|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/kisah/403 |
|
KISAH edisi 403 (18-11-2015)
|
|
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
Edisi 403, 18 November 2015
KISAH -- Mukjizat Itu Nyata
Edisi 403, 18 November 2015
Salam Kasih,
"Mukjizat terjadi saat datang di altar-Nya," itulah sepenggal bait
dalam pujian yang berjudul "Sujud di Altar-Nya". Mukjizat Tuhan masih
ada dan kenyataan itulah yang dialami oleh Bapak Steven Liem.
Pembengkakan di hidung yang dialami oleh anaknya yang baru saja lahir
membuat Bapak Steven dan keluarga sujud di hadapan Tuhan dan memohon
belas kasihan-Nya. Upaya medis disertai dengan penyerahan penuh kepada
Tuhan menghasilkan kesembuhan jasmani bagi Brandon.
Inilah sepenggal cerita dari KISAH edisi kali ini. Kiranya iman dan
harapan kita kepada Kristus tidak akan padam. Mukjizat masih ada.
Pertolongan Tuhan senantiasa tersedia bagi setiap orang yang menanti-
nantikannya. Selamat menyimak.
Pemimpin Redaksi KISAH,
Amidya
< amidya(at)in-christ.net>
<http://kesaksian.sabda.org/>
MUKJIZAT ITU NYATA
Tahun 2012 adalah tahun yang penuh anugerah bagi saya dan keluarga
saya, khususnya pada tanggal 29 Juni 2012, kami dikaruniakan anak yang
kedua, Nathanael Brandon Liem.
Brandon lahir dengan sehat, hanya saja yang membuat kami sangat
khawatir adalah terdapat benjolan di antara hidung dan mata sebelah
kiri. Pada waktu melakukan USG 3 dimensi, kami memang sudah melihat
ada tanda hitam di wajah Brandon. Namun, dokter USG menyatakan bahwa
semuanya normal, mungkin memang hasil USG yang tidak begitu jelas pada
area itu dan mungkin juga agar kami tidak terlalu khawatir. Benjolan
yang berwarna biru keabu-abuan tersebut membuat Brandon tidak bisa
membuka mata kirinya karena semakin hari semakin membengkak dan
"belekan".
Pada tanggal 4 Juli 2012, salah satu dokter mata di Jakarta yang kami
datangi menyatakan bahwa kemungkinan yang terjadi adalah tumor
pembuluh darah (hemangioma capillary). Dokter ini menyarankan supaya
kami melakukan CT-Scan terlebih dahulu. Dokter menginformasikan bahwa
penyembuhannya tergantung dari perkembangan tumor tersebut, ada yang
sembuh dengan suntikan (2 sampai dengan 7 kali) dan ada yang terpaksa
harus dioperasi untuk pengangkatan tumor. Kami tidak bisa membayangkan
bagaimana bayi yang belum genap 2 minggu sudah harus berhadapan dengan
tindakan medis seperti CT-Scan, jarum suntik di mata yang pasti akan
sangat sakit sekali, terlebih lagi dengan istilah operasi.
Saya percaya sekali ada bimbingan dari Tuhan Yesus sehingga suami saya
menemukan artikel kesaksian kesembuhan dari seorang hamba Tuhan yang
anaknya juga mengalami hal yang hampir mirip dengan Brandon, dan ini
menguatkan iman kami bahwa Brandon pasti sembuh oleh kuasa-Nya.
Melalui kontak dengan hamba Tuhan tersebut, akhirnya kami
direkomendasikan untuk ke dokter mata yang pernah menangani anaknya.
Tanggal 10 Juli 2012, kami berusaha mendapatkan tambahan pendapat dari
dokter mata tersebut dan ternyata diagnosisnya memang berbeda bahwa
yang dialami Brandon bukan hemangioma, melainkan dakriosistitis
(dacryocystocele), yaitu terdapat saluran antara mata dan hidung yang
tidak terbentuk sempurna dan hanya ada satu penyembuhan, yaitu melalui
operasi. Kabar ini membuat keluarga kami bertambah stres. Sebagaimana
dokter sebelumnya, dokter ini juga menyarankan agar dilakukan CT-Scan
dan untuk mencegah pembengkakan benjolan yang lebih parah, dokter
memberikan salep serta obat tetes. Akhirnya, kami pasrah dan
mendaftarkan Brandon untuk di CT-Scan, yang akan dilakukan pada
tanggal 12 Juli 2012. Inilah titik di mana saya benar-benar pasrah.
Setiap malam, kami sekeluarga berkumpul berdoa memohon kesembuhan bagi
Brandon, dimulai dengan anak pertama kami Bryant (7 tahun) berdoa
kepada Tuhan Yesus untuk kesembuhan adiknya dan menjauhkannya dari
pisau operasi, kemudian doa diteruskan oleh suami. Begitu juga dengan
yang dilakukan oleh kakak-kakak saya, kakak pertama saya seorang
Kristen dan kakak kedua saya seorang Katolik, kami melakukan doa
bersama. Masing-masing kakak saya juga memohon bantuan doa untuk anak
saya, Brandon. Dalam doa, kami percaya Tuhan akan menyembuhkan Brandon
dan kami tolak pisau operasi.
Sejak hamil, saya sering terbangun pada jam 03.00 dini hari. Lalu,
biasanya saya membaca Amsal dan Mazmur. Brandon senang dibacakan
Alkitab sejak dalam kandungan. Dulu, sewaktu Brandon masih di dalam
perut, setiap jam 03.00 dini hari, dia sudah menendang-nendang perut
saya, dan saya tahu bahwa bayi dalam perut saya ingin dibacakan firman
Tuhan. Di dalam doa, saya menyerahkan anak saya untuk dipakai Tuhan.
Ketika Brandon lahir dengan benjolan itu, saya pasrah karena saya
yakin Tuhan punya rencana yang hebat untuk anak saya ini.
Kamis, 12 Juli 2012, jam 03.30 subuh, Tuhan Yesus sungguh menyatakan
kuasa-Nya. Puji Tuhan, mukjizat sungguh nyata, benjolan itu hilang
tanpa operasi dan Brandon juga tidak perlu untuk menjalani CT-Scan
yang kami daftarkan sebelumnya. Mukjizat terjadi dalam hidup Brandon,
benjolan yang besar itu benar-benar hilang. Kami sangat bersukacita
karena kasih Tuhan Yesus sungguh luar biasa dalam hidup Brandon. Pagi
itu, saya memberi tahu kepada mama dan kakak-kakak saya bahwa Brandon
sembuh. Akan tetapi, mereka semua berpikir bahwa saya sedang berkhayal
lantaran tengah stres.
Selanjutnya, pada hari Sabtu, 14 Juli 2012. Kami kembali ke dokter
mata. Dokter terheran-heran, dia belum pernah menemui kasus seperti
ini. Dokter mengatakan bahwa benjolan tersebut sudah benar-benar
bersih dan tidak menutupi saluran pernapasannya lagi, ini benar-benar
mukjizat. Pasien yang ditangani dokter biasanya sembuh melalui
operasi. Lalu, dokter tersebut meminta foto-foto Brandon.
Saya sungguh bersyukur karena banyak orang yang berdoa bagi kesembuhan
anak saya. Tuhan Allah sungguh luar biasa dan Ia memiliki cara
tersendiri untuk menjawab doa. Kesembuhan anak saya menjadi hadiah
terindah dalam hidup saya pada hari ulang tahun saya pada tanggal 16
Juli 2012.
Tuhan senang bila kami memuji Dia dalam sebuah persekutuan. Kami
mengadakan doa bersama lagi bersama kakak-kakak dan orangtua untuk
mengucap syukur atas kesembuhan Brandon. Harapan kami adalah supaya
kami bisa berdoa bersama keluarga besar setiap bulan karena sebelumnya
belum pernah kami berdoa bersama antarkeluarga. Kami sadar kami
menyembah Tuhan yang sama, menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran.
Saya merasakan kedamaian saat bersekutu bersama keluarga.
Mengikut Yesus sungguh luar biasa. Sekarang, saya pribadi banyak
belajar untuk lebih rendah hati dan mengasihi sesama saya. Tuhan Yesus
sudah terlebih dahulu mengasihi saya, maka saya pun harus membagikan
kasih Kristus kepada sesama.
Terpujilah nama Tuhan Yesus untuk selama-lamanya. Amin.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: GBI Tanjung Duren
Alamat URL: http://www.gbitanjungduren.com/kesaksian/19/mujizat-itu-nyata-kesaksian-bapak-steven-liem
Penulis artikel: Steven Liem
Tanggal akses: 10 Februari 2015
POKOK DOA
1. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus untuk Brandon. Kiranya Brandon dapat
bertumbuh menjadi anak yang sehat dan mengasihi Tuhan, serta tumor
yang sempat tumbuh di hidungnya dapat benar-benar bersih.
2. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus untuk persekutuan doa yang dilakukan
oleh Bapak Steven Liem. Kiranya setiap anggota keluarga Bapak
Steven Liem dapat bertumbuh dalam Kristus melalui persekutuan yang
diadakan.
3. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus untuk setiap orang Kristen yang saat
ini menderita tumor. Kiranya Tuhan Yesus juga mengaruniakan
mukjizat kesembuhan untuk penderita tumor yang mengharapkan
kesembuhan.
"Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala
penyakitmu," (Mazmur 103:3)
<http://alkitab.mobi/?mazmur+103:3>
<http://alkitab.sabda.org/?mazmur+103:3>
Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Yans dan Hossi
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip:http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA <http://ylsa.org>
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |