Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2013/17

e-JEMMi edisi No. 17 Vol. 16/2013 (28-5-2013)

Fletcher Brockman

Mei 2013, Vol.16, No.17
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

e-JEMMi -- Fletcher Brockman
No.17, Vol.16, Mei 2013

Shalom,

Para pelayan misi adalah hamba Tuhan yang tak hanya berkutat dengan 
teologi, tetapi juga menjadi hamba bagi umat manusia, yang melayani 
kebutuhan-kebutuhan yang dilihatnya pada sesamanya. Pada edisi e-JEMMi 
kali ini, kami akan mengajak Anda untuk mengenal Fletcher Brockman, 
seorang pelayan misi yang juga mendedikasikan dirinya untuk memenuhi 
kebutuhan masyarakat yang berada di sekitarnya. Pada edisi ini, kami 
juga mengajak Anda untuk berdoa bagi Bangladesh yang baru saja 
dihantam Badai Mahasen beberapa waktu yang lalu. Kiranya apa yang kami 
sajikan pada edisi ini menjadi berkat dan terus memacu Pembaca 
sekalian untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah dan mendukung 
pelayanan-Nya di muka bumi ini. Selamat membaca, Tuhan Yesus 
memberkati kita sekalian.

Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >


                   TOKOH MISI: FLETCHER BROCKMAN

Kerinduan untuk melihat para pemuda unggul melibatkan diri dalam 
Gerakan Relawan Mahasiswa serta mendedikasikan hidup mereka bagi 
pelayanan misi luar negeri menggelora ketika metode dan ideologi 
beberapa orang dari antara mereka menjadi terkenal. Misionaris injili 
konservatif berkali-kali dikejutkan oleh konsep-konsep baru yang 
dibawa oleh kaum intelektual muda ke ladang misi, tetapi tak sedikit 
juga yang percaya bahwa nilai-nilai kekristenan konservatif sedang 
dirusak dan tidak dapat dipulihkan kembali. Konflik filsafat ini 
terjadi khususnya di China, dan salah satu misionaris muda yang 
mengungkapkan pandangan progresifnya secara vokal adalah Fletcher 
Brockman.

Brockman dibesarkan di perkebunan kapas di Georgia, dan dididik di 
Vanderbilt University, lulus pada tahun 1891. Setelah lulus, ia 
menjabat sebagai sekretaris nasional untuk YMCA, bekerja sama dengan 
mahasiswa di Selatan dan memperkembangkan misi untuk luar negeri. 
Sebagai kaum Methodis, Brockman pertama kali menawarkan jasanya kepada 
dewan misi denominasinya sendiri, tetapi uskupnya menyarankan bahwa 
sponsor interdenominasi dari YMCA mungkin lebih tepat untuk pelayanan 
berbasis luas yang ia harap dimiliki siswa di China. YMCA bersemangat 
menerima pelayanannya, menanggapi undangan dari banyak misionaris 
China yang telah meminta organisasi itu untuk memasuki bidang 
tersebut.

Pada tahun 1898, bersama dengan istri dan anaknya yang masih kecil, 
Brockman berlayar ke China. Ia tiba pada masa yang kritis sesaat 
sebelum Pemberontakan Boxer. Meskipun ia selamat dari teror pada 
periode kekerasan itu, mahasiswa relawan lainnya tidak mengalami hal 
yang sama. Horace Pitkin, pemimpin kelompok relawan Yale, baru tinggal 
di China selama empat tahun ketika ia dieksekusi secara brutal di 
Paoting oleh gerombolan Boxer pada musim panas 1900. Namun, 
kematiannya tidak sia-sia. Empat belas tahun kemudian, Sherwood Eddy, 
seorang relawan Yale, mengunjungi kota yang sama di China atas 
undangan Brockman dan dia mengingatkan para pendengarnya (termasuk 
sekitar tiga ribu siswa) tentang pengurbanan Pitkin: "Ketika saya 
menceritakan kisah salib dan kematian Pitkin, penerjemah saya menangis 
dengan emosi yang mendalam dan berdiri diam, ia tak sanggup berbicara. 
Menangis di depan umum dianggap sebagai aib yang memalukan bagi orang 
China. Orang-orang yang hadir menundukkan kepala mereka dalam simpati 
dan rasa malu, banyak juga yang menangis. Setelah jeda, dengan sopan 
kami mengundang mereka untuk menerima Kristus. Sebagian orang 
memutuskan percaya kepada Kristus dan ada lebih banyak lagi yang 
sungguh-sungguh tergugah untuk bertanya tentang Kristus secara 
mendalam. Lebih dari sepuluh ribu buku Kristen terjual dalam satu hari 
di kota tempat Pitkin meninggal sebagai martir."

Pada masa Pemberontakan Boxer, Brockman tetap melakukan pelayanan 
misinya, tetapi ia segera menemukan bahwa konsepnya mengenai misi 
berubah dengan cepat. "Di Amerika," menurut Sherwood Eddy, "Brockman 
telah bersiap-siap untuk pergi ke luar dan mengusahakan pelayanan 
kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan di Timur. Namun, setelah 
ia mencapai China, dengan rendah hati ia duduk di kaki Confusius. 
Melalui studi bahasanya, ia menemukan bahwa "semua yang di dalam empat 
laut adalah saudara." Dalam bukunya, "I Discover the Orient", ia 
menulis tentang usahanya mencari makna filsafat dan agama asli China: 
"Dalam sepuluh tahun berikutnya, saya menghabiskan sebagian waktu saya 
untuk menemukan dan membedakan apa yang benar dari yang salah, tanpa 
merusak pemahaman saya tentang misi."

Brockman, seperti beberapa relawan mahasiswa lainnya di China, 
disambut baik oleh "sastrawan China" karena ia begitu toleran dan 
simpatik terhadap Konfusianisme, Buddhisme, dan agama-agama Timur 
lainnya -- sebuah sikap yang berani di luar strategi misionaris Injili 
tradisional. Meskipun ia selalu menjadi seorang misionaris Kristen dan 
penginjil, ia mengejutkan banyak sesama misionaris dan pendukungnya, 
yang kembali ke tempat asal dengan pandangan terbuka terhadap agama-
agama dunia lainnya dan para pemimpin mereka. "Saya kaya," tulisnya 
dalam "I Discover the Orient", "Saya mewarisi harta yang besar. 
Kekayaan saya telah dikumpulkan selama ribuan tahun oleh Konfusius, 
Mencius, Mo Ti, Buddha, Abraham, Musa, Yesaya, Paulus, Yesus -- Saya 
turut ambil bagian dalam harta pusaka mereka. Saya adalah seorang 
pewaris zaman. Saya tidak diutus untuk menggali ke akar, tetapi untuk 
menuai hasil panen."

Ketika Brockman mempelajari tulisan-tulisan China dan belajar dari 
para sarjana China, ia memenangkan hati mereka. Namun, belajar saja 
tidaklah cukup. Dia percaya bahwa dia harus membalas kebaikan mereka 
dengan mengajari mereka tentang cara hidupnya, termasuk membagikan 
iman Kristennya. Tak berhenti sampai di situ, selain membangun 
reputasi di hadapan mereka, ia juga mengajari mereka tentang ilmu 
pengetahuan modern dan teknologi, sampai-sampai para siswanya ingin 
mempelajarinya lebih banyak lagi. Menyadari kekurangannya dalam bidang 
ini, Brockman menulis kepada John R. Mott dan, dalam kata-kata Eddy, 
"memohon kepadanya untuk mencarikan orang terbaik di Amerika dengan 
kemampuan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan di China." C.H. Robertson, 
profesor teknik mesin di Universitas Purdue, yang pernah terlibat 
dalam Asosiasi Kristen selama dia menjadi mahasiswa, diutus, dan 
"dalam beberapa tahun mimpi Brockman terwujud dengan cara yang luar 
biasa. Brockman, seorang jenius muda berpendidikan populer dari 
Amerika berbicara kepada `audiens` terbesar dalam seluruh sejarah 
China. Pendengarnya terdiri dari para pejabat, bangsawan, sarjana 
purbakala, dan mahasiswa modern yang pernah mendengarkan banyak 
pembicara hebat, baik orang China ataupun orang asing."

Salah satu tugas utama Brockman di China adalah untuk membangun YMCA 
di setiap kota di negeri itu. Pekerjaan tersebut memerlukan dukungan 
keuangan, dan Brockman sangat bergantung pada orang-orang China --
terutama golongan Konfusius yang lebih toleran untuk bantuan ini. 
Meskipun kendali YMCA berada di tangan orang-orang Kristen, beberapa 
organisasi kemudian jatuh ke dalam kendali pihak lain dari populasi 
mayoritas dan hari ini, YMBA (Young Men Buddha Association) telah 
menjadi bagian dari masyarakat Timur.

Begitu dihormatinya Brockman di China sehingga setelah kurang dari 15 
tahun di sana, ia ditawari untuk menjabat sebagai presiden di 
Universitas Peking. Berdasarkan saran John R. Mott, ia menolak tawaran 
tersebut. Mott percaya bahwa pelayanan organisasi Brockman dengan 
mahasiswa China adalah sebuah panggilan yang lebih besar sehingga 
tidak layak ditinggalkan demi mengejar hal-hal yang sekuler. Namun, 
tiga tahun kemudian, Mott sendiri meminta Brockman meninggalkan China 
untuk membantu menopang YMCA di Amerika. Brockman meninggalkan China 
dengan penyesalan yang mendalam. "Mott," menurut Latourette, "hampir 
memaksa Brockman untuk melakukannya," dan tahun-tahun berikutnya 
adalah masa yang tidak membahagiakan. Masa-masa Brockman di bawah 
kewenangan langsung Mott adalah masa yang paling membutuhkan 
"penyangkalan diri," "sulit," dan "melelahkan." Sebelum ia pensiun 
pada tahun 1927, Brockman sempat melakukan perjalanan kembali ke Timur 
Jauh dan bekerja lagi di antara orang-orang yang sangat ia kasihi dan 
hormati. (tJing Jing)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul buku: From Jerusalem to Irian Jaya
Judul bab: Student Volunteers: Forsaking Wealth and Prestige
Penulis: Ruth A. Tucker
Penerbit: Academic Books, Grand Rapids 1983
Halaman: 280 -- 282


DOA BAGI DUNIA: BADAI MAHASEN MEMAKSA PENDUDUK BANGLADESH MENGUNGSI

Bangladesh, 28 Mei 2013 (MNN/GFA) -- Pejabat pemerintah Bangladesh, 
Myanmar, dan Sri Lanka boleh bernafas lega karena melihat catatan 
kematian yang rendah (48 korban tewas) ketika badai tropis Mahasen 
menghantam wilayah-wilayah mereka.

Ketika gelombang Badai Mahasen bergerak menuju Asia Tenggara pada 
minggu lalu, pihak PBB memberi peringatan bahwa terdapat 8;2 juta 
orang yang tengah berada dalam bahaya.

Namun, Badai Mahasen berbelok dari alurnya dan justru menghantam 
pesisir pantai Bangladesh pada Kamis sore, tanggal 16 Mei. Meskipun 
kerusakan yang ditimbulkan badai ini tidak seperti yang diperkirakan 
sebelumnya, tetapi akibat yang disebabkannya tetap menimbulkan masalah 
bagi 1;2 juta orang di negara itu.

Penduduk yang mengungsi sebelum badai itu terjadi tetap kehilangan 
rumah, hasil bumi, maupun hewan-hewan ternak mereka. Selain itu, 3 
gereja yang didukung oleh GFA (Gospel for Asia) di sebuah distrik di 
Bangladesh juga mengalami kerusakan yang sangat parah.

Tim penanganan bencana dari Gospel for Asia Compassion Services telah 
memberikan paket-paket bantuan kepada keluarga-keluarga yang berisi 
beras, garam, minyak, kentang, dan korek api.

"Kami ingin menyediakan semua ini untuk 540 keluarga secepatnya," ujar 
salah seorang anggota tim tersebut. Rencana serupa juga telah 
dilaksanakan di distrik-distrik lainnya, dengan pertolongan para 
pemimpin gereja yang menaksir kerusakan yang terjadi dan mengumpulkan 
semua hal yang diperlukan oleh korban bencana ini.

Di tengah kekacauan ini, GFA mendapat kesempatan tidak hanya untuk 
memberikan bantuan, tetapi juga membagikan kasih Kristus kepada orang-
orang yang mereka bantu. Populasi Bangladesh saat ini terdiri dari 90% 
beragama Islam, 9% Hindu, dan penganut agama Kristen dalam jumlah yang 
sangat kecil. (t/Yudo)

Pokok Doa:

1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus bagi keluarga-keluarga di Bangladesh 
yang menderita akibat bencana alam ini agar Tuhan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka. Doakan agar mereka yang kehilangan rumah dan harta 
benda boleh mendapat penghiburan serta pertolongan untuk meneruskan 
hidup mereka.

2. Doakanlah setiap relawan yang melayani bersama Gospel for Asia agar 
Tuhan Yesus menolong mereka untuk dapat membagikan kabar baik tentang 
kemurahan dan pengampunan Allah, sembari memberikan bantuan 
kemanusiaan.

Diterjemahkan dari:
Nama situs: MNNOnline.com
Alamat URL: http://mnnonline.org/article/18582
Judul asli artikel: Cyclone Mahasen drives families to shelters
Tanggal akses: 28 Mei 2013


           STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI FACEBOOK e-JEMMI

Bergabunglah menjadi penggemar Facebook e-JEMMi untuk mendapatkan 
informasi mengenai dunia pelayanan misi dan juga artikel-artikel yang 
terkait dengan pelayanan Amanat Agung. Tidak hanya mendapatkan 
informasi seputar dunia misi, di sini Anda juga dapat saling mendoakan 
dan meneguhkan dengan sesama orang percaya yang lain.

Jangan tunda lagi, segeralah bergabung di:

==> http://fb.sabda.org/misi


Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org