Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/330

KISAH edisi 330 (5-6-2013)

Keberanian di Vietnam

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 330, 5 Juni 2013

KISAH -- Keberanian di Vietnam
Edisi 330, 5 Juni 2013

Salam kasih,

Amanat Agung adalah tugas yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita 
supaya kita memberitakan Injil. Bukan sesuatu yang mudah dan aman 
untuk kita bisa mewartakan Kabar Baik. Kita perlu memiliki keberanian 
dan keyakinan pada Tuhan Yesus bahwa Ia akan menyertai kita dalam 
memberitakan kabar sukacita ini. Dalam memberitakan kabar sukacita 
kita harus berserah penuh dan beriman kepada Tuhan. Keberanian menjadi 
faktor utama untuk melangkah memberitakan Injil. Hendaklah kita cerdik 
seperti ular dan tulus seperti merpati dalam memberitakan kabar baik. 
Seperti Vue pada edisi kesaksian kali ini, bagaimana keberaniannya 
dapat menjadi inspirasi bagi kita. Selamat menyimak.

Staf Redaksi KISAH,
Bayu
< http://kesaksian.sabda.org/ >


                     KEBERANIAN DI VIETNAM

Setelah penyatuan Vietnam pada tahun 1976 di bawah pemerintahan 
komunis, orang-orang Kristen sering kali dipandang sebagai agen-agen 
imperialisme Barat dan mereka secara brutal diserang dan diperlakukan 
semena-mena.

Seperti di Tiongkok, saat ini Vietnam juga meniru "Kapitalisme Komunis" 
sebagai usaha mendapatkan keuntungan dari perdagangan dunia. 
Pemerintah juga memodifikasi peraturan publik tentang agama supaya 
dunia luar melihat adanya perubahan dan keterbukaan sehingga 
pemerintah Vietnam dapat menjual hasil produksi mereka dan melakukan 
perdagangan.

Baru-baru ini, kontak kami mengunjungi perkumpulan orang-orang percaya 
dari gereja yang tidak terdaftar di gedung mereka dan bertemu dengan 
mereka secara terbuka. Mereka tidak menemukan kendala, hanya 
menghadapi sedikit campur tangan dari petugas Departemen Agama. Lebih 
dari itu, pemerintah telah mengizinkan beberapa pertemuan besar 
Kristen dalam beberapa tahun terakhir ini, pertemuan-pertemuan besar 
di mana ribuan orang berkumpul di luar gedung untuk beribadah dan 
mendengar khotbah.

Meski demikian, pemerintah sering kali masih menolak memberikan izin 
jauh-jauh hari bagi pertemuan-pertemuan seperti ini, sampai akhirnya 
memberikan izin beberapa jam sebelum pertemuan ini dimulai, dan sering 
kali polisi menghentikan bis berisikan orang-orang Kristen yang datang 
dari luar kota menuju ke dalam kota untuk menghadiri pertemuan-
pertemuan besar.

Sementara bagi orang-orang Kristen situasi di Vietnam membaik, 
khususnya di kota-kota besar, orang-orang percaya yang berasal dari 
antara lima puluh kelompok etnis minoritas Vietnam masih mengalami 
penganiayaan dari dua sisi: karena etnis mereka dan karena iman 
mereka.

Salah satu orang percaya dari kelompok suku adalah "Vue", mendapatkan 
kesulitan mempelajari Alkitab dalam Bahasa Vietnam. Ketika ia 
mendengar bahwa Alkitab dalam bahasa sukunya sudah ada di selatan, Vue 
memutuskan untuk menggunakan semua uang tabungan keluarganya untuk 
menempuh perjalanan 540 km untuk membeli Alkitab. Vue tahu bahwa dia 
dan keluarganya lebih membutuhkan Roti Kehidupan daripada beras, jadi 
dia melakukan perjalanan panjang dengan harapan memperoleh Alkitab 
untuk keluarga mereka dan orang percaya lainnya di desanya.

Ketika Vue akhirnya mendapatkan beberapa Alkitab ini, dia 
memasukkannya ke dalam tas ranselnya dan kembali berjalan pulang. 
Tetapi hanya berjarak beberapa kilometer dari rumahnya, polisi 
menghentikannya di suatu tempat persinggahan dan mereka memeriksa 
barang bawaannya. Mereka menyita banyak Alkitab bahasa suku dan 
menahan Vue.

Setelah pembebasannya sepuluh hari kemudian, Vue melanjutkan sisa 
perjalanan beberapa kilometer menuju rumah tanpa uang yang tersisa dan 
Alkitab, juga dia tidak mungkin lagi dapat membeli makanan untuk 
keluarganya. Mereka harus hidup dengan memakan akar-akaran yang mereka 
dapatkan setelah menggali di dalam hutan. Sampai akhirnya 1 minggu 
kemudian, orang-orang Kristen di desa mereka menyadari kebutuhannya 
dan datang membantu.

Vue, yang mengatakan bahwa keluarganya sering kelaparan selama 
berhari-hari, terus pergi menginjil di desa-desa sekitarnya. Polisi 
telah menahannya lebih dari empat belas kali, tetapi ia mengatakan 
bahwa ia tidak takut karena tahu Tuhan akan melindunginya. "Ketika aku 
di dalam penjara," katanya, "aku memuji Tuhan dan jika Dia 
menginginkan aku di sini, maka Dia akan melindungiku."

Sebagai orang percaya berlatar belakang suku seperti Vue yang hidup 
sungguh-sungguh dalam Kristus, mereka membuat banyak orang tertarik 
dan datang kepada-Nya. Orang-orang kecil di masyarakat tertarik dengan 
Allah Juru Selamat yang meninggalkan surga untuk menghadapi kematian 
di bumi supaya manusia memperbaiki hubungannya dengan Allah. Orang-
orang yang diajarkan untuk takut dan menyanjung roh-roh nenek moyang 
menjadi takjub mendengar tentang Allah yang ingin menjadi Bapa yang 
mengasihi mereka. Sekali saja mereka datang kepada Kristus, mereka 
menjadi menggebu-gebu mengabarkan Injil tentang Dia.

Pemerintah Vietnam tidak menyukai orang-orang seperti Vue yang 
mengenal Kristus, dan tentu saja pemerintah tidak ingin mereka 
bercerita kepada orang lain tentang Kristus. Meski demikian, ada 
ratusan ribu orang Kristen di antara beberapa etnis suku yang ada 
sekarang. Melewati sejarah dan waktu, kita melihat, mandat pemerintah 
tidak mampu menahan firman Tuhan (2 Timotius 2:8-9). Organisasi kami 
terus mendukung orang-orang percaya yang berani ini di Vietnam dengan 
melatih mereka, memberikan sepeda motor untuk penginjilan, mendukung 
siaran-siaran radio Kristen, membagikan buku-buku Kristen dan menolong 
keluarga-keluarga yang suaminya dipenjarakan karena Injil.

Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Januari - Februari 2013
Penulis     : Tidak dicantumkan
Penerbit    : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2013
Halaman     : 8 -- 9


                          POKOK DOA

1. Mengucap syukur kepada Tuhan Yesus atas keberanian Vue yang 
   mewartakan kabar sukacita di Vietnam, biarlah Tuhan Yesus selalu 
   melindungi mereka yang memiliki panggilan menjadi pemberita Injil 
   di Negara Vietnam.

2. Berdoa kepada Tuhan Yesus untuk setiap misionaris di seluruh 
   penjuru bumi, yang mengalami penganiayaan, kesulitan, dan 
   penderitaan agar mereka tetap kuat dan selalu bersandar kepada-Nya.

3. Teruslah bertekun dalam doa agar kita mengerti bahwa Tuhan Yesus 
   adalah setia, Ia akan selalu menguatkan dan melindungi kita di 
   tengah-tengah situasi sulit yang sedang kita hadapi.


"Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah 
dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya." (Efesus 3:12)
              < http://alkitab.sabda.org/?efesus+3:12 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., Bayu, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org