Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/331

KISAH edisi 331 (12-6-2013)

Kesaksian Basuki Cahaya Purnama (Ahok)

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 331, 12 Juni 2013

KISAH -- Kesaksian Basuki Cahaya Purnama (Ahok)
Edisi 331, 12 Juni 2013

Salam kasih,

"... Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan 
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang 
terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28) Ayat ini sangat 
memberikan semangat bagi kita. Sebab, semua hal yang terjadi dalam 
kehidupan kita berada dalam kedaulatan Tuhan. Itu bergantung pada cara 
pandang kita melihat segala sesuatu yang Tuhan beri, termasuk melihat 
masalah dalam kehidupan kita.

Masalah sering kali membawa kita lebih dewasa dan lebih mengenal 
Tuhan. Pertolongan Tuhan akan selalu menyertai kita dalam setiap 
menghadapi masalah. Firman Tuhan akan selalu memberikan jawaban 
apabila kita mau mendekat kepada Tuhan, seperti kesaksian dari Basuki 
Cahaya Purnama (Ahok) berikut ini. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi KISAH,
Bayu
< http://kesaksian.sabda.org/ >


               KESAKSIAN BASUKI CAHAYA PURNAMA "AHOK"

Saya lahir di Gantung, Desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, dalam 
keluarga yang belum percaya kepada Tuhan. Beruntung sekali, sejak 
kecil saya selalu dibawa ke sekolah minggu oleh kakek saya. Meski 
demikian, saat beranjak dewasa, saya jarang ke gereja karena orang tua 
saya bukan seorang Kristen.

Saya melanjutkan SMA di Jakarta, dan di sana mulai kembali ke gereja 
karena sekolah itu adalah sekolah Kristen. Saat saya sudah menempuh 
pendidikan di Perguruan Tinggi, mama saya yang sangat saya kasihi 
terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. Saat itu, 
walaupun saya sudah mulai pergi ke gereja, saya masih suka bolos. 
Kemudian, saya mengajak mama ke gereja untuk didoakan dan mukjizat 
terjadi. Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik 
kerohanian saya. Tidak lama kemudian, mama kembali ke Belitung, dan 
saya yang tinggal sendiri di Jakarta mulai sering ke gereja mencari 
kebenaran firman Tuhan.

Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu, saya 
mendengar firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa. 
Ia mengatakan bahwa jika Yesus itu bukan Tuhan, Ia pasti adalah orang 
gila. Mana ada orang yang mau menjalankan sesuatu yang sudah jelas 
tidak mengenakan bagi dia? Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang 
mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara 
para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia. Anehnya, Ia masih mau 
menjalani semua itu! Mungkin, itu terdengar seperti suatu hal yang 
biasa-biasa saja, tetapi bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk 
alasan saya memercayai Tuhan. Saya selalu berdoa "Tuhan, saya ingin 
memercayai Tuhan, tetapi saya ingin sebuah alasan yang masuk akal," 
dan Tuhan telah memberikan pencerahan kepada saya pada hari itu. Sejak 
itu, saya semakin sering membaca firman Tuhan dan saya mengalami 
lawatan Tuhan.

Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik 
Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung. 
Saat itu, papa sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya. 
Saya takut perusahaan papa bangkrut, jadi saya berdoa kepada Tuhan. 
Firman Tuhan yang pernah saya baca, yang dulunya tidak saya mengerti, 
tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan mencerahkan sehingga saya 
merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. Sejak itu, saya sangat rajin 
membaca firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati 
saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.

Saat masih belum percaya Tuhan, papa pernah berkata, "Kita tidak mampu 
membantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau uang satu miliar kita 
bagikan kepada orang, akhirnya akan habis juga." Setelah sering 
membaca firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa `charity` berbeda 
dengan `justice`. Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia 
menolong orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang 
di sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang 
dirampok dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia 
politik.

Pada awalnya, saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya 
seorang keturunan yang biasanya hanya berdagang. Akan tetapi, setelah 
saya terus bergumul dengan firman Tuhan, hampir semua firman Tuhan 
yang saya baca menjadi rhema tentang justice, termasuk Yesaya 42 yang 
mengatakan bahwa Mesias membawa keadilan, yang dinyatakan dalam Sila 
Kelima Pancasila. Saya menyadari bahwa panggilan saya adalah justice. 
Berikutnya, Tuhan bertanya, "Siapa yang mau Kuutus?" Saya menjawab, 
"Tuhan, utuslah aku."

Dalam semua kekhawatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban Tuhan 
dalam Yesaya 41. Pasal ini jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop. 
Perikop yang pertama adalah ayat 1-7, di sana dikatakan Tuhan 
membangkitkan seorang pembebas. Dalam Alkitab berbahasa Inggris yang 
saya baca (The Daily Bible – Harvest House Publishers), ayat 1-4 
mengatakan "God’s providential control". Jadi, ini semua berada dalam 
kuasa pengaturan Tuhan, bukan lagi manusia. Pada ayat 5-10 dikatakan 
bahwa "Israel is specially chosen", artinya Israel telah dipilih Tuhan 
secara khusus. Jadi, bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang telah 
memilih saya. Pada ayat 11-16 dikatakan bahwa "nothing to fear", saya 
yang saat itu merasa takut dan gentar, sangat dikuatkan dengan ayat 
ini. Pada ayat 17-20 dikatakan bahwa "needs to be provided", segala 
kebutuhan kita akan disediakan oleh-Nya. Perikop yang sering kali 
dibaca hanya sambil lalu saja, bisa menjadi rhema yang menguatkan 
untuk saya. Sungguh, Allah kita luar biasa.

Dalam berpolitik, yang paling sulit adalah kita berpolitik bukan 
dengan merusak rakyat, melainkan dengan mengajar mereka. Maka, saya 
tidak pernah membawa makanan, beras, atau uang kepada rakyat. Akan 
tetapi, saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin: 
yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang 
kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang 
dia kelola. Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi 
pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau 
mendengar aspirasi masyarakat. Saya selalu memberikan nomor telepon 
saya kepada masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai Bupati di 
Belitung. Pernah satu hari, ada seribu orang lebih yang menghubungi 
saya dan saya menjawab semua pertanyaan mereka satu per satu secara 
pribadi. Tentu saja, ada staf yang membantu saya mengetik dan 
menjawabnya, tetapi semua jawaban langsung berasal dari saya.

Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak 
mudah karena saya adalah adalah orang tionghoa pertama yang 
mencalonkan diri di sana. Dan, saya menerima banyak ancaman, hinaan 
bahkan cacian, persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat 
Nehemia akan membangun tembok di atas puing-puing tembok Yerusalem.

Hari ini, saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia 
supaya empat pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan 
Bhinneka Tunggal Ika, bukan hanya wacana saja bagi Proklamator Bangsa 
Indonesia, tetapi benar-benar menjadi fondasi untuk membangun rumah 
Indonesia untuk semua suku, agama, dan ras. Hari ini, banyak orang 
terjebak melihat realitas dan tidak berani membangun. Hari ini, saya 
sudah berhasil membangun itu di Bangka Belitung. Namun, apa yang telah 
saya lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan 
mengizinkan, saya ingin melakukannya dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih presiden atau gubernur tidak 
lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang 
telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah 
Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang 
diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati 
Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: kesaksian-life.blogspot.com
Alamat URL: http://kesaksian-life.blogspot.com/2012/10/kesaksian-ahok-wakil-gubernur-jakarta.html
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 3 April 2013


                             POKOK DOA

1. Mari kita doakan agar Tuhan Yesus terus menolong Basuki Cahaya 
   Purnama (Ahok) untuk mampu menjadi berkat dan teladan bagi semua 
   orang, terutama dalam dunia politik.

2. Kita juga berdoa untuk setiap Anak Tuhan yang terjun ke dalam dunia 
   politik, biarlah Tuhan Yesus selalu menyertai sehingga mereka bisa 
   menjadi terang dan teladan bagi rakyat Indonesia, dan mereka mampu 
   selalu berpegang pada firman Tuhan.

3. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus supaya setiap pemimpin Bangsa 
   Indonesia memperoleh hikmat dan kebijaksanaan yang dari Tuhan, agar 
   mereka dapat memimpin Negara Indonesia dengan baik, bijaksana, dan 
   sesuai dengan kehendak Tuhan.


"Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah 
   perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!" (1 Tawarikh 16:8) 
           < http://alkitab.sabda.org/?1Taw+16:8 >


         STOP PRESS: DAPATKAN POKOK DOA SELAMA BULAN PUASA: 
                  "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"!

Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa yang 
belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda bersatu hati untuk berdoa 
bagi saudara-saudara kita, khususnya bagi mereka yang akan 
melaksanakan ibadah puasa.

Jika Anda rindu untuk turut ambil bagian berdoa bagi bangsa, kami akan 
mengirimkan pokok-pokok doa dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa 
kita bersama. Untuk berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke: 
==> < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa dengan 
memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail mereka ke 
Redaksi e-Doa di: < doa(at)sabda.org >

Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia agar tangan 
Tuhan yang penuh kuasa memulihkan bangsa kita untuk hormat dan 
kemuliaan bagi nama-Nya. Selamat menjadi "penggerak doa" di mana pun 
Anda berada dan biarlah karya Tuhan terjadi di antara umat-Nya, 
khususnya bangsa Indonesia. Selamat berdoa.


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., Bayu dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org