|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/kisah/132 |
|
KISAH edisi 132 (20-7-2009)
|
|
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
Edisi 132, 20 Juli 2009
PENGANTAR
Tuhan senantiasa memberikan perlindungan dan arahan kepada mereka
yang percaya kepada-Nya, terlebih lagi mereka yang mengasihi Dia.
Meskipun sering kali kita sebagai anak-Nya sering melukai hati-Nya,
tidak pernah sedetik pun ia meninggalkan dan membiarkan kita seorang
diri. Pertolongan yang Tuhan berikan tidak pernah terlambat,
meskipun terkadang kita melihat bahwa semua pintu sudah tertutup.
Ya, itulah Tuhan kita. Karena Ia begitu mengasihi kita, maka Ia
tidak akan membiarkan kita seorang diri. Ia pasti akan memberikan
pertolongan kepada kita, di waktu yang tepat dan dengan orang yang
tepat pula.
Pimpinan Redaksi KISAH,
Novita Yuniarti
http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________
KESAKSIAN
NYAWA CADANGAN
Tanggal 11 Februari 1998, 3 bulan sebelum krisis moneter dan
kerusuhan massal melanda bangsa kita ini, saya berjalan dengan tidak
memiliki prasangka apa-apa bahwa akan ada kejadian luar biasa yang
akan menimpa saya hari itu.
Saya ada di daerah Buaran, Bekasi, dekat dengan kota Legenda. Saat
itu pukul 16.00, dan peristiwanya terjadi begitu cepat. Saya
dirampok, dua peluru ditembakkan dari belakang oleh para perampok.
Saya jatuh tak berdaya, dengan tubuh bersimbah darah. Satu hal yang
saya pikirkan saat itu adalah sebentar lagi saya akan mati. Saya
menjadi sangat takut akan kematian, teringat anak saya yang masih
kecil, yang baru berusia 9 bulan. Kalau saya mati, siapa yang akan
mengurusnya? Bagaimana nanti dengan keluarga saya?
Saat itu, saya langsung berseru berdoa, "Darah Tuhan Yesus, tutup
bungkus saya!"
Mendadak sebuah ketenangan menyelimuti saya, saya percaya bahwa itu
hadirat Tuhan yang bersama dengan saya.
Masyarakat sekitar datang mengerumuni saya, mereka menghentikan
taksi dan meminta sopirnya membawa saya ke rumah sakit terdekat.
Taksi itu pun segera membawa saya ke Rumah Sakit Umum Bekasi. Setiba
di sana, kata dokter saya harus segera dioperasi darurat untuk
menyelamatkan nyawa saya. Tapi operasi seperti itu tidak bisa mereka
lakukan, saya harus dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
"Ya sudah, tunggu apa lagi, bawa saja saya ke sana," ujar saya
lemah.
Namun anehnya pihak rumah sakit menolak, katanya harus ada keluarga
yang datang dahulu mengurus administrasinya. Saya mengerti maksud
mereka, pasti masalah biaya. Dalam keadaan sekarat, soal hidup dan
mati seperti ini, saya tidak habis pikir mengapa mereka masih
melakukan itu. Saya pun segera telepon ke rumah, tapi ternyata di
rumah tidak ada orang.
Bagaimana ini, satu nomor lagi yang saya ingat hanyalah saudara saya
yang berkantor di Pamulang. Namun, dari Pamulang ke Bekasi sangatlah
jauh, butuh waktu beberapa jam perjalanan. Tapi saya tidak punya
pilihan, saya tetap harus meneleponnya.
Saudara saya, setelah menerima telepon saya, langsung menelepon
temannya yang memilki toko di Bekasi. Sebenarnya temannya itu sudah
menutup tokonya dan pulang. Namun entah mengapa, ada sebuah suara
kuat yang menyuruhnya kembali ke toko. Sehingga tepat saat ia tiba
di tokonya, saat itu pula juga telepon berbunyi. Saat itu telepon
seluler belumlah lazim digunakan seperti sekarang, bayangkan bila
temannya itu tidak kembali ke tokonya, saya tidak tahu apa yang akan
terjadi, saya mungkin tertahan dan meninggal di rumah sakit.
Karena dia terburu-buru ke rumah sakit, maka dia tidak sempat
membawa uang. Sesampainya di rumah sakit, administrasi rumah sakit
tidak mau menerima jaminan KTP-nya. Maka dia harus pulang kembali ke
rumah untuk mengambil uang. Setelah dia kembali dan membayarnya,
baru pihak rumah sakit mau melepas saya ke RSCM.
Sampai di RSCM, saya juga tertahan karena ada beberapa hal. Sehingga
masuk ruang operasi sudah pukul 21.00. Operasi yang harusnya
sesegera mungkin dilakukan untuk menyelamatkan nyawa saya, karena
pendarahan membuat darah saya hampir habis, tertunda selama 5 jam
lebih. Namun, penyelamatan yang cepat seperti yang kita harapkan
dari pihak medis itu tidak terjadi.
Hal itu menunjukkan bahwa kita tidak bisa bergantung pada usaha
manusia untuk menolong kita. Hanya satu tempat di mana kita bisa
bergantung, yang membuat saya bisa bertahan selama itu, yaitu
pertolongan Tuhan sendiri.
Saat operasi dimulai, saya pun dibius dan saya merasakan para dokter
segera bekerja membelah tubuh saya. Saya pun merasa melayang-layang,
masuk alam tidak sadar. Semuanya menjadi gelap, dan tubuh saya
menjadi sangat ringan melayang-layang, rasanya sangat mengerikan,
seperti berada dekat sekali dengan alam maut.
Saat melayang seperti itu, saya merasa tiba-tiba ditangkap oleh
sebuah kekuatan yang mengerikan. Saya tahu itu kuasa maut yang
menangkap saya, saya tidak bisa bergerak, disekap seperti akan mati.
Saya berteriak padanya bahwa saya adalah anak Tuhan Yesus! Raja di
atas segala raja! Maka kekuatan itu pun melepas saya. Hal itu
terjadi beberapa kali, perasaannya sama, seperti akan mati. Dan
setiap kali saya ditangkap, saya mengucapkan hal yang sama, kemudian
saya pun dilepas lagi melayang-layang.
Hal itu membuat saya menjadi kesaksian hidup pada Saudara saat ini,
dan telah membuktikan bahwa Yesus adalah sungguh Tuhan yang berkuasa
di alam roh dan alam maut. Malaikat maut takut dan patuh akan kuasa
nama-Nya di sana.
Operasi berlangsung selama 3,5 jam. Dengan banyak komplikasi karena
banyak organ tubuh saya yang terluka, yaitu ginjal, paru-paru, dan
hati. Paru-paru saya dijahit, dan hati saya harus dipotong
seperempatnya. Proses operasi itu, menurut dokter, harus
mengeluarkan semua organ saya dahulu, baru dikembalikan lagi.
Sehingga mereka khawatir timbul komplikasi saat tubuh coba
menyesuaikan dengan organ-organ itu lagi.
Setelah operasi, saya masih ada dalam masa kritis, sehingga selama
13 hari saya dirawat di ICU. Setelah melewati masa kritis, perawatan
dilanjutkan di bagian rawat inap.
Obat-obatan yang diberikan pada saya, membuat saya tidak bisa tidur
dan sangat gelisah. Hal apapun dapat membuat saya marah-marah karena
efek obat-obat itu. Belum lagi setiap inci dari tubuh saya sangat
sakit. Bagian apapun yang saya gerakkan sakitnya tidak terkira,
apalagi menggerakkan bagian-bagian besar seperti tangan atau kaki.
Dalam kesakitan dan kegelisahan yang luar biasa karena tidak bisa
tidur seperti itu, saya mendengar sebuah suara, "Mengapa kau masih
tergantung pada obat, bukankah Aku sudah menyembuhkan engkau." Saat
mendengar itu saya menangis, saya berdoa pada-Nya: "Tuhan ampuni
saya, saya lelah dengan keadaan seperti ini, berikanlah saya
ketenangan agar dapat tidur dan beristirahat."
Setelah itu, saya memutar lagu-lagu pujian dan penyembahan. Saat
mendengarkan lagu-lagu itu saya merasakan ketenangan melingkupi
saya. Bahkan setelah beberapa lagu, saya seakan ingin menari, tangan
saya bisa digerakkan tanpa terasa sakit. Demikian juga kaki saya
dapat saya gerakkan tanpa sakit, sungguh luar biasa!
Hal itu membuat saya ingin bangun dan turun dari tempat tidur.
Sehingga ayah saya yang sedang menjaga saya langsung
berteriak-teriak protes keberatan saat saya bangun dan ingin turun
dari tempat tidur. Itu benar-benar sungguh sebuah mukjizat. Saya
merasakan sebuah cahaya yang sangat terang di sekitar saya, dan
hadirat Tuhan terasa sangat nyata. Turun sebuah sukacita melimpah
memenuhi hati saya, sedemikian melimpahnya sukacita itu terus saya
rasakan sampai hari ini.
Tuhan itu sungguh sangat baik. Banyak hal tidak berkenan baginya
yang telah kita lakukan, tapi Dia tetap setia, asal kita
sungguh-sungguh bertobat dan minta ampun pada-Nya. Dia akan turun
tangan memulihkan hidup kita. Yang penting kita punya iman pada-Nya,
Tuhan akan bekerja dalam banyak cara dalam kehidupan kita.
Dokter yang menjadi kepala tim operasi berkata pada suster sesaat
setelah mengoperasi saya, "Ini orang punya nyawa cadangan." Setelah
melewati hal-hal yang sangat berat seperti itu, saya masih tetap
hidup. Tapi saya tahu benar bahwa saya tidak punya nyawa cadangan,
dan itu bukan karena kuat gagah saya. Tapi "nyawa cadangan" saya
terletak pada ffirman Tuhan yang berkata, "Dengan bertobat dan
tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu."
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama majalah: VOICE Indonesia, Vol. 83/2006
Penulis: TS/LM
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business`s Men
Fellowship International -- Indonesia dan Yayasan Usahawan
Injil Sepenuhnya Internasional (PUISI), Jakarta 2007
Halaman: 12 -- 15
______________________________________________________________________
Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya
kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan
berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.
(Maleakhi 4:2)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Maleakhi+4:2 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA
1. Mengucap syukur karena Kristus adalah sumber pertolongan kita.
Saat kita merasa jalan kita sudah buntu dan tak ada lagi
jalan keluar bagi kita, Dia selalu memberi jalan keluar yang
di luar dugaan kita.
2. Saat ini banyak orang-orang percaya yang sebenarnya merasakan
pertolongan Tuhan sungguh luar biasa, tapi tidak mau bersaksi.
Doakanlah supaya lebih banyak lagi orang yang bersaksi karena
pertolongan Kristus yang sungguh nyata dalam hidupnya.
3. Berdoalah supaya kita, orang-orang percaya, tidak hanya memiliki
rasa percaya saja pada Tuhan, namun juga mengenal pribadi-Nya,
sehingga kita tahu apa yang dikehendaki-Nya untuk hidup kita.
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |