|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/kisah/392 |
|
KISAH edisi 392 (3-6-2015)
|
|
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
Edisi 392; 3 Juni 2015
KISAH -- Dari Ateis Sejati, Jadi Pengikut Kristus
Edisi 392; 3 Juni 2015
Salam kasih,
Panggilan Tuhan kepada masing-masing orang memang berbeda. Ada yang
dipanggil saat membaca firman, ada yang dipanggil ketika mendengarkan
khotbah, dan ada pula yang dipanggil melalui doa dari orang lain. Ya,
doa. Allah mampu menyatakan diri-Nya kepada kita melalui doa. Sama
seperti yang tertulis dalam Yakobus 5:16, "... Doa orang yang benar,
bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Doa seorang
sahabat yang tinggal jauh di negeri Belanda mampu mengubahkan seorang
pribadi yang tidak mengenal Allah.
Melalui KISAH edisi kali ini, mari kita belajar bersama bahwa doa kita
berkuasa. Sama seperti kisah Sujinah, seorang ateis yang bertobat
karena doa seorang rekannya merupakan sebuah bukti bahwa doa itu
berkuasa. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.
Staf Redaksi KISAH,
Yans
< http://kesaksian.sabda.org/>
DARI ATEIS SEJATI, JADI PENGIKUT KRISTUS
Tahun 1967, tanggal 17 Februari, umurnya 38 tahun.
Hukuman 18 tahun telah mengunci seluruh hidupnya di balik terali besi,
penjara khusus wanita di Tangerang. Segala kehormatan yang ia sandang
sebagai pejuang wanita pada masa perang kemerdekaan (clash I -- agresi
militer Belanda, Red. -- tahun 1946 -- 1947 dan clash II tahun 1949),
wartawan internasional, penulis muda berbakat, penerjemah resmi
negara, dan aktif di organisasi GWDS (Gabungan Wanita Demokratik
Sedunia) pada zaman pemerintahan Orde Lama, telah sirna, diganti
dengan tuduhan anggota Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) dan pembela
Soekarno. Kakinya yang sangat lincah melompat dari negara satu ke
negara lain di Eropa untuk tugas negara, sekarang meringkuk di dalam
sel. Tidurnya hanya beralas tikar. Bukan hanya tubuhnya yang
dipenjarakan dan mengalami berbagai penganiayaan mental dan fisik yang
mengerikan, tetapi juga seluruh potensi dan masa depannya mati.
Suatu hari, sesudah 8 tahunan di dalam penjara, seorang pria Belanda,
Hoekama, menengok kawannya yang terlibat masalah narkotika
internasional dan dipenjara di samping selnya. Hoekama menyempatkan
diri menemuinya juga dan mengajaknya berdoa. Sebagai seorang ateis
sejati, wanita ini hanya diam, hitung-hitung menjadi hiburan karena
setelah bertahun-tahun, inilah satu-satunya orang yang mau peduli
kepadanya.
Sejak itu, mereka berteman. Hoekema inilah yang kemudian mengusahakan
kesejahteraan di penjara bagi teman barunya itu. Entah karena
pemerintah takut orang Belanda ini akan berbicara kepada dunia
internasional atau memang kebijaksanaan negara sudah berubah, yang
pasti mulai ada perbaikan di selnya. Ia mendapat kasur dan jam untuk
mengobrol di luar sel. Ia juga boleh ikut kegiatan koor, menyulam
taplak meja makan dan sapu tangan, merajut syal, dan tidak
ketinggalan, menulis. Hoekema dan kerabatnyalah yang menyediakan semua
bahan dan menjualkan karya-karyanya. Uang penghasilannya ini pun
ditabungnya.
Sesudah masa tahanan selama 16 tahun, yakni pada tahun 1983, wanita
ini mendapat keringanan hukuman. Dibebaskan, tetapi harus melapor
setiap bulan. Namun, kebebasan ini ternyata tetap membuatnya
terbelenggu. Karena sudah sekian lama tidak menghirup udara luar, ia
jadi gagap berteknologi, berhubungan dengan orang lain, dan
bermasyarakat. Ditambah lagi, tidak ada seorang pun yang mau mendekat,
apalagi menampungnya. Embel-embelnya sebagai "eks tapol" (mantan
tahanan politik) membuat orang-orang takut. Kalau terlalu dekat, ada
risiko dituduh pemerintah sebagai orang yang terlibat dengan PKI, yang
nantinya akan mendapat sanksi. Isu ini masih sangat kuat pada waktu
itu.
Hanya teman Belandanya inilah yang berani menampung di lingkungan
gerejanya. Di komunitas gereja ini, wanita tersebut menerima Yesus
sebagai Tuhannya. Dan, dari orang-orang dalam gereja inilah, ia
mendapat penerimaan dan kesempatan mencari sertifikat penerjemah
bahasa Belanda di Erasmus Huis dan sertifikat guru bahasa Inggris di
LIA (Lembaga Indonesia Amerika), Jakarta. Lalu, ia juga menjadi
penerjemah dan pengajar bahasa Inggris di beberapa LSM seperti Kalyana
Mitra, Solidaritas Perempuan, dan Yasalira. Selain itu, ia juga
bekerja di berbagai Kedutaan Asing sambil tetap menulis. Tulisannya
sering mendapat penghargaan internasional dan beberapa bukunya
diterbitkan oleh penerbit besar di Indonesia. Buku yang ia tuliskan
antara lain: "Terempas Gelombang Pasang" (2003, oleh Penerbit ISAI),
"Mereka yang Tersisih" (kumpulan 18 cerpen dalam bahasa Inggris oleh
Yayasan Lontar) serta "In a Jakarta Prison" (oleh Yayasan Lontar)
yang mendapat penghargaan di Hawai University dan Harmlet Award.
Kamis, 6 September 2007, Tuhan memanggilnya. Dalam sebuah upacara
pemakaman yang dijalankan secara kristiani, teman-temannya datang
memberikan penghormatan terakhir.
Sebuah inisiatif seorang Belanda untuk mendoakan orang yang tidak
punya harapan, dianggap sampah negara, momok masyarakat, dikucilkan
orang, dan tidak dikenalnya ini, bukan hanya membawa wanita tadi dari
ateis sejati menjadi orang yang percaya Kristus dan Injil, serta
mengembalikan seluruh potensinya, tetapi juga menyebarkan dampak luar
biasa. Bukan hanya sejumlah temannya yang ateis juga kemudian menjadi
orang yang percaya Yesus dan aktif dalam pelayanan, melainkan setiap
hubungan yang ia bangun dengan orang-orang di berbagai kedutaan tempat
ia bekerja, murid-murid yang ia ajar, dan juga pembaca-pembaca
karyanya di seluruh dunia, telah menerima dampak kepercayaan serta
nilai-nilai yang baru ia yakini tersebut.
Wanita itu bernama Sujinah. Ia adalah Bude saya, kakak kandung bapak
saya. Kisahnya menegaskan dampak dari sebuah inisiatif. Sungguh-
sungguh ada kuasa di dalam inisiatif.
Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Aku Takkan Menyerah
Judul artikel: Dari Ateis Sejati, Jadi Pengikut Kristus
Penulis: Retno Palupi
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta:2010
Halaman: 98 -- 100
POKOK DOA
1. Berdoalah bagi keluarga, sahabat, dan saudara kita yang masih belum
menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Kiranya Tuhan
menyatakan panggilan-Nya dan menjadikan mereka satu kawanan dengan
kita sebagai umat Tuhan.
2. Berdoalah bagi masyarakat dunia yang memproklamasikan diri sebagai
orang ateis, kiranya mereka dapat membuka hati, dan Roh Kudus
berbicara dan menginsyafkan mereka.
3. Berdoalah bagi orang-orang Kristen, kiranya mereka semakin
bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Kristus.
"maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan
mendapat pengenalan akan Allah." (Amsal 2:5)
< http://alkitab.mobi/?Amsal+2:5 >
< http://alkitab.sabda.org/?Amsal+2:5 >
STOP PRESS: DAPATKAN PUBLIKASI 40 HARI DOA, "MENGASIHI BANGSA DALAM
DOA"!
Mewartakan Injil serta cinta kasih Tuhan kepada mereka yang belum
percaya menjadi tugas dan panggilan utama orang-orang percaya. Selain
melakukannya dalam tindakan misi dan penginjilan, doa menjadi salah
satu kekuatan yang akan menopang tujuan tersebut. Untuk itu, Yayasan
Lembaga SABDA melalui publikasi 40 Hari Doa mengajak Anda bersatu hati
untuk mendoakan saudara-saudara kita yang akan melaksanakan ibadah
puasa pada bulan Juni-Juli mendatang.
Anda rindu untuk mengambil bagian berdoa bagi bangsa-bangsa? Silakan
kirimkan e-mail ke:
==> < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > dan kami akan
mengirimkan pokok-pokok doa dalam versi e-mail untuk Anda.
Silakan ajak teman-teman Anda juga untuk bergabung dengan kita. Anda
cukup mengirimkan alamat e-mail mereka ke Redaksi e-Doa di:
< doa(at)sabda.org >.
Mari kita berdoa bersama-sama dengan orang-orang percaya di seluruh
penjuru Indonesia, agar semakin banyak orang beroleh jalan untuk
mengenal Kristus dan semakin banyak bangsa yang mempermuliakan nama
Tuhan. Amin.
Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Yans
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |