|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2008/25 |
|
e-JEMMi edisi No. 25 Vol. 11/2008 (17-6-2008)
|
|
Juni 2008, Vol.11 No.25
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Ghulam Masih Naaman (Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu)
SUMBER MISI: The Rightnow Campaign
DOA BAGI MISI DUNIA: Laos, Irlandia
DOA BAGI INDONESIA: Global Youth Outreach (GYO)
______________________________________________________________________
WHEN YOU LOOK OUT, IT WAS MAYBE NIGHT
BUT WHEN YOU LOOK UP, IT`S ALWAYS LIGHTS
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Ghulam Masih Naaman adalah seorang hamba Tuhan yang melayani di
India. Kesetiaan, pengabdian, dan semangat untuk tidak mudah
menyerah pada keadaan merupakan sebuah contoh yang layak diteladani
setiap orang percaya. Melalui kisah hidupnya, kita belajar bahwa
Tuhanlah yang membentuk kita, bahkan sebelum kita menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Tidak ada hidup yang sia-sia jika
kita ada dalam tangan Tuhan. Juga, melalui kisah hidupnya kita
melihat bahwa kasih, penyertaan, dan anugerah Tuhan tidak pernah
jauh dari mereka yang setia melayani-Nya.
Teruslah melayani Tuhan dalam keadaan apa pun yang Tuhan izinkan
terjadi dalam hidup kita. Jangan lupa untuk terus mendoakan
utusan-utusan Tuhan yang ada di ladang misi karena melalui doa,
kuasa Tuhan dapat terus dinyatakan.
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI
GHULAM MASIH NAAMAN
(Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu)
Diringkas oleh: Novita Yuniarti
Ghulam Masih Naaman dilahirkan di Jammu, Kashmir. Ia adalah anak
ke-5 dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang tuan tanah yang
sangat berhasil. Semasa kecilnya, Ghulam hidup berkecukupan. Setelah
kelahiran kakak-kakaknya, ibunya rindu memiliki anak lagi. Namun,
selalu gagal karena semua anak yang lahir meninggal ketika masih
bayi. Oleh sebab kelahiran Ghulam dianggap sebagai mukjizat, setelah
Ghulam lahir, ibunya membawanya ke sebuah kuil yang terletak di
pegunungan Kashmir untuk dipersembahkan kepada dewi-dewi (ibunya
adalah seorang Kedar yang taat, namun masih percaya kepada dewi-dewi
-- agama warisan dari orang tuanya). Oleh sebab itulah Ghulam masih
membawa tanda lahir di tubuhnya, yaitu kuping yang berlubang, tanda
bahwa ia adalah milik dewi-dewi.
Pada usia lima tahun, Ghulam masuk sekolah dasar. Pada usia ini
juga, untuk pertama kalinya, ia pergi ke tempat ibadah agamanya yang
terletak tidak jauh dari rumahnya untuk belajar mengaji dan
mempelajari kitab sucinya. Ketika Ghulam berusia sembilan tahun, ia
menempuh pendidikan sekolah menengah di Jammu, Kashmir -- Sekolah
Menengah Maha Raja Ranbeer Singh, sekolah yang diperuntukkan bagi
anak-anak raja atau penguasa. Sekolah tersebut menawarkan berbagai
macam pralatihan militer, seperti menunggang kuda dan menembak --
sesuatu yang pantas bagi anak-anak raja. Namun bagi Ghulam,
pendidikan semacam ini merupakan hal yang cukup membingungkan
baginya karena tidak jelas ke mana pendidikan tersebut
mengarahkannya. Karena sekolah ini dikhususkan bagi orang Hindu,
maka setiap siswa harus mempelajari agama dan kitab suci Hindu.
Perang dunia ke-2 terjadi ketika Ghulam berusia enam belas tahun --
India masuk ke dalam sebuah dilema. Seperti rakyat India yang
menginginkan kemerdekaan dari kekuasaan Inggris, Ghulam pun
menginginkan hal yang sama. Namun, Ghulam masih terlalu muda untuk
mengerti apa yang terjadi dalam dunia politik dan ideologi di India.
Melihat situasi tersebut, Ghulam memutuskan untuk malamar sebagai
anggota angkatan udara. Ia diterima dan ditempatkan sebagai montir
yang bertugas untuk memelihara dan memerbaiki pesawat terbang.
Latihan pertama Ghulam dilaksanakan di Lahore. Setelah itu, ia
dipindahkan ke Birma dan Ronggon. Beberapa waktu kemudian, ia
dikirim ke akademi angkatan udara dan di tempat inilah ia memeroleh
gelar master dalam bidang intelijen militer.
Ketika melakukan tugasnya, Ghulam selalu membina hubungan baik
dengan siapa saja. Baginya, nilai seseorang tidak tergantung dari
warna kulit, ras, dan kepercayaannya. Pengabdian penuh pada
pekerjaan, integritas, dan sifatnya yang dapat dipercaya menjadi
kualitas yang memampukannya mencapai sukses dalam setiap
kedudukannya. Ia tidak dapat menerima ketidakjujuran, baik dalam
dirinya sendiri maupun orang lain. Ia juga tidak pernah menekan
bawahannya, bahkan ia menjadi pendengar yang baik terhadap
keluhan-keluhan bawahannya. Namun, tidak semua orang bersikap
demikian. Ia tidak dapat memungkiri bahwa hubungan di antara para
perwira dalam angkatan udara kurang baik. Para perwira Inggris
sering memandang rendah para perwira India. Mereka menganggap para
perwira India memiliki mutu yang rendah dan menyebut mereka dengan
istilah "Bloody Indians". Kehidupan para perwira India tidak
dihargai, meskipun mereka berpangkat sama. Tutur kata mereka
terkadang kasar dan tidak sopan. Hal ini membuat Ghulam sangat
terganggu.
Diskriminasi tersebar dengan luas. Orang-orang Inggris tidak mau
menyesuaikan diri dengan dengan orang-orang India. Namun, di antara
sekian banyak perwira Inggis yang angkuh, Ghulam menemukan sosok
perwira Inggris yang penuh belas kasih. Perwira tersebut bernama
Kapten Bexter. Ia adalah orang yang agak tertutup, namun dari
sikapnya, Ghulam mengetahui orang seperti apa dia. Kapten Bexter
tidak merendahkan perwira India, ia memerhatikan jaminan sosial
mereka. Hal yang paling berkesan tentang Kapten Bexter adalah
tindakannya dalam peperangan. Jika ada serangan dari pihak lawan,
ia akan memerintahkan bawahannya untuk berlindung di gereja (sebuah
tenda yang dipakai untuk kebaktian). Di tempat itu, Bexter akan
berdoa dan hal yang dilakukan bawahannya adalah mengucapkan kata
"amin" ketika ia selesai berdoa. Ghulam belum pernah mendengar doa
seperti yang dilakukan Bexter -- doa yang sangat sederhana, yang
langsung menuju kepada Tuhan.
Suatu ketika, Ghulam mendapat tugas untuk menguji sebuah pesawat
terbang. Namun setelah berjarak kira-kira tiga puluh mil, ia terkena
tembakan dari pihak lawan. Pusan, rekan kerja Ghulam, mengambil
kendali atas pesawat tersebut. Pendaratan dapat dilakukan dengan
selamat, tetapi Ghulam tidak sadarkan diri akibat peristiwa
tersebut. Ia dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan selama
dua puluh hari. Selama menjalani perawatan, Ghulam tidak kekurangan
apa-apa. Ia dirawat oleh dua orang perawat, Amber dan Marry, yang
merawatnya dengan penuh belas kasih. Ghulam ingin mengetahui apa
alasan Amber dan Marry sehingga mereka sangat mengasihinya. Mereka
berkata, "Kami merawat Anda bukan karena Anda tampan, bukan untuk
mengharapkan hadiah dari Anda, namun kami adalah orang Kristen.
Tuhan Yesus telah menderita demi keselamatan manusia, dan tugas kami
adalah untuk melayani sesama manusia."
Ghulam terharu mendengar kesaksian ini. Sekali lagi ia
dikonfrontasikan dengan Tuhan Yesus melalui dua murid-Nya, ketika ia
melihat anak-anak Tuhan mengasihi dan melayani sesama manusia di
tengah-tengah pembantaian dan kurangnya perhatian terhadap sesama.
Ghulam merasakan kehadiran Allah, tetapi tidak ada waktu baginya
untuk merefleksikannya. Ghulam keluar dari rumah sakit dan bergegas
kembali ke markas. Ia mendapat tugas baru, yaitu mencegah
pegawai-pegawai angkatan udara memasuki daerah-daerah pelacuran. Di
sini ia berkenalan dengan Philips, seorang anggota angkatan udara.
Kehadiran Philips membuatnya gembira, ditambah lagi dengan
lelucon-leluconnya. Pada suatu hari, Philips akan dipindahkan ke
tempat lain. Philips sangat marah atas keputusan tersebut. Alasan
mengapa ia tidak mau dipindahkan adalah karena ia mencintai Kumla,
seorang pelacur. Ghulam mencoba memberikan nasihat kepada Philips
bahwa dengan menikahi wanita semacam itu, berarti menentang norma
sosial. Philips tetap teguh pada pendiriannya. Ia berkata, "Tuhan
Yesus menyayangi seorang penjahat seperti saya dan mengorbankan
hidup-Nya sebagai tebusan untuk menyelamatkan jiwa saya, maka saya
juga harus bisa menerima orang yang berdosa dan dihinakan dunia."
Pada tahun 1945, perang dunia II berakhir. Namun, bagi India ini
merupakan periode yang sangat buruk. Agama dijadikan sebagai batu
antukan di mana banyak orang tersandung karenanya. Hindu dan kaum
Kedar tidak dapat hidup secara damai. Ketakutan dan kebencian
semakin meningkat, pembunuhan dan kerusuhan terjadi di seluruh
penjuru India. Sebenarnya, kaum Kedar bukanlah sesuatu yang baru di
India. Agama kaum Kedar tersebut pertama kali masuk di India pada
tahun 712 SM. Pada mulanya, kaum Kedar dan Hindu hidup secara
berdampingan, namun kaum Kedar mengambil alih kekuatan politik di
bagian utara India, sebagai keturunan Jengis Khan yang mengalahkan
Delhi pada tahun 1526 dan mendirikan dinasti Mughal. Dinasti ini
tidak berusaha memaksa penduduk memeluk agama kaum Kedar karena
golongan Hindu Brahmana dari golongan kuat tidak akan memberi
kesempatan, walaupun mereka telah mencobanya. Sedangkan beberapa
orang kaum Kedar dari golongan tinggi Mughal adalah orang-orang yang
bertobat dari kasta Hindu terendah.
Hal ini membuat Ghulam seolah berada di persimpangan jalan, ia tidak
tahu harus berbuat apa. Pada Agustus 1947, kekuasaan Inggris
berakhir di India. Namun hal ini tidak membuat situasi di India
membaik. Kerusuhan, pembunuhan, dan peperangan terjadi di India.
Setiap orang Kedar sejati harus percaya dan mengakui prinsip-prinsip
dasar iman -- jika seseorang tidak bisa mengucapkan kalimat sahadat,
mereka adalah orang kafir dan berperang melawan mereka adalah benar.
Pertemuan Ghulam dengan Yesus terjadi ketika ia mendatangi sebuah
keluarga Kristen dan meminta mereka untuk menyangkal imannya.
Seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun dari keluarga tersebut
menolak untuk menyangkali Yesus meskipun telah diancam. Tidak ada
rasa takut terpancar dari wajah gadis kecil ini. Ketika keluarga ini
berdoa, tiba-tiba suatu cahaya menyembunyikan mereka dari pandangan
Ghulam. Cahaya itu begitu cemerlang dan mengerikan. Sedikit demi
sedikit, cahaya itu mendekati Ghulam dan ia mulai merasa takut.
Ghulam tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba dalam benaknya muncul
pemikiran untuk meminta maaf kepada makhluk tersebut. Lalu Ghulam
mendengar suara yang berkata, "Kami mengampuni Anda dalam nama
Yesus."
Setelah kembali ke markas, nama Yesus terus terngiang di telinganya,
dan Ghulam mulai mengingat pengalaman masa lalunya. Yesus yang
dipercayai oleh Bexter, melindunginya dan teman-temannya dari
serangan lawan. Yesus yang dipercayai Amber dan Marry, demi Dia,
mereka telah menyelamatkan kehidupan seorang pria yang sudah tidak
bisa ditolong. Yesus yang dipercayai Philips, memberi kekuatan
kepadanya untuk berkorban bagi orang lain. Dan yang paling berkesan
dari semua pengalaman itu ialah pertemuannya dengan Yesus yang
diimani oleh seorang gadis kecil yang datang dan menyelamatkan para
pengikut-Nya di waktu yang tepat. Matanya telah melihat tindakan
penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus kepada gadis kecil bersama
orang tuanya. Pemikiran ini selalu membayangi dirinya dan Ghulam
tidak memiliki kekuatan untuk menghindar. Suatu pagi, Ghulam bangun
untuk melakukan sembahyang seperti biasanya. Tiba-tiba ada yang
datang dari belakang, meletakkan tangan di bahunya dengan penuh
kasih dan berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu .... " (2 Kor.
12:9). Kalimat ini diulangi tiga kali, lalu Ghulam merasa seperti
ada aliran listrik yang masuk ke dalam tubuhnya -- seperti ada
sesuatu yang menyegarkan dan menggembirakan dalam dirinya.
Pengertian, pengampunan, dan pendamaian merupakan kenyataan yang
benar.
Petualangan kekristenan Ghulam terjadi ketika ia bertemu dengan
seorang pegawai Kristen yang sedang membersihkan tempat di mana ia
tidur dan mendengar Ghulam berulang-ulang mengucapkan kalimat,
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu ...." Orang tersebut menyarankan
kepada Ghulam untuk menemui Pendeta Inayat Rhumal`shan di wilayah
Faisalabad. Pendeta Inayat menyarankan kepada Ghulam untuk menemui
Pendeta RWF. Wooton di Gorja. Betapa suram awal pengenalan Ghulam
akan Yesus, namun ia tidak putus asa. Setelah sampai di Gorja,
Ghulam menemui Pendeta Wooton. Di tempat ini, ia harus menghadapi
berbagai tantangan, khususnya yang berasal dari orang Kristen
sendiri. Mereka menyangka keputusan Ghulam untuk menjadi Kristen
karena ia ingin menikah dengan seorang gadis Kristen, yang lain
berkata bahwa ia hanya mencari pekerjaan sebagai hamba Tuhan, dan
yang lainnya lagi berkata ia hanya mau uang.
Akhir September 1949, Ghulam mendapat kabar bahwa ia akan dibaptis
pada tanggal 2 Oktober mendatang. Ghulam sangat senang mendengar
kabar terebut. Ketika Ghulam sedang sendirian, ia didatangi oleh
pamannya dan meminta Ghulam untuk pergi bersama dengan mereka tanpa
sepengetahuan siapa pun, dan jika Ghulam menolak, maka pamannya
mengancam akan memberitahukan pertobatan Ghulam kepada semua orang.
Hal ini dapat menyebabkan penganiayan terhadap dirinya dan
orang-orang Kriten di Gorja. Ghulam tidak dapat membiarkan hal ini
terjadi. Dalam kondisi ini, Ghulam mendengar suara yang berkata
kepadanya, "Akan ada lebih banyak lagi duri dan penghalang yang
harus engkau hadapi, jika engkau memutuskan untuk mengikut Aku.
Pergilah dengan mereka karena di rumahlah tempat pertama di mana
engkau harus bersaksi. Engkau berdiri sebagai saksi-Ku, pertama di
Yerusalem, kemudian di Yudea, Samaria, dan kemudian seluruh dunia."
Ghulam menyetujui untuk pergi bersama dengan mereka, ia tidak
takut karena ia tahu siapa yang akan menolongnya.
Tuhan telah membimbing Ghulam ke jalan yang telah Ia tetapkan.
Jalan ke Kalvari baginya adalah suatu jalan yang penuh dengan duri.
Walaupun terkadang salib-Nya terasa berat, namun ini adalah
satu-satunya jalan yang harus ia jalani, di mana ia bisa melayani
Tuhan dan membawa salib-Nya ke kaki orang lain. Keluarganya sudah
tidak menerima ia sebagai bagian dari anggota keluarga,
teman-temannya telah memutuskan tali persahabatan dengannya ketika
ia menolak untuk menyangkali imannya. Namun, semuanya itu tidak
menyebabkan Ghulam berpikir bahwa keputusan yang diambilnya adalah
salah. Ia tahu, kekristenan adalah satu-satunya jalan -- tidak ada
satu pun yang dapat mengubah keyakinan ini. Ghulam tahu bahwa ia
telah memilih jalan yang benar walaupun harus berakhir dengan
kematian. Mati setiap hari bagi Kristus tidaklah mudah. Sekarang ia
sudah siap kalau Tuhan memanggilnya. Kematian bagi orang Kristen
bukanlah akhir kehidupan, tetapi permulaan dari kehidupan yang baru.
Diringkas dari:
Judul buku: Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu
Penulis: Ghulam Masih Naaman
Penerbit: Jalan Alrahmat
Halaman: 1 -- 126
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
THE RIGHTNOW CAMPAIGN
==> http://www.rightnow.org
Rightnow Campaign didirikan oleh Brian Mosley pada tahun 2000.
Organisasi ini didirikan berdasarkan pengalaman Brian Mosley yang
melihat banyak organisasi Kristen yang hanya bergantung pada brosur
organisasinya untuk menindaklanjuti orang-orang yang memiliki
kerinduan untuk terlibat dalam pelayanan. Organisasi ini ada untuk
membantu generasi usia 20 -- 30-an ke atas agar mendapat kesempatan
melayani Tuhan. Inti dari Rightnow Campaign adalah penindaklanjutan
(follow-up) secara pribadi. Rightnow Campaign mengadakan pertemuan
bagi para pemuda, baik secara tatap muka atau pun secara tersambung
(online), lewat situsnya, dan menyediakan tim yang beranggotakan
orang-orang terlatih untuk menghubungi orang-orang yang rindu
melayani melalui telepon. Melalui kerja sama dengan 75 organisasi
pelayanan dan misi, Rightnow Campaign membantu orang-orang tersebut
mengenali kerinduan mereka dalam melayani Tuhan dan mendapatkan
kesempatan untuk mempraktikkan iman mereka. Kunjungi situsnya untuk
mengenal organisasi ini lebih dekat.
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
L A O S
Sumber-sumber VOM (Voice of the Martyrs) mengemukakan bahwa ada dua
kelompok pendeta yang pergi ke Thailand untuk menghadiri konferensi
kepemimpinan. Kelompok pertama berhasil melalui Meekong tanpa
masalah. Kelompok kedua yang terdiri dari delapan orang ternyata
diikuti oleh polisi Laos. Mereka digeledah, dan dua di antaranya
didapati memiliki Alkitab. Semua barang yang dimiliki
pendeta-pendeta tersebut disita, termasuk telepon genggam mereka.
Menurut VOM -- Kanada, para pendeta tersebut dilaporkan telah
dipulangkan kembali ke Laos meskipun sejak penangkapan tersebut,
tidak ada kontak dengan mereka.
Negara Laos ada di peringkat kedelapan di antara lima puluh negara
dalam Open Doors World Watch List, yaitu daftar negara yang paling
banyak menganiaya orang-orang Kristen di dunia. Pemerintah Laos
telah memberikan batasan-batasan yang lebih luas terhadap semua
kelompok agama. Akhir-akhir ini, pemerintah Laos memang telah
berupaya untuk memerbaiki catatan penegakan hak asazi manusia di
negeri itu. Penangkapan semakin sedikit dan banyak gereja yang
sebelumnya ditutup, kini sudah dibuka kembali. Namun, gereja-gereja
di sana belum bebas dari penganiayaan.
Berdoalah bagi para pendeta di Laos dan keluarganya selama masa
sulit ini. Mintalah agar Tuhan melindungi dan menguatkan mereka.
Berdoalah juga untuk pembebasan mereka yang masih ada di penjara dan
kiranya kesaksian-kesaksian mereka dapat menarik petugas penjara ke
dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari: Mission News Network, April 2008
Alamat URL: http://www.mnnonline.org/article/11060
Pokok Doa:
* Doakan pemerintah negara Laos agar mereka membuka lebih banyak
"pintu" bagi Injil sehingga Kabar Baik tersebut dapat masuk ke
wilayah-wilayah yang belum mendengar Injil.
* Gereja Tuhan dan orang percaya di Laos perlu didoakan karena
banyak di antara mereka yang menerima ancaman dan aniaya dari
orang-orang yang menentang kekristenan. Biarlah perlindungan Tuhan
senantiasa menyertai mereka.
I R L A N D I A
Tahun ini, konvensi eksposisi Alkitab yang telah diadakan selama
beberapa dekade terakhir, akan diselenggarakan di Gereja Hamilton
Road Presbyterian. Konvensi ini diadakan selama sehari penuh dan
dihadiri oleh orang-orang percaya dari Irlandia Utara, Republik
Irlandia, Skotlandia, dan Inggris. Konvensi hari Senin dipenuhi
dengan cepat oleh para jemaat sehingga pintu-pintu gereja harus
ditutup lima belas menit sebelum kebaktian dimulai karena gereja
sudah begitu penuh.
Firman Tuhan yang disampaikan dua pembicara, saling melengkapi.
pembicara pertama membahas tentang pemenuhan Roh Kudus dan pembicara
kedua mengenai kebangunan rohani pribadi. Tippit membagikan
pengalamannya tentang kebangunan rohani pribadi yang telah ia lihat
selama sembilan bulan terakhir.
Kebaktian "Youth Mix" yang diadakan pada malam hari setelah
konvensi, menarik minat banyak muda-mudi. Tippit memceritakan
tentang awal perjalanannya menjadi Kristen dan kebangunan rohani
yang dialami sepanjang hidupnya menjadi Kristen. Banyak pemuda
untuk kali pertama menyatakan komitmennya pada Kristus. Seorang
gadis, yang adalah putri seorang misionaris, mengatakan bahwa dari
semua konvensi yang pernah dia hadiri, konvensi ini sangat berbeda.
Secara keseluruhan, respons dari khotbah yang disampaikan luar
biasa, dan banyak orang menyatakan kebutuhan mereka untuk
menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari: Mission News Network, April 2008
Alamat URL: http://www.mnnonline.org/article/11070
Pokok Doa:
* Doakan Irlandia agar Tuhan melawat dan memulihkan bangsa ini.
Doakan juga untuk penduduknya, agar mereka dapat menangkap isi
hati Tuhan dan meresponinya dalam kehidupan mereka setiap hari.
* Kegerakan anak muda sedang terjadi di Irlandia. Doakan agar Tuhan
memampukan setiap anak-anak muda di sana untuk memberikan dampak
yang positif bagi teman-teman mereka yang belum percaya.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
GLOBAL YOUTH OUTREACH (GYO)
Global Youth Outreach (GYO) merupakan sarana persiapan anak muda
untuk menjadi katalisator dalam kegerakan anak muda, di mana mereka
dilatih, digerakkan, dan diterjunkan ke ladang pelayanan kota
melalui tindakan nyata yang memancarkan kasih Kristus sampai ke
jalan-jalan.
GYO yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 2 s/d 5 Juli
2008 di Jakarta, dapat dihadiri oleh anak muda dari berbagai
denominasi gereja, jaringan, kampus, pelajar, dan lembaga pelayanan
lainnya. Informasi lebih lanjut bisa didapatkan dengan menghubungi:
Sekretariat TCI <info(at)tc-indo.net> atau <dokumen(at)tc-indo.net>.
Sumber: Buletin Transformation Connection Indonesia, Edisi II,
Februari 2008
Pokok Doa:
1. Global Youth Outreach (GYO) bertujuan untuk membawa anak muda
melayani dan memberkati kota melalui tindakan nyata. Kiranya
Tuhan memakai kesempatan ini untuk membagikan visi bagaimana
memenangkan anak muda bagi Kristus.
2. Berdoa juga untuk pembicara yang akan mengisi acara GYO, agar
Tuhan memberi kesiapan hati sehingga dipakai Tuhan untuk
menyampaikan firman-Nya.
4. Doakan agar setiap organisasi yang diundang dapat menghadiri
acara ini sehingga banyak pemuda dari berbagai tempat/kota dapat
berpartisipasi dan berbagi berkat.
5. Berdoa untuk aparat kemanan yang akan ditugaskan selama acara
berlangsung, agar Tuhan memakai dan memperlengkapi mereka untuk
menjaga keamanan saat itu.
6. Selama acara berlangsung, iblis pasti tidak akan tinggal diam.
Karena itu, mari kita berdoa agar Tuhan menjaga setiap firman
yang ditaburkan sehingga tidak ada yang kembali dengan sia-sia.
7. Doakan panitia yang mengurus persiapan maupun pelaksanaan acara
ini. Biarlah Tuhan memberikan hikmat dan bijaksana atas setiap
usaha yang dilakukan, seperti penggalangan dana untuk mencukupi
anggaran yang telah disusun, pengurusan surat-surat izin, dan
persiapan akomodasi untuk menampung semua peserta GYO. Berdoalah
pula agar ada kesatuhatian di antara para panitia sehingga
melalui acara ini, nama Tuhan saja yang dimuliakan.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |