|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/kisah/391 |
|
KISAH edisi 391 (20-5-2015)
|
|
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
Edisi 391, 20 Mei 2015
KISAH -- Kisah Pertobatan dan Pembebasanku dari Rasa Sakit Hati dan Kebiasaan Berdosa
Edisi 391, 20 Mei 2015
Salam kasih,
Kunci utama untuk menerima kesembuhan atas luka emosional atau
batiniah kita adalah dengan membuka dan menyerahkan luka tersebut
kepada Tuhan Yesus. Firman Tuhan mengatakan kepada kita untuk
menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya karena Ia yang
memelihara kita (lihat 1 Petrus 5:7). Dengan demikian, kita akan bisa
terbebas dari belenggu-belenggu tersebut, dan Tuhan akan menyembuhkan
dan memulihkan kita menjadi utuh kembali.
Melalui KISAH edisi kali ini, kiranya kita bisa bersama-sama belajar
bagaimana menyerahkan persoalan-persoalan kita ke hadapan Tuhan Yesus
Kristus dan mendapatkan kesembuhan dari-Nya. Selamat membaca, Tuhan
Yesus memberkati.
Redaksi Tamu KISAH,
Odysius
< http://kesaksian.sabda.org/>
KISAH PERTOBATAN DAN PEMBEBASANKU DARI RASA SAKIT HATI DAN KEBIASAAN
BERDOSA
Terpeliharanya hidup tidak bergantung pada seberapa kaya atau cukupnya
hidup seseorang. Demikianlah yang terjadi dalam hidupku. Orang tuaku
bekerja sebagai wiraswasta, dan hidup kami berkecukupan secara materi.
Akan tetapi, keluargaku tidak bahagia karena perhatian dan kasih
sayang di antara anggota keluargaku sangat kurang. Pertengkaran satu
sama lain sering terjadi, kesalahan kecil pun yang aku lakukan tidak
jarang membuatku mendapatkan omelan-omelan kasar yang menyakitkan.
Orang tuaku sering mengatakan bahwa aku adalah anak perempuan yang
bodoh, tidak cantik, dan tidak menghargai orang tuaku. Hal itu tentu
saja membuatku sangat kecewa terhadap mereka. Aku bertumbuh menjadi
anak perempuan yang rendah diri dan penakut. Aku takut orang lain juga
akan menolakku dan mengatakan hal-hal buruk tentang diriku. Akhirnya,
aku mencari pelarian ke pendidikan, aku menyibukkan diri untuk
mengerjakan tugas-tugas sekolah dan pelajaran-pelajaran yang
kudapatkan. Aku mengejar kepopuleran. Aku memang berhasil menjadi
juara kelas terus, bahkan terpilih juga sebagai siswa teladan sewaktu
SD dan SMP. Namun, aku tidak bahagia dan tidak merasa puas karena aku
selalu hidup dalam ketakutan. Di sisi lain, aku menjadi sombong dan
sering merendahkan teman-temanku. Aku tahu dan sadar bahwa semua yang
aku perbuat itu tidak benar.Meskipun aku selalu rajin beribadah di
gereja dan aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani, tetapi aku tidak
mampu keluar dari dosa-dosaku dan sakit hati yang menjeratku. .SUNGGUH
SANGAT MENGENASKAN!!!
Suatu hari, ketika aku masih duduk di bangku kelas 3 SMP, ada seorang
siswa SMA yang menjelaskan kepadaku tentang status semua orang di
dunia dan hukuman di balik semua itu. "Semua orang telah berbuat dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23), dan upah bagi semua
orang yang berdosa adalah maut atau kematian kekal di neraka.
Jelas aku tidak mau mendapatkan tempat di neraka! Karena itu, aku
mengakui dosa-dosaku waktu itu dan tidak mau mengulanginya lagi. Lalu,
aku memohon pertolongan Tuhan Yesus yang telah mati bagiku di kayu
salib untuk menebus dosa-dosaku. Aku juga mengundang-Nya masuk ke
dalam hatiku sebagai Tuhan yang berhak mengatur hidupku dan sebagai
Juru Selamatku secara pribadi. Aku tidak mau terus-menerus hidup dalam
dosa-dosaku, keminderanku, dan rasa sakit hatiku.
Setelah aku berdoa, aku merasa lega sekali. Aku sangat bersukacita.
Aku berjumpa dengan Pribadi yang mengasihiku dan yang tidak akan
menyakitiku. Aku juga sangat yakin kalau dosa-dosaku sudah diampuni
dan aku memperoleh jaminan dari Tuhan Yesus bahwa aku tidak akan masuk
neraka. Sebab, itulah janji-Nya dalam Yohanes 5:24, "Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak
turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."
Karena aku sudah diampuni, mulai saat itu aku belajar mengampuni orang
tuaku dan menghargai teman-temanku. Aku memang tidak selalu berhasil,
terkadang aku masih jatuh bangun. Namun, aku tidak takut karena
keselamatanku tidak akan hilang. Keselamatan yang kuperoleh dari Tuhan
Yesus ini bukan karena jerih lelahku. Sejak waktu itu, Tuhan Yesus
semakin mengubah hidupku lewat firman-Nya yang kupelajari dalam
kelompok Pemahaman Alkitab. Bersama teman-temanku, aku belajar suatu
kebenaran bahwa hidupku ini penting dan berharga. Aku tidak perlu
takut dan minder lagi. Semakin hari, aku semakin mengenal Tuhan dan
kasih-Nya. Oleh karena itu, aku semakin dipuaskan dengan sukacita yang
sejati.
Maukah kamu mengalami seperti yang aku alami? Mendapatkan keselamatan
jiwa dan kebebasan? Datanglah kepada Tuhan Yesus dan mintalah
pengampunan dari-Nya atas dosa-dosamu. Terimalah Tuhan Yesus sebagai
Tuhan dan Juru Selamatmu secara pribadi. Kamu pasti bisa merdeka dari
dosa dan hukuman kekal. Tuhan Yesus mengasihi kita.
Sumber Kesaksian: Ester Winarsih
POKOK DOA
1. Mari kita berdoa kepada Tuhan untuk Ester Winarsih, kiranya Tuhan
senantiasa menolong dia untuk mengasihi orang-orang yang pernah
menyakitinya.
2. Mari berdoa kepada Tuhan untuk Ester Winarsih, supaya hidupnya yang
sekarang dapat dipergunakan untuk menolong orang-orang di
sekitarnya yang mengalami pergumulan yang sama.
3. Mari kita berdoa kepada Tuhan untuk setiap orang Kristen yang masih
menyimpan akar pahit, kiranya itu dapat dipatahkan sehingga ia
mampu melepaskan pengampunan bagi sesama.
"Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih
karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan
kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15)
< http://alkitab.mobi/?ibrani+12:15 >
< http://alkitab.sabda.org/?ibrani+12:5 >
Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Yans
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |