Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/411 |
|
KISAH edisi 411 (1-6-2016)
|
|
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________ Edisi 411; 1 Juni 2016 KISAH -- Membangun Penerus Tongkat Estafet Amanat Agung Kristus Edisi 411; 1 Juni 2016 Shalom, Remaja dan pemuda merupakan generasi penerus yang diharapkan bisa membantu pertumbuhan gereja. Saat ini, banyak gereja mulai cemas dengan kondisi remaja dan pemuda yang mulai undur dalam pertemuan- pertemuan gereja maupun kebaktian mingguan. Sangat disayangkan jika gereja tidak mulai membenahi kondisi tersebut. Diharapkan akan ada pembimbing-pembimbing remaja dan pemuda yang peka dan mulai memedulikan kondisi mereka pada saat ini. Melihat kondisi remaja dan pemuda yang saat ini lebih tertarik dengan tren yang sedang berkembang membuat hati Ester Winarsih terbeban untuk melayani. Ia menggunakan kesempatan untuk melayani dan mengarahkan remaja dan pemuda tentang bagaimana membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Dari pengarahan yang dilakukan, ia berharap para remaja dan pemuda akan menghasilkan buah dari sikap dan perilaku mereka. Dalam setiap pelayanan pastilah kita akan menghadapi banyak tantangan, jangan menyerah tetapi andalkan Tuhan dalam setiap permasalahan pelayanan. Simaklah KISAH edisi kali ini dan biarlah kita setia dalam mengerjakan panggilan kita. Pemimpin Redaksi KISAH, Margaretha I. < indah(at)in-christ.net > < http://kesaksian.sabda.org/> MEMBANGUN PENERUS TONGKAT ESTAFET AMANAT AGUNG KRISTUS Ditulis oleh: Ester Winarsih Perkenalkan, nama saya Ester. Saya dipercaya Tuhan untuk melayani sebuah komisi pemuda di salah satu gereja di Surakarta sejak tahun 2012. Saya bersyukur karena Tuhan memberikan beban yang cukup besar dalam hati saya terhadap kaum muda sehingga saya bersedia berlelah- lelah melayani mereka setiap akhir minggu. Ketika saya melihat mereka, hati saya berkobar-kobar penuh belas kasihan. Bagi saya, generasi muda adalah generasi yang menentukan kelangsungan hidup suatu bangsa, juga gereja, karena merekalah yang akan menjadi generasi penerusnya. Merekalah yang akan menggantikan posisi penatua-penatua, diaken- diaken, serta jabatan-jabatan lain di gereja saat ini. Jika generasi muda menjadi generasi yang "hilang" dan mengikuti arus dunia ini, bagaimana nasib gereja pada masa depan? Akankah fenomena gereja ditutup karena kekurangan jemaat seperti di negara-negara Eropa saat ini juga akan terjadi di negara kita? Masa remaja adalah masa awal bagi seseorang untuk mulai mencari jati diri. Pada masa ini, mereka begitu rindu mengenali siapa diri mereka. Jika dalam masa pencarian jati diri ini mereka tidak mendapat asupan informasi yang benar, besar kemungkinan mereka akan menemukan kesimpulan-kesimpulan yang salah. Kesimpulan yang salah yang mereka buat akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat pula. Hal inilah yang membuat begitu pentingnya "spiritual formation" dalam tahap mereka. "Spiritual formation" yang telah dimulai dari tahap bayi dan anak-anak harus berlanjut di tahap remaja maupun pemuda. Jika generasi muda tidak dibina, kehidupan rohani mereka akan rapuh dan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran. Gereja adalah salah satu institusi yang bertanggung jawab untuk melakukan "spiritual formation" bagi kaum muda. Pengaruh buruk dari pergaulan kaum muda, baik di sekolah, di dunia maya, maupun di dalam keluarga, menjadi tantangan yang cukup besar bagi saya dalam membimbing mereka. Remaja dan pemuda yang saya layani saat ini cenderung meniru tren zaman. Tren "K-Pop" misalnya, membuat hidup mereka konsumtif dan tidak lagi mengejar pengenalan mereka akan Allah. Hidup yang penuh devosi menjadi sangat minim. Pengaruh media sosial juga membuat remaja dan pemuda lebih dekat dengan banyak teman mereka, termasuk teman yang tidak seiman, sehingga kedekatan antarpersonal dalam persekutuan di gereja menjadi hal yang tidak terlalu penting bagi mereka. Selain itu, "game culture" juga menghambat proses pembinaan. Saya harus berpikir keras untuk memilih pendekatan yang tepat terhadap mereka karena remaja dan pemuda cenderung menyukai hal-hal yang simpel, asyik, dan penuh hura-hura. Latar belakang keluarga mereka juga menjadi tantangan tersendiri dalam melayani mereka. Pola asuh seorang remaja atau pemuda sewaktu kecil sangat memengaruhi psikologi mereka. Pribadi yang "kacau" akan menghambat proses pembinaan terhadap pribadi mereka. Tantangan yang paling besar dalam melayani remaja dan pemuda sebenarnya berasal dari diri saya sendiri, apakah saya memiliki kasih yang tulus dan tak terpadamkan oleh banyaknya rintangan kepada mereka? Apakah saya mulai mencari kenyamanan diri sendiri dan pujian yang sia- sia dari setiap pelayanan saya? Seberapa besar pribadi-pribadi itu bernilai bagi diri saya? Inilah yang akan menggerakkan diri saya untuk mengasihi dan melayani mereka. Ketika melihat pertumbuhan orang-orang yang saya layani, hati saya sangat bersukacita walaupun kadang semangat itu bisa menjadi pudar. Saat tubuh saya lelah, saat ada persoalan pribadi, dan saat pengajaran yang saya bagi tidak diaplikasikan, kadang membuat hati saya sedih dan merasa enggan melanjutkan pelayanan ini. Namun, fakta jika mereka adalah mahkota kemegahan saya kelak saat Kristus datang (1 Tesalonika 2:19), itulah yang memberi penghiburan dalam mengerjakan tanggung jawab ini. Dalam melakukan pembinaan, saya memulainya dari fondasi rohani yang pertama, yaitu memastikan mereka memiliki hubungan yang "sah" dengan Tuhan Yesus secara pribadi. Hal ini sangat penting karena Tuhan Yesuslah yang mampu melakukan banyak perubahan dalam diri seseorang. Bagi saya, seorang pembimbing hanyalah mengarahkan dan mengajar, tetapi Allahlah yang memberi pertumbuhan dan perubahan hidup. Karena itu, saya akan menolong seorang remaja ataupun pemuda untuk berjumpa secara pribadi dengan Kristus supaya mereka boleh mengalami kelahiran baru. Setelah seorang remaja atau pemuda memiliki "relationship" secara sah dengan Tuhan Yesus, saya akan melanjutkannya dengan membangun bangunan selanjutnya, yaitu pengalaman akan pemeliharaan Allah, baik dalam kehidupan kekal mereka kelak, kehidupan sekarang, kehidupan masa depan, maupun pemeliharaan Allah terhadap mereka dalam perjuangan mereka melawan dosa. Setelah mereka mengalami jaminan- jaminan Allah dan terus mengalami kasih-Nya, saya akan mulai membangun ketundukan mereka kepada Tuhan. Ketundukan mereka kepada Tuhan Yesus akan terwujud dalam watak mereka sehari-hari. Ketundukan remaja atau pemuda kepada Kristus akan menjadikan mereka tunduk untuk menghasilkan buah berupa jiwa-jiwa lain dalam hidup mereka. Dengan demikian, gereja akan memiliki generasi penerus yang suka melayani. Saya berharap bahwa di semua gereja, kaum remaja dan pemuda dilayani dengan sebaik-baiknya. Saya berdoa supaya Tuhan Yesus mengirimkan banyak pengajar yang menjadi saluran kuasa dan kasih Kristus untuk mengubah hidup kaum muda. Mari kita siapkan dengan sungguh-sungguh generasi muda ini menjadi generasi yang tangguh, yang akan melanjutkan tongkat estafet Amanat Agung Kristus di dunia ini. Nama situs: Remaja.sabda.org Alamat URL: http://remaja.sabda.org/membangun-penerus-tongkat-estafet-amanat-agung-kristus Judul artikel: Membangun Penerus Tongkat Estafet Amanat Agung Kristus Penulis artikel: Ester Winarsih Tanggal akses: 28 Januari 2016 POKOK DOA 1. Marilah kita berdoa untuk Ester Winarsih supaya tetap memiliki semangat melayani walaupun banyak permasalahan yang ia hadapi di dalam pelayanan remaja. 2. Marilah kita berdoa supaya remaja dan pemuda mempunyai hati yang rindu untuk memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Dengan demikian, hidup mereka menjadi berkat dan menghasilkan buah yang berkenan bagi-Nya. 3. Marilah kita berdoa supaya gereja mempunyai kepedulian akan remaja dan pemuda sehingga gereja lebih memerhatikan pelayanan generasi muda. "Karena setiap orang telah menerima karunia, pergunakanlah itu untuk melayani satu dengan lainnya sebagai pelayan yang baik atas berbagai karunia dari Allah:" (1 Petrus 4:10, AYT) < http://alkitab.mobi/ayt/1Pt/4/10/ > < http://alkitab.sabda.org/?1Petrus+4:10&version=ayt > STOP PRESS: PUBLIKASI E-KONSEL Aneka permasalahan hidup senantiasa menjadi bagian yang tidak terelakkan dalam kehidupan orang percaya. Tidak hanya membutuhkan jalan keluar serta solusi yang tepat, bimbingan serta hikmat yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan menjadi kebutuhan yang diperlukan oleh setiap orang Kristen yang bergumul. Dalam menjawab kebutuhan para pelayan kristiani yang bergerak dalam bidang konseling Kristen dan bimbingan alkitabiah, Yayasan Lembaga SABDA menghadirkan publikasi e-Konsel. Dengan berbagai artikel, bimbingan alkitabiah, tanya-jawab, komunitas konselor, tip, serta renungan yang bermutu, publikasi ini akan mendukung pelayanan Anda untuk melayani sesama serta orang-orang percaya yang membutuhkan. Untuk mendapatkan bahan-bahan e-Konsel secara gratis, Anda cukup mengirimkan alamat email ke < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > atau ke < konsel(at)sabda.org >. Setelah menjadi pelanggan, publikasi e-Konsel akan dikirimkan ke email Anda, setiap hari Selasa minggu kedua. Tunggu apa lagi, daftarkan diri Anda dan jadilah pelayan bagi sesama bersama publikasi e-Konsel! Kontak: kisah(at)sabda.org Redaksi: Margaretha I., Odysius, N. Risanti, Santi T. Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |