Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/13 |
|
e-JEMMi edisi No. 13 Vol. 15/2012 (27-3-2012)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________ (Jurnal Elektronik Mingguan Misi) ______________________________________________________________________ SEKILAS ISI RENUNGAN MISI: MELANJUTKAN PROSES TRANSFORMASI: ALLAH PENCIPTA DAN CIPTAAN BARU PROFIL SUKU: BUOL DI INDONESIA STOP PRESS: KUMPULAN BAHAN PASKAH DARI YLSA Shalom, Kejatuhan manusia ke dalam dosa tidak menggagalkan rencana Allah untuk memungkinkan ciptaan yang memuliakan Dia. Sebagai ciptaan baru dalam Kristus Yesus, kita memiliki pengharapan di dalam Dia dan kehadiran anak-anak Tuhan akan memberi dampak positif bagi dunia. Dalam renungan misi kali ini, kami menyajikan artikel mengenai bagaimana melanjutkan proses transformasi dalam sebuah bangsa. Dalam kolom Profil Bangsa kali ini, kami mengajak Anda berdoa bagi suku Buol di Provinsi Sulawesi Tengah. Kami berharap artikel dan pokok doa yang kami sajian dalam edisi ini, dapat kembali mengobarkan semangat doa Anda. Selamat menyimak dan berdoa. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-JEMMi, Yosua Setyo Yudo < http://misi.sabda.org/ > RENUNGAN MISI: MELANJUTKAN PROSES TRANSFORMASI: ALLAH PENCIPTA DAN CIPTAAN BARU Allah Pencipta kita adalah Allah yang tidak berhenti menciptakan. Perbuatan kita manusia sering kali merusak (Mikha 7:13) dan Iblis adalah bapak perusak. Ia merusak hubungan antarsesama, merusak alam semesta yang telah dijadikan Tuhan dengan "amat baik". Namun, Allah menciptakan kembali apa yang telah dirusak oleh dosa manusia, apabila kita datang dan bertobat dari dosa-dosa kita (2 Tawarikh 7:14). Allah yang kita percaya adalah Allah Pencipta. Di Kitab Yesaya, Ia dibedakan dari illah-illah lain yang merupakan berhala dan disembah oleh bangsa-bangsa waktu itu. Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara Allah yang sebenarnya dan yang bukan: 1. Allah Pencipta kita adalah Allah yang menciptakan hal yang baru; dari yang tidak ada menjadi ada. Sedangkan yang bukan Allah, diciptakan oleh manusia (Yesaya 44:2,9,10). Baik berupa patung ataupun dalam imajinasi manusia untuk menuruti keinginan manusia. 2. Allah Pencipta kita, Dialah yang memelihara dan membela kita. Kita tidak perlu membela Dia, Ia bisa membela diri-Nya sendiri. Tetapi yang bukan Allah yang sebenarnya, perlu dipelihara dan dibela oleh manusia, perlu dijaga supaya jangan "diganggu" oleh siapa pun (Yesaya 46:4-5, 6-7). 3. Allah Pencipta kita telah memberitahukan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan-Nya melalui hamba-Nya -- para nabi (Yesaya 42:8-9). Sehingga pada waktu itu terjadi, kita tahu bahwa Dialah Allah yang sebenarnya. Karenanya, perkataan-Nya patut dipercaya dan ditaati. Bila kita menaati perkataan-Nya, maka kita juga akan alami kehadiran dan kuasa-Nya. Sedangkan yang bukan Allah, tindakannya sulit diprediksi. Hanya di dalam Kristus dan percaya kepada-Nya, kita memunyai jaminan keselamatan. Di luar Dia, siapa yang berani memprediksi. "Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara." (Yesaya 43:19) "Kamulah saksi-saksi-Ku, demikianlah firman Tuhan." (Yesaya 43:12b) "Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku" (Yesaya 43:21) Diambil dari: Judul buletin: VIP (Visi dan Prakarsa Menuju Transformasi Bangsa), Tahun VII/Edisi Juni 2005 Judul artikel: Melanjutkan Proses Transformasi: Allah Pencipta dan Ciptaan Baru Penulis: I/L Penerbit: LINK (Lembaga Informasi dan Komunikasi Kristen) Indonesia, Jakarta Halaman: 1 -- 2 PROFIL SUKU: BUOL DI INDONESIA Suku Buol hidup di wilayah-wilayah Biau, Momunu, Bunobugu, dan Paleleh, di wilayah Kabupaten Toli-Toli, di bagian utara dari Provinsi Sulawesi Tengah. Dahulu suku ini menghuni daerah gunung, namun kini mereka tinggal di desa-desa yang tersebar di bagian tengah semenanjung sebelah Utara pulau tersebut, hingga ke sebelah Barat Laut wilayah suku Gorontalo. Kadang-kadang, orang-orang Buol dianggap sebagai subkelompok dari suku Gorontalo karena memiliki kemiripan-kemiripan budaya dan bahasa. Mereka berbicara dalam bahasa Buol, bahasa yang sangat dekat dengan bahasa Toli-Toli yang diucapkan oleh suku-suku tetangga mereka. Wilayah Buol terbentuk dari kebangkitan dan keruntuhan kerajaan-kerajaan kecil, serta persatuan mereka yang tidak permanen untuk menjadi kesatuan yang lebih besar untuk kepentingan pertahanan dan penaklukan. Kemungkinan besar, wilayah tersebut semula dihuni oleh orang-orang keturunan Toraja dengan pembentukan identitas suku Buol yang secara bertahap, melalui keragaman bahasa dan lembaga-lembaga para penguasa wilayah. Seperti Apa Kehidupan Mereka? Tidak ada sistem jalan raya yang baik di daerah ini, sehingga hampir semua kontak antar-orang-orang Buol adalah melalui laut, karena wilayah tersebut dibatasi oleh Laut Sulawesi. Meskipun banyak desa Buol yang terbatas dalam hubungan mereka, mereka masih tetap menjaga kesatuan sebagai sebuah kelompok. Mereka dipersatukan dengan bahasa dan praktik-praktik budaya. Sebagian besar orang-orang Buol hidup dari pertanian padi yang teririgasi maupun yang nonirigasi. Mereka juga menanam kelapa dan cengkih, yang menjadi komoditi ekspor. Hutan hujan tropis di wilayah tersebut juga mendukung mereka dengan hasil panen rotan, damar, kayu manis, dan gula merah. Orang-orang Buol di sepanjang wilayah pesisir bermatapencaharian sebagai nelayan. Selain itu, ada juga orang Buol yang bekerja sebagai pedagang. Di masa lalu, orang-orang Buol hidup di bawah kekuasaan Kerajaan Buol. Sebagai akibat dari pola sosial kerajaan tersebut, terdapat beberapa kelas di dalam masyarakat. Ada kelas yang terdiri dari keluarga raja (tan poyoduiya); bangsawan yang memiliki ikatan erat dengan raja tersebut (tan wayu); kelas yang memiliki ikatan jauh dengan keluarga raja (tan wanon); rakyat jelata (taupat); dan kelas buruh yang terdiri dari orang-orang yang telah melanggar hukum-hukum adat atau tahanan perang. Selama masa itu, setiap kelas berbeda satu sama lain dan orang-orang dapat melihat kelas sosial dari seseorang dengan mengamati pakaian sehari-hari mereka. Struktur kelas yang terdahulu itu kini telah berubah sebagai akibat pengaruh Islam dan kemajuan pendidikan. Kemajuan dalam bidang ekonomi juga telah memengaruhi pola hidup orang-orang Buol. Saat ini, status sosial didasarkan pada posisi seseorang sebagai pemimpin pemerintahan atau agama, selain tingkat pendidikan. Namun demikian, pemimpin-pemimpin adat dan mereka yang dituakan masih tetap dihormati. Apa Keyakinan Mereka? Sebagian besar orang-orang Buol telah memeluk agama Islam dan agama ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan mereka. Namun demikian, kepercayaan animistis kuno masih kuat dalam kehidupan sehari-hari. Mereka masih percaya pada kuasa-kuasa roh-roh yang tidak kelihatan yang mendiami tempat-tempat keramat. Banyak yang mencari bantuan dukun (cenayang, tabib, atau okultis) untuk mencegah sakit atau mengusir roh-roh jahat. Apa Kebutuhan Mereka? Perhutanan dan perikanan adalah potensi terbesar untuk perkembangan ekonomi yang lebih luas bagi wilayah Buol. Sektor pariwisata juga memiliki potensi untuk berkembang, karena wilayah pesisir Buol memiliki banyak keunikan lokal. (t/Anna) Pokok doa: 1. Doakan agar Tuhan memberkati sektor ekonomi dan pariwisata di wilayah Buol, agar semakin berkembang sehingga dapat menjadi jalan masuk bagi Injil ke tengah-tengah mereka. 2. Doakan Tuhan memberi hikmat kepada pemerintah agar dapat memerhatikan kebutuhan sistem transportasi darat, laut, udara, dan telekomunikasi yang memadai. 3. Doakan agar Tuhan bekerja di tengah suku ini, sehingga mereka dilepaskan dari kuasa roh-roh jahat yang masih membelenggu kehidupan mereka. 4. Doakan agar Tuhan bekerja di tengah-tengah suku Buol, supaya para pemimpin adat mereka mau membuka diri kepada Kabar Keselamatan Yesus Kristus. 5. Doakan agar Tuhan memberi pekerja-pekerja misi yang bekerja di tengah-tengah suku ini dapat menjangkau jiwa-jiwa dengan lebih efektif lagi bagi Tuhan. Diterjemahkan dari: Nama situs: Joshua Project Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=11021 Judul asli artikel: Buol of Indonesia Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 24 Januari 2011 STOP PRESS: KUMPULAN BAHAN PASKAH DARI YLSA Apakah Anda sedang bingung mempersiapkan acara Paskah di gereja, persekutuan, atau komunitas Anda? Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) < http://www.ylsa.org > menyediakan sejumlah sumber bahan Paskah pilihan dan alkitabiah untuk membantu Anda menemukan pengetahuan Alkitab dan inspirasi untuk menyambut Paskah. Anda bisa berkunjung ke Situs Paskah Indonesia < http://paskah.sabda.org/ > yang memuat segudang bahan menarik seputar Paskah, seperti artikel, drama, puisi, kesaksian, dan buku. Anda juga bisa menyumbangkan bahan-bahan Paskah karya Anda di situs ini dan membagikannya kepada orang lain. Jika waktu Anda terbatas dan membutuhkan referensi terpercaya seputar bahan Paskah, berbagai link dan daftar kategori di situs mini < http://paskah.co/ > akan menolong Anda menyeleksi bahan-bahan yang Anda butuhkan. YLSA juga menghadirkan kisah-kisah Paskah dalam bentuk video yang memadukan unsur teks, audio, dan grafis menarik yang dapat diunduh secara gratis di YouTube < http://youtube/user/sabdaalkitab >. Selain itu, Anda juga kami undang untuk berinteraksi dengan anak-anak Tuhan yang lain melalui "sharing" dan diskusi seputar perayaan Paskah di Facebook Paskah < http://fb.sabda.org/paskah >. Paskah segera datang, jangan menunda lagi. Segera kunjungi keempat pranala kami dan dapatkan bahan-bahan Paskah dari YLSA! "CHRIST TOOK THE GUILT OF OUR SIN THAT WE MIGHT HAVE THE GIFT OF HIS SALVATION" Kontak: < jemmi(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti, Yosua Setyo Yudo (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/misi > Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |