Penulis: Albert Kang
Tanggal akses: 20 Oktober 2013
DOA BAGI DUNIA: INTERNASIONAL: SEBUAH MINGGU YANG SIBUK DALAM MENANGGULANGI BENCANA
Asia terus-menerus dihantam oleh bencana alam dalam beberapa minggu terakhir
ini. Mark Lewis, kepala tim Disaster Response yang berada di bawah ReachGlobal,
sebuah badan penanggulangan bencana lembaga Evangelical Free Church of America,
menyatakan, "Kami telah memantau siaran berita dan kami telah berjejaring dengan
rekan-rekan kami, bahkan sebelum bencana itu terjadi. Kemudian, saat angin topan
melanda Jepang; kami memiliki proyek yang berkelanjutan di daerah Tokyo dan
wilayah Tohoku. Kemudian, di atas itu semua adalah gempa bumi yang terjadi di
Filipina, dekat Cebu, kami juga memusatkan pelayanan rekan-rekan kami di sana."
Angin topan Phailin memorak-porandakan pantai barat India yang padat penduduk
dengan hujan yang amat deras dan angin ribut yang mengerikan pada tanggal 12
Oktober yang lalu. Kerusakan yang ditimbulkan sangat besar, dan kini keadaan
genting berikutnya mulai merebak; penyakit yang ditularkan melalui air dan
kurangnya suplai makanan.
Lima hari kemudian, pada tanggal 17 Oktober, penduduk di wilayah Cebu, Filipina,
dikejutkan oleh gempa berkekuatan 7;1 skala Richter. Korban tewas yang ditemukan
oleh relawan yang menyisir reruntuhan berhari-hari mencapai angka 144 jiwa.
Sementara itu, penduduk Jepang harus menutup jendela mereka rapat-rapat saat
Topan Fransisco mengitari bagian barat Guam pada Jumat yang lalu, mengikuti alur
angin topan Wipha yang telah menewaskan 17 orang di Jepang pada minggu ini.
Kebanyakan tim lokal mencoba untuk menaksir kerusakan yang ditimbulkan oleh
bencana-bencana ini dan menyusun rencana penanggulangannya. Lewis menjelaskan,
"Dengan kemurahan Allah, gereja-gereja lokal yang menjadi mitra kami di wilayah-
wilayah tersebut tidak mengalami kerusakan yang berarti.
Organisasi-organisasi nonpemerintah siap mengirim bantuan untuk mendukung
rencana penanggulangan bencana yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka akan
segera menangani krisis ketahanan hidup, bahkan juga krisis-krisis susulan
berikutnya. Akan tetapi, di tempat-tempat trauma tidak terlihat, di situlah
orang-orang percaya bisa menjadi berkat. "Di mana ada krisis, di situ juga ada
keterbukaan terhadap Injil. Sebab, di sanalah ada banyak orang yang sedang
berjuang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab seperti
`Mengapa?` dan `Apa yang harus kami lakukan setelah ini?`"
Para korban yang selamat ini membutuhkan harapan. Beberapa dari mereka akan
pulih, tetapi sebagian yang lain akan terus merasakan luka batin karena
kehilangan orang-orang yang mereka kasihi, rumah, dan segala harta benda mereka.
Memiliki pengharapan adalah sesuatu yang sangat penting dalam pemulihan.
Meskipun mengalami kesulitan dalam pengadaan sumber daya manusia, ReachGlobal
telah turut serta dalam menanggulangi bencana-bencana berskala besar jauh
sebelum krisis yang disebabkan Badai Katrina. Mengetahui cara untuk menggerakkan
relawan dan menyalurkan bantuan hanyalah sebagian dari tugas mereka, tetapi
apakah mereka dapat mengimbangi bencana yang ada sekarang ini? Hal ini memang
membutuhkan upaya ekstra, aku Lewis, tetapi "Tuhan tidak pernah meninggalkan
kami dalam keadaan kekurangan. Hanya melalui Dialah, kami dapat merekrut para
relawan untuk saat-saat genting semacam ini."
Lewis menambahkan bahwa jawaban untuk tiga bencana besar yang telah terjadi ini
adalah tiga hal; doa, pemberian, dan kerelaan untuk pergi. "Kami telah rela
untuk pergi, kami membutuhkan dana, tetapi kami lebih lagi membutuhkan dukungan
doa."
Pokok Doa:
1. Berdoalah kepada Tuhan untuk gereja-gereja lokal di tempat-tempat yang
dilanda bencana supaya mereka dapat menghadapi bencana ini dengan menghidupi
Injil, yaitu menjadi tangan dan kaki bagi Kristus untuk sesama mereka.
2. Doakan juga agar gereja-gereja tersebut mewakili dan membagikan firman Allah,
serta membawa pengharapan Injil ke dalam hidup para korban bencana ini.
3. Mintalah kepada Tuhan agar Ia menyertai dan menguatkan anak-anak-Nya yang
tergabung dalam berbagai tim penanggulangan bencana, baik yang independen maupun
yang berada di bawah naungan pemerintah.
4. Doakanlah agar Tuhan mencukupkan segala sumber daya yang dibutuhkan oleh
korban bencana maupun tim penanggulangan bencana yang melayani mereka seperti
makanan, obat-obatan, dana, dan relawan. (t/Yudo)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: MNN Online
Alamat URL: http://mnnonline.org/article/19121
Judul asli artikel: A Busy Week in Crisis Reponse
Penulis: tidak dicantumkan
Tanggal akses: 22 Oktober 2013
STOP PRESS: SUMBER BAHAN NATAL BERKUALITAS DARI SABDA
Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan pasti sudah mulai berpikir untuk
mempersiapkan Natal, bukan? Nah, dengan gembira kami menginformasikan bahwa
Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan berbagai bahan seputar Natal,
yang bisa Anda temukan di situs Natal Indonesia, Youtube, dan Facebook Natal.
Melalui situs, Anda bisa mendapatkan banyak bahan seperti: Renungan Natal,
Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal,
Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu
Natal, dll.. Situs ini sangat interaktif karena semua pengunjung bisa
mendaftarkan diri, berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis
blog, memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada pengunjung yang
lain.
Selain situs, Anda bisa mendapatkan bahan Natal berupa video audio melalui
Youtube. Anda juga bisa bergabung di komunitas Facebook Natal sehingga Anda bisa
saling mendukung, berbagi hal-hal seputar Natal, dan menambah relasi dengan
saudara-saudari seiman. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi sumber-sumber
bahan Natal dari YLSA. Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan Kristus
ke dunia 2000 tahun yang lalu ini, dengan menjadi berkat bagi kemuliaan nama-
Nya.
- Situs Natal: http://natal.sabda.org/
- Youtube:
1. Kisah Natal Matius: http://www.youtube.com/watch?v=q8tSbbQPGZg
2. Kisah Natal Lukas: http://www.youtube.com/watch?v=MWxqm9U-KeY
3. Carita Natal Mateus: http://www.youtube.com/watch?v=w3Vt18UvxsU
4. Carita Natal Lukas: http://www.youtube.com/watch?v=j0ThUUrWVV8
- Facebook Natal: http://fb.sabda.org/natal
Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Amidya, dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |