Mukjizat dari Kuasa Doa
"Aku mengatakan kepada semua orang bahwa Tuhan tidak akan membiarkan ayahku meninggal!"
Pada pagi hari, tanggal 27 April 2003, istri saya bangun untuk berangkat kerja sekitar jam 5 pagi. Dia berpaling melihat ke arah saya karena dia pikir saya "bernapas dengan aneh". Setelah diperiksa lebih dekat, saya dalam keadaan -- oleh para dokter disebut sebagai aspirasi -- pingsan, berkeringat deras, dan tidak responsif. Istri saya menelepon 911, dan tiga kendaraan darurat dan dua mobil polisi ada di rumah kami dalam hitungan menit.
Nah, jangan lupa, anak laki-laki saya, 4, 11, dan 14 tahun tertidur lelap sampai sirene dan lampu membangunkan mereka. Itu cukup traumatis dan sesuatu yang tidak akan pernah mereka lupakan! Istri saya membawa anak kami yang paling kecil ke kamar tidur anak kami yang paling besar.
Petugas pemadam kebakaran/petugas medis mengalami kesulitan mengangkat saya yang memiliki tinggi 6'5 (198 cm - Red.) dan berat 240 lb (108 kg - Red.) keluar dari rumah ke atas brankar. Pasti itu menjadi tontonan bagi tetangga karena mereka harus membawa saya keluar dari pintu kaca geser dan mengitari rumah!
Saya dibawa ke rumah sakit setempat tempat dokter menstabilkan saya, dan diagnosis awal mereka adalah saya menderita serangan jantung. Karena saya masih tidak sadar, saya kemudian dipindahkan ke rumah sakit lain yang lebih sesuai dengan jenis trauma ini, dan setelah sekitar 4 jam di St. Joseph di Tacoma, istri saya diberi tahu bahwa saya menderita "shock septic dan gagalnya multisistem organ dengan gagal ginjal akut dan gagal napas".
Saya memiliki sekitar 139.000 hitung darah merah. Denyut nadi saya adalah 173/130 dan seterusnya. Saya benar-benar bergantung total pada alat untuk tetap hidup dan dalam keadaan koma! Itu benar-benar buruk! Saya diintubasi (tabung di hidung dan tenggorokan menuju ke paru-paru saya) dan berbaring koma di ranjang rumah sakit selama empat hari berturut-turut tanpa ada respons atau tanda yang menggembirakan. Dokter mengajukan semua pertanyaan; mereka bahkan menganggapnya sebagai kasus SARS (sindrom pernapasan akut - Red.), dan bertanya apakah saya sebelumnya berada di luar negeri.
Bagian terburuknya adalah ketika polisi mulai menanyai istri saya. Mereka bertanya kepadanya, dan beberapa teman dan anggota keluarga kami, "Apakah kami memiliki masalah pernikahan?" Mereka bertanya tentang "berbagai masalah dengan hubungan kami". Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan polisi saat mereka mencurigai kemungkinan adanya permainan kotor, tetapi pastinya itu adalah sesuatu yang tidak perlu didengar oleh seorang istri yang sedang berduka. Saya yakin Anda tahu apa yang saya maksud!
Sementara itu, orangtua saya pun terbang kembali dari Meksiko, tempat mereka menghabiskan tujuh bulan dalam setahun itu, berada di samping tempat tidur saya. Pada malam itu, para dokter membawa mereka dan istri saya ke luar kamar rumah sakit dan mengatakan bahwa situasinya "sudah sangat tanpa harapan" dan mereka tidak tahu penyebab peristiwa ini. Semua organ vital saya penuh dengan infeksi dan para dokter akhirnya mengajukan pertanyaan yang tak terelakkan -- apakah saya memiliki keinginan untuk hidup? Mereka juga menanyakan apakah saya adalah pendonor organ. Karena saya "meninggal secara klinis", mereka bertanya apakah saya pernah meninggalkan pesan tentang berapa lama saya ingin terus tetap hidup dengan bantuan alat, atau semacam itu.
Tak perlu dikatakan bahwa itu benar-benar membuat istri dan orangtua saya ketakutan. Belum lagi anak laki-laki saya, yang terus bertanya bagaimana keadaan ayah mereka. Anak saya yang kecil yang berumur empat tahun, Jady, mengajak teman-teman sekelas prasekolahnya berdoa karena "dia membutuhkan ayahnya lebih daripada Allah saat ini".
Selama minggu itu, keluarga saya, sesama anggota gereja, dan teman-teman datang ke tempat tidur saya. Kulit saya berwarna kuning yang disebabkan penyakit kuning akibat hati saya tidak berfungsi. Mata saya tergulung terbalik sehingga yang bisa Anda lihat hanyalah "warna putih", atau mungkin seharusnya saya katakan "warna kuning" di mata saya.
Pada malam itu, Pendeta Senior dan Pendeta Pemuda, yang telah bekerja sama dengan saya selama lima tahun, mendoakan saya sampai jam kunjung berakhir. Semua orang sepertinya sedang mengucapkan selamat tinggal. Setelah semua orang pergi, sepupu kedua saya masuk, untuk pertama kalinya, tepat pada akhir jam kunjungan, sekitar pukul 10 malam. Saya ingat, saya terbangun, tidak tahu di mana saya berada, atau mengapa saya berada di sana diikat di tempat tidur dengan tabung-tabung dan mesin rumah sakit di mana-mana. Sepupu saya di sana dan dia duduk di samping tempat tidur saya sambil berdoa.
Nah, jangan lupa, saya dipasangi tabung-tabung di setiap bagian tubuh saya, jadi saya sama sekali tidak bisa berkomunikasi. Saya juga ditahan di tempat tidur karena menurut para staf, saya terus mencoba menarik tabung infus dan tabung lain dari tubuh saya selama kejang otot, dan setelah itu saya tidak tahu mengapa atau di mana saya berada! Jadi, sepupu saya mengangkat kepalanya dan saya menatapnya.
Saya tidak akan pernah, dalam sejuta tahun, melupakan ekspresi wajahnya, rasanya seakan-akan dia melihat hantu! Matanya penuh dengan air mata dan dia berkata, "Jeff, kau tahu siapa saya?" Saya mencoba menganggukkan kepala saya dan berusaha keras untuk berbicara, tetapi tidak bisa. Dia menanyakan apakah saya tahu apa yang terjadi, saya menggelengkan kepala. Dia memanggil perawat dan melanjutkan menceritakan kisah mengagumkan tentang bagaimana saya koma selama hampir lima hari.
Dalam beberapa jam, hampir seluruh keluarga saya berada di samping tempat tidur saya dan meskipun saya tidak dapat berbicara, semua orang menangis dan memeluk saya. Sebelum saya mengetahuinya, saya dikelilingi oleh sebagian besar orang-orang yang istimewa dalam hidup saya. Hal yang paling berharga yang saya ingat adalah anak saya yang berusia empat tahun berkata, "Aku mengatakan kepada semua orang bahwa Allah tidak akan membiarkan ayahku meninggal!" Tangan kecilnya meraih jari saya dan saya melihat ke wajah mungil itu. Itu adalah perasaan yang tidak bisa dijelaskan, tetapi itu adalah pengalaman yang telah mengubah seluruh fokus hidup saya.
Para dokter masih belum bisa menjelaskan penyakit saya yang mendadak itu dan juga tidak tahu penyebabnya. Dengan pengakuan dokter, maka peristiwa itu tak lain adalah sebuah keajaiban! Keesokan harinya, tabung dikeluarkan dari hidung dan tenggorokan saya, dan lima hari kemudian saya keluar dari rumah sakit.
Jadi, percaya atau tidak, itu masih versi pendeknya. Bahkan, sekarang saya masih memulihkan diri. Saya mengalami banyak kerusakan otot degeneratif dan terutama stroke setelahnya, jadi meski masih banyak penyembuhan yang harus saya lakukan, saya senang Allah memberi saya kesempatan kedua.
Saya masih menunggu semacam "pencerahan" atau "tanda" mengenai mengapa hidup saya diselamatkan", tetapi hal itu masih belum terjadi. Saya masih menjadi sangat emosional saat saya berbaring, dan Jady saya yang berusia empat tahun "datang dan menempelkan telinganya ke dada saya untuk memastikan jantung Ayah bekerja dengan baik".
Ini hanyalah sekilas tentang kisah saya. Jelas ada lebih banyak hal yang terjadi di balik layar. Karena saya koma, saya memiliki sebagian besar informasi dari istri dan keluarga saya. Saya ingat ketika saya cukup rasional untuk menyadari apa yang telah terjadi, saya membaca laporan medis saya dan tidak dapat memercayai semua yang telah terjadi pada diri saya.
Ada satu hal yang saya ingat dengan jelas saat berada dalam keadaan koma: Saya ingat pernah mendengar doa, doa terus-menerus di alam bawah sadar saya (saya kemudian mengetahui bahwa kisah saya benar-benar telah dikirim melalui email ke seluruh dunia dan saya didoakan dengan sungguh-sungguh). Saya percaya karena itulah saya hidup.
Jangan pernah meremehkan kuasa doa! Percayalah pada mukjizat, dan pegang anak-anak dan orang-orang terkasih Anda sedikit lebih erat.
Peluklah mereka lebih sering dan ingat bahwa Anda tidak pernah terlalu sering berkata, "Aku mencintaimu."
Saya bersyukur bisa hidup untuk menceritakan kisah ini dan saya memberikan semua kemuliaan kepada Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus!
Kisah ajaib ini disampaikan oleh "J.A." dari WA. (t/Jing-Jing)
Download Audio
POKOK DOA
- Berdoalah kepada Tuhan Yesus untuk Jeff dan keluarganya supaya iman mereka semakin bertumbuh dalam Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Berdoa juga untuk mereka supaya mau ambil bagian dalam pelayanan dan menjadi saksi bagi kemuliaan nama Tuhan.
- Berdoa kepada Tuhan Yesus untuk pelayanan pendoa bagi orang sakit. Kiranya Tuhan memakai mereka untuk membawa jiwa-jiwa kepada pengenalan akan Allah. Dan, kehadiran mereka membawa sukacita bagi pasien dan keluarga yang sedang merawat pasien.
- Mari kita juga berdoa untuk setiap perizinan dari pihak rumah sakit Indonesia supaya memberi kelonggaran waktu bagi tim pendoa yang mau mendoakan setiap pasien yang sedang dirawat.
Dan, segala sesuatu yang kamu minta dalam doa, percayalah, kamu akan menerimanya. (Matius 21:22, AYT)
|