Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/27

e-JEMMi edisi No. 27 Vol. 14/2011 (5-7-2011)

Tujuan dan Hakikat Misi (1)

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: MENANAMKAN VISI MISI KE DALAM GEREJA-GEREJA (1)
DOA BAGI MISI DUNIA: ALJAZAIR, ERITREA
DOA BAGI INDONESIA: NARKOTIKA
STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS PESTA GURU SEKOLAH MINGGU (GSM) PERIODE
            SEPTEMBER/OKTOBER 2011

Shalom,

Visi merupakan hal yang teramat penting dan tidak terpisahkan dari
sebuah lembaga. Demikian juga visi untuk sebuah misi dalam suatu
lembaga gereja. e-JEMMi edisi minggu ini akan menolong kita semua
melihat pentingnya menanamkan visi misi kepada jemaat, terutama
melihatnya dari sudut pandang Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru). Semoga sajian kami ini dapat membangun jemaat kita semua. Tuhan
Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Rento Ari Nugroho
< http://misi.sabda.org/ >

     ARTIKEL MISI: MENANAMKAN VISI MISI KE DALAM GEREJA-GEREJA 1

Visi misi memunyai dasar firman Tuhan dan dihidupkan oleh Roh Kudus.
Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Dia mengatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Roh Kebenaran itu akan memimpin mereka ke dalam
seluruh kebenaran (Yohanes 16:13), dan berulang kali Dia mengingatkan
mereka akan sabda Bapa yang telah disampaikan-Nya kepada mereka,
selagi Dia masih bersama dengan mereka (Yohanes 17:8). Pernyataan
tujuan Tuhan untuk misi dimulai dengan wahyu dalam Perjanjian Lama.
Pernyataan kehendak-Nya yang lebih lengkap dilanjutkan dalam
Perjanjian Baru.

A. Tujuan Misi Perjanjian Lama

"Perjanjian Lama tidak berisikan misi; Perjanjian Lama itu sendirilah
misi dalam dunia. Dr. George Peters berkata, "Perjanjian Lama adalah
buku misi dan Israel adalah bangsa misi." Kebenaran ini bisa dilihat
ketika kita menelusuri sejarah Tuhan dengan manusia, mulai dari Kitab
Kejadian sampai kepada panggilan terhadap Abraham, bagaimana Tuhan
menghadapi Israel, dan firman Tuhan yang menubuatkan kedatangan Juru
Selamat.

Penciptaan, Kejatuhan Manusia, dan Janji Pertama Menuju Keselamatan

Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya (Kejadian 1:27). Ia
menciptakan manusia untuk memenuhi kehendak-Nya, yang kita sebut
mandat kebudayaan (Kejadian 1:28). Tuhan menempatkan manusia di dalam
taman Eden (Kejadian 2:8), dan memberinya Hawa sebagai penolongnya
untuk melaksanakan kehendak-Nya (Kejadian 2:18). Tuhan menyatakan
kepada Adam apa yang diharapkan-Nya dari dia (Kejadian 2:16-17) --
Adam harus mengajar istrinya. Kejadian 3 memuat kisah kegagalan mereka
mematuhi perintah-perintah Tuhan -- permulaan ketidakpatuhan manusia
dan kejatuhannya ke dalam dosa. Akibatnya, Tuhan bertindak sesuai
dengan apa yang dikatakan-Nya -- mengusir Adam dan Hawa dari taman
yang indah itu. Sehubungan dengan keputusan Ilahi yang dijatuhkan
kepada ular yang telah memperdayakan Adam dan Hawa, maksud yang
terkandung dalam hati Tuhan untuk mendamaikan manusia dengan Diri-Nya
sendiri, dan untuk memulihkan dia kepada maksud-Nya yang sesungguhnya,
bisa di lihat dalam Kejadian 3:15, bahwa benih wanita itu akan
meremukkan kepala ular. Dr George Peters menyebut hal ini "sebuah
janji yang memiliki arti luas", sebab janji itu diberikan kepada
seluruh umat manusia. Dia menandaskan pentingnya "segi rasial" karena
ketika Kristus menjadi Juru Selamat manusia, maka Kejadian 3:15
digenapi. Dalam Kejadian 3:21, Tuhan membuatkan bagi mereka pakaian
dari kulit binatang, lalu mengenakannya kepada mereka, dan dengan cara
itu menunjukkan penutup dosa yang akan disediakan-Nya kelak.

Panggilan Abraham

Hubungan Tuhan dengan manusia melalui panggilan atas diri Abraham,
seperti yang tertulis dalam Kejadian 12 "bersifat khusus jika
dipandang dari segi metodenya, tetapi bersifat umum jika dilihat dari
sudut perjanjian, rancangan, dan akibatnya". Tuhan memanggil satu
orang, tetapi di saat yang sama, Ia memikirkan seluruh dunia (Kejadian
12:1-3).

Tuhan ingin memberi berkat dan keselamatan kepada semua ras dan bangsa
melalui satu orang, dari benih dan keturunannya. Tuhan tidak memanggil
Abraham untuk kepentingan Abraham sendiri, melainkan dengan pandangan
ke depan yakni demi umat manusia. Jadi, janji-janji Allah kepada
Abraham memunyai tujuan umum. Anak Abraham -- Isak, mewarisi janji
ini, kemudian Yakub (Kejadian 26:4, 28:14), lalu Yehuda (Kejadian
49:10), dan sekali lagi kita jumpai bahwa Firman itu menunjuk kepada
Juru Selamat yang akan datang! Jadi, dalam Kristuslah janji kepada
Abraham digenapi. Tidak heran jika Injil Matius menggambarkan Dia
sebagai "Anak Abraham" (Matius 1:1), dan mencatat perintah-Nya untuk
menjadikan segala bangsa murid-Nya! (Matius 28:19-20).

Bangsa Istimewa

Dalam kitab Keluaran kita mempelajari bagaimana Tuhan mengangkat
bangsa Israel, serta mengingatkan bahwa merekalah pewaris-pewaris
Abraham dan sekaligus pewaris janji Tuhan (Keluaran 19:4-6a). Melalui
mereka, Tuhan akan memberkati bangsa-bangsa. Melalui mereka, Dia akan
menyampaikan rencana keselamatan-Nya sampai kepada suku bangsa di
tempat yang paling terpencil sekalipun! Israel akan menjadi sebuah
kerajaan imam dan bangsa yang kudus (ayat 6), milik Tuhan yang
berharga di antara segala bangsa, sehingga melalui mereka Dia bisa
mengirimkan Juru Selamat ke dalam dunia. Dr George Peters mengingatkan
bahwa Tuhan tidak saja memanggil bangsa Israel untuk menjadi umat-Nya,
tetapi juga untuk menjadi hamba-Nya. Hak-hak istimewa yang mereka
miliki, tentu bertautan dengan tanggung jawab yang unik pula. Mereka
harus memancarkan kemuliaan Tuhan di antara bangsa-bangsa, dan meski
masih hidup di tengah bangsa-bangsa di dunia, mereka harus
mengasingkan diri dalam hal mematuhi hukum-hukum Tuhan dengan
sempurna.

Bagaimanakah caranya, umat Tuhan menunjukkan Dia kepada bangsa-bangsa?
Dr. George Peters menerangkan hal ini

Perjanjian Lama menjunjung tinggi metode sentripetal, yang bisa
diumpamakan sebagai sebuah magnet suci yang memunyai daya tarik ke
arah dirinya sendiri. Dengan menjalani sebuah kehidupan di hadirat
Tuhan yang disertai rasa takut kepada-Nya, Israel mengalami berkat
Tuhan. Dengan cara ini, mereka harus membuat kejutan bagi bangsa-
bangsa lain, sehingga mereka tertarik kepadanya. Israel juga
membangkitkan rasa ingin tahu mereka, lalu menarik mereka ke Yerusalem
dan kepada Tuhan seperti sebuah magnet. Unsur universal (bukan
universalisme) harus diwujudkan dengan jalan menarik orang-orang
kepada Tuhan.

Waktu bangsa Israel menyatakan kemuliaan Tuhan kepada bangsa-bangsa,
mereka harus menjadi imam Allah dan harus melaksanakan pelayanan
imamat dan perantara di dunia ini -- "Tidak ada imam yang hidup untuk
dirinya sendiri; dia baru memunyai nilai dan arti jikalau dia
menjalankan fungsinya sebagai perantara". Meskipun Israel dipanggil
dan diberkati Tuhan, mereka tidak selalu menyadari kedudukannya dan
tidak senantiasa melayani umat manusia seperti yang Tuhan kehendaki.
Mereka juga telah menyimpang dari panggilan dan tujuan Tuhan, maka Ia
mengangkat nabi-nabi dengan jabatan Ilahi untuk mengingatkan umat-Nya
akan kedudukannya yang sebenarnya.

Penghambaan Israel kepada Tuhan dan Kedatangan Juru Selamat

Dalam kitab Yesaya, penghambaan Israel kepada Tuhan digambarkan paling
lengkap, terutama dalam pasal 40 sampai 55, di mana berulang kali
Israel digambarkan sebagai "Hamba-Ku". Tuhan telah membentuk mereka
untuk diri-Nya sendiri, untuk memberitakan kemasyhuran-Nya (Yesaya
43:21). Kepada siapa? Ayat 9 memberikan jawabannya: "kepada
bangsa-bangsa." Meskipun pasal-pasal dalam kitab Yesaya dengan jelas
berbicara mengenai Israel sebagai hamba Tuhan (Yesaya 49:3), pada saat
yang sama ia juga memperkenalkan Hamba Tuhan yang ideal, yakni Juru
Selamat yang akan datang. Dia sendirilah yang bisa mewujudkan
penghambaan yang sempurna seperti yang diharapkan oleh Tuhan dan yang
menyenangkan hati Tuhan.

Firman-Nya: "Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku,
untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang
Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi
terang bagi bangsa bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai
ke ujung bumi." (Yesaya 49:6)

Dengan kedatangan Juru Selamat, tujuan misi Tuhan dibawa menuju
kesempurnaan, yakni yang dimulai dari Kejadian 3:15, dilanjutkan
melalui panggilan Abraham dalam Kejadian 12, dan melalui pemulihan
Israel sebagai imamat. Dalam Perjanjian Lama ditunjukkan dengan jelas
apa yang menjadi tujuan utama Perjanjian baru yakni, "Alkitab
menyebutkan hanya ada satu tujuan Tuhan menyelamatkan umat manusia".

B. Sifat Hakiki Misi Perjanjian Baru

Harold Cook menyatakan, "Dalam Perjanjian Baru, misi adalah ekspresi
yang wajar dari kekristenan yang hidup." Dia menegaskan bahwa sifat
hakiki kekristenan itulah misi! Memang benar, Perjanjian Baru
memberikan banyak bahan yang mendukung pernyataan ini. Mari kita
memikirkan peranan dan tujuan misi Yesus Kristus dan kedatangan-Nya,
kemudian isi misi ajaran-Nya dan perintah-perintah yang diberikan
kepada murid-murid-Nya, dan ketiga pernyataan misi dalam hidup
murid-murid dan Gereja mula-mula.

Sifat Hakiki Misi Yesus Kristus

Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Yesus Kristus diutus Allah (1
Yohanes 4:9), dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah
kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam
dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Yesus Kristus sendiri dengan
sepenuhnya menyadari tugas-Nya dari Bapa. Dia tahu bahwa Dia berdiri
di depan manusia sebagai pengganti Bapa (Yohanes 14:9). Yesus
menyadari bahwa Dia adalah seorang yang diutus, seorang utusan Injil,
seperti yang bisa kita teliti dari Yohanes 6:38.

Dari semula tujuan kedatangan-Nya jelas. Bukankah para malaikat,
melalui pemberitaannya kepada para gembala mengenai kelahiran Juru
Selamat, memberitakan Kabar Baik mengenai kelahiran-Nya sebagai sebuah
berita kepada seluruh bangsa (Lukas 2:10-11)? Bukankah Simeon yang
telah lanjut usia, pada waktu diperkenalkan kepada Bayi Yesus di Bait
Allah, menyapa Dia dengan ucapan "terang yang menjadi pernyataan bagi
bangsa-bangsa dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel?" (Lukas 2:32)

Kitab Matius mencatat nama-Nya Yesus dengan pengertian Juru Selamat
orang berdosa (Matius 1:20-21). Yesus sendiri sering menegaskan tujuan
kedatangan-Nya kepada orang-orang yang mengikuti-Nya, seperti dalam
Lukas 19:10, "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang." Dalam perumpamaan tentang domba yang
hilang, dirham yang hilang, dan anak yang hilang (Lukas 15), Dia
menyamakan diri-Nya dengan Tuhan yang sedang mencari-cari dan
merindukan orang-orang yang sesat, supaya kembali kepada diri-Nya.
Dengan tulus, Dia menggambarkan misinya ketika melapor kepada Bapa-Nya
di akhir hidup-Nya di dunia, sesaat sebelum Penyaliban (Yohanes 17);
Ia telah menyatakan nama Bapa (ayat 6), Dia telah menyampaikan firman
Tuhan kepada mereka (ayat 8), Dia berdoa untuk mereka (ayat 9), Dia
memelihara mereka selama Dia bersama mereka di dunia (ayat 12), dan
Dia memberikan hidup kekal kepada semua orang yang telah Bapa berikan
kepada-Nya (ayat 3). Kini saat-Nya telah tiba untuk meninggalkan dunia
(ayat 1). Dengan kematian-Nya di kayu Salib, Dia memenuhi tugas
misi-Nya karena menurut Yohanes Pembaptis, Dia mati sebagai "Anak
Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29). Sebagai Imam
Besar Agung yang sekarang berdiri di depan takhta Bapa, Dia menjadi
Perantara antara Allah dan manusia untuk selama-lamanya, untuk mereka
yang datang kepada-Nya dalam iman (Ibrani 7:25; 1 Timotius 2:5). Jadi,
kehidupan dan kematian Kristus, yang sekarang hidup dengan Bapa adalah
misi dalam arti yang sebenar-benarnya.

Isi Misi Pengajaran-Nya

Yesus Kristus mengajarkan bahwa Dia adalah satu-satunya jalan kepada
Bapa (Yohanes 14:6). Ketika Yesus berkhotbah di bait Allah, Dia
berkata kepada para pendengar-Nya bahwa mereka akan mati dalam dosa,
jika mereka tidak percaya bahwa Dialah Juru Selamat (Yohanes 8:24).
Pernyataan-Nya adalah mutlak! Tidak saja perkataan-Nya, perbuatan-Nya
juga menunjukkan wewenang yang didapatnya dari Bapa, dan bersamaan
dengan itu menyebabkan perpecahan di antara orang-orang yang
memerhatikan-Nya, seperti bisa di lihat setelah penyembuhan orang buta
dalam Yohanes 9:16.

Dia mengajar pengikut-pengikut-Nya bagaimana mereka bisa menjalani
kehidupan yang berbuah, yakni dengan berada dekat dengan Dia (Yohanes
15:1-16). Sukacita dan kepatuhan akan menjadi tanda-tanda kehidupan
semacam itu. Mereka akan menjadi sahabat, tidak hanya hamba (ayat 15).
Mereka juga harus siap menghadapi tantangan dan penganiayaan (Yohanes
15:18). Bukankah ayat 20 merupakan pengajaran misi dalam pengertian
yang sebenarnya?

Yesus melewatkan sebagian besar hidup-Nya di dunia ini untuk melayani
bangsa-Nya sendiri, yaitu orang-orang Yahudi, tetapi Dia juga
mencita-citakan pelayanan Injil di seluruh dunia (Lukas 13:29, Matius
24:14). Tetapi hanya sedikit orang kafir yang dilayani secara pribadi
oleh Yesus, seperti wanita Samaria dalam Yohanes 4, wanita dalam
Matius 15:21-28 yang berbangsa Kanaan tetapi berkewarganegaraan
Siro-Fenisia, dan perwira dalam Matius 8:5-13 yang mungkin adalah
komandan kafir, yang dengan rendah hati memohonkan kesembuhan anaknya.
Mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka minta, disebabkan olah
iman mereka. Yesus memuji mereka dalam hal ini.

Sepanjang perjalanan hidup-Nya di dunia, Yesus berusaha menyiapkan
murid-murid-Nya untuk pelayanan membawakan Injil kepada semua bangsa,
meskipun pada prinsipnya "kepada orang Yahudi lebih dahulu". Harold
Cook menyatakan fakta yang sama sebagai berikut, "Kita tidak bisa
menyangkal bahwa Yesus Kristus mengajarkan misi, Ia ingin supaya
pengikut-pengikut-Nya menjadi utusan Injil, Ia ingin agar Injil-Nya
diberitakan di seluruh dunia." Sebelum kenaikan-Nya, Tuhan Yesus
Kristus memberikan kepada murid-murid-Nya, yang berarti juga
murid-murid-Nya dari segala zaman, Amanat Agung seperti yang tercatat
di keempat Injil dan kitab Kisah Para Rasul. Setelah memberikan Amanat
Agung tersebut, Tuhan Yesus Kristus mengajarkan murid-murid-Nya
mengenai kedatangan Roh kudus (Lukas 24:45-49).

Jelas, mereka perlu dibekali dengan kuasa untuk melaksanakan tugas
Tuhan yang terakhir! Dalam hal ini, Syrdal memberikan pendapatnya,
"Program misi gereja bergantung pada Roh Kudus, yang menyiapkan dan
melengkapi murid-murid-Nya untuk kelanjutan dramatis dari apa yang
telah dimulai oleh Yesus."

Dalam Kisah Para Rasul 2, Lukas, melaporkan kedatangan Roh Kudus
secara nyata. Semenjak saat itu dan seterusnya, Roh Kudus memainkan
peranan yang penting dalam mengarahkan dan mengatur pertumbuhan
Gereja. Harold Cook berkata, "Perjanjian Baru memperkenalkan Roh Kudus
sebagai pelopor dan sebagai faktor pengatur misi."

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Merencanakan Misi Lewat Gereja-Gereja di Asia
Judul bab: Menanamkan Visi Misi ke dalam Gereja-Gereja
Penulis: David Royal Brougham
Penerbit: Gandum Mas, Malang 2001
Halaman: 13 -- 22

                DOA BAGI MISI DUNIA: ALJAZAIR, ERITREA

ALJAZAIR -- N adalah seorang penganut agama setempat yang taat. Ia
rajin bersembahyang dan berpuasa. Suatu hari saat ia bangun, ia
benar-benar tidak dapat mengingat ayat-ayat kitab suci agamanya ini
maupun berdoa sebagai seorang penganut agama setempat yang saleh. Hal
itu membuatnya panik. Seseorang menyuruhnya untuk masuk ke kamarnya
dan berdoa agar Tuhan berkenan menunjukkan jalan kepadanya. Jadi, N
pergi ke kamarnya dan pada saat itulah Allah Bapa melawatnya. Melalui
peristiwa itu dan kasih yang ditunjukkan oleh saudara dan saudarinya
yang telah percaya kepada Kristus, N pun menemukan imannya dalam Yesus
Kristus.

Saat ia datang ke gereja, N mengakui imannya kepada Tuhan Yesus dan
mereka memberinya sebuah Alkitab sebagai hadiah untuknya. Ia merasa
malu menerima Alkitab itu, karena ia berpikir bahwa mereka seharusnya
memberikan Alkitab tersebut kepada orang yang dapat membaca, namun N
tetap menerimanya dan pulang. Di rumah, N berlutut dalam kepedihan,
berdoa kepada Tuhan, dan menyalahkan orang tuanya sebab ia tidak
pernah belajar membaca dan menulis.

Pada saat itulah Yesus menampakkan diri kepadanya. Ia menyuruh N
mengambil Alkitabnya sambil berkata, "Aku akan mengajarimu membaca." N
pun mengambil Alkitabnya dan sejak saat itu ia dapat membaca Alkitab
dalam bahasa Arab dengan lancar! (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buletin: Body Life, Edisi Mei 2011, Volume 29, No. 5
Nama Kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Algeria: Eyes to Read
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 4

Pokok doa:

* Terpujilah Tuhan atas kebaikan-Nya kepada N! Bersyukur untuk
orang-orang di Aljazair yang menemukan Kristus dengan cara-Nya.

* Mengucap syukur juga untuk gereja-gereja Tuhan di Aljazair. Doakan
agar melalui pelayanan mereka, semakin banyak orang dikuatkan imannya
dan bertumbuh dalam Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka.

ERITREA -- Dua orang Kristen dilaporkan telah meninggal dalam penjara
yang berbeda di Eritrea, karena tidak mendapatkan perawatan medis di
tengah tindak kekerasan yang dilakukan berulang-ulang oleh otoritas
setempat terhadap anggota gereja yang tidak terdaftar. Menurut BA,
salah seorang martir itu adalah perempuan berumur 27 tahun yang
ditangkap karena membaca Alkitab di kamar tidurnya. Gelombang baru
razia, yang dimulai pada malam Tahun Baru, menyebabkan lebih dari 100
orang yang percaya Injil ditahan. BA mengatakan bahwa hampir seluruh
jemaat -- 41 orang -- dari ibukota, Asmara, telah dimasukkan ke dalam
tahanan; mereka dilaporkan telah dipukuli di sana. Ribuan orang
Kristen diyakini telah dipenjara tanpa diadili dalam sistem penahanan
Eritrea yang terkenal buruk. (tRinto)

Diterjemahkan dari:
Nama buletin: Body Life, Edisi Maret 2011, Volume 29, No. 3
Nama kolom: World Christian Report
Judul asli artikel: Eritrea: Two Die in Prison, 100 Others Detained
Penerbit: 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 4

Pokok doa:

* Berdoa untuk orang percaya di Eritrea yang masih mendekam di
penjara, agar Tuhan memberi kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi
tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab
di penjara.

* Berdoa agar Tuhan membuka hati para petugas di penjara Eritrea,
sehingga mereka memperlakukan setiap tahanan dengan rasa kemanusiaan
yang seharusnya.

                   DOA BAGI INDONESIA: NARKOTIKA

Keganasan narkotika tak pernah surut, seperti dirasakan oleh
masyarakat Indonesia belakangan ini. Dampak kejahatan narkotika
tergolong luar biasa karena dapat merusak generasi muda, merusak
karakter dan fisik, serta pada jangka panjang mengganggu daya saing
bangsa. Berbagai upaya dilakukan, tetapi ancaman narkotika seperti tak
surut. Prevelensi pengguna narkotika tahun 2008 mencapai 1,99 persen
penduduk Indonesia berumur 10-59 tahun. Jumlah itu setara dengan 3,6
juta penduduk. Prevelensi tahun 2010 naik menjadi 2,21 persen atau
setara dengan 3,8 juta jiwa. Jika tidak dilakukan upaya serius untuk
memberantasnya, prevelensi pengguna narkotika pada 2015 diperkirakan
naik menjadi 2,8 persen atau setara dengan 5;1 juta jiwa.

Sumber: Kompas, Selasa, 28 Juni 2011, Halaman 6

Pokok Doa:

1. Doakan upaya pemberantasan pemakai dan pengedar narkotika di
Indonesia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berwajib, dapat
berjalan dengan baik.

2. Doakan agar para generasi muda Indonesia tidak mudah terpengaruh
dengan pergaulan yang tidak benar dan ikut-ikutan mengonsumsi narkoba.

3. Doakan juga agar Tuhan memampukan gereja-Nya dalam membimbing
setiap generasi muda di gereja, sehingga mereka memiliki iman yang
teguh dan mengandalkan Tuhan dalam setiap persoalan yang mereka
hadapi.

          STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS PESTA GURU SEKOLAH
           MINGGU (GSM) PERIODE SEPTEMBER/OKTOBER 2011

Anda guru sekolah minggu? Anda terbeban dalam pelayanan anak? Anda
ingin terus diperlengkapi dalam melayani di sekolah minggu? Anda rindu
mengembangkan talenta Anda dalam bidang pelayanan anak untuk kemuliaan
nama Tuhan?

Yayasan Lembaga SABDA kembali membuka kelas Guru Sekolah Minggu (GSM)
periode September/Oktober 2011 melalui program Pendidikan Studi
Teologi Awam (PESTA) bagi Anda yang terlibat dan terbeban dalam
pelayanan anak. Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email)
dan akan berlangsung mulai tanggal 1 September -- 3 Oktober 2011.

Daftarkanlah diri Anda sekarang juga ke Admin PESTA di
< kusuma(at)in-christ.net >. Pendaftaran ditutup pada tanggal 30 Juli
2011. Jangan lewatkan kesempatan ini karena kelas terbatas hanya untuk
20 orang peserta saja. Tidak dipungut biaya!

Untuk melihat materi yang akan dipelajari dalam kelas PESTA GSM ini,
silakan mengakses URL berikut ini.

==> http://pesta.sabda.org/gsm_sil

"GOD IS MORE INTERESTED IN YOUR AVAILABILITY THAN YOUR ABILITY"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org