|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/misi/2010/1 |
|
e-JEMMi edisi No. 1 Vol. 13/2010 (6-1-2010)
|
|
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI
EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Dapatkah Kedewasaan Rohani Dimiliki Seorang Muda?
SUMBER MISI: Bibletruth
DOA BAGI MISI DUNIA: Ethiopia, Eritrea
DOA BAGI INDONESIA: Tahun Baru 2010
STOP PRESS: Baru dari YLSA: Publikasi KADOS (Kalender Doa SABDA)
______________________________________________________________________
A NEW SAINT WHO FOLLOWS AN OLD SAINT BECOMES A BOLD SAINT
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Tahun baru merupakan saat yang tepat untuk menata kembali
langkah-langkah kehidupan kita. Evaluasi tahun yang lalu tentu saja
harus menjadi dasar untuk menata langkah pada tahun 2010. Salah satu
yang harus perlu kita evaluasi adalah kehidupan rohani kita. Apakah
pada tahun lalu kerohanian Anda bertumbuh? Pastinya pada tahun yang
baru ini kita pun ingin terus bertumbuh dan mencapai kedewasaan
rohani bersama dengan Tuhan.
Sajian pada awal tahun yang baru ini akan membahas mengenai
kedewasaan rohani, khususnya kedewasaan rohani anak muda. Pelayanan
pada anak muda dan remaja sangat penting karena pada usia ini mereka
biasanya mengalami krisis identitas sehingga mereka menjadi labil
dan terus mencari jati dirinya. Mereka memakai segala macam cara
demi mendapatkan pengakuan dari orang lain, termasuk memakai cara
cara yang bertentangan dengan norma-norma di masyarakat. Tentu saja
ini bukan masalah yang kecil, terutama bagi seorang Kristen, karena
masalah identitas diri berhubungan erat dengan masalah rohani.
Itulah sebabnya pada kesempatan ini e-JEMMi tertarik untuk membahas
topik tentang pelayanan bagi remaja.
Artikel pada edisi pertama bulan Januari ini menyajikan tulisan
mengenai apakah mungkin kedewasaan rohani dimiliki oleh mereka yang
masih muda. Di dalamnya juga dibahas bagaimana cara memahami remaja
serta strategi-strategi yang dapat Anda gunakan untuk melayani para
remaja.
Selamat memasuki tahun 2010. Tuhan Yesus memberkati.
Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
http://misi.sabda.org/
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI
DAPATKAH KEDEWASAAN ROHANI DIMILIKI SEORANG MUDA?
Banyak rumusan tentang kedewasaan rohani. Mungkin ada yang
berpendapat bahwa kedewasaan rohani dicapai manakala seorang tidak
lagi jatuh frustrasi, bisa menjaga kerohaniannya sehingga tidak
jatuh dalam dosa, dan seterusnya. Namun, apakah sebenarnya hakikat
kedewasaan rohani itu?
Usia muda, yaitu remaja dan pemuda, disepakati oleh para ahli jiwa
sebagai masa krisis identitas. Di masa-masa ini pribadi seseorang
masih labil atau bingung mencari jati dirinya. Seiring dengan
perkembangan pikiran, masa ini ditandai pula dengan mulai
digunakannya mekanisme pertahanan ego. Misalnya tipu muslihat untuk
sekadar bergurau, membual demi menutupi rasa iri, membantah
kesalahan dengan alasan rasional, dan sebagainya. Demikian juga
mulai tumbuhnya rasa kepemilikan (sense of belonging) dalam
berkelompok. Demi kekompakan dengan teman sebaya, mereka sanggup
berbuat apa saja, bahkan mungkin hal-hal yang bertentangan dengan
prinsip dan suara hati sekalipun. Tidak heran bila pada usia ini
banyak yang terjebak dalam aksi ikut-ikutan.
Hal-hal di atas berpengaruh besar dalam kehidupan rohani,
pengambilan keputusan, atau komitmen dengan Tuhan. Pelayanan serta
kegiatan rohani lainnya adakalanya hanya dinilai sebagai cermin
keadaan pancaroba dalam usia muda.
"Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang yang dewasa, yang
memiliki panca indra yang terlatih untuk membedakan yang baik
daripada yang jahat" (Ibrani 5:14). Kesan yang timbul dari ayat ini
adalah bahwa kedewasaan rohani adalah suatu kondisi yang mantap,
baik, dan tangguh. Terkesan pula kepekaan yang dalam sehingga
kemungkinan tidak pernah terjatuh, serta memiliki kehidupan pribadi
yang bertanggung jawab, tekun, taat, dan setia. Orang yang
dewasa secara rohani juga memiliki kesempurnaan dalam pelayanan.
Mungkinkah seorang muda yang memiliki kondisi mental yang mudah
mencoba dan berubah itu memiliki kedewasaan rohani seperti yang
terkesan pada ayat ini?
Sebuah Perjalanan Tanpa Henti
Ibrani 5:13 berkata: "Sebab barang siapa masih memerlukan susu, ia
tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak
kecil." Lebih jelas lagi dalam terjemahan FAYH: "Orang yang masih
hidup dari susu, belum maju dalam hidup kekristenannya dan tidak
tahu banyak tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah. Ia
orang Kristen yang masih bayi!" Dari dua versi ayat ini jelas bahwa
harus ada pertumbuhan dalam kehidupan rohani kita. Bukan berarti
Allah tidak berkenan pada anak-anak-Nya yang masih bayi atau kecil
secara rohani, namun fase ini memang harus ada sebagaimana Ia
menghendaki adanya kelahiran baru (percakapan Yesus dengan
Nikodemus). Namun maksud-Nya dengan kelahiran baru bukanlah Kerajaan
Allah hendak dipenuhi dengan bayi-bayi yang sekadar bersih dari noda
dan dosa. Dia menghendaki laskar Kristen yang tangguh, bukan pasukan
bayi yang suka rewel dan menangis. Maksud Allah melahirkan kita
kembali oleh Roh-Nya adalah untuk suatu pertumbuhan!
"Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya yang besar kepada kita dengan
mengutus Kristus supaya mati untuk kita pada waktu kita hidup dalam
dosa. Semua ini dilakukan-Nya untuk kita dengan darah-Nya, ketika
kita masih dalam dosa. Karena itu, betapa banyak lagi yang akan
dilakukan-Nya untuk kita, sesudah kita dinyatakan `tidak bersalah`."
(Roma 5:8-9, FAYH) Kesempurnaan atau kematangan rohani bukanlah
suatu kejadian yang tiba-tiba. Mari kita lihat beberapa contoh bahwa
kehidupan seorang Kristen adalah sebuah proses perjalanan.
1. Gembala yang Menjadi Raja Besar
Alkitab menulis dengan jelas bahwa pengurapan yang dilakukan
Samuel atas Daud kecil tidak seketika menjadikan Daud seorang
raja. Daud mengalami proses yang panjang: dari gembala, pegawai
istana kesayangan raja, sampai akhirnya ia menjadi raja. Tidak
hanya sampai di situ saja, guncangan-guncangan dalam kerajaan
Daud sesungguhnya hanyalah alat peraga Allah dalam mengajar dan
mendidik Daud.
2. Sang Tokoh yang Dikoreksi
Petrus telah menjadi saka guru bagi jemaat mula-mula. Khotbahnya
yang memukau telah menobatkan banyak orang sekaligus, hikmat dan
perkataannya sanggup menjernihkan kekeruhan para Rasul tentang
sunat, dan masih banyak lagi kehebatannya. Ternyata ia masih
tetap digembleng Allah dengan berbagai cara, bahkan dengan cara
yang seakan tidak layak bagi seorang rasul besar. Hanya
karena persoalan makan bersama dengan orang Yahudi, ia ditegur
oleh seorang juniornya (Galatia 2:11-14).
Kita tidak sungkan mengacungkan jempol pada hubungan Daud dengan
Tuhan. Kita pun tidak menyangsikan Petrus yang sampai dengan
kematiannya memuliakan Allah. Apabila dalam kondisi yang terasa
"wah" itu mereka masih dibenahi Allah, itu berarti sepanjang hidup
orang Kristen Allah tetap berkepentingan untuk mengajar, mendidik,
dan menyempurnakan kita sesuai dengan rencana-Nya atas kita.
Dewasa Bukanlah Sempurna
Dengan demikian, kaburlah anggapan semula bahwa pribadi Kristen yang
memiliki kedewasaan rohani sedemikian hebat, berhikmat, dan
bertindak tanpa kesalahan yang membuat Allah tidak perlu membenahi
atau menegur lagi. Sedemikian kuatnya ia menanggung penderitaan
sehingga ia tidak memerlukan lagi dukungan doa dan moril dari
saudara seiman. Begitu tangkasnya ia menyelesaikan persoalan hingga
ia tidak lagi memerlukan dukungan tangan kasih Allah yang
menguatkan.
Kehidupan Kristen adalah sebuah proses didikan, ajaran, dan tuntunan
Allah seumur hidup. Kedewasaan rohani berarti pengertian dan
kerelaan kita untuk dibentuk Allah seumur hidup kita. Ini berarti
kita menerima juga segala bentuk dan cara Allah untuk membawa kita
pada taraf pertumbuhan yang dikendaki-Nya, seperti tanah liat di
tangan tukang periuk. Sebab dalam penyerahan diri itulah terdapat
keelastisan hati dan jiwa kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan
segala sesuatu yang Allah perhadapkan di depan kita. Apakah teguran,
kritikan, hadiah, sanjungan, dan penderitaan sekalipun.
Ketulusan penyembahan dan kejujuran Daud di hadapan Allah dan di
hadapan manusia tidak serta merta menjadikannya raja yang besar.
Kedewasaan Daud bukan pula diukur dari tindakannya sebagai
panglima perang yang selalu bergantung dan mengandalkan Allah.
Kedewasaan Daud nampak dari kerelaannya untuk tetap dibentuk Allah
dengan segala cara. Kita tahu, tidak mudah seseorang raja menyesal
karena teguran nabi (misalnya saat Herodes ditegur Yohanes Pembabtis
karena persoalan yang hampir sama). Demikian juga Petrus,
kedewasaannya bukanlah khotbahnya yang hebat, namun kesetiannya
untuk tetap melayani Tuhan meskipun terjadi gesekan-gesekan dengan
rekan sepelayanannya. Itulah kehebatannya -- sekalipun untuk itu ia
harus membayar didikan Allah dengan harga dirinya.
Jelas di sini bahwa memiliki kedewasaan rohani pada usia muda
bukanlah suatu pertumbuhan yang abnormal atau mustahil, bukan pula
suatu tuntutan surgawi yang sangat sulit untuk dipenuhi pada usia
muda, atau sebuah teori yang hanya bisa dicapai dengan upaya dan
kekuatan sendiri. Alasannya jelas, keduanya -- usia muda dan
kedewasaan rohani -- tidak memiliki hubungan sebab-akibat. Ada
orang yang secara jasmani telah dewasa, namun masih memiliki
kehidupan rohani yang setingkat bayi, rewel dan selalu minta
dilayani; hatinya seperti kaca yang bila terbentur dengan benda
keras akan hancur berkeping-keping. Di lain pihak, tidaklah aneh
bagi kita untuk menjumpai seorang yang masih muda secara jasmani
namun telah memiliki kedewasaan rohani, sebab ia telah menyerahkan
diri pada Allah dan memberikan dirinya untuk didandani Roh Kudus
sejak awal pertobatannya.
Kriteria serta contoh beberapa tokoh muda dalam Alkitab berikut ini
dapat memberikan sedikit gambaran tentang pribadi Kristen yang
dewasa secara rohani.
1. Terus Berjalan Meskipun Pelan
Daud memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menjadi rendah hati
di hadapan Allah dan manusia, serta bersandar pada Allah saja.
Diperlukan waktu bertahun-tahun sejak Daud menggembalakan ternak
ayahnya hingga ia menjadi raja. Allah perlu berkali-kali memberi
pelajaran bahwa hanya Dialah satu-satunya Penolong Daud, dengan
melalui banyak kejadian: menyelamatkan ternak dari terkaman
binatang buas, kemenangan atas Goliat, dan kemenangan dalam
perang-perang kerajaan. Demikianlah perjalanan rohani kita
ibarat sebuah grafik yang setiap hari naik sedikit demi sedikit.
2. Tetap Memandang Visi Allah
Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Daniel dibawa ke istana Babel dan
mendapat perlakuan yang baik, karena bakat dan potensi pada usia
muda mereka dipertimbangkan raja Nebukadnezar sebagai keuntungan
kerajaannya. Mereka menolak makan santapan raja, namun bukan
berarti mereka mogok makan karena dibawa ke istana musuh. Juga
ketika mereka dimasukkan ke dalam perapian yang menyala-nyala
karena menolak menyembah patung emas, hal tersebut bukanlah
merupakan protes mereka pada pemerintah. Hal tersebut bukan pula
suatu keisengan mereka sebagai orang-orang muda. Semua itu mereka
lakukan semata-mata karena mereka tidak dapat memalingkan hati
mereka dari Allah yang hidup, apa pun risikonya.
Dalam usia yang muda dan penuh potensi yang terus dapat
dikembangkan, sering datang tawaran jenjang karier yang cukup
menggiurkan namun menjebak agar kita melepaskan Tuhan. Siapa yang
tetap memandang visi Allah, dialah yang akan diluputkan dari api,
dengan cara pertolongan yang sangat ajaib.
3. Berani Mengubah Arah Hidup
Seorang muda yang terdidik dengan soal hukum Taurat tiba-tiba
mengubah arah hidupnya dari seorang penganiaya jemaat menjadi
pekabar Injil Kristus.
Zaman sekarang, banyak anak muda yang terpaksa banting setir
dalam menata masa depannya. Banyak artis yang tiba-tiba beralih
profesi menjadi penyanyi rohani. Ada yang beberapa bulan lagi
akan diwisuda menjadi dokter atau sarjana, tiba-tiba menjadi
mahasiswa baru di sebuah sekolah teologi karena ada perjumpaan
pribadi dengan Allah. Perubahan ini juga dialami oleh Paulus
dalam perjalanannya ke Damsyik. Keputusan putar arah ini tentu
menimbulkan pro dan kontra yang mungkin di luar dugaan, tetapi
itulah konsekuensi sebagai orang yang telah dicelikkan mata
hatinya.
4. Tidak Hanya Ikut Arus
Di dalam dunia modern ini ada begitu banyak tawaran yang
menjadikan seorang muda meninggalkan kekudusannya di hadapan
Allah. Di kanan-kiri kita tersedia begitu banyak sarana untuk
memuaskan kedagingan orang muda. Tetapi mereka yang bertekad
menjaga diri mereka, seperti Yusuf pada saat ia di rumah Potifar,
dialah yang tidak khamir oleh ragi dunia yang membinasakan;
dialah yang kelak dijunjung tinggi oleh Allah di antara
sesamanya.
5. Bangkit Setelah Jatuh
Pekerjaan yang paling sulit adalah memulai segala sesuatu dari
nol kembali. Keputusan banyak orang yang telah jatuh atau
tercebur dalam lumpur adalah mandi lumpur sehingga seluruh
tubuhnya kotor dan tidak lagi terlihat sehingga ia tidak perlu
malu. Keistimewaan Simson bukanlah kehebatan otot dan darah
mudanya. salah satu hal luar biasa yang dilakukan Simson adalah
kemauannya untuk kembali berbalik dan berteriak minta tolong
kepada Allah.
Seseorang yang dewasa secara rohani adalah orang yang berani
menghampiri Tuhan meski dengan berlumuran dosa. Tindakan inilah yang
dikehendaki Allah (bd. pengajaran Tuhan Yesus dalam perumpamaan anak
yang hilang). Itulah sebabnya Allah memulihkan keadaan Daud setelah
penyesalannya atas tindakan yang dilakukannya terhadap Uria dan
Betsyeba. Petrus, setelah penyangkalannya, dipulihkan Tuhan secara
luar biasa. Masih banyak lagi contohnya.
Dewasa secara rohani bukan berarti tidak pernah atau tidak bisa
jatuh dan mengalami frustrasi. Hanya saja, ketika mengalami suatu
hal yang buruk, seorang yang dewasa secara rohani tidak
berlarut-larut dalam kekecewaan hingga ia meragukan kasih Allah.
Sebagaimana Allah mengampuni pelacuran yang dilakukan Maria
Magdalena, pemerasan oleh Lewi si pemungut cukai, kekejian
pembunuh-pembunuh Stefanus, penyangkalan Petrus, pengkhianatan
Yudas, serta persekongkolan para pembunuh Yesus, demikianlah
seseorang yang dewasa secara rohani tidak akan kehilangan keberanian
dan kerendahan hatinya untuk kembali pada jalan kebenaran. Dia tidak
akan memutuskan untuk semakin menceburkan diri dalam kegelapan yang
lebih gelap seperti Yudas yang mati bukan karena hukuman Allah,
tetapi karena tindakannya sendiri. Seorang yang dewasa secara rohani
akan tetap menapak dari garis awal lagi setelah kejatuhannya, sama
seperti Petrus yang bangkit setelah penyangkalannya.
Demikianlah kedewasaan rohani itu. Jadi tidak heran jika Rasul
Paulus menasihati Timotius, "Sekalipun engkau muda, jadilah teladan
dalam kasihmu, dalam imanmu... sehingga orang tak meremehkanmu sebab
engkau seorang yang muda."
Diambil dari:
Judul Majalah: Bahana, Nomor 07, Tahun V, Volume 45, 7 Januari 1995
Judul Arikel: Dapatkah Kedewasaan Rohani Dimiliki Seorang Muda?
Penulis: Zipora Dini
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2005
Halaman: 52 -- 54
______________________________________________________________________
SUMBER MISI
BIBLETRUTH
==> http://www.bibletruth.org/
Tuntunan pokok-pokok teologi disediakan oleh Sam Petitfills dalam
situs ini. Bibletruth dirancang dengan sederhana dan bersifat
memberi informasi ringkas, namun cukup mendalam. Selain menyajikan
pokok pembelajaran teologi, situs ini juga dilengkapi dengan
tulisan pribadi Sam dan banyak sumber lain untuk belajar lebih
lanjut tentang teologi. Orang-orang yang membutuhkan tuntunan
praktis untuk meringkas pembelajaran teologis, atau juga orang yang
mulai tertarik untuk belajar teologi, akan menyukai hal-hal yang
disajikan di situs ini.
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA
E T H I O P I A
Orang-orang Bench di Ethiopia berbondong-bondong berkumpul untuk
mendengarkan Injil dalam bentuk audio. GF bersama dengan Faith Comes
by Hearing mengatakan bahwa penjangkauan mereka menyentuh
orang-orang ini di suatu tempat yang istimewa. "Ketika mereka
mendengar pesan itu, ada sesuatu dalam hati mereka yang mengatakan
`inilah pesan yang saya cari-cari,` dan mereka ingin tahu lebih
dalam lagi." Mendengarkan firman Tuhan dalam bahasa asli mereka
mengubah hati dan hidup orang-orang Bench. "Ini juga untuk
menghormati bahasa mereka dan budaya mereka dengan cara yang tidak
mereka ketahui bahwa Tuhan terlebih dahulu tertarik kepada mereka."
Karena tingkat buta huruf yang tinggi dan masalah-masalah lain,
sebelumnya banyak orang yang tidak dapat memahami Injil. "Perjanjian
Baru merupakan buku yang terkunci bagi mereka. Sekarang buku itu
dibuka, dan mereka bisa dengan bebas menggunakan firman Tuhan."
Program penjangkauan ini tergantung pada kemauan yang terus menerus
dari pemimpin desa. "Orang-orang bisa melihat bukti perubahan
positif yang terjadi karena firman Tuhan, dan mereka menyukainya."
Doakan agar kemauan ini terus menyala. (tRatri)
Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13568
Pokok doa:
* Mengucap syukur karena masyarakat Bench di Ethiopia saat ini sudah
dapat mendengar Injil dalam bahasa mereka. Doakan agar benih
firman yang telah mereka dengar dapat tertanam dan bertumbuh
dalam hati mereka, dan mereka dapat menjadi pelaku-pelaku firman.
* Doakan agar Tuhan memberikan kepada para pemimpin desa hati yang
rindu untuk mengenal Dia lebih sungguh-sungguh dan hidup dalam
kehendak-Nya.
E R I T R E A
Ada laporan yang belum pasti kebenarannya tentang suatu gelombang
baru penahanan orang-orang Kristen di Eritrea selama akhir minggu.
N dari Voice of the Martyrs mengatakan bahwa sekarang ini ada lebih
dari tiga ribu orang Kristen yang ditahan di Eritrea. Peristiwa ini
menjadi perhatian utama Dewan Hak Asasi Manusia (Human Rights
Council) terhadap meluasnya kekerasan terhadap hak asasi manusia
yang terjadi di negara ini. "Para wakil rakyat Eritrea yang berada
di belakang PBB mengatakan, `Kami memunyai kebebasan beragama, kami
memiliki hak asasi`-- ini adalah omong kosong belaka."
Hal-hal kecil dapat dilakukan untuk membantu orang orang-orang
Kristen yang dipenjara tersebut. "Tidak satu pun dari mereka telah
dituntut. Tidak satu pun dari mereka diadili. Tidak satu pun dari
mereka telah diberi kesempatan untuk didampingi oleh pengacara.
Orang-orang Kristen pada umumnya menghilang karena sistem penjara
Eritrea. N mengatakan ini tidak berarti tidak ada harapan.
Orang-orang masih memberikan respon terhadap Injil. "Hal terpenting
yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa untuk saudara-saudara kita
yang ada di sana, karena setiap kali mereka berkumpul bersama dengan
orang-orang Kristen lainnya, mereka berisiko hilang karena sistem
penjara." (tRatri)
Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13591
Pokok doa:
* Doakan agar pihak internasional dapat segera mengambil tindakan
guna menyelesaikan persoalan kebebasan beragama dan jaminan
perlindungan terhadap kaum minoritas di Eritrea, sehingga setiap
masyarakat Eritrea dapat memiliki kehidupan yang lebih baik.
* Mengucap syukur untuk orang Kristen di Eritrea yang tetap setia
dalam mengikut Tuhan, meskipun mereka harus menanggung akibat yang
tidak ringan terhadap keputusan mereka.
______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA
TAHUN BARU 2010
Saat ini kita sudah memasuki tahun yang baru. Setiap orang percaya
pasti memiliki banyak harapan dalam menapaki tahun ini. Merupakan
satu anugerah jika Tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk
hidup dan berkarya bagi Dia di dunia ini. Oleh sebab itu marilah
kita menggunakan kesempatan yang sudah Tuhan berikan kepada
kita untuk dapat menjadi berkat bagi sesama kita.
POKOK DOA:
1. Berdoalah agar pada tahun 2010, setiap gereja Tuhan dapat lebih
berani dan bersemangat dalam memberitakan Kabar Baik kepada
orang-orang di sekitar mereka, terkhusus bagi mereka yang belum
pernah menerimannya.
2. Mengucap syukur atas program-program yang telah direncanakan oleh
gereja-gereja dan organisasi-organisasi Kristen untuk
melaksanakan Amanat Agung Kristus tahun ini. Berdoalah agar Tuhan
membuka lebih banyak pintu bagi masuknya Injil, terutama di
daerah-daerah yang belum terjangkau Injil.
3. Pada tahun 2010 ini, biarlah semua organisasi Kristen dapat
bersama-sama melayani Tuhan tanpa memandang perbedaan yang ada di
antara mereka supaya terjadi sinergi pelayanan bagi kemuliaan
Tuhan.
4. Doakanlah untuk pemulihan bagi saudara-saudara seiman yang
ditimpa oleh kemalangan dan masalah berat di tahun yang lalu.
Biarlah Tuhan memberi kekuatan dan keberanian untuk menapaki
tahun 2010 ini.
5. Berdoalah agar setiap orang percaya memiliki kerinduan untuk
mengenal Tuhan dan mengalami pertumbuhan rohani yang lebih pesat
lagi di tahun 2010.
6. Secara pribadi, mari kita mengucap syukur atas setiap campur
Tuhan dalam hidup kita selama tahun 2009. Biarlah kita semakin
peka melihat tuntunan Tuhan untuk tahun 2010 sehingga arah hidup
kita sesuai dengan kehendak-Nya.
7. Biarlah melalui momentum tahun baru ini, kita memiliki hati yang
rela dibentuk oleh Tuhan, sehingga karakter Kristus terpancar
dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga kita dapat menjadi
saksi Kristus yang efektif.
______________________________________________________________________
STOP PRESS
BARU DARI YLSA: PUBLIKASI KADOS (KALENDER DOA SABDA)
Puji Tuhan, satu lagi milis publikasi baru diterbitkan oleh Yayasan
Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi yang diberi nama KADOS
(singkatan dari Kalender Doa SABDA) ini lahir dari kerinduan YLSA
untuk membagikan pokok-pokok doa harian bagi para pendoa syafaat
yang terbeban berdoa bagi Indonesia dan pelayanan YLSA. Semoga
melalui kesatuan hati untuk berdoa ini, Tuhan akan melawat umat-Nya
dan nama-Nya dimuliakan.
Publikasi KADOS yang akan terbit secara mingguan, bersifat terbuka
untuk semua denominasi gereja. Dengan menjadi pelanggan KADOS,
maka secara otomatis Anda juga menjadi pelanggan e-Doa, Open Doors,
dan 30 Hari Doa. Jadi, bagi pendoa-pendoa Kristen Indonesia yang
ingin dibekali untuk menjadi pendoa yang setia dan memiliki visi,
segera daftarkan nama Anda dan jadilah berkat.
Kontak redaksi:
==> <doa(at)sabda.org>
Untuk berlangganan, kirimkan email kosong ke:
==> <subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |