|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/kisah/107 |
|
KISAH edisi 107 (26-1-2009)
|
|
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
Edisi 107, 26 Januari 2009
PENGANTAR
Terkadang, cara Tuhan memanggil anak-Nya untuk melayani Dia tidak
dapat kita tebak sebelumnya. Ada yang Ia panggil secara langsung
untuk melayani Dia, namun ada juga yang melalui serangkaian
peristiwa yang terjadi dalam hidup ini, baik yang menyenangkan dan
yang tidak. Namun, yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana
kita meresponi penggilan tersebut dan berusaha menyelesaikannya
sampai akhir. Seperti kesaksian berikut, di mana Corrie yang mulanya
adalah seorang gadis biasa dan sempat mengalami kepahitan hidup,
namun pada saat ia bersedia untuk taat pada yang Tuhan inginkan atas
hidupnya, maka Tuhan memakainya dengan luar biasa dan banyak orang
telah diberkati melalui pelayanannya. Melalui kesaksian berikut,
kita belajar untuk menanggalkan segala ego kita dan belajar
mengasihi pihak-pihak yang telah menyakiti kita.
Pimpinan Redaksi KISAH,
Novita Yuniarti
______________________________________________________________________
KESAKSIAN
THE HIDING PLACE
Akhirnya, Gestapo Nazi mengetahui juga adanya tempat persembunyian
di dalam rumah keluarga Ten Boom yang digunakan untuk menyembunyikan
orang Yahudi yang tengah dikejar-kejar Nazi. Orang-orang Yahudi ini
mereka tampung di dalam rumah itu secara rahasia, menunggu
kesempatan untuk menyelundupkan mereka ke luar kota, ke daerah yang
lebih aman.
Sekarang seluruh keluarga Ten Boom itu digiring ke mobil tahanan.
Sebelumnya, Bapak Ten Boom telah ditantang oleh perwira Gestapo
dengan pertanyaan, "Apa kata Alkitabmu tentang keharusan tunduk pada
pemerintah?"
Bapak Ten Boom dengan tenang menjawab, "Kadang-kadang kita
diharuskan memilih antara Tuhan dan manusia."
Maka berdasarkan inilah keluarga Ten Boom telah memilih jalan yang
pahit dan mengundang maut ke dalam rumah mereka. Mereka, oleh karena
imannya yang teguh, telah memberanikan diri menentang kebiadaban
Nazi yang meneror setiap orang yang berani mengulurkan tangan kepada
orang-orang Yahudi semata-mata karena dorongan kasih-Nya!
Berkatalah perwira itu lagi, "Asalkan Anda berjanji tidak berbuat
yang bukan-bukan, Anda akan saya bebaskan dari tuduhan."
Dan inilah jawaban bapak Ten Boom yang sudah kakek-kakek itu, "Bila
saya dibebaskan, saya akan tetap membuka pintu saya bagi siapa pun
yang butuh pertolongan."
Maka tanpa ampun lagi, keluarga itu pun diangkutlah ke rumah
tahanan. Bapak Ten Boom tak lama kemudian meninggal dunia karena
sakit. Ia dimakamkan di tanah pemakaman pengemis oleh karena tak ada
lagi sanak keluarga yang bisa mengurusi jenazahnya. Kedua anak
perempuannya, Betsie dan Corrie, dibawa ke kamp konsentrasi di
Ravensbruck. Mereka dan semua tahanan lainnya diharuskan kerja paksa
dari pukul 05.30 sampai pukul 19.00 dengan imbalan bubur cair!
Selama 7 hari dalam seminggu.
Tak ayal, Betsie yang tidak begitu kuat, sempoyongan mengangkut
keranjang besar berisi tanah urukan. Dan ia, setengah bergurau,
setengah mengeluh, berucap kepada seorang penjaga, "Cuma sebeginilah
yang bisa saya kerjakan, bila lebih tentu saya akan ambruk."
Ia yang mengharapkan pengertian dan belas kasihan, terpukau melihat
penjaga itu menghampirinya dengan wajah bengis. Kemudian cambuk
berkali-kali menghantam tubuhnya. Ia pun terjatuh, sementara Corrie
dengan sebuah beliung di tangannya, berlarian hendak menyerang
penjaga itu. Corrie dengan susah payah berhasil dicegah oleh
teman-temannya. Ia mendekap Betsie yang terkulai. Ia menangis
menyaksikan keadaan Betsie yang begitu lemah, tapi harus mengalami
penyiksaan.
Tapi apa yang dibisikkan Betsie? "Jangan membenci, Corrie. Jangan
membenci." Sebuah kalimat yang menyentuh hati Corrie dan yang
selanjutnya menjadi pegangan bagi Corrie untuk mengadakan
penginjilan ke seluruh dunia. Pertama-tama (seusai Perang Dunia II)
ke negeri Jerman. Padahal Betsie sementara itu telah meninggal dunia
di dalam kamp konsentrasi. Namun, Betsie itu pulalah yang telah
berpesan terakhir kali, "Beritakan kepada seluruh dunia, bahwa
betapapun dalamnya lembah kesengsaraan seseorang, tangan kasih Yesus
masih tetap akan mampu menjangkaunya dan menariknya keluar.
Beritakanlah, karena kita sendiri sudah mengalaminya dan melihat
kebenaran-Nya."
Beruntunglah Betsie yang telah sempat menjadi pelita di dalam kamp
yang penuh kengerian, penyiksaan, dan penderitaan itu. Beruntung
pulalah Corrie, yang sampai usianya yang lebih dari 80 tahun, telah
diberi kesempatan mengunjungi lebih dari enam puluh negara dengan
pemberitaannya tentang kasih yang mahabesar itu. Kasih-Nya itu yang
telah memungkinkan tangan Corrie terulur kepada si penjaga yang dulu
telah menyiksa kakaknya.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Untaian Mutiara
Penulis: Betsy T.
Penerbit: Gandum Mas, Malang
Halaman: 26 -- 28
______________________________________________________________________
"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga
aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela"
(Mazmur 32:7)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+32:7 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA
1. Mengucap syukur untuk keberadaan orang-orang percaya yang telah
menjadi berkat bagi kita. Mari belajar dari hidup mereka agar
kita pun dapat menjadi berkat bagi orang lain.
2. Berdoalah bagi setiap orang percaya yang saat ini belum mau
meresponi panggilan Allah dalam hidupnya, agar Tuhan merobohkan
setiap benteng-benteng yang dibangun oleh iblis yang menyebabkan
mereka ragu untuk melayani Tuhan.
3. Doakan juga untuk setiap orang percaya yang telah bersedia
memberikan seluruh hidup mereka untuk melayani Tuhan, agar mereka
tetap kuat dan setia dalam melayani Tuhan.
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |