September 2015, Vol. 18, No. 09
______________________________ e-JEMMi _____________________________
(Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
e-JEMMi -- Memperkenalkan Misi kepada Generasi Muda (I)
No. 09, Vol. 18, September 2015
DARI REDAKSI: SEMANGAT GENERASI MUDA
Shalom,
Di sekeliling kita banyak anak muda dan orang-orang yang belum
mengenal Injil. Apakah kita sudah menggunakan setiap kesempatan untuk
memberitakan Kabar Baik kepada mereka? Salah satu contoh tokoh dalam
Alkitab yang selalu menggunakan setiap kesempatan untuk memberitakan
Injil adalah Rasul Paulus. Mari kita membaca bersama bagaimana Paulus
bisa terus bersemangat untuk memberitakan Injil agar kita juga dapat
memiliki sikap hati dan semangat yang sama. Sebelumnya, silakan
membaca terlebih dahulu sebuah artikel yang akan membuka wawasan kita
mengenai peranan pemuda dalam misi perkotaan. Kiranya sajian kami
menjadi berkat dan menambah semangat untuk mengabarkan Injil kapan pun
dan di mana pun.
Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Mei
< mei(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >
ARTIKEL: PERAN PEMUDA DALAM MISI PERKOTAAN
A. Peran Pemuda dalam Pelayanan Berdasarkan Firman Tuhan
Allah memiliki misi yang luar biasa bagi manusia. Misi Allah tidak
berhenti sampai menyelamatkan manusia, tetapi Allah juga ingin agar
orang yang telah diselamatkan dapat menjadi murid-Nya. Misi itu telah
diproklamirkan dalam Amanat Agung-Nya: "Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:19-20). Amanat Agung
tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab kedua belas murid, tetapi
merupakan tugas dan tanggung jawab orang percaya sepanjang abad dan di
segala tempat. Dari anak-anak sampai yang lanjut usia, semuanya
mendapat kesempatan untuk melakukan misi Allah. Namun, sering kali
pemuda dianggap remeh karena belum memiliki pengalaman hidup yang
banyak, bahkan firman Tuhan mengatakan dalam 1 Timotius 4:12, "Jangan
seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."
Allah mengerti pergumulan seorang muda, seperti Timotius, yang
memberitakan kebenaran Tuhan. Pada umumnya, orang melihat dari luar,
tetapi Allah memakai seseorang untuk melihat hati orang yang lain.
Karena itu, Allah, melalui Paulus, mengajarkan agar pemuda menjadi
teladan bagi orang percaya dalam kemudaannya. Fakta membuktikan bahwa
perubahan yang terus terjadi dalam sistem dan kultur suatu negara
tidak dapat dilepaskan dari ide-ide pemikiran dan pergerakan kaum
intelektual kampus. Dengan kata lain, generasi muda sangat berpengaruh
dalam perkembangan negara dan secara otomatis dalam pertumbuhan gereja
pun pemuda memiliki pengaruh yang besar.
Generasi mudalah yang akan meneruskan kehidupan bangsa dan pertumbuhan
gereja. Generasi muda juga menjadi fokus untuk dilayani dan melayani
karena melalui pemuda, gereja dapat menjangkau pemuda-pemuda di luar
gereja yang belum mengenal Kristus.
B. Bentuk Pelayanan yang Dapat Dijangkau oleh Pemuda dalam Misi
Perkotaan
Banyak hal yang dapat dilakukan pemuda dalam melakukan pelayanan misi
perkotaan. Dalam kehidupan perkotaan yang semakin merosot, pemuda
dapat terlibat dalam memulihkan kemerosotan tersebut dengan kemampuan
intelektualnya. Beberapa bentuk pelayanan tersebut adalah berikut ini.
1. Menjangkau anak-anak jalanan.
Pemuda memiliki hidup yang tidak jauh dengan anak-anak jalanan. Pemuda
lebih mengerti hal yang dihadapi oleh anak-anak jalanan dan dengan
cara yang bersahabat, pemuda dapat menjadi terang bagi anak-anak
jalanan. Anak-anak jalanan ini tidak memiliki seseorang yang mengerti
akan keberadaannya di dunia. Anak-anak ini haus akan perhatian dan
kasih sayang.
Anak jalanan tidak hanya berasal dari keluarga yang tidak mampu. Anak-
anak jalanan ini juga ada yang berasal dari keluarga mampu dan kaya,
tetapi memiliki keluarga yang tidak harmonis dan mereka melampiaskan
kesedihannya dengan berada di jalanan. Mereka merasa tidak ada yang
mengerti dirinya. Anak jalanan juga bisa berasal dari keluarga yang
tidak mampu sehingga mereka hidup di jalan dan tidak menempuh
pendidikan karena ketidakmampuan perekonomian keluarga bahkan
ketidakmampuan hatinya untuk belajar. Pemuda Kristen dapat
menjangkaunya selain dengan bersahabat, yakni dengan mengajari anak
jalanan ini atau membantu anak-anak ini belajar.
2. Melakukan pemuridan.
Pemuridan bukanlah cara yang asing dalam menjangkau kaum muda. Melalui
pemuridan, gereja menyiapkan sumber daya manusia yang berintegritas
dan berkualitas. Melalui pemuridan, orang-orang percaya mengajarkan
kebenaran firman Tuhan kepada orang yang dimuridkan, dan pengaderan
kepada muridnya untuk memuridkan. Dua hal yang menunjang dalam
pertumbuhan gereja berada dalam pemuridan, yakni meningkatkan kualitas
dan kuantitas orang percaya. Pemuridan yang terdiri dari beberapa
orang saja mempermudah mengerti antara seseorang dengan yang lainnya,
terjadi interaksi saling membangun, dan mengontrol antara satu dengan
yang lain dalam hidup turut sejalan dengan perintah Tuhan. Namun,
dalam pemuridan juga dapat menjangkau orang-orang yang belum percaya
untuk mengenal Tuhan.
C. Kesimpulan.
Di balik kehidupan perkotaan yang megah, terdapat kemiskinan di
pinggiran kota. Perpindahan penduduk untuk mengadu nasib di kota
membuat kota semakin padat dan lapangan pekerjaan semakin sedikit.
Kepadatan bukan hanya dari pendatang yang semakin bertambah, tetapi
juga kelahiran dari pendatang, yang menjadikan kemiskinan semakin
besar dan serasa susah untuk dientas. Ketika gereja harus menghadapi
tantangan kehidupan di kota, gereja berusaha melakukan misinya bukan
hanya di tempat-tempat terpencil, melainkan juga di sekitarnya.
Melalui pemuda yang menjadi penerus bangsa, gereja menjangkau orang-
orang muda yang lainnya untuk mendidik dan membawa pada kebenaran yang
sejati. Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas melalui
generasi muda untuk mengentaskan dari kemiskinan agar tidak terus
berlarut-larut.
Pemuda yang dianggap remeh dan tidak memiliki pengalaman hidup
sebenarnya memiliki pengalaman yang tidak ternilai ketika mengenal
Juru Selamatnya dan membawa teman-temannya untuk mengenal Kebenaran
itu.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: SABDA Space
Alamat URL: http://sabdaspace.org/dedikasi_pemuda_kristen_dalam_misi_perkotaan
Judul asli artikel: Dedikasi Pemuda Kristen dalam Misi Perkotaan
Penulis artikel: Febe Mega Lestary
Tanggal akses: 25 Juni 2015
TOKOH MISI: RASUL PAULUS DAN TELADANNYA BAGI GENERASI MUDA
Dirangkum oleh: Mei
A. Siapakah Paulus Itu?
1. Paulus Penduduk Asli Tarsus
Paulus lahir di Tarsus, sebuah kota yang terkemuka zaman itu di
wilayah Kilikia. Nama Paulus adalah Saulus (nama yang diambil dari
bahasa Ibrani), tetapi setelah bertobat, Saulus mengambil nama dalam
bahasa Yunani, yaitu Paulus. Ia berasal dari suku Benyamin, tetapi ia
juga memiliki kewarganegaraan Roma. Di kota Tarsus, Paulus mendapat
kesempatan belajar tentang cara hidup bangsa yang bukan Yahudi, ia
menerima didikan menurut adat istiadat Yahudi. Pada usia 13 tahun,
orang tuanya mengirimkan Paulus ke Yerusalem untuk memperdalam sekolah
Tauratnya dan membekali diri untuk menjadi seorang rabi, dan ia
belajar di bawah bimbingan guru besar dan yang sangat tersohor pada
waktu itu, yaitu Gamaliel.
2. Pertobatan Paulus
Ketika Paulus telah menyelesaikan pendidikannya di Yerusalem, ia
kembali ke kota aslinya, Tarsus. Di dalam Kisah Para Rasul dituliskan
bahwa Saulus hadir di Yerusalem pada waktu Stefanus, salah satu dari
ketujuh diaken, dijatuhi hukuman mati. Waktu itu Saulus masih sangat
muda dan ia menyetujui apabila Stefanus dijatuhi hukuman mati. Paulus
menyaksikan kematian Stefanus. Namun, ia tidak mengetahui bahwa
kejadian ini memainkan peranan yang penting dalam keputusannya
mengikut Tuhan Yesus Kristus di kemudian hari. Kesalehan Paulus
membuatnya membenci orang-orang Kristen. Sebab, menurut ajaran Yahudi,
kekristenan adalah hal yang bertentangan dengan Taurat. Paulus
memiliki surat kuasa dari Imam Kepala untuk menangkap dan membinasakan
orang-orang Kristen.
Pertobatan Paulus terjadi ketika ia mendekati kota Damsyik. Pada waktu
tengah hari, tiba-tiba sebuah cahaya yang membutakan mata bersinar
mengelilingi Paulus dan teman-temannya. Ia rebah ke tanah dan
kedengaranlah suatu suara berkata kepadanya, "Saulus, Saulus mengapa
engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah engkau, Tuhan?" Kata-
Nya: "Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah
ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus
kauperbuat" (Kisah Para Rasul 9:4-6). Paulus berdiri dari tanah dan
mendapati dirinya buta. Saat itu, orang Farisi yang sombong ini
berubah menjadi seorang yang kesakitan, gemetar, meraba-raba, dan
bergantung pada tangan orang lain yang menuntunnya sampai ia tiba di
Damsyik. Ia pergi ke rumah Yudas, di sana ia tinggal selama tiga hari
dan selama tiga hari itu pula Paulus berdoa serta berpuasa. Mulai saat
itu, seluruh hidupnya telah berubah setelah pertemuannya dengan
Kristus.
3. Pelayanan Misi Paulus
Pertama, dalam Kisah Para Rasul 13:4-13, Paulus bersama dengan
Barnabas dan Yohanes Markus seorang muda dari Yerusalem. Pekerjaan
Paulus dan Barnabas dalam perjalanannya yang pertama memiliki empat
fungsi:
a. Mereka adalah penginjil.
b. Mereka melayani sebagai guru.
c. Mereka adalah konselor (penasihat).
d. Mereka juga bertindak sebagai penuntun (pembimbing) pada masalah
organisasi jemaat.
Kedua, pada perjalanan yang kedua ini, Paulus dan Barnabas mengunjungi
Tesalonika, Berea, Athena, dan Korintus. Paulus berada di Korintus
selama dua tahun dan ia telah melakukan banyak hal di kota ini.
Ketiga, di dalam perjalanan misinya yang pertama dan kedua, Paulus
banyak menghabiskan waktunya untuk memenangkan orang-orang bagi
Kristus. Namun, dalam perjalanannya yang ketiga ini, Paulus merasa
perlu untuk meluangkan lebih banyak waktunya untuk menyampaikan hal-
hal yang lain. Oleh karena itu, pada perjalanannya yang ketiga ini,
Paulus banyak mengajar jemaat-jemaat. Berikut adalah pengajaran
Paulus:
a. Manusia telah gagal menjadi benar dengan usaha mereka sendiri
(Roma 3:23).
b. Tidak ada manusia yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri
(Roma 6:23).
c. Yesus Kristus adalah Pembebas dosa-dosa manusia (Roma 10:9-10).
d. Kristus adalah pusat dan kemuliaan dari rencana penebusan Allah
(Roma 5:1-11).
4. Paulus Dipenjara dan Akhir Hidup Paulus
Meskipun Paulus di penjara, ia masih dapat memenangkan banyak jiwa
bagi Kristus. Ia menulis beberapa surat kepada para jemaatnya. Kisah
Para Rasul berakhir dengan tibanya Paulus di Roma. Diduga bahwa,
setelah penundaan yang lama, Paulus akhirnya diadili di Roma.
Kemungkinan, ia dinyatakan bersalah atas tuduhan-tuduhan yang
menyebabkan ia dikirim ke Roma.
Tuhan yang bangkit telah mengutusnya sebagai rasul kepada orang-orang
bukan Yahudi. Dia bertugas "untuk membuka mata mereka, supaya mereka
berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada
Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan
dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang
yang dikuduskan" (Kisah Para Rasul 26:18). Ia mendekati kota Roma
dengan perasaan puas karena mengetahui bahwa di setiap pusat strategis
di seluruh dunia yang dikenal pada waktu itu, ada kelompok orang yang
percaya kepada Kristus, dan yang hidupnya dibimbing oleh Kristus.
B. Teladan Paulus
1. Pelayanan yang berorientasi jiwa -- Man Oriented
(Kisah Para Rasul 20:18-21, 26, 27).
Hal pertama yang menjadi rahasia pelayanan dari sang rasul adalah
pelayanan yang berorientasi dan mencintai setiap jiwa yang
dipercayakan Allah. Orientasi kepada jiwa bisa dilakukan, bila kita
melayani jemaat Allah dengan segala kerendahan hati (Kisah Para Rasul
20:19a). Paulus dengan segala cara berusaha menginjili semua orang,
sehingga pada akhir pelayanannya di Efesus, ia bisa menghadapinya
tanpa penyesalan (Kisah Para Rasul 20:26, 27).
2. Pelayanan yang berpusat pada Allah -- God Centered
(Kisah Para Rasul 20:22-25).
Pemeliharaan Tuhan lebih dari berkat materi, fisik, dan kenyamanan
pribadi. Yesus merupakan contoh sempurna orang yang melakukan kehendak
Allah dengan sempurna. Yaitu mati di kayu salib. Di mata manusia,
Yesus orang yang paling malang, tetapi Alkitab justru menyaksikan
bahwa Allah sangat memuliakan Dia (Filipi 2:5-11). Bagaimana dengan
saudara? Sebagai generasi muda, siapkah ketika Allah mengutus kita di
ladang pelayanan yang baru? Beranikah kita merelakan kesenangan
pribadi demi menjalani kehendak Allah?
3. Kesadaran bahwa pelayanan adalah milik Allah -- God?s Ministry
(Kisah Para Rasul 20:28-32).
Paulus sangat menyadari, setelah ia pergi, akan muncul serigala-
serigala ganas yang akan mengacaukan jemaat, yaitu pengajar-pengajar
palsu yang akan menarik orang dari ajaran yang benar (Kisah Para Rasul
20:29, 30). Namun, Paulus juga menyadari bahwa pelayanan adalah milik
Allah. Allah yang akan memelihara jemaatnya. Pada akhirnya, kita harus
menyadari bahwa pelayanan bukanlah milik kita, Allahlah Sang pemilik
pelayanan (Kisah Para Rasul 20:32).
4. Kesadaran bahwa pelayanan adalah kesatuan tubuh Kristus -- One Body
of Christ (Kisah Para Rasul 20:33-36).
Kesadaran serta perjuangan Paulus untuk membuat jemaat menyadari
kesatuan antarorang percaya sebagai satu tubuh Kristus. Kesatuan
gereja sebagai satu tubuh begitu diperjuangkan oleh Paulus. Mengenai
kesatuan ini, John Calvin berkata, "Melampaui tembok-tembok gereja,
berdirilah gereja yang sebenarnya, gereja yang kudus dan am." Oleh
karena itu, kesulitan dan penderitaan suatu jemaat di tempat lain
adalah juga kesulitan dan penderitaan kita sesama orang percaya.
Kesatuan ini bukan sekadar menjadi niat di hati ataupun ucapan bibir,
melainkan harus terwujud dalam tindakan. Sudahkan kita membantu
saudara-saudara kita di sekolah, kampus, dan gereja?
Melalui teladan rasul Paulus kita bisa berkaca dan mengoreksi hidup
kita dalam mengerjakan pelayanan yang sedang Tuhan percayakan. Dengan
begitu, kita menjadi pelayan Tuhan yang sejati, yaitu seorang pelayan
yang berorientasi jiwa -- Man Oriented, pelayan yang berpusat pada
Allah -- God Centered, pelayan yang memiliki kesadaran bahwa pelayanan
adalah milik Allah -- God?s Ministry, dan pelayan yang menjiwai
kesatuan tubuh Kristus -- One Body of Christ. Soli Deo Gloria.
Dirangkum dari: Hardi Dharma Setiawan
1. Setiawan, Hardi Dharma. "Hidup Seorang Pelayan Tuhan".
Dalam http://perkantasjakarta.org/2015/05/25/hidup-seorang-pelayan-tuhan/
2. _____. "Latar Belakang dan Pertobatan Rasul Paulus".
Dalam http://www.pesta.org/krp_pel01
3. _____. "Paulus di Penjara dan Akhir Hidup Paulus".
Dalam http://www.pesta.org/krp_pel06
Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Mei dan Ayub
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|